Sistem Pengendalian Ekuitas

5. Sistem Pengendalian Ekuitas

5.1. Temuan – Saldo Anggaran Lebih (SAL) Tahun 2010 masih Berbeda dengan Rincian Fisik Kas

Catatan C.2.42 atas LKPP Tahun 2010 mengungkapkan saldo akhir SAL per 31 Desember 2010 sebesar Rp97.740.596,43 juta. SAL tersebut terdiri dari rekening BUN di BI, rekening SAL, rekening khusus, rekening kas di KPPN, kas di bendahara pengeluaran, dan kas di BLU. Saldo tersebut disesuaikan dengan selisih kurs (unrealized) rekening BUN dalam valuta asing, utang PFK, serta utang kepada pihak ketiga.

Hasil pemeriksaan BPK atas LKPP Tahun 2006, 2007, 2008, dan 2009 mengungkapkan adanya selisih lebih atas saldo fisik masing-masing sebesar Rp1.927.500,60 juta, Rp1.295.200,24 juta, Rp474.286,01 juta, dan Rp261.781,09 juta yang tidak dapat ditelusuri. Atas permasalahan tersebut, BPK merekomendasikan kepada Pemerintah untuk menindaklanjuti rekomendasi BPK terkait SAL yang dilaporkan dalam LHP atas LKPP Tahun 2008 khususnya memperbaiki sistem pencatatan atas transaksi non anggaran yaitu dengan: 1) menelusuri akumulasi saldo Kas di Bendahara Pengeluaran yang dilaporkan di Neraca KPPN tahun-tahun sebelumnya; 2) memperbaiki sistem aplikasi untuk memastikan adanya identifikasi satker penyetoran sisa Uang Persediaan (UP); dan 3) meningkatkan efektivitas verifikasi ketepatan MA terkait transaksi UP, KU, dan retur SP2D.

BPK

LHP SPI – LKPP TAHUN 2010

Halaman 44 dari 46

Pada tahun 2010, Pemerintah telah menerbitkan PMK Nomor 206/PMK.05/2010 tentang Pengelolaan SAL. Sesuai dengan peraturan tersebut, saldo fisik SAL disimpan oleh:

a. BUN dalam bentuk rekening milik BUN, yaitu rekening yang dikelola oleh Kuasa BUN Pusat maupun Daerah;

b. Bendahara pengeluaran dalam bentuk uang persediaan; dan

c. Bendahara satker BLU dalam bentuk rekening kas BLU dan kas tunai. Sebagai akibat dari peraturan tersebut, komponen pembentuk SAL mengalami perubahan dari tahun 2009. Perubahan tersebut terkait penyesuaian SAL atas saldo reksus, pemberian dana talangan serta reimbursement dalam rangka reksus kosong, serta selisih kurs unrealized.

Dalam LKPP Tahun 2010, saldo akhir SAL menurut catatan masih berbeda dengan rincian fisik kas. Fisik SAL, setelah dikurangi Utang PFK dan Utang pada Pihak Ketiga adalah Rp97.700.391,95 juta atau lebih kecil sebesar Rp40.204,49 juta dibandingkan catatannya.

Selisih antara fisik dan catatan SAL tersebut diantaranya terjadi karena:

a. Terdapat akumulasi uang persediaan yang sudah digunakan oleh Kementerian Luar Negeri sebesar Rp80.077,83 juta namun belum dipertanggungjawabkan sehingga masih tercatat sebagai utang KL pada BUN.

b. Belum efektifnya rekonsiliasi antara data realisasi belanja berdasarkan SAU dan SAI sehingga masih terdapat selisih sebesar Rp17.405,48 juta. Selisih tersebut merupakan penjumlahan selisih positif sebesar Rp659.287,62 juta (nilai SAU lebih besar dibandingkan nilai SAI) dan selisih negatif sebesar Rp676.693,10 juta (nilai SAU lebih kecil dibandingkan nilai SAI).

