KETERLIBATAN MASYARAKAT DALAM PROSES PELINGKUPAN
KETERLIBATAN MASYARAKAT DALAM PROSES PELINGKUPAN
Keterlibatan masyarakat dalam AMDAL diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang AMDAL dan secara lebih spesifik dalam Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor 08/ 2000. Aturan-aturan ini memberi peran bagi masyarakat untuk memberi masukan dalam proses pelingkupan dan penilaian dokumen-dokuman AMDAL.
Pada intinya, upaya melibatkan masyarakat dalam AMDAL diharapkan mencakup: • pengumuman di media massa untuk mengundang tanggapan masyarakat; • konsultasi masyarakat pada tahap penyusunan KA-ANDAL; dan • keikutsertaan wakil masyarakat dalam proses penilaian dokumen-dokumen AMDAL.
Pada tahap pelingkupan, keterlibatan masyarakat yang disyaratkan adalah pengumuman dan konsultasi masyarakat. Masukan dan tanggapan dari masyarakat harus dipakai dalam proses menentukan lingkup kajian ANDAL.
Secara lebih spesifik, dalam proses menentukan lingkup ANDAL, masukan dan tanggapan masyarakat dipakai untuk: • menambahkan atau mengklarifikasi informasi tentang komponen lingkungan hidup (penerima dampak). Dalam buku ini, menjadi input pada Bab 3; • mengidentifikasi calon (dugaan) dampak potensial. Dalam buku ini, menjadi input di Bab 4; dan • menambahkan kriteria pemilihan dampak penting yang perlu dikaji. Dalam buku ini, menjadi input di Bab 4.
Masukan atau tanggapan yang diterima dari masyarakat harus diolah sebelum dipakai sebagai input proses pelingkupan. Ini disebabkan karena masukan atau tanggapan tersebut mungkin jumlahnya banyak dan beragam jenisnya. Jenis-jenis masukan/tanggapan yang diterima antara lain:
• informasi deskriptif tentang keadaan lingkungan sekitar (”ada hutan bakau” atau ”banyak pabrik buang ke sungai X”); • kekhawatiran tentang perubahan lingkungan yang mungkin terjadi (”jangan sampai kita kekurangan air” atau ”tidak senang
adanya tenaga kerja dari luar”); dan • harapan tentang perbaikan lingkungan atau kesejahteraan akibat adanya rencana kegiatan (”minta disediakan air bersih” atau
”minta pemuda setempat diperkerjakan”). Perlakuan terhadap jenis masukan/tanggapan tersebut harus berbeda untuk mengoptimalkan manfaatnya untuk proses pelingkupan.
Perlakuannya antara lain sebagai berikut. • Informasi deskriptif dapat langsung dipakai untuk mengisi checklist atau matriks. Namun, ada baiknya informasi ini dicocokkan
dahulu dengan hasil pengamatan lapangan yang dilakukan oleh tim Pelaksana Kajian. • Kekhawatiran dan harapan harus diterjemahkan dahulu oleh tim (sebaiknya oleh ahli sosial) agar akar permasalahan dapat diketahui. Misalnya, masyarakat menyampaikan harapan agar rencana kegiatan dapat memperkerjakan tenaga kerja lokal
sebanyak-banyaknya. Hal ini sebaiknya ditelusuri kembali dasarnya. Oleh ahli sosial, harapan ini dapat diterjemahkan sebagai langkanya kesempatan kerja formal dan menurunnya produktivitas sektor pertanian. Sehingga, pada daftar dampak potensial di bidang sosial-ekonomi, dapat ditambahkan isu pola mata pencarian dan kesempatan kerja. Sejalan dengan itu, kekhawatiran warga bahwa ”air sumur tidak dapat digunakan lagi” dapat diterjemahkan sebagai “sudah terjadi penurunan kualitas dan/atau kuantitas air tanah di sekitar lokasi”. Dengan demikian, dampak potensial akan mencakup komponen lingkungan air bawah- tanah (kualitas dan kuantitas). Bahkan penolakan terhadap rencana kegiatan juga harus diterjemahkan dan dicari pangkal dari penolakan tersebut. Jika ditelusuri, penolakan dapat bersumber pada kekhawatiran tentang suatu dampak.
• Kekhawatiran dan harapan juga dapat digunakan sebagai kriteria pemilihan dampak yang perlu dikaji dalam ANDAL (lihat penjelasan di Bab 4 buku ini). Untuk contoh di atas, kriteria dapat meliputi 1) pengaruh pada peluang tenaga kerja dan 2) pengaruh pada ketersediaan air bersih.
32 Panduan Pelingkupan dalam AMDAL
Highlight Bab 3
1. Rona Lingkungan Hidup adalah salah satu input utama dari proses pelingku- pan.
2. Esensi mengenal rona lingkungan hidup adalah mengidentifikasi komponen lingkungan hidup yang berpotensi terkena dampak akibat rencana kegiatan.
3. Informasi yang perlu diketahui tentang komponen lingkungan hidup termasuk karakteristik dari komponen geofisik, biologi, sosial-ekonomi-budaya serta kesehatan masyarakat. Juga perlu dikenali kondisi masing-masing komponen tersebut di lokasi kegiatan dan sekitarnya.
4. Pelingkupan perlu menyebutkan jika masih ada alternatif lokasi yang dipertim- bangkan oleh pemrakarsa untuk komponen kegiatan tertentu.
5. Setiap alternatif yang masuk dalam lingkup kajian akan mempengaruhi proses identifikasi dampak potensial dan dampak penting hipotetik, lokasi konsultasi masyarakat, serta penentuan wilayah studi dan waktu kajian.
6. Jika tidak ada lagi alternatif lokasi yang dipertimbangkan pemrakarsa, seluruh proses pemilihan lokasi harus dirangkum dalam dokumen KA-ANDAL teru- tama pertimbangan lingkungan yang telah dilakukan.
7. Pelingkupan perlu juga mengenal kegiatan lain di sekitar lokasi kegiatan. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui adanya kegiatan lain yang mungkin telah menimbulkan pencemaran atau kerusakan pada komponen lingkungan hidup yang akan terkena dampak oleh rencana kegiatan yang baru.
Mengenal Rona Lingkungan Hidup