SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. SIMPULAN
1. Unsur semiotis pertama (ikon) yang terdapat dalam Kumpulan Cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia karya Agus Noor adalah berupa ikon- ikon metaforis. Unsur semiotis kedua (indeks) yang terdapat dalam karya tersebut berupa indeks yang memiliki kaitan atau hubungan dengan teks dalam teks. Unsur semiotis ketiga (simbol) yang terdapat dalam karya tersebut berupa gerakan tubuh dan simbol yang diwakilkan oleh benda tertentu.
2. Berdasarkan hasil analisis unsur ikon, indeks, dan simbol dalam Kumpulan Cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia ini dapat diketahui makna di balik unsur-unsur tersebut. Ikon metaforis dalam karya tersebut memiliki makna konotasi tertentu dari apa yang disebutkan (sesuai dengan konteks cerita). Indeks yang memiliki kaitan atau hubungan dengan teks dalam teks memiliki makna yang dikelompokkan menjadi tiga macam, antara lain bermakna penggambaran perasaan para tokoh dalam cerita, penggambaran latar tempat dan suasana dalam cerita, dan penggambaran watak para tokoh dalam cerita. Simbol yang diwakili oleh benda bermakna terjadinya suatu peristiwa (kematian) dan simbol berupa gerakan tubuh merupakan ekspresi yang mewakili perasaan para tokoh.
3. Nilai- nilai pendidikan yang terdapat dalam Kumpulan Cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia karya Agus Noor tersebut, antara lain nilai agama, terdapat dalam cerpen berjudul “Variasi Kematian Paling Seksi”, “20 Keping Puzzle” (yang mengajarkan pembaca untuk senantiasa mengingat Tuhan dan mengingat datangnya kematian sehingga kita selalu mempersiapkan diri untuk menghadapinya), “Pelancong Kepedihan” dan “Penyemai Sunyi” (subjudul dalam Empat Cerita Buat Cinta) mengajarkan pembaca untuk senantiasa tabah dalam menjalani ujian dan ketentuan Tuhan. Nilai sosial, terdapat dalam “Kartu Pos dari Surga”, “Penjahit Kesedihan” dan “Pelancong Kepedihan”, “Permen”, “Perihal Orang Miskin yang Bahagia”, “Cerita yang Menetes dari Pohon Natal” dalam judul tersebut mengajarkan kita tentang toleransi
kondisi fisik, dan sebagainya serta kritik sosial terhadap pemerintah dalam menangani ketimpangan sosial yang semakin tajam. Nilai moral dalam karya tersebut, terdapat dalam “Pemetik Air Mata” dan “Penyemai Sunyi “Episode”, dan “Kartu Pos dari Surga”, judul-judul cerpen tersebut mengajarkan kita untuk senantiasa memegang teguh kejujuran dan kebenaran dalam setiap langkah atau keputusan yang kita ambil dalam melakukan sesuatu. Nilai estetis dalam karya tersebut, terdapat dalam “Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia”, “Parousia” dan “Mawar di Tiang Gantungan”, judul-judul tersebut terdapat nilai estetis atau keindahan, misalnya dalam pemaparan setting tempat yang menggambarkan keindahan alam, atau tentang penggambaran sepotong bibir yang terindah yang mengeluarkan kata-kata indahnya.
B. IMPLIKASI
Hasil dari penelitian ini berimplikasi pada dunia sastra dan pengajaran bahasa dan sastra Indonesia. Dalam dunia sastra, penelitian ini memberikan khazanah atau pengetahuan tentang menemukan dan memahami makna semiotik yang terdapat dalam suatu karya sastra, khususnya dalam bentuk cerpen. Melalui penelitian ini, pembaca dapat terbantu untuk memahami makna semiotik dan pesan atau nilai-nilai yang terkandung dalam Kumpulan Cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia yang terkait dengan pendidikan karakter di sekolah.
Implikasi terhadap pengajaran apresiasi sastra, penelitian ini dapat dijadikan satu alternatif karya sastra yang dapat dikaji dengan semiotik. Hal tersebut dikarenakan di dalamnya sarat akan lambang-lambang atau unsur semiotis yang digunakan pengarang dalam menyampaikan ceritanya.
C. SARAN
1. Pembaca Pembaca seharusnya lebih bisa membaca secara menyeluruh suatu karya sastra tertentu, karena suatu karya sastra sebenarnya tidak hanya dapat dibaca secara sepenggal-sepenggal tanpa memahami konteks dari cerita yang diciptakan pengarang. Oleh karena itu, sebaiknya pembaca 1. Pembaca Pembaca seharusnya lebih bisa membaca secara menyeluruh suatu karya sastra tertentu, karena suatu karya sastra sebenarnya tidak hanya dapat dibaca secara sepenggal-sepenggal tanpa memahami konteks dari cerita yang diciptakan pengarang. Oleh karena itu, sebaiknya pembaca
2. Dosen Dalam pengajaran apresiasi sastra, dosen menggunakan karya- karya yang baru dan relevan dengan situasi yang terkini. Dengan demikian, tidak hanya pada aspek apresiasi saja yang tercapai melainkan aspek-aspek yang lain, seperti informasi, edukasi, dan isu terkini yang dikemas dalam suatu karya sastra.
3. Guru Seorang guru sebaiknya memiliki pengetahuan mengenai kajian semiotik, sehingga dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dapat membimbing para siswa memahami makna karya sastra secara mendalam. Selain itu, sebaiknya guru mampu memilih atau menyeleksi karya-karya sastra yang layak untuk dijadikan bahan ajar apresiasi sastra Indonesia, karena tidak semua karya sastra bisa dikatakan layak atau sesuai dengan peserta didik.
4. Penulis Ketika penulis menciptakan suatu karya sastra hendaknya tidak hanya menampilkan unsur hiburan, tetapi juga menyajikan nilai-nilai atau pesan moral (edukatif) yang dapat dipetik oleh pembacanya. Selain itu, untuk menghindari pertentangan ketika penulis menciptakan karya sastra yang bersifat menyindir bahkan mengkritik suatu pihak tertentu hendaknya penulis juga memikirkan metode yang tepat dalam menyampaikan idenya, salah satunya dengan metode semiotik.