Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Padi Di Kabupaten Batubara Tahun 2008

(1)

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI

DI KABUPATEN BATUBARA TAHUN 2008

TUGAS AKHIR

DEDDY SYAHPUTRA NST

062407015

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009


(2)

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI

DI KABUPATEN BATUBARA TAHUN 2008

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya

DEDDY SYAHPUTRA NST

062407015

PROGRAM STUDI D3 ILMU KOMPUTER & STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

PERSETUJUAN

Judul : ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PRODUKSI PADI DI KABUPATEN BATUBARA TAHUN 2008

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : DEDDY SYAHPUTRA NST

Nomor Induk Mahasiswa : 062407015

Program Studi : D3 STATISTIKA Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di Medan, Juni 2009

Diketahui/Disetujui oleh

Departemen Matematika FMIPA USU

Ketua, Dosen Pembimbing

Dr. Saib Suwilo, M.Sc Drs. Pasukat Sembiring, M.Si NIP. 131 796 149 NIP. 131 459 467


(4)

PERNYATAAN

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI DI KABUPATEN BATUBARA TAHUN 2008

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2009

DEDDY SYAHPUTRA NASUTION 062407015


(5)

PENGHARGAAN

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah serta karunia sehingga penyusunan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Adapun tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan Program D3 Statistika pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

Sebagai salah satu perwujudan dari proses pendidikan kemahasiswaan, penyusunan Tugas Akhir ini disajikan berdasarkan data yang diperoleh oleh penulis dari Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih TPH-IV Propinsi Sumatera Utara mengenai hasil produksi padi, luas lahan serta jumlah sampel (benih) padi yang digunakan di Kabupaten Batubara pada tahun 2008.

Dalam masa penulisan ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulis banyak sekali menerima bantuan, bimbingan dan dorongan dari pihak luar sehingga penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Eddy Marlianto, M.Sc selaku Dekan FMIPA USU.

2. Bapak Dr. Saib Suwilo, M.Sc selaku Ketua Pelaksana Program D3 Ilmu Komputer dan Statistika FMIPA USU.

3. Bapak Drs. Pasukat Sembiring, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah bersedia memberikan arahan, bimbingan dan petunjuk kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

4. Seluruh Staff Pengajar di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara khususnya Jurusan Matematika.

5. Kepada Ayahanda Hidayat Nasution dan Ibunda Darliana Pulungan yang telah memberikan bantuan materil dan do’a yang tiada hentinya untuk penulis dari awal perkuliahan sampai selesainya penyusunan Tugas Akhir ini. Abang-abangku tersayang Alm. Waisul Husni Nasution & Nazwar Syahdi Nasution, kakakku tersayang Elvi Zahara Nasution & Dewi Fitriani, adikku Siti Mulia Darwati Nasution, keponakanku Putri Al-Badriah Nasution, nenekku yang tercinta Uci Puti Bongsu, Ummi Mariati Pulungan, Moncu Amran Pulungan, S.Sos & Tante Budi yang telah memberikan do’a, kasih sayang, cinta, ajaran, didikan, dukungan dan semangat demi tercapainya cita-cita penulis.

6. Abang Janer G.H.Purba, ST selaku pegawai BPSB TPH-IV Propinsi Sumatera Utara yang turut membantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

7. Semua teman-teman di Program Studi D3 Statistika dan semua pihak yang telah membantu penulis selama ini.


(6)

Sepenuhnya penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih terdapat kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dimana saran dan kritik tersebut dapat dimanfaatkan untuk kemajuan ilmu pengetahuan pada saat ini dan yang akan datang.

Semoga penulisan Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat dan berguna bagi pembaca dan penulis pada khususnya. Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih.

Medan, Juni 2009


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan ii

Pernyataan iii

Penghargaan iv

Daftar Isi vi

Daftar Tabel viii Bab 1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Identifikasi Masalah 2

1.3 Tujuan Penelitian 3

1.4 Manfaat Penelitian 3

1.5 Lokasi Penelitian 3

1.6 Metodologi Penelitian 4 1.6.1 Metode Pengumpulan Data 4 1.6.2 Metode Pengolahan Data 4 1.7 Matode Analisis Yang Digunakan 5 1.8 Sistematika Penulisan 6 Bab 2 Landasan Teori

2.1 Pengertian Regresi 8

2.2 Analisis Regresi Linear 8 2.3 Analisis Regresi Sederhana 9 2.4 Analisis Regresi Berganda 10

2.5 Koefisien Korelasi 11

Bab 3 Sejarah Tempat Penelitian

3.1 Sejarah Singkat UPT BPSB-IV Dinas Pertanian

Propinsi Sumatera Utara 13 3.2 Tugas Pokok, Fungsi dan Organisasi UPT BPSB-IV 14 3.3 Pengawasan Mutu dan Pemasaran Benih 19 Bab 4 Ananlisis Dan Evaluasi

4.1 Pengolahan Data 22

4.2 Persamaan Regresi Linear Berganda 24

4.3 Analisis Residu 27

4.4 Koefisien Determinasi 29

4.5 Koefisien Korelasi 31

Bab 5 Implementasi Sistem

5.1 Pengertian Implementasi Sistem 34

5.2 Pengaktifan Excel 35


(8)

Bab 6 Penutup

6.1 Kesimpulan 39

6.2 Saran 40

Daftar Pustaka 41


(9)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Interpretasi Dari Nilai R 11 Tabel 4.1 Data Jumlah Sertifikasi Benih Padi Di Daerah Kabupaten 23

Batubara Tahun 2008

Tabel 4.2 Nilai-Nilai Koefisien 24 Tabel 4.3 Jumlah Nilai Koefisien 26 Tabel 4.4 Harga Ŷ Untuk Data Dalam Tabel 28


(10)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Nasi merupakan makanan pokok sebagian besar penduduk Indonesia. Sebagai bahan makanan, nasi dan beberapa bahan makanan pokok lainnya seperti jagung, kentang, ketela pohon, singkong dan gandum merupakan sumber untuk mendapatkan karbohidrat.

Pada umumnya masing-masing daerah khususnya di Indonesia mempunyai jenis padi sendiri-sendiri. Jenis padi ini berbeda satu dengan yang lainnya. Perbedaannya terletak pada:

a. Umur tanaman b. Banyaknya hasil c. Mutu beras, dan


(11)

Secara keseluruhan kualitas padi yang terdapat di masing-masing daerah sangat rendah, mungkin hasilnya sedikit mudah diserang hama atau penyakit, dan lain-lain. Namun, masih banyak orang didaerah yang menanamnya.

Ditinjau dari segi motif dan latar belakang para petani menanam padi (khususnya petani di Kabupaten Batubara), dapat dibedakan menjadi dua bagian:

a. Petani yang menanam padi hanya sekedar memenuhi kebutuhan untuk dimakan sendiri (konsumsi).

b. Petani yang menanam padi sebagai usaha perdagangan dan merupakan sumber mata pencaharian.

Melihat hal diatas penulis mengambil sebuah data dan membuat judul “ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI DI KABUPATEN BATUBARA TAHUN 2008”

1.2 Identifikasi Masalah

Bertitik tolak dari hal tersebut, maka penulis mencoba menganalisis perkembangan jumlah produksi padi yang dihasilkan oleh masyarakat khususnya di Kabupaten Batubara dengan menggunakan analisis regresi berganda, yang kegunaannya untuk mendapatkan hubungan fungsional antara dua variabel atau lebih untuk mendapatkan / meramalkan pengaruh antara variabel terikat terhadap variabel bebas.


(12)

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk melihat bagaimana pengaruh variabel-variabel yang diteliti terhadap hasil padi dengan analisis regresi berganda.

2. Sebagai bahan aplikasi teori analisis regresi dan korelasi yang penulis dapatkan dari pembelajaran di perkuliahan.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel yang diteliti terhadap hasil produksi padi.

2. Dapat melihat seberapa besarkah kebutuhan padi di Indonesia khususnya di Kabupaten Batubara.

1.5 Lokasi Penelitian

Penelitian atau pengambilan data mengenai hasil produksi padi diperoleh dari Balai UPT BPSB TPH-IV Propinsi Sumatera Utara yang beralamat di Jl. A.H Nasution No.8 Medan.


(13)

1.6 Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk melaksanakan penelitian sehingga apa yang menjadi tujuan penelitian itu tercapai. Metode yang digunakan disini adalah Analisis Regresi Berganda.

1.6.1 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dan informasi data dapat dibedakan berdasarkan sumbernya yaitu data primer dan data skunder.

Data primer adalah data yang diperoleh peneliti dengan cara melakukan wawancara, pembagian kuisioner maupun angket, yang mana pengisiannya dilakukan oleh orang-orang yang bersangkutan. Sedangkan, data skunder adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya dan diamati untuk pertama kalinya.

1.6.2 Metode Pengolahan Data

Metode analisis regresi berganda digunakan untuk melihat perbandingan antara hasil produksi padi dengan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil produksi padi tersebut.


(14)

1.7 Metode Analisis Yang Digunakan

Prinsip dasar pemodelan regresi majemuk tidak berbeda dengan regresi sederhana. Hanya saja pada regresi sederhana digunakan satu variabel terikat, maka pada regresi majemuk digunakan lebih dari satu variabel terikat. Dengan semakin banyaknya variabel bebas berarti semakin tinggi pula kemampuan regeresi yang dibuat untuk menerangkan variabel terikat, atau peran faktor – faktor lain di luar variabel bebas yang digunakan, yang dicerminkan oleh error semakin kecil. Studi yang menyangkut masalah ini dikenal dengan analisis regresi berganda.

Rumus yang digunakan untuk regresi berganda adalah

Y

i

X

i

X

i k

X

ik ∧ ∧ ∧ ∧ ∧

+

+

+

+

=

β

0

β

1 1

β

2 2

...

β

Dengan :

i = 1,2,3,....,n

Y

= nilai regresi

0

β

, β∧1, β∧2, ....,

k

β

= koefisien regresi Xi1, Xi2, Xi3, ...., Xik = variabel bebas

Kemudian akan dilihat bagaimana tingkat hubungan antara satu atau beberapa variabel bebas dengan variabel terikat. Dalam regresi sederhana, jika angka koefisien determinasi tersebut diakarkan maka akan didapat koefisien korelasi ( r ) yang merupakan ukuran hubungan linier antar dua variabel ( X dan Y ). Untuk regresi majemuk dapat dihitung beberapa koefisien korelasi, yaitu korelasi antara Y dengan Xi.


(15)

Rumus korelasi antara Y dengan Xi adalah

=

1.8 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan untuk memberikan kerangka atau gambaran dari tugas akhir ini, yaitu sebagai berikut:

BAB 1 : PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi tentang latar belakang permasalahan, identifikasi masalah, tujuan dan manfaat penelitian, lokasi penelitian, metodologi penelitian, metode analisis yang digunakan, serta sistematika penulisan.

BAB 2 : LANDASAN TEORI

Bab ini meninjau tentang informasi yang terdiri dari subbab pengertian yang menyangkut penyelesaian permasalahan atau landasan penulisan bab-bab berikutnya.

BAB 3 : SEJARAH TEMPAT PENELITIAN

Pada bab ini berisi tentang sejarah instansi tempat penulis mengadakan penelitian dan pengumpulan data.


(16)

BAB 4 : ANALISIS DAN EVALUASI

Pada bab ini berisi tentang tinjauan data yang telah diamati dan analisanya.

BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM

Bab ini menerangkan pemakaian sistem yang telah dirancang dan melakukan pengujian program.

BAB 6 : PENUTUP


(17)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Regresi

Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton (1886). Analisis regresi berkenaan dengan studi ketergantungan dari suatu variabel yang disebut variabel tak bebas, pada satu atau lebih variabel, yaitu variabel yang menerangkan dengan tujuan untuk memperkirakan ataupun meramalkan nilai-nilai dari variabel tak bebas apabila nilai variabel yang menerangkan sudah diketahui. Variabel yang menerangkan sering disebut variabel bebas.

2.2 Analisis Regresi Linear

Analisis regersi linear digunakan untuk peramalan, dimana untuk analisis regresi ini akan dibedakan dua jenis variabel yaitu variabel bebas (X) dan variabel tak bebas (Y). Dalam regresi linear akan ditentukan satu persamaan yang didapat antara variabel


(18)

bebas dan variabel tak bebas yang merupakan persamaan penduga yang berguna untuk menaksir/meramalkan variabel tak bebas. Untuk mempelajari hubungan-hubungan antara beberapa variabel, analisis regresi terdiri dari dua bentuk, yaitu:

1. Analisis Regresi Sederhana (simple analisis regresi) 2. Analisis Regresi Berganda (multiple analisis regresi)

2.3 Analisis Regresi Sederhana

Regresi linear sederhana adalah suatu cara/prosedur yang digunakan untuk mendapatkan hubungan yang matematis dalam bentuk persamaan yang mana antar variabel bebas dan variabel tak bebas sama-sama tunggal. Dalam hal ini bentuk model umum regresi sederhana adalah:

Ŷ = a + bx

Dimana:

Ŷ = variabel tak bebas x = variabel bebas a = parameter intercept


(19)

2.4Analisis Regresi Berganda

Regresi linear berganda adalah suatu cara yang dilakukan untuk mendapatkan hubungan matematis dalam bentuk persamaan, dimana dalam regresi linear berganda variable bebas lebih dari satu. Tujuan regresi linear berganda ini adalah untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih dan memuat prediksi nilai Y atas nilai X. adapun bentuk umum regresi berganda adalah:

k i k i

i

i

X

X

X

Y

=

β

0

+

β

1 1

+

β

2 2

+

...

+

β

Dimana :

i = 1,2,3,....,n

Y

= nilai regresi

0

β

, β∧1, β∧2, ....,

k

β

= koefisien regresi Xi1, Xi2, Xi3, ...., Xik = variabel bebas

Model diatas model regresi untuk model populasi, sedangkan untuk sampel didapat:

Ŷ = bo + b1X1i + b2X2i + …...+ bkXki Dimana :

Ŷ = variabel tak bebas X = variabel bebas bo, b1,…,bk = koefisien regresi


(20)

Untuk hal ini, penulis menggunakan regresi linear berganda dengan 3 variabel, yaitu satu variabel tak bebas (dependent variable) dan dua variabel bebas (independent variabel). Bentuk umum persamaan regresi linear berganda tersebut adalah:

Ŷ = bo + b1X1i + b2X2i

Adapun untuk mencari

b

o

=

ŷ

– b

1

x

1

– b

2

x

2

b

1

=

b

2

=

2.5Koefisien Korelasi

Untuk mengukur kuat tidaknya antara variabel bebas dan tak bebas ditinjau dari besar kecilnya nilai koefisien (r), makin besar nilai (r) maka makin kuat hubungannya dan sebaliknya, jika (r) makin kecil berarti makin lemah hubungannya.

Tabel 2.1 INTERPRETASI DARI NILAI R

R Interpretasi

0

0.01 – 0.20 0.21 – 0.40 0.41 – 0.60 0.61 – 0.80 0.81 – 0.99 1 Tidak berkorelasi Sangat rendah Rendah Agak rendah Cukup Tinggi Sangat Tinggi


(21)

Untuk hubungan tiga variabel dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

1. Koefisien korelasi antara X1 dan Y

=

2. Koefisien korelasi antara X2 dan Y

=

3. Koefisien korelasi antara X1 dan X2


(22)

BAB 3

SEJARAH TEMPAT PENELITIAN

3.1 Sejarah Singkat UPT BPSB-IV Dinas Pertanian Propinsi Sumatera Utara

Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih-IV (BPSB-IV), merupakan salah satu balai yang dibentuk dengan SK Menteri Pertanian No. 529/Kpts/Org/8/1978 yang mempunyai fungsi melaksanakan sebagian tugas teknis dari direktorat Jendral Pertanian Tanaman Pangan khususnya menyelenggarakan kegiatan dibidang Pengawasan Mutu dan Sertifikasi benih. Surat Keputusan Direktur Jendral Pertanian Tanaman Pangan No. SK.1.A5.79.54 tentang Pedoman Kerja Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih. Surat Keputusan Direktur Jendral Pertanian Tanaman Pangan No. SK.1.A5.80.60 tentang wilayah kerja Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih. Kemudian disempurnakan dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 468/Kpts/OT.210/6/1994 tentang perubahan Struktur Organisasi dari BPSB menjadi BPSB-TPH.


(23)

Berlakunya Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2002 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonomi, diterbitkan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara No. 061-457.K Tahun 2002 tentang Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pertanian Propinsi Sumatera Utara. Dengan kata lain Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih IV adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Pertanian Propinsi Sumatera Utara yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas teknis Dinas Pertanian Propinsi Sumatera Utara dalam bidang Pengawasan dan Sertifikasi Benih. Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih bertujuan untuk menjaga agar mutu benih yang dihasilkan / dipasarkan memenuhi standar mutu yang ditetapkan oleh pemerintah.

3.2 Tugas Pokok, Fungsi dan Organisasi UPT BPSB-IV

Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih IV Dinas Pertanian Propinsi Sumatera Utara mempunyai tugas dalam penilaian kultivar, analisis mutu benih, bimbingan dan pengawasan mutu benih, uji adaptasi dan uji observasi dalam rangka persiapan pelepasan varietas.

Unit Pelaksana Teknis Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih IV Dinas Pertanian Propinsi Sumatera Utara mempunyai fungsi, antara lain:


(24)

b. Menyusun dan menyempurnakan pedoman sertifiksi benih, analisis mutu benih laboratorium, pengawasan peredaran benih dan penilaian kultivar.

c. Sosialisasi peraturan perundang-undangan perbenihan dan pedoman pengawasan dan sertifikasi benih serta benih sertifikasi.

d. Melakukan kerjasama dan koordinasi teknis dengan kasubdin terkait serta pihak-pihak lain dalam melaksanakan penilaian kultivar dan klon, penetapan pohon induk, sertifikasi benih, uji adaptasi dalam rangka persiapan pelepasan varietas.

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas sesuai tugas dan fungsinya.

f. Pelaporan dan pertanggung jawaban atas pelaksanaa tugas dan fungsinya kepada Kepala Dinas melalui Wakil Kepala Dinas sesuai standar yang ditentukan.

Dalam melaksanakan tugas teknis di UPT BPSB-IV terdapat tiga seksi, yaitu: 1. Seksi sertifikasi benih mempunyai tugas, antara lain:

a. Menyiapkan pedoman sertifikasi benih. b. Melaksanakan administrasi sertifikasi.

c. Menyusun dan menyempurnakan standar mutu benih minimal. d. Malaksanakan bimbingan sertifikasi benih.

e. Melakukan penyiapan sarana persiapan kegiatan sertifikasi benih secara tepat jenis, jumlah, mutu, waktu dan tempat.

f. Penetapan lulus atau tidak lulus suatu benih dalam rangka sertifikasi benih g. Pengadaan label sertifikasi benih.


(25)

2. Penilaian kultivar mempunyai tugas, antara lain:

a. Menyiapkan pedoman pelaksanaan penilaian kultivar dan klon serta penetapan pohon induk tanaman hortikultura tahunan.

b. Menyiapkan sarana persiapan kegiatan penilaian kultifar.

c. Melaksanakan evaluasi produktivitas benih sumber padi, palawija, yang sudah lama beredar dan ditanami padi.

d. Melaksanakan inventarisasi penyebaran varietas padi, palawija dan hortikultura.

e. Melaksanakan kegiatan petak perbandingan untuk membantu kegiatan sertifikasi benih.

f. Melaksanakan determinasi/penetapan pohon induk buah-buahan sebagai benih sumber untuk pengembangan buah-buahan.

g. Melaksanakan pengujian adaptasi varietas/galur, padi, palawija dan hortikultura dalam rangka persiapan pelepasan varietas.

h. Melaksanakan observasi varietas buah-buahan (varietas unggul lokal) dalam rangka pelepasan verietas.

i. Melaksanakan usulan pelepasan varietas unggul lokal tanaman hortikultura tanaman yang bersifat spesifik lokasi.

j. Melaksnakan kegiatan pemurnian varietas padi, palawija dan hortikultura.

3. Pengawasan dan Pemasaran Benih mempunyai tugas, antara lain: a. Menyusun pedoman pemasaran benih.


(26)

b. Melaksanakan inventarisasi pedagang/produsen benih tanaman pangan dan hortikultura.

c. Melayani permohonan pendaftaran dan penelaahan bonafiditas pedagang benih.

d. Memberikan bahan masukan dan saran dalam pemberian dan pencabutan tanda daftar sebagai pedagang benih.

e. Melaksanakan pemeriksaan kebenaran label dari benih bina yang diperdagangkan.

f. Penyampaian usul peringatan, pelarangan dan pencabutan larangan peredaran benih bina yang sedang diperdagangkan.

g. Melaksanakan pembinaan terhadap pedagang dan konsumen benih tentang peraturan-peraturan yang berlaku, manfaat benih bermutu dan cara memperoleh benih tersebut.

h. Penyelesaian kasus-kasus yang timbul dalam pengadaan, perdagangan dan penggunaan benih bina sesuai peraturan yang berlaku.

i. Pengumpulan dan analisa data tentang penerapan peraturan perbenihan serta data yang berhubungan dengan pengujian lapangan dan pengujian laboratorium dari setiap benih yang diambil contoh benihnya, sebagai bahan penyempurnaan/ketentuan yang ada maupun untuk keperluan lain. j. Pencatatan dan penyimpanan data yang berhubungan dengan kegiatan

tersebut.

Disamping ketiga seksi tersebut, untuk pengujian mutu benih terdapat Laboratorium Uji Mutu Benih. Macam-macam pengujian mutu benih yang dapat dilakukan di laboratorium benih dapat dibedakan atas dua golongan, yaitu:


(27)

a. Pengujian standart/rutin, adalah pengujian-pengujian untuk keperluan pengisian/pengecekan data label yang umumnya terdiri dari: (1). Penetapan kadar air, (2). Pengujian kemurnian fisik, (3). Pengujian daya tumbuh, dan (4). Pengujian varietas lain.

b. Pengujian khusus/spesifik, adalah pengujian tentang sifat-sifat benih yang mencirikan mutu spesifik dari benih atau kelompok benih yang hanya dilakukan atas permintaan khusus dari pengirim/pemilik benih, terdiri dari: (1). Pengujian viadilitas benih secara biokhemis, (2). Penetapan berat 1.000 butir, (3). Pengujian heterogenitas kelompok benih, (4). Pengujian kesehatan benih dan (5). Pengujian vigor.

Pada tanggal 3 Desember 2004, KAN (Komite Akreditasi Nasional) memutuskan bahwa Laboratorium Uji Mutu Benih Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih-IV telah diberikan akreditasi dengan nomor LP-234-IDN dan berhak menggunakan logo KAN. UPT BPSB-IV Dinas Pertanian Propinsi Sumatera Utara berfungsi melayani masyarakat khususnya produsen, penangkar dan pedagang benih dalam Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih yang dilaksanakan oleh Pengawasan Benih Tanaman dan Analisis Benih sebagai pejabat fungsional.

Susunan organisasi UPT BPSB-IV Dinas Pertanian Propinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut:

1. Kepala UPT BPSB-IV 2. Ka. Sub. Bag. Tata Usaha 3. Kasie Sertifikasi Benih

4. Kasie Pengawasan dan Pemasaran Hasil 5. Kasie Penilaian Kultivar


(28)

6. Koordinator Fungsional

7. Sub Fungsional Laboratorium (Propinsi) 8. Sub Laboratorium Asahan

9. Sub Laboratorium Tapanuli Selatan 10. Sub Laboratorium Tanah Karo 11. Sub Laboratorium Deli Serdang 12. Sub Laboratorium Simalungun

3.3Pengawasan Mutu dan Pemasaran Benih

Pengawasan pemasaran benih bertujuan agar benih yang beredar dipasaran memenuhi standar mutu dan dapat menciptakan benih yang bervariasi yang dibutuhkan konsumen/petani dalam usaha perdagangan benih secara sehat dan bertanggung jawab.

Kegiatan Pengawasan Benih dilakukan agar mutu benih yang beredar dipasaran/diperdagangkan terjamin baik mutu genetic (keaslian dan kemurnian varietas), mutu fisiologi (daya kecambah) dan mutu fisik benih (persentase kotoran, kadar air dan biji), sehingga petani/konsumen memperoleh benih yang mutunya terjamin dan dapat meningkatkan produksi dan kualitas hasil pertanian.

Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditunjukkan untuk merenecanakan menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada


(29)

pembeli yang ada maupun pembeli yang potensial (Basu Swastha Dharmmesta, T.Hani Handoko, 2000).

Pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses bagi proses produksi. Untuk mencapai keuntungan yang maksimum maka dalam kegiatan pemasaran harus melakukan 4(empat) strategi, yaitu: Produk, Price, Place dan Promotion.

Dalam seksi kegiatan Pengawasan Pemasaran Benih mempunyai bagian-bagian yang penting, antara lain:

1. Pengawasan Mutu dan Monitoring Peredaran Benih Tanaman Pangan

Dalam kegiatan ini, hal yang dilakukan yaitu merekap data tanaman dari daerah atau data yang masuk menyangkut peredaran benih tanaman pangan, sehingga tersusun data monitoring peredaran benih dan juga melakukan pengecekan mutu benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) melalui pengujian laboratorium bagi benih yang dicurigai memiliki mutu benih dibawah standar dengan cara pembelian contoh benih dan pengujian benih langsung oleh pemilik benih.

2. Pembinaan Produsen dan Pedagang Benih

Pemberian tanda daftar sebagai pedagang benih yang mengajukan permohonan erat hubungannya dengan usaha pembinaan pedagang benih. Membina pedagang benih dalam hal peraturan perbenihan baik dilaksanakan melalui pertemuan pedagang benih maupun pembinaan langsung ke kios, penyalur maupun produsen benih. Membina pedagang benih agar terdaftar di Dinas Pertanian sesuai daerahnya/lokasi usahanya melalui pendaftaran pedagang


(30)

benih akan diketahui identitas diri pedagang benih tersebut yang menyangkut nama, alamat, nama pimpinan perusahaan, volume benih yang diproduksi dan disalurkan dalam satu tahun.

3. Pelabelan Ulang Benih Tanaman Pangan

Sasarannya adalah Benih Bina (benih yang telah dilepaskan oleh Menteri Pertanian dan peredarannya diawasi). Benih bina tersebut terkadang telah kadaluarsa sehingga proses pelabelan ulang sepanjang masih memenuhi standar mutu benih masih layak untuk diedarkan (mengganti label ini menjadi label baru sebanyak 4 kali dengan waktu masa berlaku label 3 bulan).

4. Pengawasan Mutu dan Peredaran Mutu Hortikultura

Sasaran kegiatan ini adalah benih hortikultura baik yang diimport maupun benih yang tidak memiliki identitas benih. Benih tersebut diuji melalui laboratorium dan bila memenuhi standar, mutu akan diberi label biru khusus benih-benih import yang memiliki surat izin pemasukan benih. Label berupa keterangan mutu diberikan bagi benih komersil (diluar benih bina).

5. Monitoring Ketersediaan dan Penyaluran Benih

Kegiatan ini merupakan informasi ketersediaan dan penyaluran benih tanaman pangan dalam periode tertentu (10 harian). Informasi ini menyagkut stock penyaluran dan sisa stock dari jenis/komoditi dan varietas (padi dan jagung). Data ini diperoleh secara rutin (10 harian) dari produsen/distributor benih. Data yang diperoleh direkapitulasi sehingga didapat data monitoring ketersediaan benih tanaman pangan.


(31)

BAB 4

ANALISIS DAN EVALUASI

Analisis merupakan cara perhitungan kedalam bentuk yang lebih sederhana yang disertai dengan penyajian tabel yang dapat memudahkan pembaca dalam melakukan analisa secara visual dan mudah dimengerti.

4.1 Pengolahan Data

Setiap data merupakan alat bagi pengambil keputusan untuk dasar pembuatan keputusan-keputusan untuk memecahkan suatu persoalan. Untuk membahas dan menerangkan masalah tentang hasil produksi padi yang diuraikan pada bagian sebelumnya. Penulis mengumpulkan data yang berhubungan dengan permasalahan tersebut. Data yang dikumpulkan dari Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih TPH-IV Provinsi Sumatera Utara adalah data mengenai hasil produksi padi di Kabupaten


(32)

Batubara serta faktor-faktor yang mempengaruhi produksi padi tersebut diantaranya luas lahan dan jumlah sampel yang digunakan. Adapun datanya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Data Jumlah Sertifikasi Benih Padi Di Daerah Kabupaten Batubara Tahun 2008

NO Produksi Luas Jumlah Sampel

(ton) (Ha) (Kg)

1 58 10 250

2 42 7 175

3 58 10 250

4 58 10 250

5 58 10 250

6 58 10 250

7 58 10 250

8 58 10 250

9 58 10 250

10 58 10 250

11 75 15 250

12 72 12 300

13 58 10 250

14 58 10 250

15 58 10 250

16 58 10 250

17 75 15 250

18 102 17 425

19 90 15 375

20 58 10 250

21 58 10 250

22 58 10 250

23 65 10 300

24 58 10 250

25 30 10 125

26 80 15 300

27 90 15 375

28 58 10 250

29 72 12 300

30 90 15 375

31 72 12 300

32 58 10 250


(33)

34 58 10 250

35 58 10 250

36 58 10 250

37 58 10 250

38 58 10 250

39 58 10 250

40 58 10 250

41 90 15 375

42 58 10 250

43 58 10 250

44 58 10 250

45 42 7 175

46 72 12 300

47 58 10 250

Sumber: Kantor BPSB TPH-IV Prop. Sumatera Utara

4.2 Persamaan Regresi Linear Berganda

Untuk mencari persamaan regresi linear berganda, terlebih dahulu kita menghitung koefisien-koefisien regresinya dengan mencari penggandaan suatu variabel dengan variabel lain.

Dengan koefisien-koefisien yang didapat dari perhitungan yang ada, maka dapat ditentukan persamaan untuk mencari regresi linear bergandanya. Adapun nilai dari koefisien-koefisiennya sebagai berikut:

Tabel 4.2 Nilai-nilai koefisien

Y X1 X2 (X1)2 (X2)2 X1Y X2Y X1X2 Y2

58 10 250 100 62500 580 14500 2500 3364 42 7 175 49 30625 294 7350 1225 1764 58 10 250 100 62500 580 14500 2500 3364 58 10 250 100 62500 580 14500 2500 3364 58 10 250 100 62500 580 14500 2500 3364 58 10 250 100 62500 580 14500 2500 3364 58 10 250 100 62500 580 14500 2500 3364


(34)

58 10 250 100 62500 580 14500 2500 3364 58 10 250 100 62500 580 14500 2500 3364 58 10 250 100 62500 580 14500 2500 3364 75 15 250 225 62500 1125 18750 3750 5625 72 12 300 144 90000 864 21600 3600 5184 58 10 250 100 62500 580 14500 2500 3364 58 10 250 100 62500 580 14500 2500 3364 58 10 250 100 62500 580 14500 2500 3364 58 10 250 100 62500 580 14500 2500 3364 75 15 250 225 62500 1125 18750 3750 5625 102 17 425 289 180625 1734 43350 7225 10404 90 15 375 225 140625 1350 33750 5625 8100 58 10 250 100 62500 580 14500 2500 3364 58 10 250 100 62500 580 14500 2500 3364 58 10 250 100 62500 580 14500 2500 3364 65 10 300 100 90000 650 19500 3000 4225 58 10 250 100 62500 580 14500 2500 3364 30 10 125 100 15625 300 3750 1250 900 80 15 300 225 90000 1200 24000 4500 6400 90 15 375 225 140625 1350 33750 5625 8100 58 10 250 100 62500 580 14500 2500 3364 72 12 300 144 90000 864 21600 3600 5184 90 15 375 225 140625 1350 33750 5625 8100 72 12 300 144 90000 864 21600 3600 5184 58 10 250 100 62500 580 14500 2500 3364 90 15 375 225 140625 1350 33750 5625 8100 58 10 250 100 62500 580 14500 2500 3364 58 10 250 100 62500 580 14500 2500 3364 58 10 250 100 62500 580 14500 2500 3364 58 10 250 100 62500 580 14500 2500 3364 58 10 250 100 62500 580 14500 2500 3364 58 10 250 100 62500 580 14500 2500 3364 58 10 250 100 62500 580 14500 2500 3364 90 15 375 225 140625 1350 33750 5625 8100 58 10 250 100 62500 580 14500 2500 3364 58 10 250 100 62500 580 14500 2500 3364 58 10 250 100 62500 580 14500 2500 3364 42 7 175 49 30625 294 7350 1225 1764 72 12 300 144 90000 864 21600 3600 5184 58 10 250 100 62500 580 14500 2500 3364


(35)

Keterangan:

Y = Hasil Produksi Padi X1 = Luas Lahan

X2 = Jumlah Bibit Yang Digunakan

Tabel 4.3 Jumlah Nilai Koefisien

∑Y ∑X1 ∑X2 ∑(X1)2 ∑(X2)2 ∑X1Y ∑X2Y ∑X1X2 ∑Y2

2.989 519 12.575 5.963 3.500.625 34.328 832.950 143.450 198.863

Nilai Ŷ = = 63,60 Nilai X1 =

=

11,04 Nilai X2 = = = 267,55

Koefisien regresinya diperoleh:

b

1

=

Untuk mempermudah pengerjaan setiap koefisien dibagi 1000

b

1

=

=


(36)

b

2

=

Untuk mempermudah pengerjaan setiap koefisien dibagi 1000

b

2

=

=

= = 0,14

b

o = Ŷ – b1X1 – b2X2

= 63,60 – 2,3(11,04) – 0,14(267,55) = 63,60 – 25,39 – 37,46

= 0,75

Sehingga diperoleh persamaan regresinya: Ŷ = bo + b1X1i + b2X2i

Ŷ = 0,75 + 2,3 X1 + 0,14 X2

4.3 Analisis Residu

Setelah didapat persamaan regresinya, maka untuk mengetahui seberapa besar penyimpangan Jumlah Hasil Produksi Padi terhadap Jumlah Hasil Produksi Padi yang


(37)

diperkirakan, maka dapat dihitung dengan mencari koefisien-koefisien dari Analisis Residunya sebagai berikut:

Tabel 4.4 Harga Ŷ Untuk Data Dalam Tabel

No Y X1 X2 Ŷ Yi-Ŷi (Yi-Ŷi)2

1 58 10 250 58,75 -0,75 0,5625 2 42 7 175 41,35 0,65 0,4225 3 58 10 250 58,75 -0,75 0,5625 4 58 10 250 58,75 -0,75 0,5625 5 58 10 250 58,75 -0,75 0,5625 6 58 10 250 58,75 -0,75 0,5625 7 58 10 250 58,75 -0,75 0,5625 8 58 10 250 58,75 -0,75 0,5625 9 58 10 250 58,75 -0,75 0,5625 10 58 10 250 58,75 -0,75 0,5625 11 75 15 250 70,25 4,75 22,5625 12 72 12 300 70,35 1,65 2,7225 13 58 10 250 58,75 -0,75 0,5625 14 58 10 250 58,75 -0,75 0,5625 15 58 10 250 58,75 -0,75 0,5625 16 58 10 250 58,75 -0,75 0,5625 17 75 15 250 70,25 4,75 22,5625 18 102 17 425 99,35 2,65 7,0225 19 90 15 375 87,75 2,25 5,0625 20 58 10 250 58,75 -0,75 0,5625 21 58 10 250 58,75 -0,75 0,5625 22 58 10 250 58,75 -0,75 0,5625 23 65 10 300 58,75 6,25 39,0625 24 58 10 250 58,75 -0,75 0,5625 25 30 10 125 41,25 -11,25 126,5625 26 80 15 300 77,25 2,75 7,5625 27 90 15 375 87,75 2,25 5,0625 28 58 10 250 58,75 -0,75 0,5625 29 72 12 300 70,35 1,65 2,7225 30 90 15 375 87,75 2,25 5,0625 31 72 12 300 70,35 1,65 2,7225 32 58 10 250 58,75 -0,75 0,5625 33 90 15 375 87,75 2,25 5,0625 34 58 10 250 58,75 -0,75 0,5625 35 58 10 250 58,75 -0,75 0,5625 36 58 10 250 58,75 -0,75 0,5625


(38)

37 58 10 250 58,75 -0,75 0,5625 38 58 10 250 58,75 -0,75 0,5625 39 58 10 250 58,75 -0,75 0,5625 40 58 10 250 58,75 -0,75 0,5625 41 90 15 375 87,75 2,25 5,0625 42 58 10 250 58,75 -0,75 0,5625 43 58 10 250 58,75 -0,75 0,5625 44 58 10 250 58,75 -0,75 0,5625 45 42 7 175 41,35 0,65 0,4225 46 72 12 300 70,35 1,65 2,7225 47 58 10 250 58,75 -0,75 0,5625 2.989 519 12.575 2.989,45 6,55 279,2575

Maka kesalahan bakunya dapat dihitung dengan rumus:

Sy.12 = Dimana

k = 2, n = 47 dan ∑ (Y-Ŷ)2 = 279,2575 Sehingga:

Sy.12 =

=

=

= 2,52

Dengan penyimpangan nilai yang didapat, ini berarti bahwa rata-rata hasil produksi padi yang sebenarnya akan menyimpang dari rata-rata hasil produksi padi yang diperkirakan sebesar 2,52.


(39)

Untuk menganalisis dan mengetahui seberapa besar pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi hasil produksi padi, maka akan dilakukan perhitungan:

∑ x1y = ∑ X1Y – = 34.328 –

= 34.328 – 33.006,19 = 1.321,81

∑ x2y = ∑ X2Y –

= 832.950 –

= 832.950 – 779.716,5 = 33.233,5

∑y2

= ∑ Y2 –

= 198.863 –

= 198.863 – 190.087,7 = 8.775,3

JKreg = b1 ∑x1y+ b2 ∑x2 y

= (2,3*1.321,81) + (0,14*33.233,5) = 7.692,853


(40)

=

= 0,8766

Dari perhitungan diatas, diperoleh koefisien determinasinya (R2) sebesar 0,8766. Dengan mencari akar dari koefisien determinasi, maka didapat koefisien korelasinya (R) sebesar 0,936 atau 93,6% hasil produksi padi tersebut dipengaruhi oleh luas lahan dan jumlah bibit yang digunakan, sedangkan 6,4% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

4.5 Koefisien Korelasi

Untuk mengukur seberapa besar pengaruh variabel tak bebas terhadap variabel bebas, dapat dilihat dari besarnya koefisien korelasinya yaitu:

1. Koefisien korelasi antara hasil produksi padi dengan luas lahan yang digunakan

=

Untuk mempermudah pengerjaan setiap koefisien dibagi 1000 =

=

=


(41)

Ini menunjukkan korelasi kuat antara hasil produksi padi dengan luas lahan yang digunakan yang berarti semakin luas lahan yang digunakan maka akan semakin banyak produksi padi yang dihasilkan. (0,80 ≤ r ≥ 1,00 = korelasi kuat).

2. Koefisien korelasi antara hasil produksi padi dengan jumlah bibit yang digunakan.

=

Untuk mempermudah pengerjaan setiap koefisien dibagi 1000

=

=

=

=

=

=

0,96

Ini menunjukkan korelasi kuat antara hasil produksi padi dengan jumlah bibit yang digunakan yang berarti semakin banyak bibit yang digunakan maka akan semakin banyak produksi padi yang dihasilkan. (0,80 ≤ r ≥ 1,00 = korelasi kuat).


(42)

=

Untuk mempermudah pengerjaan setiap koefisien dibagi 1000

=

=

=

=

=

0,82

Ini menunjukkan korelasi kuat antara luas lahan dengan jumlah bibit yang digunakan yang berarti semakin luas lahan yang digunakan maka akan semakin banyak jumlah bibit yang diperlukan. (0,80 ≤ r ≥ 1,00 = korelasi kuat).


(43)

BAB 5

IMPLEMENTASI SISTEM

5.1 Pengertian Implementasi Sistem

Implementasi sistem adalah tahapan penerapan hasil desain tertulis ke dalam programming dengan menggunakan perangkat lunak (software) sebagai implementasi ataupun prosedur untuk menyelesaikan desain sistem, yang mana dalam hal ini implementasi sistem digunakan untuk menganalisis data jumlah hasil produksi padi pada tahun 2008 di Kabupaten Batubara.

Adapun implementasi sistem yang digunakan adalah Microsoft Excel. Diharapkan dengan menggunakan Microsoft Excel dapat meningkatkan pengetahuan yaitu dalam hal :


(44)

1. Pemahaman bentuk elemen dari lembar kerja excel 2. Menganalisa data dan lembar kerja

3. Kreasi dan modifikasi grafik

4. Pendayagunaan fasilitas excel secara maksimal 5.2 Pengaktifan Excel

Sebelum mengoperasikan excel, pastikan bahwa program tersebut telah tersedia di komputer. Kemudian lanjutkan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Dari windows klik start, pilih program dan klik Microsoft excel.

b. Klik windows excel maka sacara otomatis jendela utama excel akan tampil dan dapat langsung digunakan untuk mengolah data.

Pada setiap Lembar kerja excel memiliki 256 kolom dan 65.536 baris yang siap untuk digunakan. Pada setiap baris dan kolom terdapat sel-sel yang diidentifikasikan dengan alamat yang kombinasi antara angka untuk baris dan abjad untuk kolom.


(45)

Gambar 5.1 Tampilan Cara Pengaktifan Excel

Gambar 5.2 Jendela Microsoft Excel

Beberapa istilah pada Microsoft Excel:

1. Worksheet adalah tempat lembar kerja untuk memasukkan data atau rumus. Worksheet tersedia sebanyak tiga sheet yang terdiri dari 65.536 baris dan 256 kolom.


(46)

2. Workbook adalah buku kerja yang terdiri dari beberapa worksheet. Workbook ini tempat penyimpanan worksheet sehingga mempermudah mengorganisasi file-file sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.

3. Cell adalah perpotongan baris dan kolom yang ditandai dengan pointer sel pada posisi tertentu yang ditunjukkan pada name book.

4. Pointer cell adalah tanda penunjuk keaktifan sel berupa kotak bingkai tebal. 5. Range adalah kumpulan beberapa sel yang membentuk kelompok area. 6. Gridlines adalah garis bantu sel pada area kerja.

Fill handel adalah bagian bawah kanan pointer sel berfungsi untuk memindahkan atau mengkopi data dan rumus dengan menggunakan mouse.

5.3. Pengisian Data

Dalam hal pengolahan data komputer memiliki banyak kelebihan dari manusia yaitu dalam hal kecepatan, ketepatan dan kehandalan. Manusia sangat terbantu dengan adanya komputer karena kadang kala data yang banyak dan rumit tidak dapat dikerjakan dengan manual dan membutuhkan banyak waktu dan tenaga. Sehingga kesalahan yang dilakukan kemungkinan besar bisa terjadi. Maka dari itu komputer diharapkan dapat melakukan pekerjaan dengan cepat dan tepat dengan kesalahan yang kecil.

Mengisikan data pada lembar kerja excel sama dengan mengetikkan data ke dalamnya. Ada dua cara mengisikan data, dengan menggunakan keyboard atau sub menu yang terdapat pada menu excel.


(47)

1. Letakkan pointer dan sel yang ingin diisi data. 2. Ketikkan data yang diinginkan.

3. Tekan enter.

Gambar 5.3 Data Setelah Dimasukkan

Cara mengisikan data dengan menggunakan sub menu pada menu edit di excel memiliki banyak piliihan: down, up, hight, left dan series (autofill).


(48)

BAB 6

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dari hasil produksi padi dengan kedua faktor yang mempengaruhinya dari Dinas Pertanian Propinsi Sumatera Utara maka dapat diambil beberapa kesimpulan, anatara lain:

1. Ternyata dari dua variabel yakni luas lahan dan jumlah bibit yang digunakan mempunya pengaruh yang nyata terhadap hasil produksi padi.

2. Korelasi antara hasil produksi padi (Y) dengan luas lahan yang digunakan (X1) bernilai 0,93 memiliki korelasi kuat yang berarti semakin luas lahan yang digunakan makan akan semakin banyak produksi yang dihasilkan.

3. Korelasi antara hasil produksi padi (Y) dengan jumlah bibit yang digunakan (X2) bernilai 0,96 memiliki korelasi kuat yang berarti semakin banyak jumlah


(49)

bibit yang digunakan maka akan semakin banyak produksi padi yang dihasilkan.

4. Hasil produksi padi di Kabupaten Batubara 93,6% dipengaruhi oleh kedua variabel yakni luas lahan dan jumlah bibit yang digunakan, sedangkan 6,4% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

6.2. Saran

1. Melihat perbedaan persen korelasi kedua faktor yang mempengaruhi hasil produksi padi tidak begitu jauh dengan kemungkinan faktor lain, maka pihak petani setempat perlu melakukan evaluasi untuk menganalisa faktor lain yang lebih mendukung.

2. Pemerintah daerah Kabupaten Batubara harus mulai membatasi pengalihan fungsi lahan pertanian untuk tujuan lain.

3. Memberi berbagai macam bantuan dan kemudahan kepada komunitas petani, baik berupa pinjaman berbunga ringan maupun bantuan langsung secara tuani agar mareka tidak beralih kerja ke bidang lain.


(50)

DAFTAR PUSTAKA

Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih. 2008. Buku Induk Sertifikasi UPT BPSB

TPH-IV Tahun 2008. Medan: BPSB.

Sudjana. 1992. Metode Statistika. Edisi ke-6. Bandung: Tarsito. Gunawan. 2004. Statistik. Yogyakarta: Andi.


(1)

Gambar 5.1 Tampilan Cara Pengaktifan Excel

Gambar 5.2 Jendela Microsoft Excel

Beberapa istilah pada Microsoft Excel:

1. Worksheet adalah tempat lembar kerja untuk memasukkan data atau rumus.

Worksheet tersedia sebanyak tiga sheet yang terdiri dari 65.536 baris dan 256 kolom.


(2)

2. Workbook adalah buku kerja yang terdiri dari beberapa worksheet. Workbook ini tempat penyimpanan worksheet sehingga mempermudah mengorganisasi file-file sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.

3. Cell adalah perpotongan baris dan kolom yang ditandai dengan pointer sel

pada posisi tertentu yang ditunjukkan pada name book.

4. Pointer cell adalah tanda penunjuk keaktifan sel berupa kotak bingkai tebal.

5. Range adalah kumpulan beberapa sel yang membentuk kelompok area.

6. Gridlines adalah garis bantu sel pada area kerja.

Fill handel adalah bagian bawah kanan pointer sel berfungsi untuk memindahkan atau mengkopi data dan rumus dengan menggunakan mouse.

5.3. Pengisian Data

Dalam hal pengolahan data komputer memiliki banyak kelebihan dari manusia yaitu dalam hal kecepatan, ketepatan dan kehandalan. Manusia sangat terbantu dengan adanya komputer karena kadang kala data yang banyak dan rumit tidak dapat dikerjakan dengan manual dan membutuhkan banyak waktu dan tenaga. Sehingga kesalahan yang dilakukan kemungkinan besar bisa terjadi. Maka dari itu komputer diharapkan dapat melakukan pekerjaan dengan cepat dan tepat dengan kesalahan yang kecil.

Mengisikan data pada lembar kerja excel sama dengan mengetikkan data ke dalamnya. Ada dua cara mengisikan data, dengan menggunakan keyboard atau sub menu yang terdapat pada menu excel.

Cara mengisikan data dengan menggunakan keyboard , langkah-langkahnya:


(3)

1. Letakkan pointer dan sel yang ingin diisi data.

2. Ketikkan data yang diinginkan.

3. Tekan enter.

Gambar 5.3 Data Setelah Dimasukkan

Cara mengisikan data dengan menggunakan sub menu pada menu edit di excel memiliki banyak piliihan: down, up, hight, left dan series (autofill).


(4)

BAB 6

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dari hasil produksi padi dengan kedua faktor yang mempengaruhinya dari Dinas Pertanian Propinsi Sumatera Utara maka dapat diambil beberapa kesimpulan, anatara lain:

1. Ternyata dari dua variabel yakni luas lahan dan jumlah bibit yang digunakan

mempunya pengaruh yang nyata terhadap hasil produksi padi.

2. Korelasi antara hasil produksi padi (Y) dengan luas lahan yang digunakan (X1)

bernilai 0,93 memiliki korelasi kuat yang berarti semakin luas lahan yang digunakan makan akan semakin banyak produksi yang dihasilkan.

3. Korelasi antara hasil produksi padi (Y) dengan jumlah bibit yang digunakan

(X2) bernilai 0,96 memiliki korelasi kuat yang berarti semakin banyak jumlah


(5)

bibit yang digunakan maka akan semakin banyak produksi padi yang dihasilkan.

4. Hasil produksi padi di Kabupaten Batubara 93,6% dipengaruhi oleh kedua

variabel yakni luas lahan dan jumlah bibit yang digunakan, sedangkan 6,4% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

6.2. Saran

1. Melihat perbedaan persen korelasi kedua faktor yang mempengaruhi hasil

produksi padi tidak begitu jauh dengan kemungkinan faktor lain, maka pihak petani setempat perlu melakukan evaluasi untuk menganalisa faktor lain yang lebih mendukung.

2. Pemerintah daerah Kabupaten Batubara harus mulai membatasi pengalihan fungsi

lahan pertanian untuk tujuan lain.

3. Memberi berbagai macam bantuan dan kemudahan kepada komunitas petani, baik

berupa pinjaman berbunga ringan maupun bantuan langsung secara tuani agar mareka tidak beralih kerja ke bidang lain.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih. 2008. Buku Induk Sertifikasi UPT BPSB

TPH-IV Tahun 2008. Medan: BPSB.

Sudjana. 1992. Metode Statistika. Edisi ke-6. Bandung: Tarsito. Gunawan. 2004. Statistik. Yogyakarta: Andi.

Supranto,J. 2000. Statistik Teori dan Aplikasi. Edisi ke-6. Jakarta: Erlangga.