0 121 3 45 4
6 12 7
8 9: ;
5 9:
= 5 :9 9
7824 8 4 ?8
2 =1
6 1 4
0 6 42 8 2
5 19 ;8?8
6 =4219
8 A 8?8 2
B 12
8 2 77
: 3
8 27 8 2
A 12 C8 28
D8 1 9 8
; B
9E 4 2 4 F
: 085
1 9
8 G5 8
9 8H
1.2. Permasalahan
I?86 :2 6 19
08 8 3
8;82 J
8 2 7 ? 4 : :2
?8380 6 121
3 45 482 424
8?8 3 8;
868= 8;
5 9:= 5 :9
9 78 248 4
?8 2
= 1
6 1 0 406 4 2
82 K19
6 12
789: ;
5 19
; 8?86 =4 21 9
8 A 8
? 8 2 B
12 8 2
7 7:
3 8 27
8 2 A 12
C 82 8 D 8 19
8; B
9E 4 2 4
F :
0 8 5
1 9
8 G5 8
9 8H
1.3. Tujuan Penelitian
L : :
8 2 6 1
21 3
4 5 48 2
4 24 8
?8 3 8 ;
:2 5 :=
0 12 782
83 4 4
6 1 2
78 9: ;
5 9:= 5 :9
9 7
8 24 8 4 ?8 2
=1 6
1 4
0 6 42 8 2
5 19 ; 8 ?
86 =4 2
19 8 A 8
?8 2
B 12
8 277: 38 278 2
A 12C82 8
D8 198;
B 9 E4 24
F :
085 1
9 8
G5 898H
1.4. Hipotesis
M 4
6 5
14 6
121 3 45 4
8 2 8?838;
5 19 ?86 85
6 127 8
9 : ;
F 5 9:=
5 :9 9
7 8 24 8 4
?8 2 =1
6 1 4
0 6 42 8 2
5 19 ;
8?86 =4219
8 A
8? 8 2 B
1 2
8 277: 3 8278 2
A 12C8 28 D 8 198;
B 9E42 4 F
: 085
1 9
8 G5 898H
1.5. Manfaat Penelitian
N82O 885
? 8 94 6 121
3 4
5 4
8 2 4
2 4
8 2 58 9
8 3 84 2
P QH
N 1 K19
4 = 82
4 2O 9
08 4 = 1
68?8 A
8?82 B
12 8 277:
3 8 2
7 8 2
A 12 C8 28
D 8 19 8;
B 9E42 4 F
: 085
1 9
8 G5 898
5 12 58 27
= 8 4
8 2 5
9 :=
5 :9
97 8 24 8 4
?8 2 =1
61 4
06 4 2 8 2
J 82 7
K19 ; :K:27
8 2 ?
127 8 2
=42 19 8H
Universitas Sumatera Utara
ST U VWXY
Z[Z\[] Y
_ Y ` a V
` b c Z
X \[Vd
[ W` X
V Y `
XeXe V _
_ V d
W []
Y b
W f[ V
dV ZV
g[ Z [ V
e X Zh []
f _
i ] dV
be eb
f c Z
Y [h[ Vj V
V T
Universitas Sumatera Utara
9
BAB
k
T
l m n o
UA
m p
USTA
q
A
r s r
s q
inerja
Kinerja adalah hasil pencapaian dari usaha yang telah dilakukan yang dapat diukur dengan indikator-indikator tertentu Fuad, 2004. Kinerja adalah penampilan
hasil karya personil, baik secara kualitas maupun kuantitas dalam suatu organisasi Ilyas, 2001. Kinerja dapat merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja
personil. Penampilan hasil karya tidak terbatas kepada personil yang memangku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga kepada keseluruhan personil di
dalam organisasi. Menurut Robbins 2006, kinerja merupakan fungsi interaksi antara
kemampuan atau a bility A, motivasi atau mo
tiva tio
n
t
dan kesempatan atau o
ppo rtunity
u
. Gibson,et.al 1994 mengatakan, kinerja merujuk kepada tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Kinerja dinyatakan baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik.
Kinerja organisasi adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan tugas dalam suatu organisasi, dalam upaya mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan
visi organisasi tersebut . Pendapat lain mengatakan bahwa kinerja organisasi adalah untuk melakukan suatu kegiatan dan menyempurnakan sesuai dengan tanggung jawab
dengan hasil seperti yang diharapkan.
Universitas Sumatera Utara
Kinerja merupakan sesuatu yang telah dicapai oleh organisasi dalam kurun waktu
tertentu, baik yang terkait dengan input
v
o utput
v
o utco
me
v
benefit
v
maupun impa
ct Sobandi dkk,2006. Hasil kerja yang dicapai oleh aparatur suatu instansi dalam menjalankan
tugasnya dalam kurun waktu tertentu, baik yang terkait dengan input
v
o utput
v
o utco
me
v
benefit
v
maupun impa ct dengan tanggung jawab dapat mempermudah arah
penataan organisasi pemerintahan. Adanya hasil kerja yang dicapai oleh aparatur dengan penuh tanggung jawab akan tercapai peningkatan kinerja yang efektif dan
efisien. Organisasi pemerintahan menggunakan alat untuk mengukur suatu kinerja
birokrasi publik, indikator yang digunakan menurut Sobandi dan para ahli lainnya dalam bukunya yang berjudul “Desentralisasi dan Tuntutan Penataan Kelembagaan
Daerah” sebagai berikut: 1. Keluaran Output
2. Hasil 3. Kaitan Usaha dengan Pencapaian
4. Informasi Penjelas Pertama
v
o utput adalah sesuatu yang diharapkan langsung dicapai dari suatu
kegiatan yang berupa fisik sarana dan prasarana atau pun non fisik pelatihan. Suatu kegiatan yang berupa fisik maupun non fisik yang diharapkan oleh suatu
organisasi atau instansi dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Ukuran o utput
Universitas Sumatera Utara
disini dapat dilihat dari dua sub indikator yaitu kualitas sumber daya aparatur yang ada di BPBD Sumatera Utara.