c. Adanya kesalahan penggunaan mata anggaran atas penyetoran pengembalian UP oleh satker selama tahun 2010. Kesalahan tersebut tercermin dari tidak selarasnya mutasi non anggaran transito dengan mutasi Kas di Bendahara Pengeluaran. Kas di Bendahara Pengeluaran per 31 Desember 2010 turun sebesar Rp517.322,86 juta dibandingkan saldo per 31 Desember 2009. Penurunan Kas di Bendahara Pengeluaran tersebut berbeda sebesar Rp285.861,78 juta dibandingkan mutasi transito selama tahun 2010 yang hanya sebesar Rp231.461,08 juta.

d. Adanya permasalahan terkait pengelolaan dana talangan dan penggantiannya dari lender /donor. Masih ditemukan unidentified transactions atas talangan dan penggantiannya selama tahun 2010 masing-masing sebesar Rp16,78 juta dan Rp184.163,44 juta.

Permasalahan tersebut mengakibatkan nilai SAL yang disajikan pada Neraca LKPP Tahun 2010 tidak dapat diyakini kewajarannya. Tanggapan – Atas permasalahan tersebut, Pemerintah menanggapi bahwa nilai SAL pada akhir tahun 2009 menjadi dasar SAL tahun 2010 telah ditetapkan melalui PMK 206/PMK.05/2010 tentang Pengelolaan SAL.

BPK

LHP SPI – LKPP TAHUN 2010

Halaman 45 dari 46

Rekomendasi - BPK merekomendasikan Pemerintah agar segera menindaklanjuti rekomendasi terkait temuan dalam LHP LKPP tahun 2009 dan memperbaiki pengelolaan dan pencatatan transaksi yang berpengaruh terhadap SAL, antara lain PFK dan Uang Muka dari Rekening BUN.

BPK

LHP SPI – LKPP TAHUN 2010

Halaman 46 dari 46

Dokumen yang terkait

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN MALANG KOTA LAYAK ANAK (MAKOLA) MELALUI PENYEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN

73 431 39

KEBIJAKAN BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH (BAPEDALDA) KOTA JAMBI DALAM UPAYA PENERTIBAN PEMBUANGAN LIMBAH PABRIK KARET

110 657 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

ANALISIS PROSES PENYUSUNAN PLAN OF ACTION (POA) PADA TINGKAT PUSKESMAS DI KABUPATEN JEMBER TAHUN 2007

6 120 23

ANALISIS YURIDIS TENTANG PENYELESAIAN SENGKETA MEREK AIR MINUM MINERAL "AQUA-versus-INDOQUALITY" (Studi Putusan Mahkamah Agung RI No. 04.PK/N/HaKI/2004)

2 65 91

ERBANDINGAN PREDIKSI LEEWAY SPACE DENGAN MENGGUNAKAN TABEL MOYERS DAN TABEL SITEPU PADA PASIEN USIA 8-10 TAHUN YANG DIRAWAT DI KLINIK ORTODONSIA RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT UNIVERSITAS JEMBER

2 124 18

HUBUNGAN ANTARA KONDISI EKONOMI WARGA BELAJAR KEJAR PAKET C DENGAN AKTIVITAS BELAJAR DI SANGGAR KEGIATAN BELAJAR KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN PELAJARAN 2010/2011

1 100 15

INTENSI ORANG TUA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENIKAHKAN ANAK PEREMPUAN DI BAWAH USIA 20 TAHUN DI KECAMATAN PAKEM KABUPATEN BONDOWOSO

10 104 107

KADAR TOTAL NITROGEN TERLARUT HASIL HIDROLISIS DAGING UDANG MENGGUNAKAN CRUDE EKSTRAK ENZIM PROTEASE DARI LAMBUNG IKAN TUNA YELLOWFIN (Thunnus albacares)

5 114 11