Kondisi Perparkiran di Taman Pancasila Karanganyar

D. Kondisi Perparkiran di Taman Pancasila Karanganyar

Parkir adalah sebuah penempatan kendaraan yang tidak bergerak baik roda dua maupun roda empat saat berhenti sementara. Setiap perjalanan yang menggunakan kendaraan diawali dan diakhiri di tempat parkir, oleh karena itu ruang parkir sangat dibutuhkan oleh para pengguna jalan khususnya bagi mereka yang mempunyai kendaraan pribadi. Parkir merupakan suatu kebutuhan bagi pemilik kendaraan yang menginginkan Parkir adalah sebuah penempatan kendaraan yang tidak bergerak baik roda dua maupun roda empat saat berhenti sementara. Setiap perjalanan yang menggunakan kendaraan diawali dan diakhiri di tempat parkir, oleh karena itu ruang parkir sangat dibutuhkan oleh para pengguna jalan khususnya bagi mereka yang mempunyai kendaraan pribadi. Parkir merupakan suatu kebutuhan bagi pemilik kendaraan yang menginginkan

Bertambahnya jumlah penduduk dan kepemilikan kendaraan menambah permintaan akan ruang jalan untuk kegiatan lalu lintas. Fasilitas parkir untuk umum seperti ini antara lain dapat berupa penyediaan tempat khusus parkir maupun tempat parkir di tepi jalan umum. Penyediaan tempat-tempat parkir di tepi jalan pada lokasi jalan tertentu baik di badan jalan maupun dengan menggunakan sebagian dari perkerasan jalan dapat mengakibatkan turunnya kapasitas jalan, terhambatnya arus lalu lintas dan penggunaan jalan menjadi tidak efektif.

Dilihat dari kondisi lokasinya parkir dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Parkir di Tempat Khusus Parkir

Parkir di Tempat khusus Parkir adalah kegiatan parkir yang dilakukan di tempat khusus parkir di luar badan jalan yang khusus disediakan, dimiliki dan atau dikelola oleh Pemerintah Daerah, tidak termasuk yang disediakan dan dikelola oleh pihak swasta.

Kawasan tempat khusus parkir biasanya berapa pada titik-titik tertentu, seperti instansi pemerintah, pusat-pusat perdagangan dan industri, tempat-tempat wisata, keramaian insidentil, Rumah Sakit Umum, dan lain sebagainya ( Perda Kabupaten Karanganyar No 07 Tahun 2009).

2. Parkir di Tepi Jalan Umum

Parkir di tepi jalan umum adalah kegiatan parkir yang dilakukan di tepi jalan yang tidak melarang kendaraan untuk berhenti. Penyediaan tempat parkir di tepi jalan umum biasanya dikelola oleh pihak swasta, tetapi masih dalam pengawasan Pemerintah Daerah (Perda Kabupaten Karanganyar No

10 Tahun 2009).

Secara umum di dalam pasal 43 UU LLAJ No 22 tahun 2009 dikatakan bahwa Fasilitas Parkir di dalam Ruang Milik Jalan hanya dapat diselenggarakan di tempat tertentu pada jalan Kabupaten, jalan Desa, atau jalan Kota yang harus dinyatakan dengan Rambu lalu lintas, dan/atau Marka jalan.

Ada beberapa tempat yang melarang parkir di pinggir jalan:

a. Jalan nasional dan jalan provinsi

b. Pada jarak 6 m sebelum dan sesudah hidrant

c. Parkir di pinggir jalan sebaiknya dilarang pada jalan 2 arah yang

lebarnya kurang dari 6 m.

d. Pada jarak 6 m sebelum dan sesudah zebra cross

e. Pada jarak 25 m dari persimpangan

f. Pada jarak 50 m dari jembatan

g. Pada jarak 100 m dari perlintasan sebidang g. Pada jarak 100 m dari perlintasan sebidang

1) Angka kecelakaan lalu-lintas tinggi, khususnya kecelakaan terhadap kendaraan yang keluar dari tempat parkir karena gangguan jarak pandang yang terbatas ataupun kecelakaan yang terjadi dengan pejalan kaki yang keluar dari balok kendaraan yang parkir tanpa memperhatikan situasi lalu lintas.

2) Menurunnya kapasitas jalan karena lebar efektif berkurang, sehingga bila kelancaran arus lebih dipentingkan dari parkir dilakukan pembatasan atau pelarangan parkir. Pelarangan parkir biasanya diprotes oleh pemilik bangunan atau usaha di sekitar jalan yang dilarang parkir tersebut. Perparkiran merupakan bagian yang penting dalam manajemen lalu lintas di kawasan perkotaan. Kebijakan perparkiran harus dilakukan secara konsisten, sehingga seluruh aspek dari kebijakan tersebut diarahkan pada tujuan yang sama. Dalam kinerja perparkiran yang menjadi tolok ukur ganjaran atau

upah dari pemakaian jasa parkir kepada para juru parkir adalah retribusi. Retribusi adalah merupakan pungutan yang diwajibkan kepada pengendara yang memarkirkan kendaraannya pada lokasi parkir, baik yang berada di tepi jalan umum, maupun tempat khusus parkir.

Untuk besarnya retribusi parkir dalam Perda Kabupaten Karanganyar, mengacu pada Undang-Undang No 02 Tahun 2009, tentang lalu lintas dan angkutan jalan dibagi menjadi 2 (dua) yaitu:

pelayanan jasa tempat parkir khusus. Dalam retribusi tempat parkir khusus ini juga dibagi menjadi 2 (dua), yaitu kawasan I (satu) adalah lokasi parkir yang terletak di Kota Pemerintahan, Kota Jaten, Kota Colomadu, dan Kota Palur, pusat-pusat perdagangan dan industri, tempat-tempat wisata, karamaian insidentil, Rumah Sakit Umum Kabupaten Karanganyar dan lokasi di tepi jalan sepanjang jalan protokol. Sedangkan unntuk kawasan II (dua) adalah lokasi parkir yang terletak di luar kawasan I (satu).

1. Struktur dan besarnya tarif retribusi tempat khusus parkir untuk tarif retribusi parkir kawasan I (satu) ditetapkan sebagai berikut: a.) Setiap kendaraan trukdengan gandengan, tronton, kontainer,

atau sejenisnya sebesar Rp 5.000,- (lima ribu rupiah) b.) Setiap kendaraan bus, microbus atau sejenisnya, truk tanpa gandengan atau sejenisnya, sebesar Rp 4.000,- (empat ribu rupiah)

c.) Setiap kendaraan jeep, sedan, station wangon, pick up atau

sejenisnya sebesar Rp 2.000,- (dua ribu rupiah) d.) Setiap kendaraan bermotor roda dua atau sejenisnya sebesar Rp

1.000,- (seribu rupiah).

2. Struktur dan besarnya tarif retribusi tempat khusus parkir untuk tarif retribusi parkir kawasan II ditetapkan sebagai berikut: 2. Struktur dan besarnya tarif retribusi tempat khusus parkir untuk tarif retribusi parkir kawasan II ditetapkan sebagai berikut:

sejenisnya sebesar Rp 2.000,- (dua ribu rupiah) d.) Setiap kendaraan bermotor roda dua atau sejenisnya sebesar Rp 500,- (lima ratus rupiah) (Perda Kabupaten Karanganyar No 07 tahun 2009: 4-5).

b. Retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum, yaitu pemungutan atas pelayanan

parkir di lokasi parkir yang ada di tepi jalan umum.