Kedua
w
hasil adalah mengukur pencapaian atau hasil yang terjadi karena pemberian layanan. Maka segala sesuatu kegiatan yang dilakukan atau dilaksanakan
oleh suatu organisasi atau instansi harus dapat memberikan efek langsung dari kegiatan tersebut.
Ketiga
w
kaitan usaha dengan pencapaian adalah usaha yang dilakukan oleh BPBD Sumatera Utara dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat bisa tercapai
sesuai kegiatan penanggulangan bencana di Sumatera Utara. Keempat, informasi penjelas adalah suatu informasi yang harus disertakan
dalam pelaporan kinerja yang mencakup informasi kuantitatif dan naratif. Membantu pengguna untuk memahami ukuran kinerja yang dilaporkan, menilai kinerja
organisasi BPBD, dan mengevaluasi signifikansi faktor yang akan mempengaruhi kinerja yang dilaporkan.
Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap tingkat pencapaian kinerja organisasi sebagai berikut:
1. Teknologi yang meliputi peralatan kerja dan metode kerja yang digunakan untuk mengahasilkan produk atau jasa yang dihasilkan oleh organisasi. semakin
berkualitas teknologi yang digunakan, maka akan semakin tinggi tingkat kinerja organisasi tersebut.
2. Kualitas input atau material yang digunakan oleh organisasi.
Universitas Sumatera Utara
3. Kualitas lingkungan fisik yang meliputi keselamatan kerja, penataan ruangan, dan kebersihan.
4. Budaya organisasi sebagai pola tingkah laku dan pola kerja yang ada dalam organisasi yang bersangkutan.
5. Kepemimpinan sebagai upaya untuk mengendalikan anggota organisasi agar bekerja sesuai dengan standar dan tujuan organisasi.
2. Pengelolaan sumber daya manusia yang meliputi aspek kompensasi, imbalan, promosi dan lainnya Ruki, 2001.
xyzyzy {
enilaian kinerja
Kinerja organisasi atau kinerja perusahaan merupakan indikator tingkatan prestasi yang dapat dicapai dan mencerminkan keberhasilan manajerpengusaha.
Kinerja merupakan hasil yang dicapai dari perilaku anggota organisasi demikian Gibson dalam Soedjono 2005
Menurut para ahli Robbins, 2006, penilaian kinerja dapat dilaksanakan oleh berbagai pihak, yaitu:
1. Atasan langsung. 2. Rekan kerja.
3. Diri sendiri. 4. Bawahan langsung
y
5. Penilaian 360 derajat. Penilaian dan evaluasi terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
sangat penting dan harus dilaksanakan oleh evaluator secara profesional dan penuh
Universitas Sumatera Utara
tanggungjawab. Hal tersebut diharapkan dapat memberikan stimulasi bagi para pejabat instansi pemerintah untuk terus berusaha menyempurnakan praktik-praktik
penyelenggaraan pemerintahan yang baik berdasarkan prinsip-prinsip go o
d go
verna nce
dan fungsi-fungsi manajemen yang berbasis kinerja secara taat azas dan berkelanjutan.
Perbaikan go verna
nce dan sistem manajemen merupakan agenda penting
dalam reformasi pemerintahan yang sedang dijalankan oleh pemerintah. Sistem manajemen pemerintahan yang berfokus pada peningkatan akuntabilitas dan
sekaligus peningkatan kinerja berorientasi pada hasil o utco
me dikenal sebagai
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Sistem AKIP. Sistem AKIP diimplementasikan secara “self a
ssesment” oleh masing-masing instansi pemerintah.
Ini berarti instansi pemerintah seperti halnya BPBD Provinsi Sumatera Utara dapat merencanakan sendiri, melaksanakan, mengukur dan memantau kinerjanya sendiri
serta melaporkannya
sendiri kepada
instansi yang
lebih tinggi
KepMenPANRB,2010.
|}|} ~
epemimpinan
|}|}}
engertian
~
epemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk pencapaian tujuan. Bentuk pengaruh tersebut dapat secara formal seperti
tingkat manajerial pada suatu organisasi. Karena posisi manajemen terdiri atas tingkatan yang biasanya menggambarkan otoritas, seorang individu bisa
Universitas Sumatera Utara
mengasumsikan suatu peran kepemimpinan sebagai akibat dari posisi yang ia pegang pada organisasi tersebut Robbins, 2006.
