Dokumen Spiritual
5. Dokumen Spiritual
Satu-satunya dokumen spiritual yang amat penting yang akan kita selidiki adalah Rules of Conduct for Superiors (Petunjuk-petunjuk bagi Para Pemimpin) 234 . Dokumen ini ditulis tangan sekitar tahun 1855 oleh Br. Bernardus. 235 Sebagai tulisan rohani, dokumen ini mewahyukan kepada kita
suatu pandangan tentang spiritualitas asli Kongregasi, sekurang-kurangnya sebagian darinya. Petunjuk-petunjuk bagi Para Pemimpin dibagi ke dalam tiga bagian: Prakata, Bagian Pokok, dan Petunjuk-petunjuk Umum. Tetapi, dokumen ini pada awalnya dibagikan kepada para bruder tanpa bagian ketiga, petunjuk-petunjuk umum. Bagian pokok bicara secara berurutan tentang: rendah hati, teladan baik, mencintai para bruder, saleh, sikap bijaksana, lembut hati , tabah hati, kebijaksanaan dan berpengetahuan, semangat dan keteguhan hati , serta percaya kepada Tuhan.
anugerahkan dari Yesus bagi kami hati yang murah sejati agar kebaikan mencintai orang miskin, yang kami belajar dari teladanmu, juga karena perantaraanmu, kami laksanakan sesempurna mungkin, dan dengan demikian bersama Dikau, memperoleh dari Yesus, kebahagiaan kekal, yang dijanjikan kepada mereka yang berbelaskasih. Amin.”
“Direktorium dan Buku Kebiasaan bagi para Bruder Santa Maria yang Terkandung tak Bernoda, di Maastricht”, Maastricht 1917, 100-101 : “ 1. Allah menghendaki agar St.Vinsensius de Paul menjadi Pelindung khusus Kongregasi ini untuk menjaga kepentingan pada Allah dan agar para Bruder menarik pelajaran dari padanya, kebaktian dan cinta yang rela berkorban untuk berkarya pada keselamatan rohani dan jasmani sesama manusia. 2. Rahasia keberhasilan yang dianugerahkan Allah kepada usaha Santo kami bagi keselamatan sesama manusia, berdasarkan cintanya pada Allah dan sesama serta kebaktiannya dan kerelaan berkorban. 3. Para Bruder harus mohon Pelindung mereka boleh mengikutinya dalam pelaksanaan kebaikan, agar usaha mereka pun demi keselamatan jiwa-jiwa berkenan kepada Allah dan diberkati-Nya.”
Lihat P.J.H., U BACHS , “Masters ...”, 39, suatu contoh tentang rumusan untuk profesi dari Br. Mathias, diikrarkan tanggal 15 August 1931 di Maastricht.
Suatu penelitian tentang dokumen ini telah dikerjakan oleh Pierre Humblet. Lihat P IERRE H UMBLET , “With a View to the Brothers: Rules Conduct for Superiors: A Way for the Congregation”, Nijmegen 1994, 75. Pada tahun yang sama, dokumen ini diterbitkan untuk pertama kali: B RO . B ERNARD H OECKEN , “Rules of Conduct for Superiors of the Brothers of the Immaculate Conception of Mary”. Kata Pengantar dan naskah oleh Pierre Humblet, Nijmegen 1994. Judul asli dokumen ini adalah Rules of Conduct for Superiors.
Catatan dari Pierre Humblet, “Dalam lanjutan studi ini, kami akan menyebut Bernardus Hoecken sebagai pengarangnya, sambil tetap mengingat bahwa tidak ada kepastian mutlak mengenai soal siapa pengarang sebetulnya “. Lihat Bro. Bernard Hoecken, “Rules of Conduct …”, 13.
95 | Petrus Suparyanto
Pierre Humblet menganalisa dokumen ini bertolak dari istilah-istilah “percaya, kepercayaan, dan iman”, dan sampai kepada suatu simpulan: Kita melihat juga bagaimana sedikit demi sedikit, kelompok kata itu semakin
menentukan suatu pola pokok pada spiritualitas Petunjuk-petunjuk Bertingkah Laku. Sekaligus kita mencatat bagaimana pola pokok itu mengarahkan spiritualitas Petunjuk-petunjuk Bertingkah Laku ke arah kerasulan, sehingga menjadi spiritualitas apostolik yang khas: kerasulan bukan yang Anda buat, melainkan yang Allah buat melalui anda. 236
Pembaca mungkin akan mengatakan, “Ini bukanlah seorang religius-bruder, tetapi seorang kristiani pada umumnya!” Tepat! Karena seorang religius sedang menuju kepada menjadi seorang kristiani. Kita adalah alat bagi karya Allah. Kita hendaknya melayani Allah dengan segala karunia yang telah Ia berikan kepada kita. 237 Sejalan dengan penelitian ini, kita akan berusaha
mendekati Petunjuk-petunjuk bagi Para Pemimpin dengan cara yang beda. Kita tidak bermaksud untuk membuat suatu analisa sistematis, tetapi mencoba menangkap elemen-elemen Spiritualitas Vinsensian yang tersebar di dalam dokumen ini.