1. Struktur dan besarnya tarif Retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum untuk tarif retribusi biasa ditetapkan sebagai berikut: a.) Setiap kendaraan truk dengan gandengan, tronton, kontainer, atau

sejenisnya dan bus atau sejenisnya sebesar Rp 4.000 (empat ribu rupiah)

b.) Setiap kendaraan truk tanpa gandengan, mikro bus atau

sejenisnya sebesar Rp 3.000,- (tiga ribu rupiah) c.) Setiap kendaraan jeep, sedan, station wangon, pick up atau

sejenisnya sebesar Rp 1.000,- (seribu rupiah) d.) Setiap kendaraan bermotor roda dua atau sejenisnya sebesar Rp

500,- (lima ratus rupiah).

untuk tarif parkir berlangganan ditetapkan selama 1 (satu) tahun sebagai berikut: a.) Untuk setiap kendaraan bus, truk dengan gandengan, tronton,

kontainer, atau sejenisnya sebesar Rp 90.000,- (Sembilan puluh ribu rupiah)

b.) Untuk setiap kendaraan truk tanpa gandengan, mikro bus atau sejenisnya sebesar Rp 75.000,- (tujuh puluh lima ribu rupiah) c.) Untuk setiap kendaraan jeep, sedan, station wangon, pick up atau sejenisnya sebesar Rp 24.000,- (dua puluh empat ribu rupiah) d.) Setiap kendaraan bermotor roda dua atau sejenisnya sebesar Rp 12.000,- (dua belas ribu rupiah) (Perda Kabupaten Karanganyar No 10 Tahun 2009: 4).

Lokasi perparkiran di Taman Pancasila Karanganyar terdapat pada empat wilayah yang terbagi menjadi delapan titik pakir, yang terdiri bari satu titik di sebelah utara dan selatan dan masing-masing tiga titik di bagian barat dan timur. Pada tiap-tiap titik lokasi di jaga oleh seorang juru parkir yang bertanggung jawab untuk menata dan menjaga kendaraan yang parkir.

Menurut sejarahnya, perparkiran yang ada di lingkungan Taman Pancasila Karanganyar dulunya adalah inisiatif dari masing-masing individu, karena semakin lama semakin banyak pengunjung, dan pekerjaan menjadi juru parkir dianggap berpotensi maka menimbulkan banyaknya juru parkir yang beroperasi di Taman Pancasila Karanganyar. Oleh karena itu Menurut sejarahnya, perparkiran yang ada di lingkungan Taman Pancasila Karanganyar dulunya adalah inisiatif dari masing-masing individu, karena semakin lama semakin banyak pengunjung, dan pekerjaan menjadi juru parkir dianggap berpotensi maka menimbulkan banyaknya juru parkir yang beroperasi di Taman Pancasila Karanganyar. Oleh karena itu

Bapak Hartono adalah pemegang tender atau koordinator lapangan pertama sejak dibelakukannya aturan yang memperbolehkan pengelolaan parkir oleh pihak swasta/ perorangan. Dimana dalam kontrak kerja tersebut didasarkan pada suatu perjanjian kerja secara tertulis/ resmi. Dari perjanjian kerja tersebut termuat pasal-pasal yang menyebutkan bahwa pihak kedua (swasta/ perorangan) wajib menyetorkan hasil pemungutan retribusu parkir kepada pihak pertama (dinas) setiap bulan sekali sesuai dengan target pendapatan parkir di lokasi yang dikelola.

Karena ada sesuatu hal yang sifatnya pribadi, maka Bapakak Hartono selaku koordinator perparkiran di Taman Pancasila menjual tendernya kepada Bapak Bambang Sutrisno, dan pergantian koordinator dimulai dari tahun 2004 hingga sekarang.

Saat ini Bapak Bambang Sutrisno membawahi 8 juru parkir resmi yang ada di Taman Pancasila. Juru parkir tersebut diantaranya adalah:

Tabel 2.1 DAFTAR PETUGAS PARKIR TAMAN PANCASILA KARANGANYAR

TAHUN 2011

Nama

Titik Lokasi

uh Santosa

Sumber: Wawancara dan Obsevasi Lapangan, 2011.

Para juru parkir ini sebagian besar sudah ada sebelum masa kepemimpinan Bapak Bambang Sutrisno. Bahkan ada beberapa dari mereka yang sudah bekerja menjadi juru parkir di Taman Pancasila sebelum pemerintah memutuskan untuk bekerjasama dengan pihak swasta/ perorangan untuk menjadi koordinator lapangan di Taman Pancasila. Walaupun kepemimpinan Bapak Bambang Sutrisno masih tergolong baru, akan tetapi hubungan sosial diantara mereka terbilang sudah relatif lama, Para juru parkir ini sebagian besar sudah ada sebelum masa kepemimpinan Bapak Bambang Sutrisno. Bahkan ada beberapa dari mereka yang sudah bekerja menjadi juru parkir di Taman Pancasila sebelum pemerintah memutuskan untuk bekerjasama dengan pihak swasta/ perorangan untuk menjadi koordinator lapangan di Taman Pancasila. Walaupun kepemimpinan Bapak Bambang Sutrisno masih tergolong baru, akan tetapi hubungan sosial diantara mereka terbilang sudah relatif lama,

Berbagai alasan melatarbelakangi mereka untuk menjadi juru parkir di Taman Pancasila, tetapi yang menjadi alasan umum adalah faktor ekonomi dan pendidikan yang rendah, membuat mereka terjebak dalam kelompok sektor informal yang sering kali tidak mempunyai akses dan kekuatan untuk menentukan pembangunan.

Berbeda dari masa kepemimpinan Bapak Hartono yang menentukan tarif pajak sebesar Rp 2.000,-/ hari untuk semua titik lokasi, pada masa kepemimpinan Bapak Bambang santoso, dari pembagian 8 lokasi di atas pada masing-masing titik Bapak Bambang Sutrisno menentukan tarif pajak yang berbeda-beda. Hal ini dilakukan dengan alasan untuk menyamaratakan pendapatan juru parkir agar tidak terjadi perselisihan dan perebutan wilayah oleh para juru parkir. Semakin strategis titik parkir maka semakin mahal pajak retribusi yang harus di bayar oleh juru parkir. Tarif pajak ini semakin naik dari tahun ke tahun tergantung ramai tidaknya titik lokasi parkir. Pajak parkir untuk lokasi yang paling sepi saat ini mencapai Rp 8.000-/ hari, dan untuk titik lokasi yang setrategis seperti lokasi di sebelah utara, tarif yang ditentukan bisa mencapai Rp 50.000,-/ hari. Untuk data lebih lengkapnya dapat di lihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.2 PAJAK RETRIBUSI PARKIR TAMAN PANCASILA KARANGANYAR

TAHUN 2011

Titik Lokasi Parkir

ak Retribusi Parkir/ hari

0,-/ hari

Utara

0,-/ hari

Tengah

0,-/ hari

Selatan

0,-/ hari

,-/ hari

elatan

0,-/ hari

Tengah

0,-/ hari

Utara

0,-/ hari

Sumber: Wawancara dan Obsevasi Lapangan, 2011. Pajak retribusi ini dipungut dalam jangka waktu seminggu sekali

oleh koordinator lapangan. Walaupun tanggunan ini terbilang cukup berat bagi juru parkir, tetapi para juru parkir ini selalu memenuhi target tiap oleh koordinator lapangan. Walaupun tanggunan ini terbilang cukup berat bagi juru parkir, tetapi para juru parkir ini selalu memenuhi target tiap

Dengan pajak retribusi yang cukup tinggi dan kondisi lapangan yang tidak tentu tiap harinya, maka ada beberapa juru parkir yang menarik retribusi lebih tinggi dari pajak yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, dengan alasan untuk mengejar setoran. Padahal pada beberapa titik lokasi parkir sudah tertera papan pengumuman mengenai tarif parkir di tepi jalan umum. Akan tetapi sebagian besar dari pengunjung juga tidak merasa keberatan dengan tarif yang ditentukan sendiri oleh para juru parkir, karena menurut mereka masih dalam kategori wajar.