Kelebihan dan Kelemahan Discovery Learning

2.1.5.2 Kelebihan dan Kelemahan Discovery Learning

Semua metode belajar pasti memiliki kelebihan dan kelemahanya masing- masing. Tidak ada satu metode belajar yang cocok digunakan dalam berbagai situasi belajar. Untuk itu guru harus jeli dalam memilih metode yang cocok untuk digunakan dalam menjalankan proses belajar mengajar. Salah satu dampak jika guru menerapkan metode belajar yang kurang tepat adalah tidak tercapainya tujuan belajar tersebut, dan jika hal tersebut terjadi maka pembelajaran dapat dikatakan gagal. Metode Discovery Learning sendiri juga memiliki kelebihan dan kelemahan dan berikut penjelasanya.

Illahi (2012:70) menjelaskan lima kelebihan Discovery Learning sebagai berikut:

a. Dalam penyampaian bahan Discovery Strategy, digunakan kegiatan dan pengalaman langsung. Kegiatan dan pengalaman tersebut akan lebih menarik perhatian anak didikdan memungkinkan pembentukan konsep-konsep abstrak yang mempunyai makna.

b. Discovery Strategy lebih realistis dan mempunyai makna. Sebab, para anak didik dapat bekerja langsung dengan contoh-contoh nyata. Mereka langsung menerapkan berbagai bahan uji coba yang diberikan guru, sehingga mereka dapat bekerja sesuai dengan kemampuan intelektual yang dimiliki.

c. Discovery Strategy merupakan suatu model pemecahan masalah. Para anak didik langsung menerapkan prinsip dan langkah awal dalam pemecahan masalah.

d. Dengan sejumlah transfer secara langsung, maka kegiatan Discovery Strategy akan lebih mudah diserap oleh anak didik dalam memahami kondisi tertentu yang berkenaan dengan aktivitas pembelajaran.

e. Discovery Strategy banyak memberikan kesempatan bagi para anak didik untuk terlibat langsung dalam kegiatan belajar. Kegiatan demikian akan banyak memberikan motivasi belajar, karena disesuaikan dengan kebutuhan dan minat mereka sendiri.

Nana Syaodih (2005:184) mengatakan bahwa Discovery Strategy menitik beratkan pada kemampuan mental dan fisik para anak didik yang akan memperkuat semangat dan konsentrasi mereka dalam melakukan kegiatan discovery. Selain itu Illahi (2012:69) menambahkan bahwa keistimewaan Discovery Strategy bagi para anak didik tidak sekedar keterampilan dalam mengkaji suatu persoalan, melainkan juga kemampuan dalam mengkaji informasi dan fakta konkret mengenai suatu hal yang dianggap penting. Ridwan Abdullah Sani (2014:98) menjelaskan bahwa kegiatan discovery melalui kegiatan eksperimen dapat menambah pengetahuan dan keterampilan peserta didik secara simultan. Dengan demikian metode discovery memiliki banyak manfaat bagi perkembangan siswa jika dilakukan dengan tepat terhadap subyek yang juga mampu.

Metode Discovery Learning pasti juga memiliki kelemahan. Menurut Illahi (2012:72) menjelaskan empat kelemahan dari metode Discovery Learning yaitu:

a. Berkenaan dengan waktu. Belajar mengajar menggunakan Discovery Strategy membutuhkan waktu yang lama dibandingkan dengan metode langsung. Hal ini disebabkan untuk dapat memahami strategi ini, dibutuhkan tahapan- tahapan yang panjang dan kemampuan memanfaatkan waktu yang sebaik- baiknya.

b. Bagi anak didik yang berusia muda, kemampuan berfikir rasional masih terbatas, sering mereka menggunakan empirisnya yang sangat subyektif untuk memperkuat pelaksanaan prakonsepnya.

c. Kesukaran dalam menggunakan faktor subyektifitas ini dapat menimbulkan kesukaran dalam memahamisuatu persoalan yang berkenaan dengan pengajaran Discovery Strategy.

d. Faktor kebudayaan dan kebiasaan. Belajar Discovery Strategy menuntut kemandirian, kepercayaan dirinya sediri, dan kebiasaan bertindak sebagai subyek. Tuntutan terhadap pembelajaran Discovery Strategy, sesungguhnya membutuhkan kebiasaan yang sesuai dengan kondisi anak didik.

Berdasarkan penjelasan tersebut mengidikasikan bahwa metode Discovery Learning tidak selamanya cocok diterapkan dalam pembelajaran. Ada saatnya pembelajaran ini menjadi sebuah permasalahan dalam sebuah pembelajaran jika guru tidak pandai dalam melihat situasi yang mereka hadapi. Dengan penjelasan tentang kelebihan dan kelemahan pembelajaran discovery tersebut, guru diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan kemudian memutuskan metode yang tepat dalam pembelajaran.

Menurut Sapriati (2009:28) ada dua macam atau jenis pembelajaran penemuan, yaitu pembelajaran penemuan murni (free discovery) dan pembelajaran penemuan terarah atau penemuan terbimbing (guided discovery). Pembelajaran penemuan murni (free discovery) merupakan pembelajaran penemuan tanpa adanya petunjuk atau arahan. Sedangkan pembelajaran penemuan terarah/terbimbing (guided discovery ) merupakan pembelajaran yang membutuhkan peran guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajarannya. Diputuskan dalam penelitian ini akan digunakan metode Guided Discovery Learning mengingat yang menjadi subyek penelitian adalah siswa sekoah dasar.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektifitas Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match dalam Pencapaian Hasil Belajar IPS Siswa Kelas 4 SD Dabin II Penawangan Semester II Tahun Pelajaran 2014/ 2015

0 0 17

Tabel 4.1 Data Subjek Penelitian Jenis Kelamin Nama SD SD N Watupawon (Kelas Eksperimen) SD N 2 Leyangan (Kelas Kontrol)

0 0 16

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DALAM PENCAPAIAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS 4 SD DABIN II PENAWANGAN SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2014 2015 SKRIPSI

0 1 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektifitas Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match dalam Pencapaian Hasil Belajar IPS Siswa Kelas 4 SD Dabin II Penawangan Semester II Tahun Pelajaran 2014/ 2015

0 1 71

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Pembelajaran Mind Mapping untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Kelas V SD Negeri Klero 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Semester II Tahun Ajaran 2017/2018

0 0 27

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Klero 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tahun ajaran 20172018 yang berjumlah 30 siswa yang terdiri dari 15 laki-laki dan 15 perempuan. 3.3 Waktu Penelitian

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Pembelajaran Mind Mapping untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Kelas V SD Negeri Klero 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Semester II Tahun Ajaran 2017/2018

0 0 30

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Pembelajaran Mind Mapping untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Kelas V SD Negeri Klero 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Semester II Tahun Ajaran 2017/2018

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Pembelajaran Mind Mapping untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Kelas V SD Negeri Klero 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Semester II Tahun Ajaran 2017/2018

0 0 54

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Hasil Belajar Tema 3 Siswa Kelas 4 SD Negeri 2 Tuksongo Menggunakan Metode Pembelajaran Guided Discovery Learning dalam Kurikulum 201

0 0 6