Kriteria untuk Evaluasi Dampak Potensial

Kriteria untuk Evaluasi Dampak Potensial

Pada tahap pelingkupan, informasi yang dimiliki mungkin masih terbatas sehingga sulit untuk menggunakan 6 (enam) kriteria dampak penting yang ditentukan dalam peraturan pemerintah (lihat Lampiran A). Untuk memilih dampak yang perlu dikaji, kriteria yang lebih sederhana dapat dikembangkan menggunakan 6 kriteria dampak penting tersebut sebagai pedoman umum. Yang penting diupayakan adalah kriteria evaluasi dapat dipakai meskipun informasi yang dimiliki masih terbatas, seperti hasil kunjungan lapangan, konsultasi masyarakat, analisis data sekunder, dan kajian peraturan terkait.

Sebagai contoh, kriteria evaluasi dampak potensial dapat terdiri dari 4 pertanyaan, yaitu:

1. Apakah beban terhadap komponen lingkungan tertentu sudah tinggi? Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data sekunder dan kunjungan lapangan.

2. Apakah komponen lingkungan tersebut memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat sekitar (nilai sosial dan ekonomi)

dan terhadap komponen lingkungan lainnya (nilai ekologis) (sehingga perubahan besar pada kondisi komponen lingkungan tersebut akan sangat berpengaruh pada kehidupan masyarakat dan keutuhan ekosistem)? Hal ini dapat dilihat dari hasil kunjungan lapangan.

3. Apakah ada kekhawatiran masyarakat yang tinggi tentang komponen lingkungan tersebut? Hal ini dapat dilihat dari terjemahan hasil konsultasi masyarakat.

4. Apakah ada aturan atau kebijakan yang akan dilanggar dan atau

dilampaui oleh dampak tersebut? Hal ini dapat dijawab dengan mempelajari peraturan-peraturan yang menetapkan baku mutu lingkungan, baku mutu emisi/ limbah, tata-ruang, dan sebagainya.

Setiap dampak potensial (dari langkah sebelumnya) ditapis dengan 4 pertanyaan diatas. Jika salah satu pertanyaan dijawab dengan ‘ya’, dampak potensial tersebut dikategorikan sebagai dampak penting hipotetik yang harus dikaji dalam ANDAL. Jadi, jika kunjungan lapangan tidak mengindikasikan adanya beban terhadap suatu komponen lingkungan namun hasil konsultasi masyarakat (yang telah dikaji dan konfirmasi oleh para ahli) menunjukkan bahwa masyarakat sangat mengkhawatirkan kelestarian komponen lingkungan tersebut (mungkin karena kegiatan ekonomi mereka sangat tergantung pada komponen lingkungan tersebut), dampak potensial tersebut sebaiknya dikaji dalam ANDAL.

Jika ada dampak yang jawabannya adalah ‘tidak diketahui’, dampak tersebut perlu dikaji dalam ANDAL. Tujuannya adalah untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi lebih

Pelingkupan Dampak Penting Pelingkupan Dampak Penting

Dampak potensial yang ‘lolos’ dari kriteria tersebut dapat dieliminasi dari proses selanjutnya karena dampak tersebut dikategorikan sebagai dampak tidak penting. Artinya, dampak- dampak potensial ini tidak perlu dikaji dalam ANDAL.

Jika contoh daftar dampak potensial dari Tabel 7 digunakan kembali, tabelnya akan berubah seperti dibawah ini (lihat tabel 8).

Tabel 8. Contoh tabel evaluasi dampak potensial untuk kegiatan pertambangan batubara

Kolom paling kanan menunjukkan dampak yang perlu/akan dikaji dalam ANDAL. Inilah yang disebut sebagai ’dampak penting hipotetik’ dalam Permen LH 08/2006.

Agar ’dampak penting hipotetik’ ini jelas, informasi diatas harus dilengkapi dengan informasi tentang lokasi, rentang waktu, parameter lingkungan serta arah kajian (lihat Bab 1 tentang pernyataan dampak hipotetik yang lengkap). Untuk contoh kasus pertambangan yang digunakan, pernyataan dampak penting hipotetik adalah sebagai berikut.

1. Perubahan bentang alam yang diakibatkan oleh penambangan batu-bara secara terbuka dan pembangunan jalan di Kecamatan X dan Y yang dapat berpenga- ruh pada penerimaan masyarakat sekitar terhadap rencana kegiatan. Kajian akan mempelajari dampak perubahan bentang alam pada tahap persiapan, operasi, dan pasca-operasi tambang.

44 Panduan Pelingkupan dalam AMDAL

2. Perubahan sifat fisik dan kimia tanah yang diakibatkan oleh pengupasan lapisan tanah pucuk untuk penambangan dan pembangunan jalan di Kecamatan X dan Y yang dapat berpengaruh pada kesuburan tanah untuk pertanian/ perladangan masyarakat sekitar. Kajian akan mempelajari dampak perubahan bentang alam pada tahap persiapan, operasi, dan pasca-operasi tambang.

3. Penurunan kualitas air sungai yang diakibatkan oleh pengupasan lapisan tanah pucuk untuk penambangan dan pembangunan jalan di Kecamatan X dan Y yang dapat berpengaruh pada pemakaian air sungai sebagai air baku PDAM setempat, sebagai sumber air irigasi untuk pertanian/ perladangan masyarakat, serta pemakaian air sungai untuk transportasi. Kajian akan dilakukan pada musim hujan (debit tinggi) dan musim kemarau (debit rendah). Kajian akan mempelajari dampak perubahan bentang alam pada tahap persiapan, operasi dan pasca-operasi tambang.

4. Perubahan pola mata pencarian masyarakat akibat perubahan fungsi lahan dan terbukanya peluang kerja. Ini dapat berpengaruh pada tingginya penghasilan masyarakat (peningkatan atau pengurangan), dan pada berkurangnya tenaga kerja yang terlibat dalam sektor pertanian/perladangan. Kajian ini akan mengantisipasi dampak ini pada tahap operasi, dan pasca-operasi tambang.