Teknik Pengumpulan Data Teknik Analisis Data

Febi Rosalia Indah, 2014 Hubungan antara Kelekatan dengan Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Gaya Kelekatan Cemas ditandai dengan: siswa merasa cemas jika ditolak dan diterlantarkan oleh guru. c. Gaya Kelekatan Menolak ditandai dengan: siswa tidak senang atau menolak jika berada di dekat guru. 2. Variabel yang berikutnya adalah motivasi belajar. Motivasi belajar merupakan dorongan seorang siswa untuk belajar agar mendapat atau mencapai tujuan yang diinginkan. Tinggi rendahnya motivasi belajar, dilihat dari indikator sebagaimana dikemukakan oleh Makmun 2003:40, yaitu: 1. Jumlah waktu yang diluangkan siswa untuk belajar. 2. Seberapa sering siswa belajar di sekolah maupun di rumah. 3. Fokus siswa untuk mendapat atau mencapai tujuan yang diinginkan. 4. Siswa tidak mudah putus asa ketika mendapat kesulitan dan berusaha mencari jalan keluarnya. 5. Pengorbanan siswa dari segi moral maupun materil untuk mencapai tujuan. 6. Tingkat tujuan yang ingin diraih siswa. 7. Prestasi yang sudah didapat dengan usaha siswa. 8. Sikap yang dilakukan siswa dalam mencapai tujuan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono 2012:137 pengumpulan data penelitian kuantitatif dapat dilakukan dengan cara wawancara, kuesionerangket, dan observasi. Kuesioner adalah sejumlah pernyataan yang dibuat untuk mengetahui informasi tentang responden yang bersifat pribadi Arikunto 2006 Pengumpulan data, menggunakan instrumen berupa kuesioner yang disebarkan pada siswa kelas 6 SDN Sukagalih Bandung. Febi Rosalia Indah, 2014 Hubungan antara Kelekatan dengan Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan berupa kuesioner dengan menggunakan skala bertingkat rating scale. Kuesioner skala bertingkat merupakan sebuah pernyataan yang mempunyai kolom yang dapat melihat tingkat persepsi yang dirasakan oelh responden, misalnya mulai dari sangat sesuai sampai dengan sangat tidak sesuai Arikunto, 2006. Kuesioner dalam penelitian ini adalah kuesioner gaya kelekatan dan kuesioner motivasi belajar.

1. Kuesioner Gaya Kelekatan

Kuesioner gaya kelekatan yang digunakan dalam penelitian dikembangkan oleh peneliti dengan menurunkan langsung ketiga gaya kelekatan dari Ainsworth 1978, yaitu gaya kelekatan aman, cemas, dan menghindar. Kuesioner tersebut terdiri atas 30 item, yang berbentuk skala rating. Tingkat reliabilitas kuesioner untuk gaya kelekatan aman tergolong sangat reliable 0,950, gaya kelekatan cemas tergolong reliable 0,796, dan gaya kelekatan menghindar tergolong reliable 0,799. Kuesioner gaya kelekatan digunakan untuk mengetahui jenis kelekatan responden. Untuk dapat mengelompokkan reponden ke dalam jenis kelekatan, maka langkah yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut: Febi Rosalia Indah, 2014 Hubungan antara Kelekatan dengan Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Penyekoran Kuesioner Gaya Kelekatan

Penyekoran kuesioner dilakukan dengan cara memberikan skor pada setiap pilihan jawaban responden, dengan ketentuan seperti tertera pada tabel 3.1 Tabel 3.1 Penyekoran Kuesioner Gaya Kelekatan Pilihan Jawaban Skor Favorable Unfavorable Sangat Sesuai 5 1 Sesuai 4 2 Ragu 3 3 Tidak Sesuai 2 4 Sangat Tidak Sesuai 1 5

