commit to user 8
ada dalam film The Last Samurai dan makna apa yang terkandung dalam simbol- simbol tersebut.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu perumusan masalah sebagai berikut :
“Bagaimana representasi simbol-simbol non verbal kebudayaan Jepang sebagai high context culture dalam film The Last Samurai?”
C. Tujuan Penelitian
Penelitian mengenai Representasi simbol-simbol non verbal Kebudayaan Jepang sebagai High Context Culture dalam Film The Last Samurai bertujuan
untuk : 1.
Mengetahui bentuk-bentuk Kebudayaan Jepang dalam Film The Last Samurai yang direpresentasikan melalui simbol-simbol non verbal.
2. Mengetahui makna yang terkandung dalam simbol-simbol non verbal
kebudayaan Jepang dalam Film The Last Samurai.
D. Kerangka Teori dan Kerangka Pemikiran
1. Film Sebagai Media Komunikasi Massa
Dalam komunikasi, setiap komunikator memiliki pesan yang ingin disampaikan kepada komunikan. Tanpa adanya pesan, maka
commit to user 9
komunikasi tidak
bisa berlangsung.
Dalam usaha
untuk menyampaikan pesan tersebut, terdapat sasaran-sasaran khalayak.
Dalam buku Pengantar Ilmu Komunikasi, Dedy Mulyana menyebutkan komunikasi dapat diklasifikasikan berdasarkan konteks
atau tingkatnya yaitu jumlah peserta yang terlibat dalam komunikasi. Salah satu yang disebutkan adalah komunikasi massa. Komunikasi
massa melibatkan banyak komunikator, berlangsung melalui sistem bermedia dengan jarak fisik yang rendah artinya jauh,
memungkinkan penggunaan satu atau dua saluran indrawi penglihatan, pendengaran, dan biasanya tidak memungkinkan umpan
balik segera.
Komunikasi massa mass communication adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak surat kabar, majalah atau
elektronik radio, televisi, yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar
orang yang tersebar di banyak tempat, anonym dan heterogen. Pesan – pesannya bersifat umum, disampaikan secara tepat, serentak dan
selintas khususnya media elektronik.
10
Media massa memiliki peran yang tinggi dalam memberi kesan mendalam kepada audiens, karena cakupan wilayahnya yang lebih
luas. Dalam sebuah jurnal internasional berjudul No Alternatives? The Relationship between Perceived Media Dependency, Use of
Alternative Information Sources, and General Trust in Mass Media ,
Nikolaus Georg Edmund Jackob 2010 dari Johannes Gutenberg
10
Dedy Mulyana, Op.Cit., 75
commit to user 10
University of Mainz mengatakan bahwa perasaan seorang individu
bergantung pada ekspresi media dimana secara signifikan menunjukkan level kepercayaan yang lebih tinggi terhadap media
dalam benak mereka. Dapat dikatakan bahwa media memiliki andil dalam memberikan penekanan sudut pandang bagi seorang audiens.
Salah satu media yang dipakai untuk menyampaikan pesan atau sebagai alat komunikasi massa tersebut adalah Film. Film merupakan
alat komunikasi massa yang kedua muncul di dunia dan mempunyai masa pertumbuhannya pada akhir abad ke-19. Antara film dan televisi
sebenarnya juga tidak begitu jauh perbedaannya. Namun, film dan televisi memiliki bahasanya sendiri dengan sintaksis dan tata bahasa
yang berbeda Sardar Loon, 2001:156. Film dapat berperan sebagai bahasa yaitu melalui gambar – gambar
yang disajikan di atas layar. Film mengungkapkan maksudnya, menyampaikan
fakta dan mengajak penonton berhubungan dengannya.
11
Setiap bahasa mempunyai cara dan aturan sendiri untuk menyusun kalimat – kalimatnya. Hal ini berlaku pula dalam bahasa
film, kalimat dalam film terwujud dalam shot-shotnya, setiap shot merupakan sederetan gambar – gambar yang menyatakan tanda
tertentu. Film juga memiliki kelebihan dalam menyampaikan pesan kepada penontonnya.
11
Margija Mangunhardjana, Mengenal Film Yogyakarta, Yayasan Kanisius, 1975 hlm. 96
commit to user 11
Terdapat sisi nilai lebih dari film dalam mengkomunikasikan suatu pesan. Sisi lebih yang terdapat dalam film sebagai media komunikasi
massa diantaranya adalah film merupakan bayangan kenyataan hidup sehari-hari, film dapat lebih tajam memainkan sisi emosi pemirsa dan
menurut Soelarko 1978 efek terbesar film adalah peniruan yang diakibatkan oleh anggapan bahwa apa yang dilihatnya wajar dan
pantas untuk dilakukan oleh setiap orang. Maka tidak heran bila penonton tanpa disadari berprilaku mirip dengan peran dalam suatu
film-film yang pernah ditontonnya.
12
Sebuah film pada dasarnya merupakan kumpulan dari berbagai macam simbol dan atau tanda yang memiliki arti tertentu. Film
dihadirkan dengan disertai pesan di dalamnya, terkadang pesan tersebut bersifat implisit sehingga penonton diharapkan mampu
menagkap makna yang ada didalamnya berdasarkan penilaian masing - masing.
Film terdiri dari teks dan tekstur. Teks mengacu pada isi dan struktur teknis suatu film. Sedangkan tekstur adalah cara penyajian,
cara membaca dan cara menafsirkan sebuah film. Teks film berarti pesan atau cerita dasar sebuah film. Dimana isi
cerita dibalut dengan sarana-sarana teknis dalam film. Film terdiri dari gambar-gambar yang bergerak yang secara tersusun menciptakan
pesan dan kesan realitas tertentu untuk sebuah cerita. Dan setiap cerita film, mencakup tiga unsure yaitu shot, adegan, dan rangkaian adegan-
adegan Sequence.
12
Abdul R S El midanny, “Menuju Dakwah Kreatif melalui Film : Antara Harapan Dan Tantangan” Dapat diakses di mk-mk.facebook.com
commit to user 12
Diluar hal teknik, tekstur film merupakan cara membaca sebuah film. Tekstur menyangkut seni sebuah film, ekspresi imajinatif dari
suatu gagasan dan pengalaman-pengalaman yang diungkapkan dengan berbagai kemungkinan bahasa film. Tekstur berkaitan dengan ekspresi
dan makna. Dengan melihat secara berulang, maka bahasa film mulai berbicara. Kemampuan untuk membaca dan menafsirkan teks dan
tekstur dengan cara cepat dan kreatif dilakukan melalui apresiasi. Apresiasi dilakukan dengan membaca tanda-tanda, simbol-simbol,
lingkungan perfilman, dan penyajiannya.
2. Semiotika sebagai Bidang Kajian