E-Learning (Electronic Learning)

5. E-Learning (Electronic Learning)

a. Pengertian E-Learning (Electronic Learning)

Pengertian E-Learning adalah Suatu cara baru dalam belajar mengajar yang menggunakan media elektonik khususnya internet sebagai system pembelajarannya. E-Learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Penerapan E-Learning sekarang ini mulai digalakkan, dikarenakan sekarang ini internet dan medianya seperti laptop bukanlah barang yang istimewa lagi baik orang dewasa maupun anak sekolah. Kebanyakan sekarang ini banyak sekali anak sekolah yang membawa laptop kesekolahan dan hal inilah yang menjadikan guru harus juga dituntut untuk menguasai internet dan laptop agar dapat menerapkan pembelajaran E-Learning tersebut.

Sebetulnya istilah E-learning tergolong hal baru dan hal aktual dalam khasanah perkembangan Ilmu pengetahuan. Istilah E-learning muncul seiring

commit to user

kehidupan manusia, terutama teknologi internet dan teknologi yang berbasiskan komputer sebagai alat pengolah data dan informasi. Istilah E- learning juga muncul seiring dengan munculnya istilah e-e yang lain, seperti: E-Goverment (strategi pembangunan dan pengembangan sistem pelayanan publik berbasis teknologi digital), dan lain-lain.

E-Learning sendiri atau Elektronik Learning sudah ada sejak tahun 1970. Perlu diketahui, Situs belajar dan mengajar dengan menggunakan web dan internet sebenarnya bukanlah barang baru, bukan juga ide ataupun pemikiran baru. Konsepsi dan jargon yang bernama WBT (Web Based Training), E- Learning , web based teaching and learning, web based distance education, dan sebagainya telah bertebaran sejak era 20 tahunan yang lalu di seluruh pelosok dunia maya.

Berikut beberapa pengertian e-learning menurut para pakar :

2) Menurut Turban, E-Learning adalah proses belajar menggunakan web,

bisa dilakukan didalam kelas biasa maupun kelas virtual.

3) Vaugan Waller, E-Learning adalah proses belajar secara efektif yang dihasilkan dengan cara menggabungkan penyampaian meteri secara digital yang terdiri dari dukungan dan layanan dalam belajar.

4) Matt Comerchero, membahas lebih luas lagi bahwa E-Learning adalah salah satu bentuk pendidikan yang menggabungkan motivasi, komunikasi, efisiensi dan teknologi.

5) Mett Comerchero membagi E-Learning berdasarkan 4 hal:

a) Jalan komunikasi

b) Schedule

c) Sturuktur kelas E-Learning

d) Teknologi, seperti media CD interaktif dan web aplikasi

6) Menurut Dong (2009), menyatakan bahwa E-Learning adalah kegiatan belajar asynchronous (model belajar terpisah antara guru/instruktur dan dilakukan tidak dalam bentuk bersamaan sehingga siswa dapat mengatur sendiri kecepatan belajarnya) melalui perangkat elektronik komputer yang

commit to user

belajar yang sesuai dengan kebutuhannya. Dari pendapat-pendapat para ahli diatas maka E-Learning dapat dijelaskan bahwa E-Learning merupakan penyampaian informasi, komunikasi, pendidikan, pelatihan secara online dan menyajikan seperangkat alat, teknologi yang dapat memperkaya nilai belajar sehingga dapat menjawab tantangan era global. E-Learning juga tidak berarti menggantikan model konvensional belajar didalam kelas, tetapi memperkuat model belajar tersebut melalui pengembangan teknologi pendidikan, serta E-Learning memungkinkan proses pembelajaran yang flaksibel tanpa terbatas oleh waktu, tempat dan jarak.

b. Bahan Belajar berbasis E-Learning

Munir (2004:56) mengemukakan bahwa konsep bahan belajar berbasis e-learning dikembangkan berdasarkan teori kognitif dan teori pembelajaran yang dinyatakan dalam teori-teori: (1) adaftive learning theory, (2) preferred modality theory, (3) cognitive flexibility theory.

1. Adaftive learning theory Adaftive learning theory, mengisyaratkan bahwa para siswa memasuki proses pembelajaran pada tahap pencapaian dan pengalaman yang berbeda. Untuk itu guru/dosen perlu menggunakan berbagai bahan dan strategi pembelajaran untuk memenuhi pencapaian dan pengalaman yang berbeda tersebut. Ini juga bermakna perangkat lunak atau bahan belajar e-learning yang dibuat perlu menggunakan berbagai strategi dan pendekatan untuk memenuhi kebutuhan siswa.

2. Preferred modality theory Preferred modality theory, mengisyaratkan behwa para siswa memiliki kecenderungan modalitas belajar yang berbeda. Sebagian siswa memiliki modalitas melalui aktivitas mendengar, melihat, mendengar dan melihat. Karena itu perangkat lunak atau bahan belajar e-learning perlu memperhatikan mobilitas belajar siswa dengan upaya menampilkan

commit to user

dengan tujuan pembelajaran.

3. Cognitive flexibility theory Cognitive flexibility theory, Mengisyaratkan bahwa suatu bidang dapat dipelajari dengan lebih mendalam dan lebih efektif bila mana siswa menggunakan proses belajar dengan cara nonlinear. Hal ini bermakna bahwa suatu bidang yang dipelajari mencakup berbagai aspek dan domain yang saling berkaitan. Oleh kerena itu bahan pembelajaran yang berupa perangkat lunak e-learning yang dipersiapkan hendaknya tidak menyerupai metafora buku yang cenderung linear atau berurutan dari segi pendekatan dan penyampaiannya.

c. Jenis-jenis E-Learning

1) Learner-led e-learning Ketegori ini dikenal pula dengan istilah self-directed e-learning, yaitu e-learning yang dirancang untuk memungkinkan pembelajar belajar secara mandiri. Itulah sebabnya disebut dengan learner-led e- learning dan tujuannya adalah untuk menyampaikan pembelajar bagi para pembelajar mendiri (independent learning). Learner-led e- learning berbeda dengan computer-based training yang sama-sama didedikasikan untuk belajar mandiri, bedanya dalam computer-based training pembelajar mempelajari materi tanpa melalui jaringan internet atau web, tetapi via komputer, seperti melalui CD-ROM atau DVD. Sedangkan learner-led e-learning semua materi (seperti multimedia presentation, html, dan media interaktif lainnya) dikemas dan ditujukan melalui via jaringan internet/web.

2) Instructor-led e-learning Instructor-led e-learning merupakan jenis kebalikan dari learner-led e-learning , yaitu penggunaan teknologi internet/web untuk menyampaikan pembelajaran seperti kelas konvensional, dengan kata lain kelas pindah ke web. Konsekuensinya memerlukan teknologi

commit to user

chatting, bulletin board , dll.

3) Facilitated e-learning Facilitated e-learning merupakan kombinasi dari learner-led dan instructor-led e-learning. Jadi bahan belajar mandiri dalam beragam bentuk disampaikan via website dan komunikasi interaktif dan kolaboratif juga dilakukan via website (seperti forum diskusi, konferensi, chatting, dll).

4) Embedded e-learning Embedded e-learning memberikan upaya agar terjadi semacam just-in time training . Kategori e-learning ini dirancang untuk dapat memberikan bantuan segera, ketika seseorang ingin menguasai ketrampilan, pengetahuan atau lainnya, sesegera mungkin saat itu juga dengan bantuan aplikasi program yang ditanamkan diwebsite.

5) Telementoring dan e-coaching Kategori ini adalah pemanfaatan teknologi internet dan web untuk memberikan bimbingan dan pelatihan jarak jauh. Dalam konteks ini, tool seperti telekonferensi (video, audio, computer), chatting, instant messaging , atau telepon digunakan untuk memandu dan membimbing peserta belajar dalam menguasai pengetahuan, ketrampilan, atau sikap yang harus dikuasainya.

6) Blended Learning Sebuah pembelajaran yang menggabungkan berbagai cara penyampaian, model pengajaran, dan gaya pembelajaran, memperkenalkan berbagai pilihan media dialog antara fasilitator dengan orang yang mendapatkan pengajaran dan sebagai sebuah kombinasi pengajaran langsung (face-to-face) dan pengajaran online, tapi lebih daripada itu sebagai elemen dari interaksi sosial. Pembelajaran ini di dukung oleh kombinasi efektif dari cara penyampaian, cara mengajar dan gaya pembelajaran yang berbeda

commit to user

yang terlibat dengan pelatihan.