b. Kategorisasi Skor Gaya Kelekatan

Kategorisasi pada instrumen gaya kelekatan akan mengelompokkan responden penelitian ke dalam tiga gaya kelekatan yaitu, aman, cemas dan menghindar. Kategorisasi ini dilakukan dengan cara penyekoran secara terpisah pada pernyataan-pernyataan yang mewakili setiap dimensi gaya kelekatan, sehingga setiap responden penelitian memiliki tiga skor pada instrumen gaya kelekatan. Skor tertinggi yang dimiliki responden menunjukkan kecenderungan gaya kelekatan yang dimilikinya. Febi Rosalia Indah, 2014 Hubungan antara Kelekatan dengan Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Terdapat tiga langkah untuk mengkategorisasikan responden pada gaya kelekatan tertentu, yaitu: 1 Menetapkan skor maksimal untuk tiap gaya kelekatan Skor maksimal untuk tiap gaya kelekatan didasarkan pada perhitungan jumlah pilihan jawaban. Berikut ini adalah tabel skor maksimal untuk masing-masing gaya kelekatan: Tabel 3.2 Skor Maksimal Gaya Kelekatan Gaya Kelekatan Jumlah Item Skor Maksimal Pilihan Jawaban Skor Maksimal Gaya Kelekatan Aman 10 5 50 Cemas 10 5 50 Menghindar 10 5 50 Total 30 Febi Rosalia Indah, 2014 Hubungan antara Kelekatan dengan Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2 Menghitung Skor Gaya Kelekatan Responden Adapun rumus perhitungan skor untuk setiap gaya kelekatan responden adalah sebagai berikut: 3 Menggolongkan Responden ke dalam Jenis Gaya Kelekatan Untuk dapat digolongkan ke dalam salah satu gaya kelekatan, responden harus memiliki skor maksimal salah satu gaya kelekatan yang paling tinggi dari skor maksimal dua gaya kelekatan yang lain.

2. Kuesioner Motivasi Belajar

Kuesioner motivasi yang digunakan dalam penelitian dikembangkan oleh peneliti dengan menurunkan langsung dari indikator motivasi belajar yang dikemukakan oleh Makmum 2003:40. Indikator tersebut yaitu: jumlah waktu yang diluangkan siswa untuk belajar, seberapa sering siswa belajar di sekolah maupun di rumah, fokus siswa untuk mendapat atau mencapai tujuan yang diinginkan, siswa tidak mudah putus asa ketika mendapat kesulitan dan berusaha mencari jalan keluarnya, pengorbanan siswa dari segi moral maupun materil untuk mencapai tujuan, tingkat tujuan yang ingin diraih siswa, prestasi yang sudah didapat dengan usaha siswa, sikap yang dilakukan siswa dalam mencapai tujuan. Skor Gaya Kelekatan Menghindar = Skor Gaya Kelekatan Cemas = Skor Gaya Kelekatan Aman = Febi Rosalia Indah, 2014 Hubungan antara Kelekatan dengan Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kuesioner terdiri atas 30 item, yang berbentuk skala rating, dengan tingkat reliabilitas sebesar 0,953 sangat reliable. Penyekoran kuesioner dilakukan dengan cara memberikan skor pada setiap pilihan jawaban responden, dengan ketentuan seperti yang tertera pada tabel 3.3 Tabel 3.3 Penyekoran Kuesioner Motivasi Belajar Pilihan Jawaban Skor Favorable Unfavorable Sangat Sesuai 5 1 Sesuai 4 2 Ragu 3 3 Tidak Sesuai 2 4 Sangat Tidak Sesuai 1 5 Kemudian dilakukan perhitungan jumlah total skor yang didapat dari masing- masing responden, sehingga setiap responden memiliki skor motivasi belajar. Skor motivasi belajar responden ada pada rentang skor 24-120. Febi Rosalia Indah, 2014 Hubungan antara Kelekatan dengan Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Uji Coba Alat Ukur Penelitian

1. Validitas Isi

Arikunto 2006 mengemukakan bahwa ukuran yang mampu melihat tingkat kevalidan instrumen disebut dengan validitas. Pada penelitian ini dilakukan uji validitas isi dan daya diskriminasi item untuk menilai validitas instrumen. Validitas isi dapat dilakukan dengan uji analisis rasional menurut para ahli, yaitu professional judgment Azwar, 2011. Dalam penelitian ini professional judgement dilakukan oleh dua orang dosen jurusan Psikologi Unversitas Pendidikan Indonesia yang di dalamnya dilakukan analisis item yang telah disusun peneliti untuk dilihat pernyataan- pernyataan mana saja yang cocok dengan indikator ataupun item yang harus diganti atau bahkan dibuang.

2. Uji Keterbacaan Instrumen

Uji keterbacaan ini dimaksudkan untuk mengetahui efektifitas fungsi aspek- aspek penilaian dan kalimat-kalimat yang dipakai. Hal ini dilakukan, agar dapat meminimalisir kesalahan yang mungkin terjadi karena kurang sesuainya tujuan yang ingin dinilai oleh peneliti dengan persepsi yang diterima oleh responden terhadap setiap item kuisioner. Pada penelitian ini, uji keterbacaan instrumen dilakukan 1 orang guru SD dan 8 orang siswa SD. Perubahan susunan kalimat pada setiap item gaya kelekatan dan motivasi belajar dapat dilihat pada tabel yang terdapat di lampiran halaman 106-107.

3. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Setelah dilakukan professional judgement dan uji keterbacaan, kemudian dilakukan pengujian daya diskriminasi untuk mengetahui item yang layak dengan melihat Corrected Item-Total Correlation dan uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan perhitungan statistik Cronbach’s Alpha. Febi Rosalia Indah, 2014 Hubungan antara Kelekatan dengan Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Item yang layak merupakan item yang memiliki daya beda, yaitu item yang dapat melihat perbedaan atribut yang ingin diukur pada responden atau kelompok responden Azwar, 2011. Item-item yang mencapai koefesien korelasi minimal 0,30 daya bedanya dianggap memuaskan, namun apabila item yang layak masih belum sesuai dengan jumlah yang diinginkan, maka peneliti dapat mempertimbangkan untuk menurunkan sedikit batas kriteria koefisien korelasi dari 0,30 menjadi 0,25, sehingga jumlah item yang diinginkan dapat tercapai Azwar, 2011. Batas koefisien korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,25.

a. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Gaya Kelekatan

Sebelum dilakukan uji validasi, instrumen gaya kelekatan terdiri atas 30 item. Setelah dilakukan perhitungan daya diskriminasi item dengan melihat Corrected Item-Total Correlation diperoleh 25 item yang memiliki indeks daya diskriminasi yang dianggap sesuai dengan kriteria. Rincian item tersebut dapat dilihat pada lampiran halaman 97-101. Semua item yang layak kemudian digunakan dalam instrumen penelitian yang sebenarnya, sedangkan item-item yang tidak layak dibuang karena tidak mampu membedakan atribut yang ingin diukur pada responden atau kelompok responden. Setelah melakukan uji validitas, dilakukan uji reliabilitas untuk melihat sejauh mana alat ukur yang digunakan tersebut memiliki taraf ketelitian atau kekonsitenan dalam pengukuran. Uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan formula Cronbach’s Alpha yang dihitung pada item-item yang telah valid menggunakan bantuan program SPSS versi 16.00. Untuk pedoman interpretasi koefisien reliabilitas dipergunakan kriteria menurut Guilford Sugiyono, 2009, yaitu: Febi Rosalia Indah, 2014 Hubungan antara Kelekatan dengan Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Koefesien Reliabilitas Alpha Cronbach Kriteria Koefesien Sangat Reliabel 0.900 Reliabel 0.700 – 0.900 Cukup Reliabel 0.400 – 0.700 Kurang Reliabel 0.200 – 0.400 Tidak Reliabel 0.200 Adapun sebaran jumlah item yang valid dan reliabilitas gaya kelekatan siswa pada guru dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut: Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Gaya Kelekatan No Dimensi Kelekatan Jumlah Item Valid Reliabilitas 1 Aman 9 0,950 2 Cemas 8 0,796 3 Menghindar 8 0,799 Seperti yang terlihat pada tabel 3.4, untuk dimensi gaya kelekatan aman setelah dilakukan uji validasi ternyata dari 10 item ada 1 item yang tidak layak validitasnya rendah sehingga tersisa 9 item dan nilai reliabilitasnya 0,950 Febi Rosalia Indah, 2014 Hubungan antara Kelekatan dengan Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu tergolong sangat reliable. Pada dimensi gaya kelekatan cemas, dari 10 item ada 2 item yang tidak layak sehingga tersisa 8 item dan nilai reliabilitasnya 0,796 tergolong reliable. Pada dimensi gaya kelekatan menghindar ternyata dari 10 item ada 2 item yang tidak layak sehingga tersisa 8 item dan nilai reliabilitasnya 0,799 tergolong reliabel.

b. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Motivasi Belajar

Sebelum dilakukan uji validasi instrumen motivasi belajar terdiri atas 30 item. Setelah dilakukan perhitungan daya diskriminasi item dengan melihat Corrected Item-Total Correlation diperoleh 24 item yang memiliki indeks daya diskriminasi item sesuai dengan kriteria. Rincian item tersebut dapat dilihat pada lampiran halaman 101-104. Semua item yang layak kemudian digunakan dalam instrumen penelitian yang sebenarnya, sedangkan item yang tidak layak dibuang dan tidak dipergunakan karena tidak mampu membedakan atribut yang ingin diukur pada responden. Setelah melakukan uji validitas, dilakukan uji reliabilitas untuk mengetahui sejauh mana alat ukur yang digunakan tersebut memiliki taraf ketelitian atau kekonsitenan dalam pengukuran. Uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan formula Cronbach’s Alpha yang dihitung pada item-item yang telah valid menggunakan bantuan program SPSS versi 16.00. Untuk pedoman interpretasi koefisien reliabilitas dipergunakan kriteria menurut Guilford Sugiyono, 2009 sama seperti pada instrument gaya kelekatan. Febi Rosalia Indah, 2014 Hubungan antara Kelekatan dengan Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Adapun hasil uji yang valid itu dan reliabilitas instrument motivasi belajar dapat dilihat pada tabel 3.5 di bawah: Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Motivasi Belajar Sebelum Uji Coba Sesudah Uji Coba Jumlah Item Reliabilitas Jumlah Item Reliabilitas 30 0,927 24 0,953 Seperti terlihat pada tabel 3.6, pada Instrumen Motivasi Belajar dari 30 item diperoleh reliabilitas instrument sebesar 0,927. Namun karena terdapat 6 item yang tidak valid, maka peneliti hanya menggunakan 24 item yang valid dengan reliabilitas instrumen sebesar 0,953 sangat reliable.

G. Teknik Analisis Data

Untuk menjawab pertanyaan penelitian, sebelumnya peneliti menguji normalitas data untuk mengetahui dan menentukan teknik statistik yang akan digunakan pada pengolahan selanjutnya. Dari hasil perhitungan uji normalitas menggunakan one sample Kolmogorof-Smirnov, diperoleh skor signifikasi sebesar 0,06 p 0,05 untuk variable motivasi belajar dan skor signifikasi sebesar 0,350 p 0,05 untuk variable gaya kelekatan. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa kedua instrument berdistribusi normal. Selanjutnya peneliti melakukan uji linearitas untuk mengetahui hubungan antara variabel satu yaitu gaya kelekatan attachment dan variabel dua yaitu motivasi belajar. Menurut Sudjana 2002, hubungan yang linear dapat terjadi jika terdapat keseuaian antar variabel, baik penurunan maupun kenaikannya.. Febi Rosalia Indah, 2014 Hubungan antara Kelekatan dengan Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Maksudnya adalah, apakah garis regresi antara variabel X dan Y membentuk garis yang linear atau tidak. Jika signifikansi 0.05 maka dapat dikatakan hubungan antara variabel X dan Y adalah hubungan yang linear. Untuk melihat linearitas regresi menggunakan bantuan program SPSS versi 16.00. Tabel 3.6 Hasil Uji Linearitas Predictors Dependent Variable F Signifikansi Aman Motivasi belajar 60.203 0.000 Cemas Motivasi belajar 4.537 0.040 Menghindar Motivasi Belajar 49.000 0.000 Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai F hitung untuk gaya kelekatan aman – motivasi belajar sebesar 60.203 pada tingkat signifikansi 0,000, untuk gaya kelekatan cemas – motivasi belajar sebesar 4.537 pada tingkat signifikansi 0,040, dan untuk gaya kelekatan menghindar – motivasi belajar sebesar 49.000 pada tingkat signifikansi 0,000. Karena F hitung lebih besar daripad F tabel 3,95288, maka semua variabel linier. Setelah melakukan uji normalitas dan uji linearitas, selanjutnya peneliti menjawab pertanyaan penelitian dengan melakukan langkah sebagai berikut: Febi Rosalia Indah, 2014 Hubungan antara Kelekatan dengan Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Gambaran Gaya Kelekatan Untuk menjawab pertanyaan penelitian pertama, yaitu bagaimana gambaran gaya kelekatan siswa pada guru di SDN Sukagalih dilakukan perhitungan dengan menggunakan teknik statitistik persentase. Rumus umum persentase adalah sebagai berikut: Kuntjaraningrat dalam Efendi, 2007 Keterangan : X = presentase jumlah responden n = jumlah responden N = jumlah total responden Diaplikasikan pada peneltian ini, maka rumus persentase yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Persentase gaya kelekatan aman Keterangan: Xa = persentase jumlah responden pada gaya kelekatan aman n = jumlah responden yang memilih gaya kelekatan aman N = jumlah total responden Febi Rosalia Indah, 2014 Hubungan antara Kelekatan dengan Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Persentase gaya kelekatan cemas Keterangan: Xc = persentase jumlah responden pada gaya kelekatan cemas n = jumlah responden yang memilih gaya kelekatan cemas N = jumlah total responden c. Presentase gaya kelekatan menghindar Keterangan: Xm= presentase jumlah reponden pada gaya kelekatan menghindar n = jumlah responden yang memilih gaya kelekatan menghindar N = jumlah total responden Febi Rosalia Indah, 2014 Hubungan antara Kelekatan dengan Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kategori presentase dapat diinterpretasikan sesuai besar presentase Kuntjaraningrat dalam Efendi, 2007, yaitu: Tabel 3.7 Interpretasi Kategori Presentase Besar Presentase Interpretasi Tidak ada 1-49 Sebagian kecil 50 Setengahnya 51-99 Sebagian besar 100 Seluruhnya 2. Gambaran Motivasi Belajar Untuk menjawab pertanyaan penelitian kedua, yaitu bagaimana gambaran motivasi belajar siswa kelas 6 SDN Sukagalih, maka dilakukan perhitungan statistic dengan langkah sebagai berikut: a. Menghitung jumlah skor total masing-masing responden b. Menghitung skor rata-rata instrument motivasi belajar, dengan rumus: = = = 72 Febi Rosalia Indah, 2014 Hubungan antara Kelekatan dengan Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Mengelompokkan responden ke dalam kategorisasi motivasi belajar berdasarkan tinggi rendahnya motivasi belajar. Kategorisasi motivasi belajar digolongkan pada kriteria sebagai berikut: Tabel 3.8 Rumusan Dua Kategori Kriteria Kategori Rendah Tinggi Keterangan: X = skor total jawaban responden = Besaran skor rata-rata instrument motivasi belajar d. Menghitung persentase jumlah responden pada masing-masing kategori, dengan rumus sebagai berikut: Keterangan: Xmo = presentase jumlah reponden pada motivasi belajar n = jumlah responden yang memiliki motivasi belajar tinggirendah N = jumlah total responden Febi Rosalia Indah, 2014 Hubungan antara Kelekatan dengan Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Hubungan Gaya Kelekatan dengan Motivasi Belajar Untuk menjawab pertanyaan penelitian yang ketiga yaitu apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kelekatan dengan motivasi belajar siswa di SDN Sukagalih, maka dilakukan uji korelasi. Teknik korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik korelasi Pearson Product Moment. Teknik korelasi ini digunakan karena data dalam penelitian ini berdistribusi normal dan data yang dihubungkan berpola linear. Berikut adalah rumus korelasi Pearson Product Moment: Riduwan, 2009: 217 Koefesien korelasi menunjukkan derajat hubungan antara variabel- variabel yang ingin diteliti. Koefisien korelasi Pearson Product Moment dilambangkan r dengan ketentuan -1  r  1. Sedangkan harga r akan diinterpretasikan sesuai dengan tabel 3.9 di bawah: Febi Rosalia Indah, 2014 Hubungan antara Kelekatan dengan Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.9 Interpretasi Koefesien Korelasi r Interval Koefesien Tingkat Hubungan 0,00 – 0, 199 Sangat Lemah 0,20 – 0,399 Lemah 0,40 – 0,599 Cukup 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,00 Sangat Kuat Riduwan, 2009: 218 Febi Rosalia Indah, 2014 Hubungan antara Kelekatan dengan Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SMA Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Motivasi Belajar Pada Siswa SMA.

0 3 13

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SMA Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Motivasi Belajar Pada Siswa SMA.

0 2 16

HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN TIDAK AMAN DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU BULLYING Hubungan Antara Kelekatan Tidak Aman Dengan Kecenderungan Perilaku Bullying.

0 1 16

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA Hubungan Antara Efikasi Diri Dengan Motivasi Belajar Pada Siswa.

0 2 15

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA Hubungan Antara Interaksi Sosial Dengan Motivasi Belajar Pada Siswa Kelas Unggulan.

0 2 17

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA Hubungan Antara Interaksi Sosial Dengan Motivasi Belajar Pada Siswa Kelas Unggulan.

0 0 16

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Hubungan Antara Efikasi Diri Dengan Motivasi Belajar Siswa.

0 1 16

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Hubungan Antara Efikasi Diri Dengan Motivasi Belajar Siswa.

0 0 17

HUBUNGAN ANTARA INTELEGENSI DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA Hubungan Antara Intelegensi Dengan Motivasi Belajar Pada Siswa.

0 1 14

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KOMUNIKASI DALAM PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA ( Studi Korelasi Antara Intensitas Komunikasi Dalam Pembelajaran Dan Motivasi Berprestasi Siswa Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII

0 0 18