Bagaimana seorang pimpinan memimpin terutama akan dipengaruhi oleh hal – hal sebagai berikut :
a. Gaya kepemimpinan : Kenyataan bahwa kepribadian atau pengalaman masa lampau seorang pimpinan membantu membentuk gaya kepemimpinannya tidak
berarti bahwa gaya tersebut tidak dapat diubah. Pimpinan belajar bahwa gaya tertentu memberikan hasil lebih baik bagi mereka dari pada gaya lainnya. Akan
tetapi, perlu diingat bahwa pimpinan yang mencoba memilih gaya yang sangat tidak sesuai dengan kepribadian dasarnya mustahil menggunakan gaya tersebut
secara efektif b. Karakteristik bawahan : Bawahan memainkan peranan penting dalam
mempengaruhi gaya kepemimpinan. Tanggapan bawahan terhadap kepemimpinan menentukan seberapa jauh pimpinan yang bersangkutan akan efektif
Suatu organisasi yang berhasil dalam mencapai tujuannya serta mampu memenuhi tanggung jawab sosialnya akan sangat tergantung pada para manajernya
pimpinannya. Apabila manajer mampu melaksanakan fungsi-fungsinya dengan baik, sangat mungkin organisasi tersebut akan dapat mencapai sasarannya. Sebab itu
organisasi membutuhkan pemimpin yang efektif, yang mempunyai kemampuan mempengaruhi perilaku anggotanya atau anak buahnya. Jadi, seorang kepala suatu
organisasi akan diakui sebagai seorang pemimpin apabila ia dapat mempunyai
Universitas Sumatera Utara
pengaruh dan mampu mengarahkan bawahannya ke arah pencapaian tujuan organisasi.
Dalam Siagian 2002, kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain dalam hal ini para bawahannya sedemikian rupa sehingga
orang lain itu mau melakukan kehendak pemimpin meskipun secara pribadi hal itu mungkin tidak disenangi.
Dalam memelihara komitmen organisasi, peran seorang pemimpin sangat dibutuhkan dan kepemimpinan yang efektif menjadi syarat utama. Kepemimpinan
yang efektif dapat membantu organisasi untuk bertahan dalam situasi ketidakpastian di masa datang Katz dan Khan; Koh et al; Mowday et al, dalam Desianty, 2005.
Selain itu,Gibson et.al 1996 mengatakan bahwa kepemimpinan lea dersh
ip merupakan suatu usaha menggunakan pengaruh untuk memotivasi individu dalam
mencapai beberapa tujuan.
enilaian
epemimpinan
Dalam menjalankan tugas pemimpin memiliki tiga pola dasar gaya kepemimpinan yaitu yang mementingkan pelaksanaan tugas, yang mementingkan
hubungan kerjasama, dan yang mementingkan hasil yang dapat dicapai. Dalam Teori Jalur Tujuan Pa
th
o a
l T h
eo ry
yang dikembangkan oleh Robert House dalam Kreitner dan Kinicki 2005 menyatakan bahwa pemimpin
mendorong kinerja yang lebih tinggi dengan cara memberikan kegiatan-kegiatan yang mempengaruhi bawahannya agar percaya bahwa hasil yang berharga bisa dicapai
Universitas Sumatera Utara
dengan usaha yang serius. Kepemimpinan yang berlaku secara universal menghasilkan tingkat kinerja dan kepuasan bawahan yang tinggi. Teori ini juga
menggambarkan bagaimana persepsi harapan dipengaruhi oleh hubungan kontijensi diantara gaya kepemimpinan dan berbagai sikap dan perilaku karyawan. Perilaku
pemimpin memberikan motivasi sampai tingkat 1 mengurangi halangan jalan yang mengganggu pencapaian tujuan, 2 memberikan panduan dan dukungan yang
dibutuhkan oleh para karyawan, dan 3 mengaitkan penghargaan yang berarti terhadap pencapaian tujuan.
Reddin dalam Sutarto 2001 seorang profesor dan konsultan dari Kanada memperkenalkan tiga dimensi kepemimpinan. Dimana selain efektivitas, Reddin juga
melihat gaya kepemimpinan selalu dipulangkan pada dua hal mendasar, yakni
Gambar
oses
epemimpinan
ur Tujuan
Pemimpin mengidentifikasi kebutuhan pegawai Penetapan tujuan yang tepat
Pemimpin mengaitkan imbalan dengan tujuan Pemimpin membantu pegawai dengan memperjelas jalur pencapaian tujuan
Pegawai merasa puas dan termotivasi, dan mereka menerima pemimpin Timbul prestasi yang efektif
Pegawai dan perusahaan mencapai tujuan mereka dengan yg lebih baik
Universitas Sumatera Utara
hubungan pemimpin dengan tugas dan hubugan kerja. Model yang dibangunnya adalah gaya kepemimpinan yang cocok dan yang mempunyai pengaruh terhadap
lingkungannya.
Dari gambar tersebut, kotak di tengah merupakan gaya dasar kepemimpinan seoarang manajer, seterusnya bisa ditarik ke atas dan ke bawah, menjadi gaya yang
efektif dan tidak efektif.
rganisasi
Menurut Gibson 1996, Organisasi adalah kesatuan yang memungkinkan masyarakat mencapai suatu tujuan yang tidak dapat dicapai individu secara
perorangan. Tujuan dan sasaran organisasi dapat dicapai lebih efesien dan efektif
eefektifan
Gaya Efektif
Pengemba ng
Ekesekutif Birokrat
Otokrat yg baik hati
Gaya Dasar
Hubungan Terpadu
Terpisah
Task
rientasi hubungan
rientasi Tugas
Gaya Tidak Efektif
Misionari Kompro
mi
Lari dari tugas
Otokratis
Gambar
iga Dimensi
epemimpinan
Universitas Sumatera Utara
melalui tindakan-tindakan dan kelompok yang diselenggarakan dengan persetujuan bersama.
