Temuan – Sistem Penyaluran, Pencatatan, dan Pelaporan Realisasi Belanja Bantuan Sosial Tidak Menjamin Pemberian Bantuan Mencapai Sasaran yang Telah Ditetapkan

2.1. Temuan – Sistem Penyaluran, Pencatatan, dan Pelaporan Realisasi Belanja Bantuan Sosial Tidak Menjamin Pemberian Bantuan Mencapai Sasaran yang Telah Ditetapkan

LRA LKPP Tahun 2010 melaporkan realisasi Belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp697.406.380,19 juta yang diantaranya merupakan Belanja Bantuan Sosial (Bansos) sebesar Rp68.611.111,99 juta atau 9,84% dari Belanja Pemerintah Pusat. Rincian realisasi Belanja Bansos adalah sebagai berikut.

BPK

LHP SPI – LKPP TAHUN 2010

Halaman 19 dari 46

Tabel 2.1 Belanja Bantuan Sosial Tahun 2010

No

Uraian

Jumlah (Rp)

Prosentase (%)

1 Belanja Bantuan Kompensasi Kenaikan 4.608.123.632.500 6,72% Harga Bahan Bakar Minyak (BBM)

2 Belanja Bantuan Langsung (Block Grant) 37.605.677.677.567 54,83% Sekolah/ Lembaga/Guru

3 Belanja Bantuan Imbal Swadaya 965.937.110.000 1,41% Sekolah/Lembaga

4 Belanja Bantuan Beasiswa 4.779.029.074.747 6,97% 5 Belanja Bantuan Sosial Lembaga

79.921.402.400 0,12% Peribadatan

6 Belanja Lembaga Sosial Lainnya 20.572.423.089.073 30,00%

LHP atas LKPP Tahun 2006, 2007, dan 2008 telah mengungkapkan kelemahan Sistem Pengendalian Intern (SPI) atas penyaluran dana bansos, yaitu pertanggungjawaban penyaluran dana bansos tidak memadai, realisasi Belanja Bansos tidak sesuai peruntukannya, dan terdapat dana yang masih tersimpan oleh bank/atau lembaga/kelompok penerima bansos yang belum disalurkan. Atas permasalahan tersebut, BPK telah merekomendasikan Pemerintah agar mengatur penganggaran, pengelolaan, dan pertanggungjawaban bansos secara jelas, serta melakukan pengawasan intern atas penyaluran dan pertanggungjawaban bansos tersebut. Pemerintah menindaklanjuti rekomendasi tersebut dengan menetapkan Buletin Teknis Nomor 10 tanggal 09 Maret 2011 tentang Standar Akuntansi Belanja Bantuan Sosial bekerja sama dengan KSAP.

Dalam pemeriksaan atas LKPP Tahun 2010, BPK masih menemukan permasalahan terkait Belanja Bansos sebesar Rp2.435.903,77 juta, yaitu sebagai berikut.

a. Penyaluran bansos pada enam KL sebesar Rp2.255.331,68 juta belum didukung dengan bukti pertanggungjawaban keuangannya dari penerima bantuan;

b. Dana bansos pada empat KL belum disalurkan dan masih tersimpan pada pihak ketiga (bank/lembaga-kelompok penerima/koperasi) sebesar Rp175.634,96 juta; dan

c. Penyaluran bansos pada tiga KL tidak sesuai dengan peruntukannya atau tidak tepat sasaran sebesar Rp4.937,13 juta.

