“penulisan warna” mula-mula diajukan seorang ahli botani rusia, Mikhail Semenovic Tswet pada tahun 1908.
Istilah penulisan warna sebetulnya saat ini sudah tidak tepat lagi, karena teknik komponen-komponen yang tidak berwarna.Namun istilah kromatografi masih tetap
dipakai dalam analisis instrumental bukan berarti istilah tersebut tidak berkembang,istilah dan pengertian kromatografi dari dulu sampai sekarang telah
berkembang dan meluas dijajaran analisis instrumental. Mulja,M 1994.
Teknik kromatografi telah berkembang dan telah digunakan untuk memisahkan dan mengkuantifikasi berbagai macam komponen yang kompleks, baik
komponen organik maupun komponen anorganik.
Kromatografi dapat dibedakan atas berbagai macam berdasarkan pengelompokkannya, berdasarkan alat yang digunakan kromatografi dibagi atas:
1. Kromatografi kertas
2. Kromatografi Lapis Tipis
3. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT
4. Kromatografi Gas
2.3.1. Kromatografi Kertas
Kromatografi Kertas KKt biasa di pakai dalam menganalisa senyawa- senyawa kimia yang terkandung dalam sampel ataupun bahan lainnya.Kromatografi
Kertas KKt biasa di pakai dalam menganalisa senyawa-senyawa kimia yang
Universitas Sumatera Utara
terkandung dalam sampel ataupun bahan lainnya.Kromatografi kertas merupakan salah satu metode pemisahan berdasarkan distribusi suatu senyawa pada dua fase yaitu
fase diam dan fase gerak. Pemisahan sederhana suatu campuran senyawa dapat dilakukan dengan kromatografi kertas, prosesnya dikenal sebagai analisis kapiler
dimana lembaran kertas berfungsi sebagai pengganti kolom.
Mekanisme pemisahan dengan kromatografi kertas prinsipnya sama dengan mekanisme pada kromatografi kolom. Adsorben dalam kromatografi kertas adalah
kertas saring, yakni selulosa. Sampel yang akan dianalisis ditotolkan ke ujung kertas yang kemudian digantung dalam wadah. Kemudian dasar kertas saring dicelupkan
kedalam pelarut yang mengisi dasar wadah.Fase mobil pelarut dapat saja beragam, air, etanol, asam asetat atau campuran zat-zat ini dapat digunakan.
Kimiawan Inggris Richard Laurence Millington Synge 1914-1994 adalah orang pertama yang menggunakan metode analisis asam amino dengan kromatografi
kertas.Saat campuran asam amino menaiki lembaran kertas secara vertikal karena ada fenomena kapiler, partisi asam amino antara fase mobil dan fase diam yang
teradsorbsi pada selulosa berlangsung berulang-ulang. Ketika pelarut mencapai ujung atas kertas proses dihentikan.
Analisis kualitatif menggunakan kromatografi kertas dilakukan dengan cara membandingkan harga relative response factors Rf. Nilai Rf identik dengan Time
Retention tR atau Volume Retention vR. Nilai Rf dapat ditentukan dengan cara :
Universitas Sumatera Utara
Rf = Jarak tempuh noda Jarak tempuh pelarut
http:www.chemistry.materi_kimiakimia_dasarpemurnianmaterialkromatografi
2.3.2. Kromatografi Lapis Tipis
Kromatografi Lapis Tipis KLT dikembangkan oleh Izmailoff dan Schraiber pada tahun 1938. KLT merupakan bentuk kromatografi planar, selain kromatografi
kertas dan elektroforesis berbeda dengan kromatografi kolom yang mana fase diamnya diisikan atau dikemas didalamnya, pada kromatografi lapis tipis, fase
diamnya berupa lapisan yang seragam uniform pada permukaan bidang datar yang didukung oleh lempeng kaca, plat alumunium atau plat plastik. Meskipun demikian,
kromatografi ini dapat dikatakan sebagai bentuk terbuat dari kromatografi kolom. Kromatografi lapis tipis dalam pelaksanaannya lebih mudah dan lebih murah
dibandingkan dengan kromatografi kolom.Demikian juga peralatan yang digunakan, dalam kromatografi lapis tipis, peralatan yang digunakan lebih sederhana dan dapat
dikatakan bahwa hampir semua laboratorium dapat melaksanakan setiap saat secara tepat.
Fase gerak yang dikenal sebagai pelarut pengembang akan bergerak sepanjang fase diam karena pengaruh kapiler pada pengembangan secara menaik ascending,
atau karena pengaruh gravitasi pada pengembangan secara menurun descending. Fase diam yang digunakan dalam KLT merupakan penjerap berukuran kecil dengan
diameter partikel antara 10-30 µm.Semakin kecil ukuran rata-rata partikel persediaan
Universitas Sumatera Utara
dan semakin sempit kisaran ukuran fase diam, maka semakin baik kinerja KLT dalam hal efesiensinya dan resolusinya. Ibnu,G.G, dan Abdul,R, 2007.
2.3.3. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT