2 Batasan
lansia menurut
Undang- Undang No. 13 tahun 1998 tentang
kesejahteraan lansia di Indonesia
dikatakan lansia
apabila telah
mencapai usia
diatas 60
tahun Hadywinoto, 1999; Maryam, 2008
dalam Simanullang et al, 2011.
2. Obesitas Pada Lansia
Obesitas adalah
ketidakseimbangan kalori di dalam tubuh, yaitu kalori yang masuk
melebihi kalori yang dikeluarkan dan kelebihan ini menjadi lemak tubuh
pada jangka waktu tertentu. Faktor perilaku
dan lingkungan
yang meliputi pola makan dan aktifitas
fisik merupakan hal yang paling berpengaruh pada kejadian obesitas
Yamin et al, 2013. Proses
penuaan dapat
mengubah metabolisme pada tubuh, yang
menyebabkan perubahan
komposisi tubuh dan pola makan. Jika lansia makan dengan jumlah
yang sama seperti orang yang masih muda,
maka resiko
terjadinya obesitas akan menjadi lebih besar
Ashary, 2010.
3. Lansia Obesitas dengan Kadar Gula Darah
Obesitas yang terjadi pada lanjut usia dapat meningkatkan resiko
penyakit seperti
hiperglikemia, hiperlipidemia, penyakit kardiovaskular,
diabetes melitus dan penyakit kanker Ashary, 2010.
Kurniawan 2010
dalam Fadyastiti et al, 2013 Pada usia 40
tahun tubuh
sudah mengalami
penurunan fungsi fisiologis, sehingga pada usia 45 tahun ke atas rentan
terjadi resistensi insulin. Orang yang menderita
diabetes kebanyakan
ternyata mengalami kelebihan berat badan Darrly dan Barnes, 2012.
4. Asupan Energi, Lemak, Protein, dan Karbohidrat
Gula merupakan
sumber makanan dan bahan bakar atau energi
bagi tubuh yang berasal dari proses pencernaan makanan. Tingginya kadar
gula darah dipengaruhi oleh tingginya
3 asupan energi dari makanan Wahyuni,
2008. Disamping mensuplai energi,
lemak terutama trigliserida, memiliki fungsi untuk menyediakan cadangan
energi tubuh, isolator, pelindung organ dan menyediakan asam lemak esensial
Mahan dan Escott-Stump, 2008 dalam Hardinsyah et al, 2010. Sedangkan
protein melalui
proses hidrolisis
menjadi asam amino yang berfungsi sebagai sumber utama bagi glukosa
melalui jalur
glukoneogenesis Bandiara, 2004.
Karbohidrat komplek berperan dalam mengendalikan kadar gula darah
tubuh. Fungsi
utama karbohidrat
adalah menyediakan energi bagi sel-sel tubuh, terutama sel-sel otak dan sistem
saraf pusat yang menghubungkan asupan glukosa darah Purnakarya,
2009.
5. Kadar Gula Darah
Jumlah atau
konsentrasi glukosa yang terdapat di dalam darah.
Pada pemeriksaan glukosa darah puasa responden sebelumnya sudah
puasa selama kurang lebih 8 jam dan kemudian
dilakukan pemeriksaan.
Variabel kadar gula darah puasa digolongkan dalam kategori tinggi
GDP ≥110mgdl dan normal GDP 110mgdl Dalawa et al, 2013.
Pemeriksaan glukosa darah 2 jam sesudah makan bermanfaat untuk
memantau pengendalian
Diabetes Melitus Qurruaeni, 2009. Kadar gula
darah 2 jam post prandial termasuk kategori baik 80-144 mgdl, sedang
144-179 mgdl dan tinggi ≥180 mgdl
Fitri dan Wirawanni, 2012.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian
ini merupakan penelitian observasional
dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan
Agustus 2014. Jumlah populasi adalah 46 lansia. Perhitungan besar
sampel diperoleh 31 lansia dengan Loss to follow 10 maka menjadi 34
lansia. Sampel ditentukan dengan