a. Keliling layang-layang
Keliling layang-layang ABCD = AB + BC + CD + DA = 2 x AB + AD
b. Luas layang-layang
Luas layang-layang ABCD = Luas ABC + Luas ACD
=
2 1
x AC x BO +
2 1
x AC x OD
=
2 1
x AC xBO + OD
=
2 1
x AC x BD AC dan BD merupakan diagonal dari layang-layang, maka :
Luas Layang-layang =
2 1
x d
1
x d
2
C. Kerangka Berfikir
Lingkungan belajar siswa dalam pembelajaran matematika memiliki pola pembentukan kelompok tertentu berdasarkan hasil belajar. Hal ini
membuat semakin besarnya kesenjangan antara siswa berkemampuan tinggi dengan siswa berkemampuan biasa. Jika hal ini dibiarkan akan semakin
besar jarak interaksi antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa berkemampuan biasa atau rendah. Disamping itu rendahnya motivasi belajar
siswa dalam pembelajaran matematika. Hal ini ditandai dengan kurangnya keinginan siswa untuk berhasil dalam belajar, tidak ada dorongan dalam
belajar, kegiatan belajar yang kurang menarik, dan siswa cenderung pasif. Rendahnya motivasi belajar siswa tersebut mengakibatkan hasil belajar yang
dicapai siswa kurang maksimal. Salah satu alternatif solusi yang dapat digunakan untuk menciptak
lingkungan belajar sosial dan meningkatkan motivasi belajar siswa adalah melalui penggunaan model pembelajaran Kooperatif. Belajar Kooperatif
adalah belajar dengan berkelompok yang mengharuskan setiap anggota kellompoknya untuk selalu aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Model pembelajaran Kooperatif dapat menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, serta meningkatkan motivasi siswa dalam
belajar, membangkitkan minat dan partisipasi, serta meningkatkan pemahaman. Selain itu model pembelajaran ini juga dapat membuat siswa
memiliki jiwa sosial untuk dapat meningkatkan interaksi dalam kegiatan pembelajaran. Dengan demikian hasil belajar yang dicapai oleh siswa pun
akan lebih maksimal.
Bila digambarkan maka akan tampak sebagai berikut :
Kondisi awal lingkungan
belajar siswa dan motivasi
belajar siswa 1.
Lingkungan belajar siswa masih dalam kelompok berdasar hasil belajar.
2. Motivasi siswa dalam belajar masih belum
tampak. 3.
Keinginan siswa untuk berhasil dalam belajar masih kurang, tidak ada dorongan dalam belajar
4. Kegiatan belajar kurang menarik, siswa cenderung
pasif. 5.
Perhatian dan kemandirian siswa masih kurang serta kondisi lingkungan yang kurang kondusif
kondusif 6.
Belum ada alat peraga dalam proses pembelajaran sehingga siswa belum maksimal dalam beraktifitas
Pemecahan masalah dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif untuk menciptakan lingkungan
belajar sosial dan meningkatkan motivasi belajar siswa Tindakan
Kondisi akhir motivasi dan
hasil belajar siswa
1. Tercipta lingkungan belajar yang baru
2. Motivasi siswa dalam belajar mulai nampak
3. Keinginan siswa untuk berhasil dalam belajar mulai
terlihat, mulai ada dorongan dalam belajar 4.
Kegiatan belajar menjadi lebih menarik, siswa lebih aktif
5. Perhatian dan kemandirian siswa bertambah serta
kondisi lingkungan menjadi lebih kondusif 6.
Kondisi tersebut membuat hasil belajar yang siswa lebih maksimal
Gambar 2.11
4 Menjadi masukan dalam memperluas pengetahuan dan wawasan
mengenai model
pembelajaran kooperatif
dalam rangka
meningkatkan lingkungan belajar siswa dan motivasi belajar. b.
Bagi Siswa 1
Menciptakan lingkungan belajar yang melibatkan semua siswa. 2
Meningkatkan motivasi siswa dalam proses pembelajaran matematika.
3 Memberi kesempatan untuk lebih aktif dan kreatif dalam
pembelajaran. 4
Meningkatkan hasil belajar siswa. c.
Bagi Perpustakaan Dapat memperkaya referensi di perpustakaan
D. Hipotesis Tindakan