Febi Rosalia Indah, 2014 Hubungan antara Kelekatan dengan Motivasi Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
b. Gaya Kelekatan Cemas ditandai dengan: siswa merasa cemas jika ditolak dan
diterlantarkan oleh guru. c.
Gaya Kelekatan Menolak ditandai dengan: siswa tidak senang atau menolak jika berada di dekat guru.
2. Variabel yang berikutnya adalah motivasi belajar. Motivasi belajar merupakan
dorongan seorang siswa untuk belajar agar mendapat atau mencapai tujuan yang diinginkan. Tinggi rendahnya motivasi belajar, dilihat dari indikator
sebagaimana dikemukakan oleh Makmun 2003:40, yaitu: 1.
Jumlah waktu yang diluangkan siswa untuk belajar. 2.
Seberapa sering siswa belajar di sekolah maupun di rumah. 3.
Fokus siswa untuk mendapat atau mencapai tujuan yang diinginkan. 4.
Siswa tidak mudah putus asa ketika mendapat kesulitan dan berusaha mencari jalan keluarnya.
5. Pengorbanan siswa dari segi moral maupun materil untuk mencapai tujuan.
6. Tingkat tujuan yang ingin diraih siswa.
7. Prestasi yang sudah didapat dengan usaha siswa.
8. Sikap yang dilakukan siswa dalam mencapai tujuan.
D. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono 2012:137 pengumpulan data penelitian kuantitatif dapat dilakukan dengan cara wawancara, kuesionerangket, dan observasi. Kuesioner
adalah sejumlah pernyataan yang dibuat untuk mengetahui informasi tentang responden yang bersifat pribadi Arikunto 2006
Pengumpulan data, menggunakan instrumen berupa kuesioner yang disebarkan pada siswa kelas 6 SDN Sukagalih Bandung.
Febi Rosalia Indah, 2014 Hubungan antara Kelekatan dengan Motivasi Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan berupa kuesioner dengan menggunakan skala bertingkat rating scale. Kuesioner skala bertingkat merupakan sebuah pernyataan
yang mempunyai kolom yang dapat melihat tingkat persepsi yang dirasakan oelh responden, misalnya mulai dari sangat sesuai sampai dengan sangat tidak sesuai
Arikunto, 2006. Kuesioner dalam penelitian ini adalah kuesioner gaya kelekatan dan kuesioner motivasi belajar.
1. Kuesioner Gaya Kelekatan
Kuesioner gaya kelekatan yang digunakan dalam penelitian dikembangkan oleh peneliti dengan menurunkan langsung ketiga gaya kelekatan dari
Ainsworth 1978, yaitu gaya kelekatan aman, cemas, dan menghindar. Kuesioner tersebut terdiri atas 30 item, yang berbentuk skala rating. Tingkat
reliabilitas kuesioner untuk gaya kelekatan aman tergolong sangat reliable 0,950, gaya kelekatan cemas tergolong reliable 0,796, dan gaya kelekatan
menghindar tergolong reliable 0,799. Kuesioner gaya kelekatan digunakan untuk mengetahui jenis kelekatan responden.
Untuk dapat mengelompokkan reponden ke dalam jenis kelekatan, maka langkah yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut:
Febi Rosalia Indah, 2014 Hubungan antara Kelekatan dengan Motivasi Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
a. Penyekoran Kuesioner Gaya Kelekatan
Penyekoran kuesioner dilakukan dengan cara memberikan skor pada setiap pilihan jawaban responden, dengan ketentuan seperti tertera pada tabel 3.1
Tabel 3.1 Penyekoran Kuesioner Gaya Kelekatan
Pilihan Jawaban Skor
Favorable Unfavorable
Sangat Sesuai 5
1 Sesuai
4 2
Ragu 3
3 Tidak Sesuai
2 4
Sangat Tidak Sesuai 1
5
b. Kategorisasi Skor Gaya Kelekatan
Kategorisasi pada instrumen gaya kelekatan akan mengelompokkan responden penelitian ke dalam tiga gaya kelekatan yaitu, aman, cemas dan
menghindar. Kategorisasi ini dilakukan dengan cara penyekoran secara terpisah pada pernyataan-pernyataan yang mewakili setiap dimensi gaya kelekatan,
sehingga setiap responden penelitian memiliki tiga skor pada instrumen gaya kelekatan. Skor tertinggi yang dimiliki responden menunjukkan kecenderungan
gaya kelekatan yang dimilikinya.
Febi Rosalia Indah, 2014 Hubungan antara Kelekatan dengan Motivasi Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Terdapat tiga langkah untuk mengkategorisasikan responden pada gaya kelekatan tertentu, yaitu:
1 Menetapkan skor maksimal untuk tiap gaya kelekatan
Skor maksimal untuk tiap gaya kelekatan didasarkan pada perhitungan jumlah pilihan jawaban. Berikut ini adalah tabel skor maksimal untuk
masing-masing gaya kelekatan:
Tabel 3.2 Skor Maksimal Gaya Kelekatan
Gaya Kelekatan Jumlah Item
Skor Maksimal
Pilihan Jawaban
Skor Maksimal
Gaya Kelekatan
Aman 10
5 50
Cemas 10
5 50
Menghindar 10
5 50
Total 30
Febi Rosalia Indah, 2014 Hubungan antara Kelekatan dengan Motivasi Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
2 Menghitung Skor Gaya Kelekatan Responden
Adapun rumus perhitungan skor untuk setiap gaya kelekatan responden adalah sebagai berikut:
3 Menggolongkan Responden ke dalam Jenis Gaya Kelekatan
Untuk dapat digolongkan ke dalam salah satu gaya kelekatan, responden harus memiliki skor maksimal salah satu gaya kelekatan yang
paling tinggi dari skor maksimal dua gaya kelekatan yang lain.
2. Kuesioner Motivasi Belajar
Kuesioner motivasi yang digunakan dalam penelitian dikembangkan oleh peneliti dengan menurunkan langsung dari indikator motivasi belajar yang
dikemukakan oleh Makmum 2003:40. Indikator tersebut yaitu: jumlah waktu yang diluangkan siswa untuk belajar, seberapa sering siswa belajar di sekolah
maupun di rumah, fokus siswa untuk mendapat atau mencapai tujuan yang diinginkan, siswa tidak mudah putus asa ketika mendapat kesulitan dan berusaha
mencari jalan keluarnya, pengorbanan siswa dari segi moral maupun materil untuk mencapai tujuan, tingkat tujuan yang ingin diraih siswa, prestasi yang sudah
didapat dengan usaha siswa, sikap yang dilakukan siswa dalam mencapai tujuan.
Skor Gaya Kelekatan Menghindar = Skor Gaya Kelekatan Cemas =
Skor Gaya Kelekatan Aman =
Febi Rosalia Indah, 2014 Hubungan antara Kelekatan dengan Motivasi Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Kuesioner terdiri atas 30 item, yang berbentuk skala rating, dengan tingkat reliabilitas sebesar 0,953 sangat reliable.
Penyekoran kuesioner dilakukan dengan cara memberikan skor pada setiap pilihan jawaban responden, dengan ketentuan seperti yang tertera pada tabel 3.3
Tabel 3.3 Penyekoran Kuesioner Motivasi Belajar
Pilihan Jawaban Skor
Favorable Unfavorable
Sangat Sesuai 5
1 Sesuai
4 2
Ragu 3
3 Tidak Sesuai
2 4
Sangat Tidak Sesuai 1
5
Kemudian dilakukan perhitungan jumlah total skor yang didapat dari masing- masing responden, sehingga setiap responden memiliki skor motivasi belajar. Skor
motivasi belajar responden ada pada rentang skor 24-120.
Febi Rosalia Indah, 2014 Hubungan antara Kelekatan dengan Motivasi Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
F. Uji Coba Alat Ukur Penelitian
1. Validitas Isi
Arikunto 2006 mengemukakan bahwa ukuran yang mampu melihat tingkat kevalidan instrumen disebut dengan validitas. Pada penelitian ini
dilakukan uji validitas isi dan daya diskriminasi item untuk menilai validitas instrumen. Validitas isi dapat dilakukan dengan uji analisis rasional menurut
para ahli, yaitu professional judgment Azwar, 2011. Dalam penelitian ini professional judgement dilakukan oleh dua orang
dosen jurusan Psikologi Unversitas Pendidikan Indonesia yang di dalamnya dilakukan analisis item yang telah disusun peneliti untuk dilihat pernyataan-
pernyataan mana saja yang cocok dengan indikator ataupun item yang harus diganti atau bahkan dibuang.
2. Uji Keterbacaan Instrumen
Uji keterbacaan ini dimaksudkan untuk mengetahui efektifitas fungsi aspek- aspek penilaian dan kalimat-kalimat yang dipakai. Hal ini dilakukan, agar dapat
meminimalisir kesalahan yang mungkin terjadi karena kurang sesuainya tujuan yang ingin dinilai oleh peneliti dengan persepsi yang diterima oleh responden
terhadap setiap item kuisioner. Pada penelitian ini, uji keterbacaan instrumen dilakukan 1 orang guru SD dan 8 orang siswa SD. Perubahan susunan kalimat
pada setiap item gaya kelekatan dan motivasi belajar dapat dilihat pada tabel yang terdapat di lampiran halaman 106-107.
3. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Setelah dilakukan professional judgement dan uji keterbacaan, kemudian dilakukan pengujian daya diskriminasi untuk mengetahui item yang layak dengan
melihat Corrected Item-Total Correlation dan uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan perhitungan statistik
Cronbach’s Alpha.
Febi Rosalia Indah, 2014 Hubungan antara Kelekatan dengan Motivasi Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Item yang layak merupakan item yang memiliki daya beda, yaitu item yang dapat melihat perbedaan atribut yang ingin diukur pada responden atau kelompok
responden Azwar, 2011. Item-item yang mencapai koefesien korelasi minimal 0,30 daya bedanya dianggap memuaskan, namun apabila item yang layak masih
belum sesuai dengan jumlah yang diinginkan, maka peneliti dapat mempertimbangkan untuk menurunkan sedikit batas kriteria koefisien korelasi dari
0,30 menjadi 0,25, sehingga jumlah item yang diinginkan dapat tercapai Azwar, 2011. Batas koefisien korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,25.
a. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Gaya Kelekatan
Sebelum dilakukan uji validasi, instrumen gaya kelekatan terdiri atas 30 item. Setelah dilakukan perhitungan daya diskriminasi item dengan melihat Corrected
Item-Total Correlation diperoleh 25 item yang memiliki indeks daya diskriminasi yang dianggap sesuai dengan kriteria. Rincian item tersebut dapat
dilihat pada lampiran halaman 97-101. Semua item yang layak kemudian digunakan dalam instrumen penelitian yang
sebenarnya, sedangkan item-item yang tidak layak dibuang karena tidak mampu membedakan atribut yang ingin diukur pada responden atau kelompok
responden. Setelah melakukan uji validitas, dilakukan uji reliabilitas untuk melihat sejauh
mana alat ukur yang digunakan tersebut memiliki taraf ketelitian atau kekonsitenan dalam pengukuran. Uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini
menggunakan formula Cronbach’s Alpha yang dihitung pada item-item yang
telah valid menggunakan bantuan program SPSS versi 16.00. Untuk pedoman interpretasi koefisien reliabilitas dipergunakan kriteria
menurut Guilford Sugiyono, 2009, yaitu:
Febi Rosalia Indah, 2014 Hubungan antara Kelekatan dengan Motivasi Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Koefesien Reliabilitas Alpha Cronbach Kriteria
Koefesien
Sangat Reliabel 0.900
Reliabel 0.700
– 0.900 Cukup Reliabel
0.400 – 0.700
Kurang Reliabel 0.200
– 0.400 Tidak Reliabel
0.200
Adapun sebaran jumlah item yang valid dan reliabilitas gaya kelekatan siswa pada guru dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut:
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Instrumen Gaya Kelekatan No
Dimensi Kelekatan
Jumlah Item Valid
Reliabilitas
1 Aman
9 0,950
2 Cemas
8 0,796
3 Menghindar
8 0,799
Seperti yang terlihat pada tabel 3.4, untuk dimensi gaya kelekatan aman setelah dilakukan uji validasi ternyata dari 10 item ada 1 item yang tidak layak
validitasnya rendah sehingga tersisa 9 item dan nilai reliabilitasnya 0,950
Febi Rosalia Indah, 2014 Hubungan antara Kelekatan dengan Motivasi Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
tergolong sangat reliable. Pada dimensi gaya kelekatan cemas, dari 10 item ada 2 item yang tidak layak sehingga tersisa 8 item dan nilai reliabilitasnya 0,796
tergolong reliable. Pada dimensi gaya kelekatan menghindar ternyata dari 10 item ada 2 item yang tidak layak sehingga tersisa 8 item dan nilai reliabilitasnya 0,799
tergolong reliabel.
b. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Motivasi Belajar
Sebelum dilakukan uji validasi instrumen motivasi belajar terdiri atas 30 item. Setelah dilakukan perhitungan daya diskriminasi item dengan melihat Corrected
Item-Total Correlation diperoleh 24 item yang memiliki indeks daya diskriminasi item sesuai dengan kriteria. Rincian item tersebut dapat dilihat pada
lampiran halaman 101-104. Semua item yang layak kemudian digunakan dalam instrumen penelitian yang
sebenarnya, sedangkan item yang tidak layak dibuang dan tidak dipergunakan karena tidak mampu membedakan atribut yang ingin diukur pada responden.
Setelah melakukan uji validitas, dilakukan uji reliabilitas untuk mengetahui sejauh mana alat ukur yang digunakan tersebut memiliki taraf ketelitian atau
kekonsitenan dalam pengukuran. Uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan formula
Cronbach’s Alpha yang dihitung pada item-item yang telah valid menggunakan bantuan program SPSS versi 16.00.
Untuk pedoman interpretasi koefisien reliabilitas dipergunakan kriteria menurut Guilford Sugiyono, 2009 sama seperti pada instrument gaya kelekatan.
Febi Rosalia Indah, 2014 Hubungan antara Kelekatan dengan Motivasi Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Adapun hasil uji yang valid itu dan reliabilitas instrument motivasi belajar dapat dilihat pada tabel 3.5 di bawah:
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Instrumen Motivasi Belajar Sebelum Uji Coba
Sesudah Uji Coba Jumlah Item Reliabilitas Jumlah Item
Reliabilitas
30 0,927
24 0,953
Seperti terlihat pada tabel 3.6, pada Instrumen Motivasi Belajar dari 30 item diperoleh reliabilitas instrument sebesar 0,927. Namun karena terdapat 6 item
yang tidak valid, maka peneliti hanya menggunakan 24 item yang valid dengan reliabilitas instrumen sebesar 0,953 sangat reliable.
G. Teknik Analisis Data
Untuk menjawab pertanyaan penelitian, sebelumnya peneliti menguji normalitas data untuk mengetahui dan menentukan teknik statistik yang akan
digunakan pada pengolahan selanjutnya. Dari hasil perhitungan uji normalitas menggunakan one sample Kolmogorof-Smirnov, diperoleh skor signifikasi
sebesar 0,06 p 0,05 untuk variable motivasi belajar dan skor signifikasi sebesar 0,350 p 0,05 untuk variable gaya kelekatan. Dengan demikian dapat
dinyatakan bahwa kedua instrument berdistribusi normal. Selanjutnya peneliti melakukan uji linearitas untuk mengetahui hubungan
antara variabel satu yaitu gaya kelekatan attachment dan variabel dua yaitu motivasi belajar. Menurut Sudjana 2002, hubungan yang linear dapat terjadi jika
terdapat keseuaian antar variabel, baik penurunan maupun kenaikannya..
Febi Rosalia Indah, 2014 Hubungan antara Kelekatan dengan Motivasi Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Maksudnya adalah, apakah garis regresi antara variabel X dan Y membentuk garis yang linear atau tidak. Jika signifikansi 0.05 maka dapat dikatakan
hubungan antara variabel X dan Y adalah hubungan yang linear. Untuk melihat linearitas regresi menggunakan bantuan program SPSS versi 16.00.
Tabel 3.6 Hasil Uji Linearitas
Predictors Dependent Variable
F Signifikansi
Aman Motivasi belajar
60.203 0.000
Cemas Motivasi belajar
4.537 0.040
Menghindar Motivasi Belajar
49.000 0.000
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai F hitung untuk gaya kelekatan aman
– motivasi belajar sebesar 60.203 pada tingkat signifikansi 0,000, untuk gaya kelekatan cemas
– motivasi belajar sebesar 4.537 pada tingkat signifikansi 0,040, dan untuk gaya kelekatan menghindar
– motivasi belajar sebesar 49.000 pada tingkat signifikansi 0,000. Karena F hitung lebih besar
daripad F tabel 3,95288, maka semua variabel linier. Setelah melakukan uji normalitas dan uji linearitas, selanjutnya peneliti
menjawab pertanyaan penelitian dengan melakukan langkah sebagai berikut:
Febi Rosalia Indah, 2014 Hubungan antara Kelekatan dengan Motivasi Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
1. Gambaran Gaya Kelekatan
Untuk menjawab pertanyaan penelitian pertama, yaitu bagaimana gambaran gaya kelekatan siswa pada guru di SDN Sukagalih dilakukan
perhitungan dengan menggunakan teknik statitistik persentase. Rumus umum persentase adalah sebagai berikut:
Kuntjaraningrat dalam Efendi, 2007 Keterangan :
X = presentase jumlah responden n = jumlah responden
N = jumlah total responden
Diaplikasikan pada peneltian ini, maka rumus persentase yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Persentase gaya kelekatan aman
Keterangan: Xa = persentase jumlah responden pada gaya kelekatan aman
n = jumlah responden yang memilih gaya kelekatan aman N = jumlah total responden
Febi Rosalia Indah, 2014 Hubungan antara Kelekatan dengan Motivasi Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
b. Persentase gaya kelekatan cemas
Keterangan: Xc = persentase jumlah responden pada gaya kelekatan cemas
n = jumlah responden yang memilih gaya kelekatan cemas N = jumlah total responden
c. Presentase gaya kelekatan menghindar
Keterangan: Xm= presentase jumlah reponden pada gaya kelekatan menghindar
n = jumlah responden yang memilih gaya kelekatan menghindar N = jumlah total responden
Febi Rosalia Indah, 2014 Hubungan antara Kelekatan dengan Motivasi Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Kategori presentase dapat diinterpretasikan sesuai besar presentase Kuntjaraningrat dalam Efendi, 2007, yaitu:
Tabel 3.7 Interpretasi Kategori Presentase
Besar Presentase Interpretasi
Tidak ada 1-49
Sebagian kecil 50
Setengahnya 51-99
Sebagian besar 100
Seluruhnya
2. Gambaran Motivasi Belajar
Untuk menjawab pertanyaan penelitian kedua, yaitu bagaimana gambaran motivasi belajar siswa kelas 6 SDN Sukagalih, maka
dilakukan perhitungan statistic dengan langkah sebagai berikut: a.
Menghitung jumlah skor total masing-masing responden
b. Menghitung skor rata-rata instrument motivasi belajar, dengan
rumus:
= =
= 72
Febi Rosalia Indah, 2014 Hubungan antara Kelekatan dengan Motivasi Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
c. Mengelompokkan responden ke dalam kategorisasi motivasi belajar
berdasarkan tinggi rendahnya motivasi belajar. Kategorisasi motivasi belajar digolongkan pada kriteria sebagai berikut:
Tabel 3.8 Rumusan Dua Kategori
Kriteria Kategori
Rendah Tinggi
Keterangan: X
= skor total jawaban responden = Besaran skor rata-rata instrument motivasi belajar
d. Menghitung persentase jumlah responden pada masing-masing
kategori, dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan: Xmo = presentase jumlah reponden pada motivasi belajar
n = jumlah responden yang memiliki motivasi belajar tinggirendah
N = jumlah total responden
Febi Rosalia Indah, 2014 Hubungan antara Kelekatan dengan Motivasi Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
3. Hubungan Gaya Kelekatan dengan Motivasi Belajar
Untuk menjawab pertanyaan penelitian yang ketiga yaitu apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kelekatan dengan motivasi
belajar siswa di SDN Sukagalih, maka dilakukan uji korelasi. Teknik korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
korelasi Pearson Product Moment. Teknik korelasi ini digunakan karena data dalam penelitian ini berdistribusi normal dan data yang
dihubungkan berpola linear. Berikut adalah rumus korelasi Pearson Product Moment:
Riduwan, 2009: 217
Koefesien korelasi menunjukkan derajat hubungan antara variabel- variabel yang ingin diteliti. Koefisien korelasi Pearson Product Moment
dilambangkan r dengan ketentuan -1 r 1. Sedangkan harga r akan
diinterpretasikan sesuai dengan tabel 3.9 di bawah:
Febi Rosalia Indah, 2014 Hubungan antara Kelekatan dengan Motivasi Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.9 Interpretasi Koefesien Korelasi r
Interval Koefesien Tingkat Hubungan
0,00 – 0, 199
Sangat Lemah 0,20
– 0,399 Lemah
0,40 – 0,599
Cukup 0,60
– 0,799 Kuat
0,80 – 1,00
Sangat Kuat Riduwan, 2009: 218
Febi Rosalia Indah, 2014 Hubungan antara Kelekatan dengan Motivasi Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian