15 mempertanggungjawabkan segala resiko dan kemungkinan-kemungkinan yang
terjadi atas tugas dan pekerjaan, wewenang serta tanggung jawabnya. Berdasarkan beberapa pengetian diatas dapat disimpulkan bahwa
penempatan karyawan merupakan suatu usaha untuk menyalurkan kemampuan karyawan sebaik-baiknya dengan jalan menempatkan karyawan pada posisi atau
jabatan yang paling sesuai untuk memperoleh prestasi kerja yang optimal.
2.2.1 Faktor-faktor Penempatan
Menurut Sastrohardiwiryo 2009:117-118 menempatkan tenaga kerja, harus mempertimbangkan beberapa faktor yaitu :
1 Prestasi akademiklatar belakang pendidikan. 2 Pengalaman.
3 Kesehatan fisik dan mental. 4 Status perkawinan.
5 Tenaga kerja yang masih muda memiliki fisik yang masih kuat, sedangkan tenaga kerja yang sudah tua lebih cocok apabila ditempatkan pada
jabatan yang memerlukan olahan nalar pemikiran, pembuatan konsep atau keadministrasian.
Penempatan karyawan berkaitan dengan pencocokan seseorang dengan jabatan yang dipegangnya. Pencocokan itu meliputi kebutuhan perusahaan
terhadap pengetahuan karyawan dan ketrampilan karyawan. A.
Pengetahuan Pengetahuan adalah mencakup segala hal yang pernah diketahui tentang
suatu obyek tertentu. Pengetahuan seseorang dapat diperoleh melalui
Universitas Sumatera Utara
16 pendidikan formal, informal, membaca buku, maupun dari pengalaman
orang lain. Pengetahuan yang dimilki karyawan diharapkan dapat membantu dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab pekerjaannya.
Berdasarkan hal tersebut karyawan dituntut untuk memilki pengetahuan yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang akan dilakukannya, sehingga
karyawan dapat dengan cepat menyesuaikan diri dengan pekerjaan barunya dan dapat dengan cepat mempelajari tugas-tugas yang menjadi
tanggung jawabnya dan mengurangi biaya dalam pelaksanaan pelatihan terhadap upaya peningkatan prestasi kerjanya.
B. Keterampilan
Keterampilan berasal dari kata terampil yang berarti cakap, mampu, dan cekatan dalam menyelesaikan tugas atau pekerjaan. Dengan meningkatnya
keterampilan karyawan maka diharapkan pekerjaan dapat diselesaikan sesuai dengan rencana sebelumnya sebab karyawan menguasai
keterampilan tertentu dalam bekerja, sehingga diharapkan tidak diperlukan pengawasan karena hambatan dalam menyelesaikan pekerjaan teratasi.
Faktor pengalaman perlu diperhatikan dalam penempatan karyawan, pengalaman merupakan pekerjaan yang sejenis yang pernah dilakukan karyawan.
Menurut Siswanto 2005:89
pengalaman kerja banyak memberikan kecenderungan bahwa karyawan memiliki keahlian dari keterampilan kerja yang
relative tinggi. Sebaliknya sedikit keterbatasan pengalaman bekerja yang dimiliki oleh karyawan yang memiliki pengalaman dapat langsung memegang suatu tugas
Universitas Sumatera Utara
17 dan pekerjaan karena mereka hanya memerlukan latihan dan petunjuk yang
relative singkat. faktor kesesuaian dalam penempatan diantaranya adalah:
a. Kesesuaian Pengetahuan
Sedarmayanti 2000:39 mengemukakan bahwa penempatan seseorang ke posisi yang ttepat adalah dengan adanya kesesuaian orang dengan
pekerjaan, yaitu mencocokan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan orang dengan karakteristik pekerjaan.
Pengetahuan knowladge merupakan suatu kesatuan informasi yang terorganisir yang biasanya terdiri dari sebuah fakta atau prosedur yang
diterapkan secara langsung terhadap kinerja dari sebuah fungsi. Mulyasa 2002:38 mengungkapkan bahwa “Pengetahuan adalah suatu kesadaran
dalam bidang kognitif” artinya seseorang mengetahui metode penyelesaian tugas dengan baik, dan lebih lanjut Mulyasa mengemukakan bahwa
pengetahuan ini dapat diperoleh bisa berupa pengalaman kerja atau pendidikan yang telah diperolehnya, dan pendidikan sangat diharapan dari
seseorang individu untuk mengerjakan sesuatu pekerjaan yang menjadi tugasnya.
Kesesuai pengetahuan yang dimiliki oleh Seorang karyawani dengan kualifikasi pekerjaan yang ditempati paling tidak dapat dilihat dari
indikator-indikatr seperti: a. Pendidikan formal.
b. Pengalaman kerja.
Universitas Sumatera Utara
18 c. Pengetahuan teknis terhadap pekerjaan.
b. Kesesuaian Keterampilan
Keterampilan skiil merupakan suatu kompensasi yang diperlihatkan dalam kinerja melalui prilaku yang dapat diamati atau seluruh perilaku
yang mengarah pada suatu hasil yang diamati. Sehubungan dengan itu Mulyasa 2002:38 mengungkapkan bahwa : keterampilan adalah sesuatu
yang dimiliki oleh individu untuk melakukan tugas pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Keterampilan merupakan kedalaman psikomotorik
yang dimiliki oleh seseorang dalam menyelesaikan tugasnya, misalnya dengan keterampilan memanfaatkan alat bantu, karyawan mampu
menyelesaikan tugas yang diberikan secara efektif dan efesien. Apabila pekerjaan itu bersifat fisik, diperlukan kekuatan otot, kesehatan
badan dan sebagainya, Keragaman menimbulkan perasaan kompeten yang lebih besar bagi karyawan, karena mereka dapat melakukan jenis
pekerjaan yang berlainan dan dengan cara yang berbeda. Lebih lanjut Mulyasa menjelaskan bahwa keterampilan seseorang dapat diperoleh
melalui diklat – diklat kepemimpinan, diklat teknisfungsional dan kursus- kursus atau berdasarkan pengalaman kerja.
Kesesuaian keterampilan yang dimiliki karyawan dengan kualifikasi pekerjaan yang ditempati paling tidak dapat dilihat dari indikator-
indikator seperti: a. Penguasaan dalam penggunaan teknologi.
b. Diklat-diklat yang pernah diikuti.
Universitas Sumatera Utara
19 c. Kemampuan konseptual yang dimiliki.
c. Kesesuaian Sikap
Sikap adalah bagian hakiki dari kepribadian seseorang namun sejumlah teori mencoba memperhitungkan pembentukan dan perubahan sikap,
seperti yang dikemukakan oleh Ndraha 2002:86 sebagai berikut: “ Sikap terhadap kerja bisa berubah, mengingat sikap berada di dalam ruang
kognitif, maka sikap terhadap pekerjaan dipengaruhi oleh dua faktor: 1. Pengetahuan dan Informasi kerja.
2. Kesadaran dan kepentingan. Faktor yang pertama biasanya berpengaruh terhadap faktor yang kedua,
Jika kepentingan berubah, sikap juga bisa berubah, sikap ini mungkin lahir tidak bersumber dari keyakinan, pendirian atau anggapan dasar, tetapi oleh
pengaruh dari luar.
2.2.2 Prosedur Penempatan Kerja