Menurut Robbins 2006, dinyatakan bahwa organisasi adalah satuan sosial yang terkordinasi secara sadar, terdiri dari dua orang atau lebih yang berfungsi atas
dasar yang relatif kontiniu untuk mencapai suatu tujuan atau serangkaian tujuan bersama.
Aspek struktur, budaya dan sumber-daya manusia merupakan karakteristik yang selalu muncul bila peneliti mempelajari organisasi yang inovatif
Robbins,2006. Apa yang dikatakan Robbins ternyata didukung oleh suatu tinjauan menyeluruh atas persoalan inovasi yaitu struktur organik secara positif
mempengaruhi inovasi Damanpour,1991. Struktur organik ini lebih rendah dalam diferensiasi vertikal, formalisasi dan sentralisasi, organisasi organik mempermudah
fleksibilitas, penyesuaian dan interaksi silang yang membuat penerapan inovasi lebih mudah. Dalam struktur organik juga mendorong terjadinya komunikasi antar unit
tinggi, misalnya saja ada komite, satuan tugas, tim silang - fungsional dan mekanisme lain yang mempermudah interaksi melintasi garis-garis departemental Monge, et
al:1992. Keberhasilan organisasi pada umumnya diukur dengan konsep efektivitas.
Menurut Sutrisno 2011
ada empat kelompok variabel yang berpengaruh terhadap efektivitas organisasi ialah : Karakteristik organisasi, termasuk struktur dan tehnologi,
Karakteristik lingkungan, termasuk lingkungan intern dan lingkungan ekstern, Karakteristik karyawan dan Kebijakan praktik manajemen kepemimpinan.
Universitas Sumatera Utara
Struktur
rganisasi
Menurut Sule dan Saefullah 2006
Dalam proses pengorganisasian, manajer mengalokasikan keseluruhan sumber daya organisasi sesuai dengan rencana yang
telah dibuat berdasarkan suatu kerangka kerja organisasi tertentu. Kerangka kerja organisasi tersebut disebut sebagai disain organisasi o
rga niza
tio na
l design. Bentuk
spesifik dari kerangka kerja organisasi dinamakan dengan Struktur Organisasi Orga
niza tio
na l
ructure. Struktur organisasi menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung
jawab yang berbeda-beda. Struktur ini mengandung unsur sosialisasi kerja, standarisasi, koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan
Handoko, 1999
Pendapat Stoner,et al dalam Sule saefullah 2006, ada empat pilar
¡¢
lding
£
o cks
yang menjadi dasar untuk melakukan proses pengorganisasian. Keempat pilar tersebut adalah 1 pembagian kerja divisio
n o f wo
rk
¤
2 Pengelompokkan pekerjaan
¥
epa rtementa
liza tio
n
¤
3 Penentuan relasi antar-bagian dalam
organisasi Hiera
rch y
¤
serta 4
Penentuan mekanisme
untuk mengintegerasikan aktivitas antar-bagian dalam organisasi atau koordinasi
Co o
rdina tio
n .
Robbins dalam Sutrisno 2011 mengemukakan bahwa teori organisasi memberikan jawaban lain terhadap pertanyaan : Apa yang membuat organisasi efektif
? Jawabnya adalah struktur organisasi yang tepat. Dalam perspektif historis, perkembangan studi tentang struktur organisasi dapat ditarik dua pendekatan utama,
Universitas Sumatera Utara
yaitu struktur organisasi birokratis dan sturktur organisasi fleksibel sebagai pendekatan modern-kontemporer.
¦§¨§
Badan
©
enanggulangan Bencana Daerah
Dalam Pasal 5 UU No. 242007 disebutkan pemerintah dan pemerintah daerah menjadi penanggung jawab dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana. Pasal 8
UU no. 24 2007 dijelaskan bahwa tanggung jawab pemerintah daerah dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana meliputi:
1. Penjaminan pemenuhan hak masyarakat dan pengungsi yang terkena bencana sesuai dengan standar pelayanan minimum.
2. Pelindungan masyarakat dari dampak bencana. 3. Pengurangan risiko bencana dan pemaduan pengurangan risiko bencana dengan
program pembangunan, dan 4. pengalokasian dana penanggulangan bencana dalam anggaran pendapatan belanja
daerah yang memadai. Dalam Peraturan Mendagri No. 46 tahun 2008, dijelaskan tentang struktur,
kedudukan, tugas dan fungsi BPBD propinsi. 1. BPBD provinsi mempunyai tugas:
a. menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan bencana yang mencakup pencegahan bencana, penanganan darurat,
rehabilitasi, serta rekonstruksi secara adil dan setara; b. menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan
Universitas Sumatera Utara
bencana berdasarkan peraturan perundang-undangan; c. menyusun, menetapkan, dan menginformasikan peta rawan bencana;
d. menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana; e. melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Kepala Daerah
setiap bulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana;
f. mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang; g. mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari anggaran
pendapatan dan belanja daerah; dan h. melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
2. BPBD provinsi mempunyai fungsi: a. Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan
penanganan pengungsi dengan bertindak cepat, tepat, efektif dan efisien; dan b. pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara
terencana, terpadu dan menyeluruh.
