Perkembangan Kompetisi Galatama

B. Perkembangan Kompetisi Galatama

1. Kompetisi I Galatama (17 Maret 1979 s/d 06 Mei 1980)

31 Peraturan Organisasi Tentang Lembaga Sepakbola Utama, Pasal 9 32 Peraturan Organisasi Tentang Lembaga Sepakbola Utama, Pasal 15 33 Peraturan Organisasi Tentang Lembaga Sepakbola Utama, Pasal 18

Satu minggu sebelum partai perdana Galatama digelar, Syarnoebi Said, selaku ketua bidang lembaga-lembaga PSSI berkeyakinan dan berharap bahwa dengan adanya Galatama prestasi olahraga khususnya sepak bola akan meningkat. Jumlah perkumpulan yang akan berpartisipasi dalam kompetisi perdana Galatama berjumlah 14. Mereka adalah Jayakarta (Jakarta), Indonesia Muda (Jakarta), Warna Agung (Jakarta), Pardedetex (Medan), Parkesa 78 (Bogor), Arseto (Jakarta), Tunas Inti (Jakarta), Jaka Utama (Lampung), Sari Bumi Raya ( Bandung), Niac Mitra (Surabaya), BBSA Tama (Jakarta), Cahaya Kita (Jakarta), Tidar Sakti (Magelang), Buana Putra (Jakarta). Dari keempat belas klub, yang paling diunggulkan menjadi juara adalah Warna Agung, Indonesia Muda, Niac Mitra, Jayakarta, Padedetex, mengingat banyak pemainnya yang memperkuat tim nasional34.

Beberapa klub peserta kompetisi I telah memasang target. Warna Agung berharap Galatama akan tetap eksis, untuk itu perlu adanya keseimbangan didalamnya. Keseimbangan yang dimaksud adalah meratanya kekuatan diantara perkumpulan, sehingga Warna Agung sangat mendukung bila ada perpindahan pemain berkualitas yang menyebar diantara perkumpulan.35 Berbeda dengan Parkesa 78, sebelum kompetisi dimulai, sang direktur Acub Zainal telah memasang target untuk berada di empat besar teratas saat kompetisi berakhir. Sementara itu, Jayakarta menyebut bahwa mereka telah menanti bentuk kompetisi semacam Galatama ini selama 9 tahun sehingga dapat dikatakan Jayakarta adalah tim paling siap secara pembinaan dan modal prestasi di Galatama. Berbekal dua

34Pos Kota, 19 Februari 1979 35Pos Kota, 14 Februari 1979 34Pos Kota, 19 Februari 1979 35Pos Kota, 14 Februari 1979

Tabel 1

Klasemen Akhir Kompetisi I Galatama

36Pos Kota, 19 Februari 1979 37Pos Kota, 20 Februari 1979

No Klub

Gol Nilai

1 Warna Agung 25 17 4 4 62 24 38 2 Jayakarta

25 14 9 2 36 8 37 3 Indonesia Muda

25 15 6 4 62 28 36 4 Niac Mitra

25 13 8 4 62 19 34 5 Pardedetex

25 10 8 7 37 21 28 6 Jaka Utama

25 10 5 10 30 33 25 7 Perkesa '78

25 10 4 11 33 30 24 8 Arseto

25 7 10 8 34 33 24 9 Tunas Inti

25 7 7 11 34 39 21 10 Sari Bumi Raya

25 7 7 11 26 42 21 11 Cahaya Kita

25 8 5 12 28 58 21 12 Tidar Sakti

25 4 5 16 30 74 13 13 Buana Putra

25 3 6 16 19 52 12 14 Bbsa Tama

13 2 0 11 10 42 4 Jumlah Gol =

Pencetak Gol Terbanyak : Hadi Ismanto ( 22 Gol ) Indonesia Muda

Sumber : Badan Liga Indonesia ( format .xls ), 2007

Perebutan juara kompetisi I ditentukan dalam pertandingan antara Jayakarta dan Warna Agung yang berlangsung di Senayan. Berada di posisi teratas klasemen dengan hanya selisih satu poin membuat keduanya memiliki peluang yang sama untuk menjadi juara. Melalui skor tipis 1-0, Warna Agung akhirnya berhasil menggenggam gelar juara kompetisi I Galatama. Catatan lain menunjukkan, Indonesia Muda, Warna Agung dan Niac Mitra menjadi tim produktif selama kompetisi dengan masing-masing mencetak 64 gol, sementara Jayakarta memiliki pertahanan paling kokoh dengan kemasukan 8 gol. Meski Perebutan juara kompetisi I ditentukan dalam pertandingan antara Jayakarta dan Warna Agung yang berlangsung di Senayan. Berada di posisi teratas klasemen dengan hanya selisih satu poin membuat keduanya memiliki peluang yang sama untuk menjadi juara. Melalui skor tipis 1-0, Warna Agung akhirnya berhasil menggenggam gelar juara kompetisi I Galatama. Catatan lain menunjukkan, Indonesia Muda, Warna Agung dan Niac Mitra menjadi tim produktif selama kompetisi dengan masing-masing mencetak 64 gol, sementara Jayakarta memiliki pertahanan paling kokoh dengan kemasukan 8 gol. Meski

2. Kompetisi II Galatama ( 11 Oktober 1980 s/d 13 Maret 1982 )

Dalam rapat anggota Galatama tanggal 5 Juni 1979 di Senayan untuk persiapan Kompetisi II, Nabun Noor selaku perwakilan dari Parkesa 78 terpilih menjadi ketua liga. Selanjutnya akan dipersiapkan seleksi bagi calon anggota baru Galatama. Minat untuk membentuk sebuah klub Galatama terus saja muncul, kendati banyak permasalahan yang muncul pada musim pertama. Tidak kurang ada 7 klub baru yang ingin bergabung menjadi anggota Galatama. Tidak semua calon tersebut langsung bergabung secara otomatis menjadi anggota baru Galatama, meski telah mendaftarkan diri secara resmi ke PSSI. Untuk kali ini, Liga lebih selektif dalam memilih tim yang layak menjadi anggota baru39.

Dari 7 calon anggota baru diadakan seleksi untuk menentukan 5 tim yang berhak berpartisipasi dalam kompetisi II. Penyaringan itu dilakukan melalui pertandingan seleksi.40 Lima tim terbaik yang lolos menjadi anggota baru Galatama sesuai urutan adalah Angkasa, UMS 80, Mertju Buana, Bintang Timur dan Makasar Utama. Sementara dua tim lain gagal karena berada di posisi terbawah klasemen dalam pertandingan seleksi, keduanya adalah Jakarta Putra dan Sawunggaling41.

38Rekap Kompetisi I Galatama 39Pos Kota, 18 Juni 1980 40Pos Kota, 15 September 1980 41Pos Kota, 3 Oktober 1980

Dalam kompetisi II kali ini, beberapa klub ada yang berpindah home base. Berikut adalah daftar lengkap peserta kompetisi II Galatama : Warna Agung, Jayakarta, Tunas Inti, UMS 80, Arseto, Angkasa (Jakarta), Pardedetex, Mertju Buana (Medan), Jaka Utama (Lampung), Niac Mitra, Indonesia Muda, Parkesa 78 (Surabaya), Cahaya Kita (Semarang), Bintang Timur (Cirebon), Sari Bumi Raya (Yogyakarta), Buana Putra (Bogor), Tidar Sakti (Magelang), Makasar Utama (Makasar)42. Ada 18 tim yang berlaga di kompetisi II kali ini dan masih menggunakan sistem klasemen penuh.

Tabel 2

Klasemen Akhir Kompetisi II Galatama

N0 Klub

Gol Nilai 1 Niac Mitra

34 22 8 3 50 12 52 3 Indonesia Muda

34 21 9 4 66 18 51 4 Warna Agung

34 18 9 7 74 30 45 5 Pardedetex

34 17 10 7 54 21 44 6 Mertju Buana

34 16 11 7 45 29 43 7 Perskasa '78

34 14 11 9 48 34 39 8 Makassar Utama

34 13 13 8 34 26 39 9 Arseto

34 14 7 13 53 41 35 10 U.M.S. ' 80

34 14 7 13 48 38 35 11 Tunas Inti

34 13 9 12 46 41 35 12 Jaka Utama

34 8 16 10 44 45 32 13 Angkasa

34 10 9 15 35 44 29 14 Sari Bumi Raya

34 5 10 19 29 75 20 15 Bintang Timur

34 5 9 20 19 53 19 16 Tidar Sakti

34 3 12 19 23 75 18 17 Buana Putra

34 2 10 22 23 73 14 18 Cahaya Kita

42Pos Kota, 7 Juli 1980

Jumlah Gol = 816 816

Pencetak Gol Terbanyak : Syamsul Arifin ( 30 Gol ) Niac Mitra

Sumber : Badan Liga Indonesia ( format .xls ), 2007

Dalam kompetisi II, sempat ada kekecewaan dari beberapa perkumpulan Galatama terhadap PSSI. Kekecewaan itu berdasar atas mekanisme pemanggilan pemain untuk pelatnas guna memperkuat tim PSSI Utama. Di tahun 1980, banyak sekali agenda pertandingan dari PSSI yang bersamaan dengan jadwal kompetisi Galatama, alhasil beberapa klub Galatama tidak diperkuat oleh pemain andalannya karena harus memperkuat tim nasional. Tentu saja hal ini merugikan beberapa klub Galatama. Mengingat dalam peraturan organisasi ada kewajiban untuk mengutamakan kepentingan tim nasional dan Galatama sendiri merupakan salah satu elemen dari PSSI maka tidak dapat dihindari beberapa klub kehilangan pemainnya sementara waktu tanpa dispensasi apapun sedangkan kompetisi terus berjalan43.

Gambar I

Foto pertandingan Warna Agung dan Arseto pada Kompetisi II Galatama

43Pos Kota, 15 April 1981

Sumber : Pos Kota, 18 April 1981 Sejak pertengahan kompetisi Niac Mitra memang difavoritkan menjadi juara. Dengan menyisakan satu laga sisa, Niac Mitra berhasil mengunci gelar juara kompetisi II Galatama44. Gelar tersebut dilengkapi dengan kemenangan di sisa laga, menundukkan Jayakarta yang berada di posisi runner up dengan skor 1-

0. Titel juara Niac Mitra makin sempurna dengan raihan 30 gol yang dicetak Syamsul Arifin sebagai top scorer. Raihan Syamsul Arifin pun akhirnya menjadi rekor abadi pencetak gol terbanyak selama kompetisi Galatama digelar. Niac Mitra juga tercatat sebagai tim paling offensive sepanjang kompetisi, 102 gol berhasil dicetak. Jayakarta yang gagal menjadi juara dan berada di posisi kedua menjadi tim paling kokoh pertahanannya, 12 kali gawang mereka kemasukan gol lawan45.

3. Kompetisi III Galatama (28 Agustus 1982 s/d 28 Mei 1983)

Menginjak kompetisi III, Galatama akan memberlakukan pembagian divisi. Hanya ada 15 tim yang akan berlaga di kompetisi III divisi I Galatama, semuanya adalah tim yang berada dperingkat 1 sampai 15 klasemen akhir kompetisi II. Tiga tim sisa (Cahaya Kita, Buana Putra, dan Tidar Sakti) kompetisi

II dipastikan degradasi dan direncanakan untuk bergabung dalam divisi II46. Untuk divisi II ada 6 tim yang akan berlaga Semen Padang (Padang), Bima Kencana (Ujung Pandang), Caprina Bali (Sukabumi), Tempo Utama (Bandung),

44 Pos Kota, 10 Maret 1982 45 Rekap Kompetisi II Galatama 46 Pos Kota, 16 Maret 1982

Cahaya Kita (Jakarta) dan Mataram Putra (Yogyakarta). Buana Putra dan Tidar Sakti yang semula direncanakan bergabung di divisi II mengundurkan diri47.

Pada kompetisi III, antusiasme masyarakat semakin meluas, karena 2 klub yakni Pardedetex dan Niac Mitra mulai menggunakan jasa pemain asing. Jairo Matos (Brasil) dan Ulrich Wilson (Jerman Barat) merupakan pemain yang dikontrak Pardedetex. Keduanya mampu memberikan peran yang berarti bagi tim dan kontrak keduanya bukanlah hal yang mubazir. Menurut TD Pardede, merupakan sosok pemain kunci bagi Pardedetex. Jairo selalu tampil bagus di setiap laga yang dijalani Pardedetex. Pujian yang diberikan kepada Jairo tidaklah berlebihan. Tanpa merendahkan peran pemain lain, terbukti untuk kompetisi III, Pardedetex yang dua musim sebelumnya selalu berada di posisi 5, setelah kehadiran Jairo dan Ulrich berada di ranking 3 klasemen akhir48.

Tabel 3

Klasemen Akhir Kompetisi III Galatama

No Klub

Gol Nilai 1 Niac Mitra

28 18 6 4 57 18 42 2 U.M.S. ' 80

28 15 9 4 40 21 39 3 Pardedetex

28 16 7 5 38 20 39 4 Warna Agung

28 14 7 7 45 23 35 5 Indonesia Muda

28 15 4 9 42 29 34 6 Perkesa '78

28 11 11 6 27 22 33 7 Tunas Inti

28 12 8 8 37 30 32 8 Arseto

28 9 11 8 42 37 29 9 Makassar Utama

28 10 7 11 26 21 27 10 Mertju Buana

47 Pos Kota, 3 Maret 1983 48 Edy Elison, PSSI Alat Perjuangan Bangsa, 2005, Jakarta: PSSI, halaman 83

11 Jaka Utama 28 9 4 15 26 40 22 12 Sari Bumi Raya

28 7 7 14 25 41 21 13 Angkasa

28 4 8 16 18 46 16 14 Jayakarta

28 0 13 15 11 43 13 15 Bintang Timur

28 7 6 19 23 65 12 Jumlah Gol =

Pencetak Gol Terbanyak : Dede Sulaiman (17 Gol ) Indonesia Muda

Sumber : Badan Liga Indonesia ( format .xls ), 2007

Jika di Pardedetex ada Jairo dan Ulrich, maka di Niac Mitra ada Fandi Ahmad dan David Lee yang berasal dari Singapura. Keduanya adalah pemain asing termahal yang pernah dimiliki Galatama. Niac Mitra berani membayar mahal keduanya, untuk satu musim kompetisi tidak kurang dari 22,5 juta rupiah dikeluarkan sebagai bayaran Fandi Ahmad dan 15 juta rupiah untuk David Lee. Agustinus Wenas, sang pemilik klub, tanpa keraguan berani mengeluarkan uang dalam jumlah besar melihat kemampuan keduanya setimpal dengan bayarannya.

Niac Mitra, kampiun musim sebelumnya kembali mengangkat trofi juara. Selama kompetisi III, Niac Mitra hanya mampu menorehkan 57 gol, hampir separuh lebih sedikit dari yang mampu dicetak di kompetisi sebelumnya. Tetap saja capaian itu membuat Niac Mitra sebagai tim paling produktif sekaligus defensive di lini belakang dengan kemasukan 18 gol49. Penampilan bagus selama kompetisi ini tidak lepas andil dua pemain asingnya yang begitu memegang peran penting selama kompetisi. Fandi Ahmad, yang bertugas sebagai playmaker, awalnya belum begitu menyatu dengan permaiman tim, masih terlihat canggung.

49 Rekap Kompetisi III Galatama

Beruntung banyak pemain-pemain Niac Mitra yang terus memberi dukungan dan membantu Fandi untuk beradaptasi serta menunjukkan kemampuan terbaiknya50.

Torehan gol terbanyak pada kompetisi III dimiliki oleh Dede Sulaiman, ujung tombak Indonesia Muda. Kejutan muncul dari pendatang baru UMS 80 yang berhasil duduk di posisi 2 klasemen akhir. Lima besar hasil kompetisi III secara berurutan adalah: Niac Mitra, UMS 80, Pardedetex, Warna Agung, Indonesia Muda. Tiga urutan terbawah adalah Angkasa, Jayakarta, Bintang Timur.51

Divisi II yang baru diadakan pada kompetisi III memiliki kisah sendiri. Semen Padang yang sejak awal kompetisi menunjukkan dominasinya mampu meraih gelar juara divisi II. Langkah Semen Padang ke tangga juara tidak mudah. Tempo Utama yang duduk di urutan 2 memiliki poin yang sama yaitu 16. Semen Padang didaulat menjadi kampiun berkat keunggulan selisih gol sebanyak plus 22 gol, sedangkan Tempo Utama hanya plus 10 gol dari 10 kali pertandingan. Semen Padang dan Tempo Utama berhak masuk ke divisi I kompetisi berikutnya. Bima Kencana akan memainkan playoff segitiga bersama Jayakarta dan Bintang Timur untuk merebut satu tiket sisa untuk masuk sebagai tim ke 16 kompetisi divisi I berukitnya52.

4. Kompetisi IV Galatama (30 November 1983 s/d 20 Mei 1984)

Kompetisi IV yang semula diadakan pada akhir Agustus 1983, diundur menjadi akhir November pada tahun yang sama. Pemanggilan pemain dari klub

50Wawancara dengan Rudy Ketjes, 25 Agustus 2007 51Rekap Kompetisi III Galatama

52 Jawa Pos , 7 Juni 1983

Galatama untuk masuk pelatnas guna persiaan pra Olympiade menyebabkan jadwal mundur dari seharusnya. Bagaimanapun juga Galatama wajib mengutamakan kepentingan nasional.

Larangan pemain asing telah diberlakukan. Tanpa pemain asing pun Niac Mitra, Tunas Inti dan Pardedetex tetap optimis meraih hasil gemilang di kompetisi

IV. Rencana seleksi klub Galatama untuk kompetisi IV dibatalkan, karena Buana Putra dan Tidar Sakti mengundurkan diri. Perkembangan selanjutnya divisi II batal diadakan. Semua klub divisi II otomatis masuk ke divisi I, sehingga peserta kompetisi IV menjadi 18 klub lagi. Berdasarkan pengalaman pada kompetisi sebelumnya, ada klub yang kalang kabut menghimpun dana untuk pertandingan tandang, sehingga disinyalir terjadi jual beli gol sekedar untuk menutupi biaya akomodasi. Atas pertimbangan dari aspek finansial agar tidak memberatkan peserta, maka diputuskan kompetisi IV dibagi dalam 2 wilayah, Timur dan Barat.

Tabel 4

Klasemen Akhir Kompetisi IV Galatama

Wilayah Barat

No Klub

Gol Nilai 1 Yanita Utama

15 9 4 2 34 11 22 2 Indonesia Muda

15 6 8 1 28 18 20 3 U.M.S '80

15 6 6 3 32 18 18 4 Mertju Buana

15 5 8 2 21 14 18 5 Semen Padang

15 4 8 3 17 16 16 6 Tempo Utama

16 4 5 7 14 24 13 7 Perdedetex

9 3 5 1 10 10 11 8 Sari Bumi Raya

15 1 4 10 13 28 6 9 Angkasa

15 1 4 10 9 39 6 Jumlah Gol =

Wilayah Timur

No Klub

Kalah Gol Nilai 1 Tunas Inti

16 11 5 0 42 8 27 2 Perkesa '78

16 7 6 3 35 11 20 3 Makassar Utama

16 5 10 1 17 5 20 4 Caprina

16 8 3 5 21 19 19 5 Warna Agung

16 6 4 6 29 12 16 6 Arseto

16 4 8 4 22 12 16 7 Niac Mitra

16 6 3 7 16 12 15 8 Bima Kencana

16 3 3 10 10 27 9 9 Cahaya Kita

16 1 0 15 7 93 2 Jumlah Gol =

Babak 8 Besar Gruop A

No Klub

Kalah Gol Nilai 1 Tunas Inti

6 2 3 1 8 4 7 2 Mertju Buana

6 2 2 2 9 5 6 3 Indonesia Muda

6 2 2 2 3 7 6 4 Makassar Utama

6 2 1 3 3 7 5 Jumlah Gol =

Babak 8 Besar Gruop B

No Klub

Kalah Gol Nilai 1 U.M.S.'80

6 5 1 0 9 2 11 2 Yanita Utama

6 3 2 1 9 5 8 3 Perkesa'78

6 1 2 3 4 5 4 4 Caprina Bali

6 0 1 5 1 11 1 Jumlah Gol =

Semi Final

Final 3 & 4

U.M.S. '80

1 U.M.S.'80

Vs

Vs

Mertju Buana

3 Tunas Inti

Final 1 & 2

Yanita Utama

1 Vs

7 Yanita Utama

Adu Pinalti

Vs

Tunas Inti

6 Mertju Buana

Pencetak Gol Terbanyak :Bambang Nurdiansyah (13 Gol ) Yanita Utama Sumber : Badan Liga Indonesia ( format .xls ), 2007

Pembagian dua wilayah tersebut ditetapkan sebagai berikut : Barat: Yanita Utama, Indonesia Muda, UMS 80, Mertju Buana, Semen

Padang, Tempo Utama, Pardedetex, Sari Bumi Raya, Angkasa Timur: Tunas Inti, Parkesa Mataram, Makasar Utama, Caprina, Warna Agung, Arseto, Niac Mitra, Bima Kencana, Cahaya Kita. Terjadi perpindahan home base di antara klub perserta kompetisi IV. Caprina yang sebelumnya bermarkas di Sukabumi kini pindah ke Bali. Parkesa 78 pindah ke Yogyakarta, sehingga berganti nama menjadi Parkesa Mataram. Arseto pun turut hijrah dari Jakarta ke Solo. Yanita Utama adalah tim baru bermaterikan sebagian besar pemain Jaka Utama yang dibubarkan oleh Marzli Warganegara, sang pemilik klub. Yanita Utama tetap bermarkas di Bogor53.

Kompetisi IV kali ini terbagi dalam dua wilayah, sehingga dipastikan setiap klub tidak akan saling bertemu. Menurut aturan liga, empat tim teratas dari masing-masing wilayah berhak masuk ke babak play-off 8 besar dengan sistem silang yag juga terbagi dalam dua grup. Dua klub teratas dari masing-masing grup akan melaju ke semi final dan yang menang selanjutnya masuk ke final. Di babak

53 http://www.rsssf.com/tablesi/indo84a.html

8 besar, UMS 80, Yanita Utama, Parkesa Mataram, Caprina berada di grup A. Penghuni grup B adalah Tunas Inti , Mertju Buana, Indonesia Muda dan Makasar Utama. Pada pertandingan semifinal UMS 80 melawan Metju Buana, sedangkan Yanita Utama bertemu Tunas Inti. Di final, Yanita Utama berhasil menyandang gelar juara setelah menaklukan Merju Buana dengan skor tipis 1-054.

5. Kompetisi V Galatama (04 Agustus 1984 s/d 3 Desember 1984)

Galatama semakin mundur di kompetisi V. Kali ini hanya ada 12 klub yang turut ambil bagian. Hanya ada satu klub baru, Bali Yudha. Bali Yudha merupakan ‘reinkasnasi’ dari Caprina yang dilepas oleh Herlina Kasim pada musim sebelumnya. Sebelas tim lainnya adalah: Yanita Utama, U.M.S. '80, Makassar Utama, Tunas Inti, Warna Agung, Semen Padang, Mertju Buana, Perkesa'78, Indonesia Muda, Niac Mitra, Arseto. Liga memutuskan untuk menggelar kompetisi V dalam satu wilayah, karena hanya diikuti oleh 12 klub55.

Tabel 5

Klasemen Akhir Kompetisi V Galatama

No Klub

Gol Nilai 1 Yanita Utama

22 12 7 3 37 17 31 2 U.M.S. '80

22 11 7 4 36 16 29 3 Makassar Utama

22 9 11 2 25 14 29 4 Tunas Inti

22 11 5 6 30 19 27 5 Warna Agung

54 Rekap Kompetisi IV Galatama 55 Edy Elison, PSSI Alat Perjuangan Bangsa, 2005, Jakarta: PSSI, halaman 86

6 Semen Padang 22 9 5 8 22 21 23 7 Mertju Buana

22 6 9 7 24 20 21 8 Perkesa'78

22 7 7 8 28 25 21 9 Indonesia Muda

22 7 5 10 25 29 19 10 Niac Mitra

22 4 8 10 17 24 16 11 Arseto

22 5 3 14 18 34 13 12 Bali Yudha

22 3 4 15 13 68 10 Jumlah Gol =

303 303 Pencetak Gol Terbanyak :Bambang Nurdiansyah (13 Gol ) Yanita Utama

Sumber : Badan Liga Indonesia ( format .xls ), 2007

Klasemen akhir liga menunjukkan Yanita Utama keluar sebagai juara dengan raihan 31 poin hasil dari 22 laga. Di tempat kedua dan ketiga bersaing ketat antara UMS 80 dan Makassar Utama dengan koleksi poin yang sama, 29. Bali Yudha dan Arseto berada di posisi terbawah. Nasib buruk rupanya sedang berpihak pada Niac Mitra. Kembali juara kompetisi II dan III harus menerima posisi 3 dari dasar klasemen akhir. Yanita Utama juga mencatat hasil baik, penyerang andalan Bambang Nurdiansyah kembali bertengger sebagai pencetak gol terbanyak. 13 gol dari 22 pertandingan berhasil dibuat oleh Bambang56.

Setalah kompetisi V berakhir, salah satu klub perintis Galatama dipastikan mundur dari kompetisi VI. Klub perintis itu dalah Indonesia Muda. Selama Galatama berlangsung Indonesia Muda termasuk tim papan atas. Hanya sekali terseok diperingkat 9 kompetisi V dan ujungnya adalah pengunduran diri dari liga. Di dalam surat pengunduran diri yang diajukan ke PSSI, Indonesia Muda beralasan telah mengalami kerugian dalam membiayai partisipasi mereka dalam Galatama. Sejak berdiri tahun 1930, Indonesia Muda tidak hanya membina

56 Rekap Kompetisi V Galatama 56 Rekap Kompetisi V Galatama

Menurut M.A. Rais, pemilik klub, untuk membiayai sepak bola selama setahun saja, Indonesia Muda rata- rata menghabiskan dana sebanyak 150 juta rupiah. Ditambah cabang olahraga lain, yang masuk dalam binaan, mencapai 200 juta rupiah. Hasil terakhir dari kompetisi V, dirasakan amat mengecewakan pengurus Indonesia Muda. Di tengah kondisi Liga yang sedang meredup akibat kasus suap, klub yang mendapat dukungan dana dari Pertamina ini, akhirnya memutuskan untuk menarik diri dari kompetisi. Secara pribadi, Stanley Gouw (manajer Tunas Inti) mengutarakan, mundurnya Indonesia Muda berarti liga telah kehilangan satu tim tangguh. Pada akhir tahun 1984, sempat merebak kabar Galatama akan bubar. Hal ini disebabkan anggota Galatama tersisa 8 klub saja. Konsistensi dan semangat yang tersisa dari anggota yang masih bertahan membuat Galatama tetap berjalan meski sedikit klub yang masih eksis57.

6. Kompetisi VI Galatama (22 September 1985 s/d 24 Desember 1985)

Semarak sepak bola kembali hadir menjelang kompetisi VI Galatama, sayang itu semua hanya berlaku di Perserikatan. Sejak dimulainya kompetisi 12 besar Perserikatan pada awal Januari 1985, selera menonton pertandingan dari para pecandu bola kembali kembali bangkit, jika dibandingkan dengan Galatama yang sering sepi penonton di kompetisi V. Galatama, wadah sepak bola non- amatir ini kian tenggelam wibawanya, justru saat minat penonton datang ke stadion di Perserikatan mulai tumbuh kembali. Harus diakui mutu pemain

57 Majalah Tempo, 22 Desember 1984, hal 70

Galatama semakin menurun saja, terbukti banyak sekali pemain yang terlibat kasus suap, bahkan bisa disamakan dengan Perserikatan. Terbukti dari hasil turnamen Perserikatan 1985. Persija, yang diperkuat sedikitnya delapan eks pemain Galatama tidak bisa berbuat banyak. Tim yang diperkuat oleh pemain tenar semacam Hadi Ismanto dan Didik Darmadi ini tersingkir di babak 6 besar Kejuaraan Nasional Perserikatan 1985.

Di tengah sorotan miring terhadap kemampuan pemain eks Galatama, kembali muncul kabar menyedihkan buat Galatama, Yanita Utama, klub yang telah dua kali juara kompetisi, mengirimkan surat pemberitahuan kepada PSSI yang ditandatangan oleh Boesairi Abdullah selaku manager tim. Dalam surat itu tertulis bahwa sejak tanggal 12 Februari 1985, Yanita Utama dibubarkan. Alasan pembubaran itu adalah pimpinan klub yang sedang sakit dan bisnisnya mengalami kemunduran karena terlalu lama ditinggalkan untuk kegiatan bola. Yanita Utama dinaungi oleh grup Yanita yang bergerak di perkebunan tebu dan pabrik gula. Pitoyo Haryanto mendirikan klub Yanita Utama pada 1983. Pitoyo membeli klub yang sebelumnya bernama Jaka Utama dari Marzoeli Warganegara, pengusaha asal Lampung.

Keberhasilan Yanita Utama tidak lepas dari besarnya biaya yang dikeluarkan untuk menghidupi klub. Menurut pengakuan Pitoyo, gaji pemain terendah di Yanita Utama adalah 200 ribu rupiah, tidak termasuk bonus. Selain itu, khusus kepada pemain beberapa pemain top, klub bersedia membayar kontrak sebesar 3 sampai 5 juta rupiah selama setahun. Dengan fasilitas yang menggiurkan itu, dalam waktu beberapa bulan saja, banyak pemain tenar pindah Keberhasilan Yanita Utama tidak lepas dari besarnya biaya yang dikeluarkan untuk menghidupi klub. Menurut pengakuan Pitoyo, gaji pemain terendah di Yanita Utama adalah 200 ribu rupiah, tidak termasuk bonus. Selain itu, khusus kepada pemain beberapa pemain top, klub bersedia membayar kontrak sebesar 3 sampai 5 juta rupiah selama setahun. Dengan fasilitas yang menggiurkan itu, dalam waktu beberapa bulan saja, banyak pemain tenar pindah

Pembubaran Yanita Utama, menarik keprihatinan dan simpati dari Syarnoebi Said. Syarnoebi merasa menyayangkan pembubaran klub dan tidak tega melihat nasib para pemain Yanita Utama, yang umumnya adalah pemain nasional, maka Syarnoebi pun memutuskan untuk menghimpun kembali para pemain yang tercecer dan membentuk mereka dalam sebuah tim baru. Semua pemain eks Yanita Utama, ditampung ke dalam klub baru yang diberi nama Kramayudha Tiga Berlian (KTB). KTB selanjutnya berada dibawah naungan PT. Krama Yudha Tiga Berlian Motors, agen tunggal mobil Mitsubishi59.

Dengan diikuti 8 peserta, kompetisi VI kali ini berjalan singkat. KTB menunjukkan dominasi dalam kompetisi. Semenjak laga pertama kompetisi VI, KTB selalu berada di dua besar klasemen. KTB, tim baru bentukan Syarnoebi Said, keluar sebagai juara.Kembali Bambang Nurdiansyah, penyerang andalan KTB, menyandang titel sebagai pencetak gol terbanyak. Gelar juara KTB semakin sempurna dengan catatan selama kompetisi VI memiliki agregat gol 20-5. Secara berurutan urutan klasemen akhir kompetisi VI adalah: KTB, Arseto, Parkesa 78,

Makassar Utama, Semen Padang Niac Mitra, Warna Agung, Tunas Inti 60 .

58 Majalah Tempo, 23 Februari 1985, hal 60 59 Edy Elison, PSSI Alat Perjuangan Bangsa, 2005, Jakarta: PSSI, halaman 87

60Rekap Kompetisi VI Galatama ,

lxvii

Tabel 6

Klasemen Akhir Kompetisi VI Galatama

No Klub

Gol Nilai 1 Krama Yudha TB

14 5 5 4 13 13 15 4 Makassar Utama

14 6 2 6 13 13 14 5 Semen Pandang

14 4 6 4 13 14 14 6 Niac Mitra

14 4 4 6 14 17 12 7 Warna Agung

14 1 8 5 8 16 10 8 Tunas Inti

14 2 2 10 5 16 6 Jumlah Gol =

Pencetak Gol Terbanyak : Bambang Nurdiansyah (13 Gol ) Krama Yudha

Sumber : Badan Liga Indonesia ( format .xls ), 2007

7. Kompetisi VII Galatama (31 Agustus 1986 s/d 16 November 1986)

Kondisi ekonomi yang sulit di Indonesia, ditambah makin suramnya Galatama, ternyata tidak menjadi penghalang bagi keluarga pengusaha dibawah nuangan PT. Bakrie Bersaudara untuk terus meningkatkan kegiatan mereka dalam olahraga. Setelah sebelumnya pada 1983, Abu Rizal Bakrie (putra sulung Achmad Bakrie, pemilik grup perusahaan), mendirikan klub bulutangkis dengan nama Pelita Jaya, kini giliran Nirwan Bakrie (putra ketiga Achmad Bakrie) mencoba di cabang sepak bola dengan membentuk klub dengan nama yang sama.

Masuknya Pelita Jaya kedalam Galatama, otomatis menambah jumlah peseta kompetisi VII menjadi 9 klub61.

Menjelang kompetisi berakhir, ada sedikit pertikaian antara Syarnoebi Said dengan Acub Zainal, selaku ketua lembaga Galatama PSSI. Ketegangan ini berawal dari keikutsertaan KTB dalam turnamen antar klub se-Asia. Semula Konfederasi Sepakbola Asia (AFC) menjanjikan KTB langsung lolos ke putaran final bila mampu menang dalam babak penyisihan di Bangkok. AFC tiba-tiba merubah keputusannya. KTB diharuskan menjalani pertandingan segitiga terlebih dahulu di Hongkong. Perubahan keputusan ini tidak dapat diterima Syarnoebi, kemudian dia memutuskan KTB batal ke Hongkong sebagai tanda protes.

Tabel 7

Klasemen Akhir Kompetisi VII Galatama

No Klub

Gol Nilai 1 Krama Yudha Tb

16 10 4 2 26 7 35 2 Pelita Jaya

16 10 4 2 25 9 34 3 Arseto

16 7 6 3 22 13 31 4 Niac Mitra

16 5 7 4 19 17 23 5 Makassar Utama

16 5 3 8 14 13 20 6 Semen Pandang

16 5 4 7 15 25 20 7 Perkesa '78

16 4 6 6 13 17 17 8 Warna Agung

16 2 8 6 8 19 17 9 Tunas Inti

16 1 4 11 10 32 7 Jumlah Gol =

Pencetak Gol Terbanyak : Ricky Yacob ( 9 Gol ) Arseto

Sumber : Badan Liga Indonesia ( format .xls ), 2007

61 Majalah Tempo, 23 Februari 1985, hal 60

Ditempat lain PSSI memutuskan untuk mengirim Pelita Jaya yang sedang naik daun sebagai pengganti. Syarnoebi merasa keberatan karena Acub justru memilih Pelita Jaya, bukannya KTB sebagai wakil Indonesia. Menurut Acub, Pelita Jaya akan menjadi opsi terakhir bila KTB benar-benar batal bermain di Hongkong. Pelita Jaya sendiri mengiginkan agar tetap KTB yang mewakili Indonesia. Kesalahpaham ini dapat diselesaikan secara kekeluargaan, dan KTB bersedia berlaga di Hongkong62.

8. Kompetisi VIII Galatama (03 Oktober 1987 s/d 06 April 1988)

Tabel 8

Klasemen Akhir Kompetisi VIII Galatama

No Klub

Gol Nilai 1 Niac Mitra

26 19 3 4 44 13 61 2 Pelita Jaya

26 18 3 5 51 20 57 3 Arseto

26 13 9 4 50 18 48 4 Krama Yudha

26 11 8 7 21 15 41 5 Makassar Utama

26 12 5 9 21 24 41 6 Arema

26 10 10 6 33 20 40 7 Palu Putra

26 10 10 6 25 15 40 8 Semen Padang

26 11 4 11 27 30 37 9 Perkesa Mataram

26 8 9 9 26 27 33 10 Medan Jaya

26 6 6 14 18 32 24 11 Pusri Palembang

26 5 6 15 22 52 21 12 Lampung Putra

26 5 5 16 17 42 20 13 Warna Agung

26 4 7 15 11 33 19 14 Bandung Raya

26 4 6 16 20 45 18 Jumlah Gol =

Pencetak Gol Terbanyak : Nasrul Koto ( 16 Gol ) Arseto

62 Majalah Tempo, 26 November 1986, hal 61

Sumber : Badan Liga Indonesia ( format .xls ), 2007

Berkat Pelita Jaya yang sedikit mampu menghidupkan kembali gairah sepak bola, beberapa pihak ada yang mencoba kembali membentuk klub Galatama. Kali ini ada enam tim pendatang baru yang mencoba menyemarakkan Galatama. Keenam tim itu adalah Bandung Raya, Lampung Putra, Pusri Palembang, Medan Jaya, Palu Putra. Kali ini para pendatang baru sedikit berupaya mencuri fanatisme Perserikatan. Lihat saja nama-nama dari keenam klub baru itu. Semuanya menggunakan nama daerah asal63.

Pada kompetisi kali ini Niac Mitra di luar dugaan keluar sebagai kampiun. Melihat perjalanan Niac Mitra di kompetisi sebelumnya, tidak banyak yang menjagokan Niac Mitra sebagai juara. KTB secara mengejutkan hanya finish di tempat ke 4 di bawah Arseto. Sementara Pelita Jaya harus puas berada di nomor 2. Nasrul Koto, striker Arseto keluar sebagai top scorer dengan raihan 16 gol64.

9. Kompetisi IX Galatama (15 Oktober 1988 s/d 01 April 1989)

Gambar 2

Foto dari pertandingan Pelita Jaya vs Parkesa Mataram pada Kompetisi IX

63Pos Kota, 29 September 1987 64Rekap Kompetisi VIII Galatama

Sumber : Pos Kota, 2 Januari 1989 Kompetisi IX Galatama, juga disebut dengan Kompetisi Bentoel Galatama

IX. Hal ini disebabkan kompetisi disponsori oleh perusahaan rokok PT. Bentoel. Selama gelaran kompetisi IX, tercipta 554 gol dari 18 klub peserta. Empat klub pendatang baru adalah Barito Putra, Petrokimia Putra, BPD Jateng dan Pupuk Kaltim. Dari keempatya Petrokimia Putra memberi kejutan denga duduk di posisi

5 klasemen akhir. Pelita Jaya,yang diasuh Benny Dolo, untuk pertama kalinya menjuarai kompetisi Galatama setelah bersaing ketat sepanjang musim dengan Niac Mitra. Gelar juara diperoleh Pelita Jaya dengan susah payah hingga laga pamungkas kompetisi. Selisih gol, yang menjadikan Pelita Jaya juara, karena keduanya memiliki poin yang sama 42. Di kelompok pencetak gol, Dadang Kurnia (Bandung Raya) dan Micky Tata (Arema Malang) memimpin dengan 18 gol. Menyusul di belakang keduanya ada Ricky Yacob (Arseto) degan 15 gol65.

Gelar juara Pelita Jaya bukan satu-satunya penutup kompetisi IX Galatama. Kejadian memalukan dan tidak senonoh turut menutup kompetisi X. Tidak lama berselang dari laga akhir, PSSI menjatuhkan sanksi kepada pemain Galatama atas tindakan tidak senonoh di lapangan. Hal yang tidak pantas dilakukan bagi siapapun, terlebih seorang pemain tim nasional. Pemain yang

65Pos Kota. 8 April 1989

lxxii lxxii

Tabel 9

Klasemen Akhir Kompetisi IX Galatama

No Klub

Gol Nilai 1 Pelita Jaya

34 17 12 5 46 21 46 2 Niac Mitra

34 18 10 6 44 21 46 3 Arseto

34 16 9 9 38 24 41 4 Petrokimia Putra

34 15 10 9 32 26 40 5 Medan Jaya

34 15 9 10 41 32 39 6 Semen Padang

34 14 9 11 35 27 37 7 Bandung Raya

34 13 10 11 33 27 36 8 Arema

34 14 8 12 33 32 36 9 Pupuk Kaltim

34 11 12 11 26 28 34 10 Makassar Utama

34 12 10 12 29 38 34 11 Krama Yudha TB

34 9 14 11 36 31 32 12 Warna Agung

34 10 12 12 29 33 32 13 Pusri Palembang

34 12 7 15 28 34 31 14 BPD Jateng

34 10 10 14 28 31 30 15 Palu Putra

66Majalah Tempo. 6 Mei 1989

16 Perkesa Mataram 34 8 13 13 20 35 29 17 Lampung Putra

34 8 11 15 23 37 27 18 Barito Putra

34 3 8 23 14 47 14 Jumlah Gol =

Pencetak Gol Terbanyak : 1. Micky Tata (18 Gol ) Arema

Sumber : Badan Liga Indonesia ( format .xls ), 2007

10. Kompetisi X Galatama (07 Januari 1990 s/d 08 Agustus 1990)

Tabel 10

Klasemen Akhir Kompetisi X Galatama

No Klub

Gol Nilai 1 Pelita Jaya

Main Menang Seri

Kalah

34 16 14 4 45 19 46 2 Krama Yudha Tb

34 19 6 9 53 27 44 3 Pupuk Kaltim

34 15 11 8 36 19 41 4 Arema

34 15 11 8 31 26 41 5 Arseto

34 14 12 8 39 29 40 6 Niac Mitra

34 15 8 11 43 31 38 7 Semen Padang

34 14 10 10 42 31 38 8 Petrokimia Putra

34 13 8 13 32 32 34 9 Pusri Palembang

34 11 12 11 31 32 34 10 Lampung Putra

34 10 13 11 27 31 33 11 Palu Putra

12 Medan Jaya 34 11 10 13 38 40 32 13 Makassar Utama

34 7 15 12 26 37 29 14 BPD Jateng

34 11 7 16 27 39 29 15 Perkesa Mataram

34 6 14 14 25 33 26 16 Barito Putra

34 8 10 16 30 47 26 17 Bandung Raya

34 8 9 17 36 56 25 18 Warna Agung

34 7 9 18 24 51 23 Jumlah Gol =

Pencetak Gol Terbanyak : Bambang Nurdiansyah ( 15 Gol ) Pelita Jaya

Sumber : Badan Liga Indonesia ( format .xls ), 2007

Masih dibawah bendera sponsor PT. Bentoel, kompetisi X juga masih diikuti oleh semua klub peserta kompetisi sebelumnya. Dengan percaya diri, Pelita Jaya untuk kali kedua menjuarai kompetisi Galatama, memenuhi target mereka di awal musim. Selama kompetisi X Galatama tercatat 618 gol tercipta. Selisih 2 poin dari rivalnya, KTB, Pelita Jaya mengoleksi 46 poin dengan agregat gol 45 – 19. Pelita Jaya mengukuhkan diri sebagai tim dengan produktivitas gol tertinggi, sekaligus paling sedikit kemasukan gol. Bambang Nurdiansyah, penyerang Pelita Jaya membekukan 15 gol selama kompetisi dan menjadi top scorer. Di posisi terakhir, ada Warna Agung. Juara edisi perdana Galatama itu kian melorot prestasinya67.

11. Kompetisi XI Galatama (11 November 1990 s/d 27 Februari 1992)

Masih ada banyak klub yang bermain di kompetisi XI meskipun sponsor PT. Bentoel menarik diri dari Galatama. Kompetisi XI Galatama diikuti oleh 20 klub. 13 klub berasal dari kompetisi X. 7 klub sisanya pendatang baru. Ada 5 klub yang mengundurkan diri di kompetisi XI, yaitu Lampung Putra, Makassar Utama,

67 Rekap Kompetisi X Galatama

Palu Putra, Pusri Palembang dan Niac Mitra. 7 klub pendatang baru adalah Aceh Putra, Assyabaab SGS, Bentoel Galatama, Putra Mahakam dan Mitra Surabaya.

Kompetisi XI diwarnai pembubarkan KTB oleh pemilik pada paruh kompetisi 68 . Kompetisi XI merupakan kompetisi terbaik berdasarkan kans rivalitas dari

5 tim teratas, karena saat meyisakan 4 laga sisa kelima tim memiliki peluang juara 69 . Klasemen akhir menempatkan klub asal kota Solo, Arseto sebagai juara.

Persaingan ketat meraih gelar juara ada di tiga besar. Pupuk Kaltim dan Pelita Jaya adalah rival berat Arseto dalam meraih gelar juara. Raihan 53 poin mengukuhkan Arseto di puncak klasemen dengan agregat 48 -21, sekaligus sebagai tim dengan kemasukan gol terendah. Arema yang menempati posisi 4 klasemen justru menjadi tim dengan produktivitas tertinggi. Pemain Arema,

Singgih Pitono, berhasil menjadi pencetak gol terbanyak dengan 21 gol 70 .

Tabel 11

Klasemen Akhir Kompetisi XI Galatama

No Klub

Gol Nilai 1 Arseto

37 23 7 7 48 21 53 2 Pupuk Kaltim

37 22 7 8 50 24 51 3 Pelita Jaya

37 20 10 7 43 23 50 4 Arema

37 18 11 8 54 29 47 5 Petrokimia Putra

37 15 16 6 42 24 46 6 Medan Jaya

68 Rekap Kompetisi XI Galatama 69 Wawancara dengan Eduard Tjong, 24 Oktober 2007

70 Rekap Kompetisi XI Galatama

lxxvi

7 Barito Putra 37 13 16 8 37 25 42 8 Gelora Dewata

37 13 13 11 34 27 39 9 Mitra Surabaya

37 12 13 12 39 31 37 10 Perkesa Mataram

37 13 11 13 25 30 37 11 Semen Padang

37 12 12 13 35 32 36 12 BPD Jateng

15 Putra Mahakam 37 8 14 15 32 47 30 16 Aceh Putra

37 8 12 17 24 57 28 17 Bandung Raya

37 7 10 20 22 40 24 18 Gajah Mungkur

37 6 11 20 20 53 23 Krama

Yudha 19 19 7 5 7 25 18 19 TB

20 Warna Agung 37 6 4 27 20 60 16 Jumlah Gol =

Pencetak Gol Terbanyak : Singgih Pitono (21) Arema

Sumber : Badan Liga Indonesia ( format .xls ), 2007

12. Kompetisi XII Galatama (10 September 1992 s/d 12 Agustus 1993)

Ada 17 klub yang bertahan dari kompetisi sebelumnya. 3 klub yang mengundurkan diri adalah Bentoel Galatama, Mitra Surabaya dan KTB. Kompetisi XII membawa klub asal kota Malang, Arema menjadi juara. Arema telah resmi menjadi juara saat kompetisi masih menyisakan 1 laga. 45 poin dengan agregat 53 – 22, membawa Arema di puncak klasemen. Juara sebelumnya Arseto gagal mempertahankan gelar dengan menempati posisi 10. Pupuk Kaltim

lxxvi lxxvi

Tabel 12

Klasemen Akhir Kompetisi XII Galatama

No Klub

Gol Nilai 1 Arema

32 18 9 5 53 22 45 2 Pupuk Kaltim

32 17 7 8 48 23 41 3 Barito Putra

32 17 6 9 36 21 40 4 Assyabaab Sgs

32 14 10 8 41 32 38 5 Gelora Dewata

32 12 14 6 33 24 38 6 Pelita Jaya

32 14 8 10 32 26 36 7 BPD Jateng

32 10 15 7 34 23 35 8 Semen Padang

32 11 13 8 29 30 35 9 Aceh Putra

32 9 14 9 29 31 32 10 Mitra Surabaya

32 12 7 13 39 34 31 11 Arseto

32 8 14 10 25 27 30 12 Petrokimia Putra

32 8 12 12 32 33 28 13 Medan Jaya

32 11 6 15 24 39 28 14 Mataram Putra

32 6 14 15 24 34 26 15 Putra Mahakam

32 7 12 13 20 31 26 16 Bandung Raya

32 6 9 17 23 51 21 17 Warna Agung

32 3 8 21 15 56 14 Jumlah Gol =

Pencetak Gol Terbanyak : Singgih Pitono ( 16 Gol ) Arema

Sumber : Badan Liga Indonesia ( format .xls ), 2007

71 Rekap Kompetisi XII Galatama

13. Kompetisi XIII Galatama (4 September 1993 s/d 8 Juli 1994)

Tabel 13

Klasemen Akhir Kompetisi XIII Galatama

Wilayah Barat No

Kalah Gol Nilai 1 Medan Jaya

32 18 10 4 37 17 46 2 Pelita Jaya

32 17 10 5 49 23 44 3 Semen Padang

32 16 9 7 50 23 41 4 Arseto

32 15 6 11 41 35 46 5 Mataram Putra

32 11 10 11 23 31 32 6 BPD Jateng

32 9 10 13 34 41 28 7 Aceh Putra

32 6 14 11 27 33 26 8 Bandung Raya

32 5 12 15 23 34 22 9 Warna Agung

32 4 5 23 19 66 13 Jumlah Gol =

Wilayah Timur No

Kalah Gol Nilai 1 Pupuk Kaltim

28 12 11 5 32 19 35 2 Gelora Dewata

28 11 11 6 29 21 33 3 Assyabaab Sg

28 10 12 6 30 24 32 4 Mitra Surabaya

28 7 13 8 35 36 27 5 Barito Putra

28 8 11 9 26 35 27 6 Arema

28 5 17 6 19 23 27 7 Petrokimia Putra

28 6 12 10 26 31 24 8 Putra Samarinda

Jumlah Gol = 223 223

Putaran Final 2 Juli S/D 6 Juli 1994

1 Pelita Jaya 3 2 0 1 2 1 6 2 Gelora Dewata

3 Pupuk Kaltim 3 0 2 1 3 4 2 4 Medan Jaya

Pencetak Gol Terbanyak : Ansyari Lubis ( 19,Gol ) Pelita Jaya

Sumber : Badan Liga Indonesia ( format .xls ), 2007

Kompetisi XII digelar dengan membagi pesertanya ke dalam dua wilayah, Barat dan Timur. Kebijakan ini diambil untuk menghemat pengeluaran klub Galatama dalam membiayai pertandingan lawatan. Dua tim teratas dari masing- masing wilayah akan dipertemukan dalam satu grup di putaran final. Pelita Jaya, Gelora Dewata, Pupuk Kaltim dan Medan Jaya bertemu di putaran final. Pelita Jaya keluar sebagai kampiun setelah mengalahkan Gelora Dewata di fnal dengan skor tipis 1-0. Penyerang andalan, Pelita Jaya, Ansyari Lubis menempati tempat

tertinggi di jajaran pencetak gol 72 .

14. Lahirnya Liga Indonesia

13 Kompetisi dalam kurun 15 tahun adalah usia Galatama mewarnai pentas sepak bola Indonesia. Tidak lama setelah akhir kompetisi XIII, PSSI memutuskan untuk melebur Galatama dan Perserikatan ke dalam wadah baru bernama Liga Indonesia. Keputusan ini didasari oleh keadaan klub-klub Galatama yang semakin sepi penonton, PSSI ingin menampilkan kualitas pemain-pemain Galatama dan fanatisme penonton di Perserikatan sekaligus dalam satu wadah baru.