Pengawasan Mutu dan Pemasaran Benih

6. Koordinator Fungsional 7. Sub Fungsional Laboratorium Propinsi 8. Sub Laboratorium Asahan 9. Sub Laboratorium Tapanuli Selatan 10. Sub Laboratorium Tanah Karo 11. Sub Laboratorium Deli Serdang 12. Sub Laboratorium Simalungun

3.3 Pengawasan Mutu dan Pemasaran Benih

Pengawasan pemasaran benih bertujuan agar benih yang beredar dipasaran memenuhi standar mutu dan dapat menciptakan benih yang bervariasi yang dibutuhkan konsumenpetani dalam usaha perdagangan benih secara sehat dan bertanggung jawab. Kegiatan Pengawasan Benih dilakukan agar mutu benih yang beredar dipasarandiperdagangkan terjamin baik mutu genetic keaslian dan kemurnian varietas, mutu fisiologi daya kecambah dan mutu fisik benih persentase kotoran, kadar air dan biji, sehingga petanikonsumen memperoleh benih yang mutunya terjamin dan dapat meningkatkan produksi dan kualitas hasil pertanian. Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditunjukkan untuk merenecanakan menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada Universitas Sumatera Utara pembeli yang ada maupun pembeli yang potensial Basu Swastha Dharmmesta, T.Hani Handoko, 2000. Pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses bagi proses produksi. Untuk mencapai keuntungan yang maksimum maka dalam kegiatan pemasaran harus melakukan 4empat strategi, yaitu: Produk, Price, Place dan Promotion. Dalam seksi kegiatan Pengawasan Pemasaran Benih mempunyai bagian- bagian yang penting, antara lain: 1. Pengawasan Mutu dan Monitoring Peredaran Benih Tanaman Pangan Dalam kegiatan ini, hal yang dilakukan yaitu merekap data tanaman dari daerah atau data yang masuk menyangkut peredaran benih tanaman pangan, sehingga tersusun data monitoring peredaran benih dan juga melakukan pengecekan mutu benih Tanaman Pangan dan Hortikultura TPH melalui pengujian laboratorium bagi benih yang dicurigai memiliki mutu benih dibawah standar dengan cara pembelian contoh benih dan pengujian benih langsung oleh pemilik benih. 2. Pembinaan Produsen dan Pedagang Benih Pemberian tanda daftar sebagai pedagang benih yang mengajukan permohonan erat hubungannya dengan usaha pembinaan pedagang benih. Membina pedagang benih dalam hal peraturan perbenihan baik dilaksanakan melalui pertemuan pedagang benih maupun pembinaan langsung ke kios, penyalur maupun produsen benih. Membina pedagang benih agar terdaftar di Dinas Pertanian sesuai daerahnyalokasi usahanya melalui pendaftaran pedagang Universitas Sumatera Utara benih akan diketahui identitas diri pedagang benih tersebut yang menyangkut nama, alamat, nama pimpinan perusahaan, volume benih yang diproduksi dan disalurkan dalam satu tahun. 3. Pelabelan Ulang Benih Tanaman Pangan Sasarannya adalah Benih Bina benih yang telah dilepaskan oleh Menteri Pertanian dan peredarannya diawasi. Benih bina tersebut terkadang telah kadaluarsa sehingga proses pelabelan ulang sepanjang masih memenuhi standar mutu benih masih layak untuk diedarkan mengganti label ini menjadi label baru sebanyak 4 kali dengan waktu masa berlaku label 3 bulan. 4. Pengawasan Mutu dan Peredaran Mutu Hortikultura Sasaran kegiatan ini adalah benih hortikultura baik yang diimport maupun benih yang tidak memiliki identitas benih. Benih tersebut diuji melalui laboratorium dan bila memenuhi standar, mutu akan diberi label biru khusus benih-benih import yang memiliki surat izin pemasukan benih. Label berupa keterangan mutu diberikan bagi benih komersil diluar benih bina. 5. Monitoring Ketersediaan dan Penyaluran Benih Kegiatan ini merupakan informasi ketersediaan dan penyaluran benih tanaman pangan dalam periode tertentu 10 harian. Informasi ini menyagkut stock penyaluran dan sisa stock dari jeniskomoditi dan varietas padi dan jagung. Data ini diperoleh secara rutin 10 harian dari produsendistributor benih. Data yang diperoleh direkapitulasi sehingga didapat data monitoring ketersediaan benih tanaman pangan. Universitas Sumatera Utara BAB 4 ANALISIS DAN EVALUASI Analisis merupakan cara perhitungan kedalam bentuk yang lebih sederhana yang disertai dengan penyajian tabel yang dapat memudahkan pembaca dalam melakukan analisa secara visual dan mudah dimengerti.

4.1 Pengolahan Data