ª«¬««
Struktur B
®
BD
Untuk menyelenggarakan penanggulangan bencana di propinsi , pemerintah daerah
membentuk badan penanggulangan bencana daerah BPBD . Dalam
membentuk BPBD, pemerintah provinsi berkoordinasi dengan BNPB. Dalam Peraturan Kepala BNPB No. 3 tahun 2008 dan KepMendagri No. 48
tahun 2008 dan diimplementasikan dalam Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Utara Perda Sumut No 6 tahun 2009, dimana dijelaskan bahwa struktur organisasi BPBD
Universitas Sumatera Utara
propinsi memliki keunikan sendiri dibanding instansi yang terbentuk berdasarkan Perda Sumut No 6 tahun 2009 tersebut yang terdiri dari : kepala BPBD yang dijabat
secara rangkap ex-officio oleh sekretaris daerah pejabat eselon I dan memiliki perangkat 2 buah yaitu unsur pengarah dan unsur pelaksana penanggulangan
bencana. Kepala BPBD propinsi bertanggungjawab langsung kepada gubernur. 1. Tugas dan fungsi unsur pengarah
i.Unsur pengarah mempunyai tugas memberikan masukan dan saran kepada kepala BPBD dalam penanggulangan bencana.
ii.Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud butir i, unsur pengarah menyelenggarakan fungsi :
1. perumusan kebijakan penanggulangan bencana daerah. 2. Pemantauan.
3. evaluasi dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana. 2. Unsur pelaksana penanggulangan bencana
Unsur pelaksana penanggulangan bencana yang selanjutnya disebut dengan unsur pelaksana berada di bawah dan bertanggungjawab kepada kepala BPBD. Unsur
pelaksana mempunyai tugas melaksanakan penanggulangan bencana yang meliputi prabencana, saat tanggap darurat, dan pascabencana secara terintegrasi.
a. Unsur pelaksana dipimpin oleh seorang kepala pelaksana eselon II yang
membantu kepala BPBD dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi unsur pelaksana dan menjalankan tugas kepala BPBD sehari-hari.
b. Susunan organisasi unsur pelaksana BPBD terdiri atas:
Universitas Sumatera Utara
1. Kepala pelaksana 2. Sekretariat unsur pelaksana
3. Bidang pencegahan dan kesiapsiagaan 4. Bidang kedaruratan dan logistik, dan
5. Bidang rehabilitasi dan rekonstruksi. c.
Tugas dan fungsi masing-masing unit di lingkungan unsur pelaksana BPBD sebagai berikut:
1. Sekretariat unsur pelaksana dipimpin oleh kepala sekretariat yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada kepala pelaksana.
a. Kepala sekretariat mempunyai tugas membantu kepala pelaksana dalam mengkoordinasikan perencanaan, pembinaan dan pengendalian terhadap
program, administrasi dan sumberdaya serta kerjasama. b. Dalam melaksanakan tugas
kepala sekretariat mempunyai fungsi membantu kepala pelaksana dalam:
I. Pengkoordinasian, sinkronisasi, dan integrasi program perencanaan, dan perumusan kebijakan di lingkungan BPBD
II. Pembinaan dan pelayanan administrasi ketatausahaan, hukum dan peraturan perundang-undangan, organisasi, tatalaksana, peningkatan
kapasitas sumberdaya manusia, keuangan, perlengkapan, dan rumah tangga.
III. Pembinaan dan pelaksanaan hubungan masyarakat dan protokol.
Universitas Sumatera Utara
IV. Fasilitasi pelaksanaan tugas dan fungsi unsur pengarah penanggulangan bencana.
V. pengumpulan data dan informasi kebencanaan di wilayahnya, dan VI. pengkoordinasian dalam penyusunan laporan penanggulangan bencana.
2. Bidang pencegahan dan kesiapsiagaan dipimpin oleh kepala bidang berada di
bawah dan bertanggungjawab kepala pelaksana. a. Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan mempunyai tugas membantu kepala
pelaksana dalam mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan di bidang pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta
pemberdayaan masyarakat. b. Dalam melaksanakan tugas
bidang pencegahan dan kesiapsiagaan mempunyai fungsi membantu kepala pelaksana dalam:
i. Perumusan kebijakan di bidang pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat.
ii. pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan
masyarakat. iii. pelaksanaan hubungan kerja dengan instansi atau lembaga terkait di
bidang pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat, dan
iv. Pemantauan, evaluasi, dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan , mitigasi dan kesiapsiagaan pada
Universitas Sumatera Utara
prabencana serta pemberdayaan masyarakat. 3.
Bidang kedaruratan dan logistik dipimpin oleh kepala bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada kepala pelaksana.
a. Bidang kedaruratan dan logistik mempunyai tugas membantu kepala pelaksana
dalam mengkoordinasikan
dan melaksanakan
kebijakan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat dan dukungan logistik.
b. Dalam menjalankan tugas bidang kedaruratan dan logistik mempunyai fungsi membantu kepala pelaksana dalam:
i.Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat, penanganan pengungsi dan dukungan logistik.
ii.Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat, penanganan pengungsi dan dukungan
logistik. iii.Komando pelaksanaan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat.
iv.Pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat, penanganan pengungsi dan dukungan logistik, dan
v.Pemantauan, evaluasi, dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat, penanganan
pengungsi dan dukungan logistik. 4.
Bidang rehabilitasi dan rekonstruksi dipimpin oleh kepala bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepala pelaksana:
Universitas Sumatera Utara
a. bidang rehabiliasi dan rekonstruksi mempunyai tugas membantu kepala pelaksana dalam mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan di bidang
penanggulangan bencana pada pascabencana. b. dalam melaksanakan tugas bidang rehabilitasi dan rekonstruksi mempunyai
fungsi membantu kepala pelaksana dalam: i.Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada pascabencana.
ii.Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada pascabencana.
iii.Pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada pasca- bencana, dan
iv.Pemantauan, evaluasi dan anlisis pelaporan tentang pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada pascabencana.
Dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana, BPBD mempunyai fungsi koordinasi, komando dan pelaksana, yaitu :
A. Koordinasi 1. Koordinasi BPBD dengan instansi atau lembaga dinasbadan secara horisontal
pada tahap pra-bencana, saat tanggap darurat dan pasca-bencana, dilakukan dalam bentuk penyusunan kebijakan dan strategi penanggulangan bencana;
penyusunan perencanaan penanggulangan bencana; penentuan standar kebutuhan minimun; pembuatan prosedur tanggap darurat bencana;
pengurangan resiko bencana; pembuatan peta rawan bencana; penyusunan anggaran
penanggulangan bencana;
penyediaan sumberdayalogistik
Universitas Sumatera Utara
penanggulangan bencana;dan pendidikan dan pelatihan, penyelenggaraan gladisimulasi penanggulangan bencana.
2. Koordinasi penyelenggaraan penanggulangan bencana dapat dilakukan melalui kerjasama dengan lembagaorganisasi dan pihak-pihak lain yang
terkait sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 3. Kerjasama yang melibatkan peran serta negara lain, lembaga internasional dan
lembaga asing nonpemerintah dilakukan melalui koordinasi BNPB sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
B. Komando 1. Dalam hal status keadaan darurat bencana, gubernur menunjuk seorang
komandan penanganan darurat bencana atas usulan kepala BPBD. 2. Komandan penanganan darurat bencana sebagaimana butir 1 mengendalikan
kegiatan operasional penanggulangan bencana dan bertanggung-jawab kepada kepala daerah.
3. Komandan penanganan darurat bencana memiliki kewenangan komando memerintahkan instansilembaga terkait meliputi: pengerahan sumber daya
manusia; pengerahan peralatan; pengerahan logistik; dan penyelamatan; 4. Komandan penanganan darurat bencana berwenang mengaktifkan dan
meningkatkan pusat pengendalian operasi menjadi pos komando. C. Pengendalian
BPBD bertugas untuk melakukan pengendalian dalam:
Universitas Sumatera Utara
1. Penggunaan teknologi yang secara tiba-tiba danatau berangsur menjadi
sumber ancaman bahaya bencana. 2.
Penguasaan dan pengelolaan sumberdaya alam yang berpotensi yang secara tiba-tiba danatau berangsur berpotensi menjadi sumber bahaya bencana.
3. Pengurasan sumberdaya alam yang melebihi daya dukungnya yang
menyebabkan ancaman timbulnya bencana. 4.
Perencanaan dan penegakan rencana tata ruang wilayah dalam kaitan penanggulangan bencana.
5. Kegiatan penanggulangan bencana yang dilakukan oleh lembagaorganisasi
pemerintah dan non-pemerintah. 6.
Penetapan kebijakan pembangunan yang berpotensi menimbulkan bencana. 7.
Pengumpulan dan penyaluran bantuan berupa uang danatau barang serta jasa lain misalnya relawan yang diperuntukan untuk penanggulangan bencana
diwilayahnya, termasuk pemberian ijin pengumpulan sumbangan di wilayahnya.
¯°±°¯° ²
engukuran
³
inerja dalam B
²
BD
Pengukuran kinerja BPBD Provinsi Sumatera Utara dilakukan dengan menggunakan metode pembandingan antara Rencana Kinerja Perfo
rma nce Pla
n yang diinginkan dengan Realisasi Kinerja Perfo
rma nce resulut
yang dicapai. Pengukuran kinerja tersebut difokuskan kepada pencapaian sasaran strategis
sesuai dengan penetapan Indikator Kinerja Utama IKU BPBD Provinsi Sumatera
Universitas Sumatera Utara
Utara dalam Peraturan Gubernur Sumatera Utara No. 48 tahun 2011, bahwa sasaran strategis utama BPBD adalah terdiri dari :
1
´
enurunkan Ancaman Bencana
µ
dengan indikator kinerja, yaitu : a Persentase tingkat kordinasi dengan instansi terkait.
b Frekwensi pelatihan tehnis tentang antisipasi dini terhadap bencana. c Persentase tingkat pelayanan informasi bencana kepada masyarakat.
d Frekwensi pelaksanaan survey dalam rangka pendataan terhadap daerah rawan bencana.
2
´
enurunkan Angka
¶
erentanan
· ¸
esiko Bencana, dengan indikator kinerja
yaitu : a Persentase tingkat pelayanan pasca bencana .
b Jumlah jenis bantuan kepada korban bencana. c Frekwensi pelaksanaan sosialisasi dan penyuluhan tentang kebencanaan
kepada masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana. d Frekwensi pembinaan dan pembekalan terhadap Tim Reaksi Cepat TRC
Penanggulangan Bencana. 3
´
eningkatkan
¶
apasitas
´
asyarakat dan Sumber Daya Aparatur dalam
¹
enanggulangan Bencana, dengan indikator kinerja yaitu :
a Frekwensi pelaksanaan rapatpertemuan dalam rangka penanggulangan bencana.
b Persentase kwalitas SDM aparatur yang memiliki keahlian teknis dibidang penanggulangan bencana.
Universitas Sumatera Utara
c Jumlah kebijakan tehnis dibidang penanggulangan bencana. Indikator kinerja yang disusun dan dilaksanakan ini didasarkan pada Sistem
manajemen pemerintahan yang berfokus pada peningkatan akuntabilitas dan sekaligus peningkatan kinerja berorientasi pada hasil o
utco me
dikenal sebagai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Sistem AKIP, dimana Sistem
AKIP diimplementasikan secara “self a ssesment”
KepMenPANRB,2010
Gambar
º»¼» ½
truktur
¾
rganisasi B
¿
BD
¿
ropinsi
ÀÁ
mber Per
Â
enda gri
à ÄÅ ÆÇ
È
a h
un
ÉÄÄÊ Ë
.
Universitas Sumatera Utara
ÌÍÎÍ Ï
andasan Teori
Berdasarkan rumusan masalah dan tinjauan pustaka yang dijabarkan, variabel yang dikemukakan adalah kinerja, kepemimpinan dan struktur organisasi BPBD.
Kinerja dilandaskan pada pencapaian sasaran strategis sesuai dengan penetapan Indikator Kinerja Utama IKU BPBD Provinsi Sumatera Utara dalam
Peraturan Gubernur Sumatera Utara No. 48 tahun 2011, dan pada pembahasan penelitian ini ditekankan pada variabel kepemimpinan dan struktur organisasi.
Dalam Teori Jalur Tujuan Pa th
Ð
o a
l T h
eo ry
yang dikembangkan oleh Robert House dalam Kreitner dan Kinicki 2005 menyatakan bahwa pemimpin
mendorong kinerja yang lebih tinggi dengan cara memberikan kegiatan-kegiatan yang mempengaruhi bawahannya agar percaya bahwa hasil yang berharga bisa dicapai
dengan usaha yang serius. Teori ini juga menggambarkan bagaimana persepsi harapan dipengaruhi oleh hubungan kontijensi diantara empat gaya kepemimpinan
dan berbagai sikap dan perilaku karyawan. Perilaku pemimpin memberikan motivasi sampai tingkat 1 mengurangi halangan jalan yang mengganggu pencapaian tujuan,
2 memberikan panduan dan dukungan yang dibutuhkan oleh para karyawan, dan 3 mengaitkan penghargaan yang berarti terhadap pencapaian tujuan.
Pendapat Stoner,et al dalam Sule dan Saefullah 2006, disebutkan ada empat pilar
ÑÒÓ
lding
Ñ Ô
o cks
yang menjadi
dasar untuk
melakukan proses
pengorganisasian. Keempat pilar tersebut adalah pembagian kerja divisio n o
f wo rk
Õ
Pengelompokkan pekerjaan depa rtementa
liza tio
n
Õ
Penentuan relasi antar-bagian
Universitas Sumatera Utara
dalam organisasi h iera
rch y
Ö
serta penentuan mekanisme untuk mengintegerasikan aktivitas antar-bagian dalam organisasi atau koordinasi c o
o rdina
tio n
.
×ØÙØ Ú
erangka
Ú
onsep
Berkaitan dengan pentingnya kepemimpinan , struktur organisasi, terhadap kinerja organisasi, sebagaimana telah diketahui , maka dikembangkanlah kerangka
konsep dalam gambar berikut ini :
Gambar
× Ø Û
Ø Ú
erangka
Ú
onsep
ÜÝ
nelitian Struktur
Þ
rganisasi
Ú
epemimpinan
Ú
inerja B
Ü
BD
Universitas Sumatera Utara
33
ß à ß á
â ã ä åæã
ç ã èã é êä ê
à è
á ëìë
í îï ð ñ
ç îï îòð ó
ð ôï
Jenis penelitian ini adalah survei eksplanatori yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan kausal antara variabel struktur organisasi dan kepeminpinan
terhadap kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera Utara.. Menurut Singarimbun dan Sofian 1989, penelitian eksplanatori adalah penelitian
yang bermaksud menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis.
á ë
õ ë
é ö÷
ô ñð ø
ô ï
ù ô
÷ ó
ú ç
îï îòð ó ð ôï
Penelitian berlangsung di kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera Utara di Jl. Jend. Gatot Subroto Km 9 Kampung Lalang, Medan.
Proses penelitian dilaksanakan sejak Februari 2012 sampai dengan Juli 2012. Yang dapat dirincikan dalam lampiran tabel. 3.1
á ë á
ë ç
ö û
ú ò ô ñ
ð ø
ôï ü ôý
û îò á
ë á ëìë
ç ö
û ú
ò ô ñ ð
Populasi adalah seluruh karyawan selain dari pada unsur pimpinan yang
terdapat di Kantor BPBD Propinsi Sumatera Utara berjumlah 54 orang.