Sifat khas Petunjuk-petunjuk bagi Para Pemimpin sebagian besar ditentukan oleh sejumlah besar kutipan-kutipan yang mendasari dan menyemarakkan tulisan itu. Khususnya kutipan-kutipan dan contoh dari Kitab Suci banyak sekali (lebih dari seratus), tetapi juga jumlah kutipan dari buku bukan Kitab
Suci, banyak sekali. Ada tujuh belas santo-santa 239 dan dua klerus yang namanya disebut oleh Br. Bernardus. Sembari membaca dokumen ini,
secara spontan kita menemukan bahwa Santo Bernardus, 240 Fransiskus de
236 P IERRE H UMBLET , “With a View to the Brothers…”, 45.
237 Bdk. C OLUMBA C ARY -E LWES , “Letter and Spirit: St Benedict‟s Rule for Our Times”, The Way
40 (1981) 17. 238 Mereka itu adalah St. Bernardus (20.27.32.43), Paus Pius V (20), Paus Leo XI (20), Yohana Fransisca (21.24), Fransiskus de Sales (22.29.39.44.55[2x].56),
Alfonsus (23.38.53), Vincent de Paul (25 [2x].28.34 [2x].36.42.62), J.B. de Sales (29 [2x]), Magdalena de Pazzi (30.56), Paus St. Clemens (34), Gregory (40), Pachomeus (43), Gregorius Agung (43), Aloysius (44), Antonius Abbas (44), Theresa (49.56), dan St. Krisostomus (50). Nomor-nomor ini menunjuk halaman buku.
Kaum klerus yang disebut oleh Bernardus adalah Antonius Torres dan Johanes Crasset, S.J. Lihat B RO . B ERNARD H OECKEN , “Rules of Conduct …”, 33&44.
Pierre Humblet mengatakan bahwa suatu sumber yang pasti dimiliki Hoecken adalah Konstitusi, yang pada tahun 1809 disusun oleh Pastor P.J. Triest (1760-1836) bagi Bruder Karitas, dimana ia sendiri dipengaruhi oleh St. Vinsensius dan
BERTOLAK DARI SPIRITUALITAS PENDIRI 96 |
Sales, dan Vinsensius de Paul memiliki ranking tinggi. “Mengenai golongan kutipan ini patut diperhatikan bahwa penulis itu diinspirasikan secara khusus oleh Santo Fransiskus de Sales dan Vinsensius de Paul; kira-
kira 40% kutipan itu di 241 peroleh dari kedua pengarang itu.“ Di antara sepuluh keutamaan-keutamaan, Br. Bernardus menulis di dalam bukunya
Petunjuk-petunjuk bagi Para Pemimpin, St. Vinsensius dan keutamaan- keutamaannya ditemukan di dalam enam keutamaan Bernardian.
Pertama-tama , pada keutamaan rendah hati, St. Vinsensius mengatakan, “Seorang pemimpin tidak boleh menyatakan bahwa dirinya pemimpin. Sangat tidak jujurlah, jika seorang pemimpin berkata bahwa – demi memimpin dengan baik dan demi mempertahankan wewenangnya – ia harus menyatakan bahwa dirinya pemimpin. Dengan kata-kata dan teladan- Nya, Yesus telah mengajarkan sebaliknya.” Santo Vinsensius meneruskan, “Seorang pemimpin seyogianya menerima kalau ia ditegur mengenai
kesalahannya dan yakin bahwa ia membuat kesalahan sebagai pemimpin, sebagai religius dan sebagai orang Kristen dalam fungsi yang dijabatnya.” 242
Kedua , teladan baik. Pemimpin-pemimpin yang memberikan teladan baik, ibarat bau bunga yang harum mewangi yang menyentuh semua orang yang mendekati mereka. “Santo Vinsensius de Paul begitu teliti menaati Konstitusi (meskipun ia Pemimpin Umum), sehingga ia tidak pernah lupa berlutut ketika ia masuk kamarnya, karena itu ditetapkan dalam Konstitusi. Sebenarnya karena sakitnya, kelemahan badani, usia, dan kakinya yang sakit, dapatlah ia membebaskan diri dari peraturan itu. Tidaklah begitu tindakannya: ia ingin memberikan teladan kepada para pengikutnya. Begitu pula orang yang suci ini, selalu bangun pada waktu yang ditetapkan,
meskipun biasanya ia bekerja sampai larut malam.” 243
St. Bernardus. Lihat B RO . B ERNARD H OECKEN , “Rules of Conduct …”, 15. Cara Triest menuliskan Aturan bagi para brudernya adalah dengan mengutip kata-kata orang- orang saleh dan kudus. “Aturan yang saya berikan kepada kalian adalah kutipan- kutipan dari karangan orang-orang saleh dan kudus.” Lihat R ENÈ S TOCKMAN , F.C., “Good Father Triest”, 69.
241 B RO . B ERNARD H OECKEN , “Rules of Conduct …”, 6. 242 B RO . B ERNARD H OECKEN , “Rules of Conduct …”, 25. 243 B RO . B ERNARD H OECKEN , “Rules of Conduct …”, 28.
97 | Petrus Suparyanto
Ketiga , mencintai para bruder. Saya ingin sekali, agar para bruder sungguh yakin bahwa Anda selalu siap sedia menolong, menasihati, menghibur, dan memberi hati. Kata St. Vinsensius de Paul, “ Lancar dalam bergaul dan mencintai adalah sarana yang sangat kuat untuk mengikat hati para bruder dan mendorong mereka untuk melaksanakan tugas-tugas yang membosankan juga.” Di tempat lain, Santo itu mengatakan, “Seorang pemimpin harus sungguh baik hati dalam tingkah lakunya, agar setiap
bruder dapat merasakan bahwa ia d 244 icintai olehnya.” Keempat , saleh. St. Vinsensius de Paul, Pelindung kita mengatakan, “
Pemimpin harus berlindung kepada Tuhan dalam doa bukan saja jika ia bimbang dan mengalami kesukaran, melainkan juga untuk mendengar dari Tuhan sendiri, apa yang harus diajarkan kepada orang lain. Ia harus meneladan Musa, yang hanya menyampaikan pesan Allah kepada bangsa
Israel, apa yang didengarnya dari Allah, lain tidak.“ 245 Kelima , dalam keutamaan lembut hati, Bernardus masih menyebut-nyebut
St. Vinsensius, tetapi tidak mengutip ucapan-ucapannya. Dia hanya menegaskan, “Berusahalah meneladan dengan tepat Bapa dan Pelindung kita, St. Vinsensius de Paul. Karena kesabaran dan keramahtamahannya, ia menyelesaikan banyak hal. Ia disebut: malaikat kedamaian. Ia selalu mengajak orang, agar mereka melatih diri dalam kelembutan hati dan keramahtamahan, katanya: Keutamaan-keutamaan itu membuka hati orang
sedangkan kekerasan menutupnya.“ 246 Terakhir, tabah hati. Tabah hati adalah suatu keutamaan yang
mahapenting bagi pemimpin. Karena jika ia ditimpa oleh kelemahan atau ketakutan, jika ia selalu prihatin atau terlalu khawatir mengenai suatu kesukaran, ia membahayakan diri sendiri dan seluruh komunitasnya. St.Vinsensius de Paul mengatakan, “Tak ada yang lebih merugikan suatu komunitas daripada pemimpin yang terlalu lemah, yang suka menyenangkan
orang lain dan mencari- 247 cari cinta para anggota komunitas itu.”
244 B RO . B ERNARD H OECKEN , “Rules of Conduct …”, 34. 245 B RO . B ERNARD H OECKEN , “Rules of Conduct …”, 36. 246 B RO . B ERNARD H OECKEN , “Rules of Conduct …”, 45. 247 B RO . B ERNARD H OECKEN , “Rules of Conduct …”, 42.
BERTOLAK DARI SPIRITUALITAS PENDIRI 98 |
Pengutipan kata-kata Vinsensius ini tidak dimaksudkan sebagai bahan untuk dianalisa secara teologis dan spiritual, tetapi lebih untuk menunjukkan pengaruh spirit St. Vinsensius demi usaha untuk menemukan akar Spiritualitas Vinsensian Kongregasi. Sebagaimana dipikirkan oleh Bernardus, Petunjuk-petunjuk bagi Para Pemimpin ditujukan untuk mendorong dan menyemangati para pemimpin dalam membangun kehidupan religius baik bagi mereka sendiri maupun anggota-anggotanya melalui proses formatif yang dinamis.