Rincian permasalahan diuraikan pada Lampiran 9. Permasalahan tersebut tidak sesuai dengan:

a. Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan APBN menyatakan bahwa pelaksanaan anggaran belanja negara didasarkan pada prinsip-prinsip terarah dan terkendali sesuai dengan rencana dan program yang telah ditetapkan; dan

b. Buletin Teknis Nomor 04 tentang Penyajian dan Pengungkapan Belanja Pemerintah, Bab IV Klasifikasi Menurut Jenis Belanja menyatakan bahwa bansos adalah transfer uang atau barang yang diberikan kepada masyarakat guna melindungi dari kemungkinan terjadinya risiko sosial. Bansos dapat langsung diberikan kepada anggota masyarakat dan/atau lembaga kemasyarakatan termasuk di dalamnya bantuan untuk lembaga non pemerintah bidang pendidikan dan keagamaan. Jadi Belanja Bantuan Sosial adalah pengeluaran pemerintah dalam bentuk uang/barang atau jasa

BPK

LHP SPI – LKPP TAHUN 2010

Halaman 20 dari 46 Halaman 20 dari 46

Permasalahan tersebut mengakibatkan Belanja Bansos sebesar Rp2.255.331,68 juta belum dapat diyakini kebenaran pengeluarannya dan sebesar Rp2.435.903,77 juta belum efektif.

Permasalahan tersebut disebabkan Pemerintah belum mengatur sistem pengelolaan dan pertanggungjawaban bansos secara jelas dan belum melaksanakan pengawasan intern atas penyaluran dan pertanggungjawaban bansos tersebut.

Tanggapan – Pemerintah terus melakukan upaya evaluasi penganggaran, penyaluran dan pelaporan belanja bantuan sosial agar dapat dilaksanakan tepat sasaran dan dicatat sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang berlaku. Dengan diterbitkannya Buletin Teknis SAP Nomor 10 tentang Belanja Bantuan Sosial diharapkan dapat membantu upaya tersebut di atas. Terhadap realisasi belanja bantuan sosial yang belum selesai dilaksanakan dan/atau dipertanggungjawabkan, pemerintah akan menyelesaikan dan melengkapi dokumen pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan.

Rekomendasi – BPK merekomendasikan kembali kepada Pemerintah agar mengatur sistem, pengelolaan dan pertanggungjawaban bansos secara jelas, serta melakukan pengawasan intern atas penyaluran dan pertanggungjawaban bansos tersebut.

Dokumen yang terkait

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN MALANG KOTA LAYAK ANAK (MAKOLA) MELALUI PENYEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN

73 431 39

KEBIJAKAN BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH (BAPEDALDA) KOTA JAMBI DALAM UPAYA PENERTIBAN PEMBUANGAN LIMBAH PABRIK KARET

110 657 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

ANALISIS PROSES PENYUSUNAN PLAN OF ACTION (POA) PADA TINGKAT PUSKESMAS DI KABUPATEN JEMBER TAHUN 2007

6 120 23

ANALISIS YURIDIS TENTANG PENYELESAIAN SENGKETA MEREK AIR MINUM MINERAL "AQUA-versus-INDOQUALITY" (Studi Putusan Mahkamah Agung RI No. 04.PK/N/HaKI/2004)

2 65 91

ERBANDINGAN PREDIKSI LEEWAY SPACE DENGAN MENGGUNAKAN TABEL MOYERS DAN TABEL SITEPU PADA PASIEN USIA 8-10 TAHUN YANG DIRAWAT DI KLINIK ORTODONSIA RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT UNIVERSITAS JEMBER

2 124 18

HUBUNGAN ANTARA KONDISI EKONOMI WARGA BELAJAR KEJAR PAKET C DENGAN AKTIVITAS BELAJAR DI SANGGAR KEGIATAN BELAJAR KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN PELAJARAN 2010/2011

1 100 15

INTENSI ORANG TUA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENIKAHKAN ANAK PEREMPUAN DI BAWAH USIA 20 TAHUN DI KECAMATAN PAKEM KABUPATEN BONDOWOSO

10 104 107

KADAR TOTAL NITROGEN TERLARUT HASIL HIDROLISIS DAGING UDANG MENGGUNAKAN CRUDE EKSTRAK ENZIM PROTEASE DARI LAMBUNG IKAN TUNA YELLOWFIN (Thunnus albacares)

5 114 11