á ë á
ë õ
ë ü ôý
û î ò
Semua populasi dalam penelitian ini dijadikan sampel
þ
o
ÿ
.
Universitas Sumatera Utara
1. Data primer, dikumpulkan melalui wawancara langsung kepada
responden dengan menggunakan kuesioner. Untuk mengukur kinerja BPBD , dilakukan self-assesment oleh karyawan BPBD sendiri.
2. Data sekunder, diperoleh dari dokumen-dokumen tertulis dari kantor BPBD Provinsi Sumatera Utara.
3. Uji Validitas dan Reliabilitas Singarimbun 1987
menyatakan bahwa
alat ukur dikatakan sahih
apabila Alat ukur tersebut dapat mengukur konsep yang sebenarnya ingin diukur. Apabila peneliti menggunakan kuesioner sebagai instrumen untuk
pengumpul data, maka kuesioner tersebut harus dapat mengukur konsep yang hendak diukur. Untuk menguji keterandalan instrumen, dilakukan
uji ketepatan validitas dan uji ketelitian reliabilitas. a. Uji validitas yang digunakan adalah dengan melakukan korelasi
bivariat antara masing-masing skor indikator variabel dengan total skor variabel. Suatu indikator
pertanyaan dikatakan v d
sah apabila korelasi antara masing-masing indikator menunjukkan hasil
yang signifikan. Digunakan tehnik korelasi e
o dengan taraf
signifikan 0,05. Dari hasil Uji validitas lampiran 2: Uji Validitas ternyata 23 item
pertanyaan nilai signifikansi lebih besar dari nilai tabel korelasi Pearson 0,361
Universitas Sumatera Utara
b. Uji reliabilitas dilakukan dengan bantuan SPSS dengan uji statistik o
h’ . Dimana dikatakan
el e diandalkan jika
memiliki nilai o
h’ 0,6 Priyatno,2011.
Dari hasil uji reliabilitas lampiran 3: Uji Relliabilitas tersebut terhadap 23 item pertanyaan, ternyata semuanya lebih besar dari 0,6.
Dengan demikian maka semua item pertanyaan sebagai alat ukut dikatakan reliabelhandal.
+ ,-,
.01 2 34
5 6
738 1 6
1 9
1 :
; 30 9
1 6
4
Adapun definisi operasional variabel bebas dalam penelitian ini adalah : 1. Kinerja BPBD : Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikatnya adalah
kinerja BPBD . Adapun definisi operasional dari kinerja BPBD adalah hasil kerja kantor atau organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera
Utara yang telah ditetapkan berdasarkan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Pengukuran kinerja BPBD digunakan 11 indikator pertanyaan
2. Struktur organisasi : adalah struktur orgnisasi BPBD yang dibentuk di provinsi Sumatera Utara. Dilakukan pengukuran dengan 6 indikator pertanyaan.
3. Kepemimpinan : yang diukur adalah tata kerja kepemimpinan yang diharapkan diperhatikan oleh seluruh karyawan dalam pencapaian tujuan ataupun Kinerja
BPBD. Pengukuran variabel kepemimpinan dilakukan dengan menjawab 6 indikator pertanyaan.
Universitas Sumatera Utara
= ?
ABCD A
E A F GH I H JKF
Dalam Tabel 3.2
diuraikan cara
mengukur masing- masing variabel,
termasuk hasil ukur dan skala ukurnya, yakni skala ukur ordinal. Masing-masing pertanyaan yang diberikan diberi skor dalam Skala Likert untuk rentang jawaban :
L K M AN
= O
E A F
PN K
P KF D K
N K Q
R I K N
K S P I
AJ B T C
UKV K
M K
F R I C
J
1 Sangat Baik
5 2
Baik 4
3 Cukup
3 4
Kurang 2
5 Sangat Kurang
1
Hasil pengukuran selanjutnya adalah menentukan skor dan persentase masing- masing variabel dengan rumus :
Skor = Frekwensi jawaban total f x Nilai Skor
Persentase =
Untuk menentukan kriteria dari rekapitulasi jawaban total pertanyaan dari setiap variabel, digunakan asumsi bahwa :
- 25,0
= kriteria sangat buruk 25,1 –
50,0 = kriteria buruk
50,1 - 75,0
= kriteria sedang 75,1 – 100,0
= kriteria baik Skor Variabel
x 100 Skor Maximal
Universitas Sumatera Utara
W XYX
Z [\]
[ _ ` ab cd cd
ea \ a
Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda pada α = 0,05 bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas kepada Variabel terikat
yakni Kinerja organisasi BPBD. Metode analisis data selanjutnya dalam penelitian ini mencakup :
a. Analisis univariat, yaitu analisis variabel independen dalam bentuk distribusi
frekuensi dan dihitung persentasenya. b. Analisis bivariat, yaitu analisis hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen secara parsial untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat . Dalam analisis ini digunakan jenis uji yang sesuai.
c. Analisis multivariat, yaitu analisis yang digunakan untuk menganalisis variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen dengan menggunakan uji
regresi linier berganda pada taraf kepercayaan 95. d. Dalam analisis uji regresi, juga dilakukan uji-uji asumsi klasik dalam melihat
normalitas, heteroskedastisitas dan multikolinearitas dari variabel yang terlibat.
Universitas Sumatera Utara
38
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian