Pengaruh Struktur Organisasi dan Kepemimpinan terhadap Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera Utara

(1)

PENGARUH STRUKTUR ORGANISASI DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA BADAN PENANGGULANGAN

BENCANA DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA

TESIS

Oleh

BINSAR H. NAIBAHO 107032097/IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

THE INFLUENCE OF THE STRUCTURE OF ORGANIZATION AND LEADERSHIP ON THE PERFORMANCE OF THE

SUMATERA UTARA REGIONAL DISASTER MANAGEMENT BOARD

THESIS

By

BINSAR H. NAIBAHO 107032097/IKM

MAGISTER OF PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM FACULTY OF PUBLIC HEALTH

UNIVERSITY OF SUMATERA UTARA MEDAN


(3)

PENGARUH STRUKTUR ORGANISASI DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA BADAN PENANGGULANGAN

BENCANA DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dalam Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Minat Studi Manajemen Kesehatan Bencana pada Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara

Oleh

BINSAR H. NAIBAHO 107032097 / IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(4)

Judul Tesis : PENGARUH STRUKTUR ORGANISASI

DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA Nama Mahasiswa : Binsar H. Naibaho

Nomor Induk Mahasiswa : 107032097

Program Studi : S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi : Manajemen Kesehatan Bencana

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Dr. Muslich Lufti, Drs, M.B.A) (Suherman, S.K.M, M.Si) Ketua Anggota

Dekan

(Dr. Drs. Surya Utama, M.S)


(5)

Telah diuji pada

Pada tanggal : 16 Agustus 2012

Panitia Penguji Tesis

Ketua : Dr. Drs. Muslich Lufti, M.B.A Anggota : 1. Suherman, S.K.M, M.Si

2. Dr. Juanita, S.E, M.Kes 3. dr. Heldy BZ, M.P.H


(6)

PERNYATAAN

PENGARUH STRUKTUR ORGANISASI DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA BADAN PENANGGULANGAN

BENCANA DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA

TESIS

Dengan ini menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Medan, September 2012

Binsar H. Naibaho


(7)

ABSTRAK

Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Utara. Adapun kegunaan penelitian ini salah satunya memberikan masukan dan informasi pada Kantor BPBD Provinsi Sumatera Utara dalam peningkatan kinerjanya.

Metode penelitian digunakan metode explanatori, dan lokasi penelitian serta sampel adalah pada Kantor BPBD provinsi Sumatera Utara dengan membagikan 44 kuesioner kepada responden. Dalam menganalisa data hasil kuesioner digunakan alat bantu komputer dengan program SPSS .

Secara parsial, hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara variabel bebas struktur organisasi terhadap kinerja BPBD Provinsi Sumatera Utara. Namun, pada variabel bebas kepemimpinan (X2)

hubungan yang tidak signifikan terhadap kinerja BPBD Provinsi Sumatera Utara. Secara serempak, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara variabel bebas struktur organisasi (X1) dan Kepemimpinan (X2)

terhadap kinerja BPBD (Y).

Rekapitulasi jawaban pertanyaan menunjukkan variabel struktur organisasi (X1) sebagian besar responden menyatakan baik, Kepemimpinan (X2) responden

menyatakan baik , dan kinerja BPBD (Y) responden menyatakan baik. Kesimpulan dari hasil analisa di atas, bahwa Kinerja organisasi BPBD provinsi Sumatera Utara cenderung baik.


(8)

ABSTRACT

The purpose of this study was to find out the factors influencing the performance of the Sumatera Utara Regional Disaster Management Board. One of the uses of this study is to provide input (advice) and information to the Office of Sumatera Utara Regional Disaster Management Board in an attemptto improve its performance.

The research location of this explanatory study is the Office of Sumatera Utara Regional Disaster Management Board and the samples were the employees of this office. The data for this study were obtained through the distribution of 44 questionaires of the respondents. The data obtained were analyzed through SPSS program.

The Result of this study showed that, partially, there was a positive and significant relationship between the independent variable of structure of organization (X1) on the performance of the Sumatera Utara Regional Disaster Management Board. But, there was an insignificant relationship between the independent variable of leadership (X2) on the performance of the Sumatera Utara Regional Disaster Management Board. Simultaneously, the result of this study showed that there was a positive and significant relationship between the independent variable of structure of organization (X1) and the independent variable of leadership(X2) on the performance of the Sumatera Utara Regional Disaster Management Board (Y) .

The recapitulation the answers to the question showed that most of the respondents said that Structure organization (X1) was “good”, leadership (X2)was “good”, and the performance of Sumatera utara Regional Disaster Management Board (Y) was “good”. The conclution drawn from the analysis above is that the performance of the Sumatera Utara Regional Disaster Management Board tends to be good.


(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan berkat dan karuniaNya sehingga tesis dengan judul “Pengaruh

Struktur Organisasi dan Kepemimpinan terhadap Kinerja Badan

Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera Utara” ini dapat

terselesaikan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, membimbing, mendukung dan memberi dorongan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini, kepada :

1. Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM), Sp.A(K) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Dr. Drs. Surya Utama, M.S selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

3. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si selaku Ketua Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

4. Dr. Ir. Evawany Aritonang, M.Si selaku Sekretaris Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

5. Dr. Drs. Muslich Lufti, M.B.A selaku ketua Komisi Pembimbing yang penuh perhatian, kesabaran, ketelitian dalam memberikan bimbingan dan arahan serta meluangkan waktu sejak penyusunan proposal hingga selesai tesis ini.


(10)

6. Suherman, S.K.M, M.Si selaku anggota Komisi Pembimbing yang penuh perhatian, kesabaran, ketelitian dalam memberikan bimbingan dan arahan serta meluangkan waktu sejak penyusunan proposal hingga selesai tesis ini.

7. Dr. Juanita, S.E, M.Kes selaku ketua Komisi Penguji yang telah memberikan masukan dan saran demi kesempurnaan tesis ini.

8. dr. Heldy BZ, M.P.H selaku anggota Komisi Penguji yang telah memberikan masukan dan saran demi kesempurnaan tesis ini.

9. Seluruh dosen dan staf di lingkungan Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat studi Manajemen Kesehatan Bencana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu yang sangat berarti selama penulis mengikuti pendidikan.

10. Nurdin Lubis, S.H, M.M, Sekretaris Daerah propinsi Sumatera Utara dan selaku Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera Utara yang membantu dan mendukung pendidikan hingga penelitian ini.

11. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera Utara yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian dan seluruh staf yang telah membantu saya dalam melakukan penelitian ini.

12. Kakanda Andi Arief, S.H, Staf Khusus Presiden bidang Sosial dan Bencana di Jakarta yang telah mendukung dan membantu selama pendidikan .

13. Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada abang kami Dr. R.E. Naiggolan, M.M, Dr. Januari Siregar, S.H, M.Hum, Sutan Hutasoit, S.E.Ak, M.M


(11)

dan teman-teman yang tak dapat kami sebutkan satu persatu yang membantu dan mendorong penulis selama pendidikan hingga selesai penelitian ini.

14. Ucapan terima kasih yang tulus dan ikhlas teristimewa kepada istri tercinta Rita Helena dan anak-anak tersayang Sakti, Anggi, Lani yang senantiasa menghibur, mendampingi serta memberikan dorongan yang sangat berarti selama mengikuti pendidikan dan menyelesaikan tesis ini.

Hanya Tuhan Yang Maha Kuasa yang senantiasa memberikan balasan serta karunia atas kebaikan dan bantuannya kepada penulis. Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan masukan yang bersifat membangun dalam penulisan dan penerapan hasil penelitian ini di masa mendatang. Akhirnya penulis berharap, kiranya tesis ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, September 2012 Penulis

Binsar H. Naibaho 107032097/IKM


(12)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Binsar Hamonangan Naibaho, lahir di Medan pada tanggal 18 Agustus 1970. Anak ketiga dari enam bersaudara dari pasangan ayahanda A.E. Naibaho dan ibu (alm) E. Br. Tohang.

Menikah dengan Rita Helena dan memiliki tiga orang anak yaitu : Sakti Sahatma Samudera Naibaho ( Kelas 12 SMA Methodist 2 Medan), Anggita Nathama Endrina Naibaho ( Kelas 10 SMA Methodist 2 Medan), dan Mulani Artha Christabella Naibaho ( Kelas 7 SMP Methodist 2 Medan).

Pendidikan formal dimulai dari SD RK Budi Luhur tahun 1982 di Medan, SMPN XI 1985 di medan, SMAN 8 1988 di Medan, Pendidikan dokter di FK-USU 1996 di Medan dan Pendidikan Program Studi S2 di FKM-UI minat Hukum Kesehatan ( 2008- sampai sekarang).


(13)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

ABSTRACT.... ii

KATA PENGANTAR.. ... iii

RIWAYAT HIDUP... ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB 1. PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang... .. 1

1.2. Permasalahan ... 7

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.4. Hipotesis ... 7

1.5. Manfaat Penelitian ... 7

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1. Kinerja ... 9

2.1.1.Penilaian Kinerja ... 12

2.2. Kepemimpinan ... 13

2.2.1.Pengertian Kepemimpinan... ... 13

2.2.2.Penilaian Kepemimpinan ... 15

2.3. Organisasi ... 17

2.3.1.Struktur Organisasi ... 19

2.4. Badan Penanggulangan Bencana Daerah ... 20

2.4.1.Struktur Organisasi BPBD ... 22

2.4.2.Pengukuran Kinerja BPBD ... 29

2.5. Landasan Teori ... 31

2.6. Kerangka Konsep ... 33

BAB 3. METODE PENELITIAN ... 33

3.1. Jenis Penelitian ... 33

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 33

3.3. Populasi dan Sampel ... 33

3.3.1. Populasi ... 33

3.3.2. Sampel ... 33

3.4. Metode Pengumpulan Data ... 34


(14)

3.6. Metode Pengukuran ... 36

3.7. Metode Analisis Data ... 37

BAB 4 HASIL PENELITIAN... ... 38

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.... ... 39

4.1.1. Sumber daya Manusia... ... 40

4.2. Visi, Misi, Tujuan,Sasaran dan Strategi... 41

4.2.1. Visi... 41

4.2.2. Misi... 41

4.2.3. Tujuan... ... 41

4.2.4. Sasaran... 41

4.2.5. Strategi... 42

4.3. Gambaran Umum responden... ... 43

4.3.1. Pendidikan Terakhir.. ... 44

4.3.2. Umur Responden.... ... 44

4.3.3. Jenis Kelamin... ... 45

4.4. Struktur Organisasi.. ... 45

4.5. Kepemimpinan... ... 47

4.6. Kinerja BPBD... ... 49

4.7. Rekapitulasi Variabel ... 51

4.7.1. Rekapitulasi Variabel Struktur Organisasi. ... 51

4.7.2. Rekapitulasi Variabel Kepemimpinan... 52

4.7.3. Rekapitulasi Variabel Kinerja BPBD. ... 53

4.8. Uji Multivariat... 54

4.8.1. Uji Regresi... 54

4.8.2. Uji Asumsi Klasik. ... 56

4.8.3. Pengujian Hipotesis... ... 57

BAB 5 PEMBAHASAN. ... 60

5.1. Pengaruh Struktur Organisasi terhadap Kinerja Organi sasi BPBD Provinsi Sumatera Utara. ... 60

5.2. Pengaruh Kepemimpinan terhadap Kinerja Organisasi BPBD Provinsi Sumatera Utara.. ... 62

5.3. Pengaruh Struktur Organisasi dan Kepemimpinan terhadap Kinerja Organisasi BPBD Provinsi Sumatera Utara.. ... 64

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 66

6.1. Kesimpulan.. ... 66

6.2. Saran... 67

DAFTAR PUSTAKA ... ... 69


(15)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

1.1. BPBD Propinsi Terbaik 2012 ... 5

1.2. Hasil Penelitian ... 6

3.1. Jadwal Penelitian ... 35

3.2. Penilaian dalam Skala Likert ... 36

4.1 Rekapitulasi Karyawan Berdasarkan Pendidikan... 39

4.2 Rekapitulasi Karyawan Berdasarkan Golongan... 40

4.3. Rekapitulasi Karyawan Berdasarkan Unit / Bidang Tugas. ... 40

4.4. Pendidikan Terakhir Responden.. ... 44

4.5. Umur Responden... 45

4.6. Jenis Kelamin Responden.. ... 45

4.7. Distribusi Frekwensi Struktur Organisasi.. ... 46

4.8. Distribusi Frekwensi Kepemimpinan... 48

4.9. Distribusi Frekwensi Kinerja BPBD.. ... 50

4.10. Uji Regresi... 54

4.11. Analisis Diskriminasi.. ... 55


(16)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

1.1. Siklus Penanggulangan Bencana ... 6

2.1. Skema Variabel yang Memengaruhi Kinerja ... 10

2.2. Proses Kepemimpinan Jalur Tujuan ... 17

2.3.Tiga Dimensi Kepemimpinan ... 18

2.4. Struktur Organisasi BPBD Propinsi ... 33


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

1. KUESIONER PENELITIAN ... 73

2. Uji Validitas ... 77

3. Uji Realibilitas ... 81

4. Data Base Responden ... 83

5. Distribusi Frekwensi ... 85

6. Uji Asumsi Klasik Regresi ... 91

7. Uji Hipotesis Regresi Linier Berganda ... 93 8. Surat Izin Survei Pendahuluan

9. Surat Izin Penelitian


(18)

ABSTRAK

Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Utara. Adapun kegunaan penelitian ini salah satunya memberikan masukan dan informasi pada Kantor BPBD Provinsi Sumatera Utara dalam peningkatan kinerjanya.

Metode penelitian digunakan metode explanatori, dan lokasi penelitian serta sampel adalah pada Kantor BPBD provinsi Sumatera Utara dengan membagikan 44 kuesioner kepada responden. Dalam menganalisa data hasil kuesioner digunakan alat bantu komputer dengan program SPSS .

Secara parsial, hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara variabel bebas struktur organisasi terhadap kinerja BPBD Provinsi Sumatera Utara. Namun, pada variabel bebas kepemimpinan (X2)

hubungan yang tidak signifikan terhadap kinerja BPBD Provinsi Sumatera Utara. Secara serempak, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara variabel bebas struktur organisasi (X1) dan Kepemimpinan (X2)

terhadap kinerja BPBD (Y).

Rekapitulasi jawaban pertanyaan menunjukkan variabel struktur organisasi (X1) sebagian besar responden menyatakan baik, Kepemimpinan (X2) responden

menyatakan baik , dan kinerja BPBD (Y) responden menyatakan baik. Kesimpulan dari hasil analisa di atas, bahwa Kinerja organisasi BPBD provinsi Sumatera Utara cenderung baik.


(19)

ABSTRACT

The purpose of this study was to find out the factors influencing the performance of the Sumatera Utara Regional Disaster Management Board. One of the uses of this study is to provide input (advice) and information to the Office of Sumatera Utara Regional Disaster Management Board in an attemptto improve its performance.

The research location of this explanatory study is the Office of Sumatera Utara Regional Disaster Management Board and the samples were the employees of this office. The data for this study were obtained through the distribution of 44 questionaires of the respondents. The data obtained were analyzed through SPSS program.

The Result of this study showed that, partially, there was a positive and significant relationship between the independent variable of structure of organization (X1) on the performance of the Sumatera Utara Regional Disaster Management Board. But, there was an insignificant relationship between the independent variable of leadership (X2) on the performance of the Sumatera Utara Regional Disaster Management Board. Simultaneously, the result of this study showed that there was a positive and significant relationship between the independent variable of structure of organization (X1) and the independent variable of leadership(X2) on the performance of the Sumatera Utara Regional Disaster Management Board (Y) .

The recapitulation the answers to the question showed that most of the respondents said that Structure organization (X1) was “good”, leadership (X2)was “good”, and the performance of Sumatera utara Regional Disaster Management Board (Y) was “good”. The conclution drawn from the analysis above is that the performance of the Sumatera Utara Regional Disaster Management Board tends to be good.


(20)

belakang

!" "

" # !" # $ % % $ "

# & ' ( "

% ! # "! ## ! #

# % # % ( $ # " "

" # %)* + $",- .&

/ ( %

0 # # 1 # 2 3 4 ,5 6 #

,--7 )8" - 9 :.; gempa Yogyakarta 27 Mei 2006 (6,3 SR); gempa di Manokwari Papua pada Januari 2009 (7,2 & 7,6 SR); gempa di Sumatera Barat pada 30 september 2009 (7,6 SR). Bencana gunung meletus terjadi pada Gunung Berapi di Jawa Tengah/Yogyakarta 26 Oktober 2006, sedangkan bencana banjir di Langkat, Sumatera Utara pada September 2004, juga di Sulawesi pada 20 Juni 2006, di Jakarta 1 Februari 2007, Wasior Papua Barat pada 4 Oktober 2010. Adapun bencana tanah longsor terjadi di Palopo, Sulawesi Selatan pada 2009, dan di Bandung Jawa Barat pada 23 Februari 2010 ( Bakri ,2010)

Mengantisipasi efek dari bencana di Indonesia, pemerintah sebelumnya telah memiliki lembaga yang dikenal dengan Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan


(21)

< =>? @>@ A< @ BCD>@E F< G HI JI>KB@ J LME@ JN E =DJ@ O @ JM@> P CCDHI>@ EI F =Q@ BE@>@ F =>@>KKMQ @> K@> < => ?@ >@ AO @ J BCDQ@B F <G HI LD CRI> EI E =D J@ O @ JM@> L=Q@ BE@>@ F =>@>KKMQ @> K@>< =>? @> @AO @ J Q@ BF<GHIB@S ML@J =>T BCJ@ U

V@ Q@WL=DX@ Q@> @>>Y@B= W MHI@>NM> JMBW =>@ J@B==Z =BJIZ@>E =D J@W =>I>KB@ JB@> BI> =D X@Q =WS@ K@L =>@> KK MQ@>K@>S =>?@>@NE=X@ BJ @[M>;\\]HI S => J MB< @H @>^@ EI C>@ Q F =>@>KKMQ @> K@> < => ?@>@ A<^ F< G HI JI>KB@ J LM E@ JN E =H@> KB@> HI HI LDCRI > EI H@> B@S ML@J =>TBCJ@ HI S => J M B <@H @> F => @> KKMQ@> K@> <=>? @>@ V @=D@ [ A< F <V GU F =WS => JMB@> Q =WS@ K@J =DE =S MJ W =D ML@ B@>@ W@> @J _>H@>K`_>H@>K ab^ C U ;cJ@ [M> ;\\dJ=> J@>KF => @> KKMQ@ >K@>< =>?@> @ U

V@ Q@W<@S be _ _^CU ;cf@ [M> ;\\d Y@> K W =>K@ J MD J=> J@> K B =Q=WS@ K@@>N HI>Y@ J@ B@> S@ [g@ < ^ F< W =DML@ B@> Q=WS@K@ HI JI >KB@ J >@EIC>@ Q Y@>K S =D J@>KKM> K X@g @S H@ Q@ W L=>@> KKMQ @ >K@>S=>?@> @HIb>H C>=E I@ UhH@ LM>HIJI>KB@ JH@ =D@ [NS@H@> HI W@ BE MH HIE=S MJ H =>K@ > <F<VU< @H@> I>IJ=DH@ L@ J HIJI>KB@ J LD CRI> EIN H@> W@ EI >K` W@ EI> K H@ =D@ [ B@S ML@ J =>TBCJ@ U P =J => J M@> W=>K=> @I L=WS => J MB@>N Z M> KEI N J MK@EN E JD MBJMDCD K@>IE@EIH @>J@J@B=D X@Q =WS@ K@< ^ F<HI@ JMDH@ Q@ WF =D@ JMD@>FD =EI H =>^ C U ] f@[M> ;\\] J=> J@>K <@H @> ^ @EIC>@Q F => @>KKMQ@> K@> < =>? @>@N E =H@> KB@> B=J=> JM@>W=> K=> @I< F< VHI @J M DH => K@>L =D@J MD @>H@ =D@ [W@ EI>K `W@ EI > KU

< =>? @>@ @H@ Q@[ L=DIE JIg@ @J@M D@> KB@I@> L =DIE JIg @ Y@ > K W=> K@>?@ W H@> W=>KK@> KKM B=[IH ML@> H@> L=>K[I H ML@> W@ EY@D@B@ J Y@ > K HIE =S@S B@>N S@IB CQ =[ Z@BJ CD @Q @ W H@>T@ J@M Z@ BJCD > C>` @Q@ W W @MLM> Z@ BJCD W@> MEI@ E =[I>KK@ W=>K@ BIS@ J B@> JI WS MQ>Y@ BCDS@> XIg @ W @> MEI @N B=D ME@ B@> QI>KB M> K@ >N B=D MKI@>


(22)

jklmk nopqkr q kp qk stku tv w uxyx zwv { |pqkp z}~ pqkp z € ‚ƒ mkj~p ‚€ € „ mop mkp z …opkp zz~ykpzkp† op ‡kp kˆ

|tk‰k t opkpzz~ykpzkp nop ‡kpk s ol~t k ukp uozw kmkp ‰k pz m ol uk wm qop zkp Š~p zvw skpk‹osopv ot ol mwt ol op ‡kp kkp rtopzxlzk p wv kvwkp rt oy k uv kpk kprt op zopq ky wkp qkyk s ywp zu~t "Siklus Penanggulangan Bencana" (Œ Ž Ž ‘’ “ ”•‘“ ‘” –—–˜‘) seperti Gambar 1.1 (DepKes RI, 2006)

Gambar memperlihatkan bahwa kegiatan penanggulangan bencana dilakukan melalui tiga tahap, yaitu tahap sebelum terjadi (pra-bencana), saat dan pasca-bencana. Kegiatan sebelum terjadi bencana meliputi pencegahan, mitigasi (pelunakan/penjinakan dampak), dan kesiapsiagaan. Pada saat bencana dilakukan kegiatan tanggap darurat sementara pada saat setelah terjadinya (pasca) bencana dilakukan kegiatan pemulihan dan rekonstruksi.

Berdasarkan UU Nomor 24 tahun 2007, Peraturan Kepala BNPB No. 3 /2008 dan Permendagri No. 48/2008 tentang BPBD, struktur organisasi badan tersebut dipimpin oleh kepala badan setingkat eselon I yang dijabat secara ex-officio oleh sekretaris daerah provinsi. Hal ini sangat berbeda dengan kepala badan atau kepala


(23)

š› œž Ÿœ   ž¡¢ ¡£¡¢ š› ¤›œ ¥¤ ¦§¨ ¦› œž› Ÿœ   © ª ¤œœŸ ¡ ž ¡¢¨ œ ««¬­ ¡¢ › œ ¥§ ¥¤ ¡§› ž¤› ¥ Ÿ œ   ¥ ® ž ¤ ¡§ ž ¡ª ¯¤ ° ¦š ±² ± ³ ¤ ¡§š ¦ ¤ ¯œž ¯§ ¦¡œ § ® ž¡ª  › ª   › œ ž¤§ ¯¥¤ ¯§ ¨§  œ›žž›  § ¤ ¡§© š› ¥ ¨¨§š›œž› ° ¥¨´ œš¨ š œ ¦¡œ ¡œš ¢›œ Ÿœ   ª›¥ š› ¤›œ ¥ ¤ ¦§¨ ¦› œž›š ¢´¦¡œœ   ¯ ¢œ œª ¡œµ œ¬

­¡¥ ¢› ¦¯œ ¨§  œ› ž ž› ± ² ±³ ž ´  š ¢´ ž¤§ ¯¥¤ ¯§ š œ ¤ ¯ ž ¦¨¥¨¥ š œ ¶¯œ ž›œ Ÿ° œ´¯œ š ¢´ ¦¡¢ ¥ ž œ œœŸ° ¥ ¡  › ¤ œ ± ² ±³ ¦ §¨ £›œž›·¦§¨ £› œž› š› «œš¨ œ ¡ž›  ¤ ¡§ ¢›®¤ ª œŸ¥ ¦¡§ª ¡šœ š¢´ ¦¡œµ¦›œ ®ž› ¢ ¥ ¡§© ¬ ² š  § ¦¤ ¥¨¨§š›œž› œž›¨ œ¢ ± ¸ ² ± š› ¹¥ §¤ º ¡ª§ ¯§› »¼½»° ±¸²± ´¡´ª ¡§› ¥ œ ¦¡œ ® §  œ ¤ž ¥› ›œ¡§© ±²±³ ¦§¨ £›œž› ž ¡·«œš¨ œ¡ž› ¬ ² ¡œ  œ¯  ¡§ ®œ ›œ› š›š ž §¥ œ ¦š  ¥ ¤¡  ¨§ › ° œ¤ §  ¢ ›œ¾ ¦§·ª ¡œµ œ° ¤ œ  ¦ š §¯§ ¤° ¦žµ ª ¡œµœ° ¢¨  ›ž¤ ›¥š œ¦¡§ ¢ ¤œ°¥¯œ¤ª›¢› ¤ ž°š œ¦¡§ ¡œµœ œ¿¥ ¡¯œ œ¿¥ ¡¢ ¡´ª   œ¬

Tabel 1.1 Menunjukkan BPBD Propinsi Terbaik 2012

No Kategori Juara I Juara II Juara III

À

²§– Bencana Sumatera Selatan NTT Jawa Barat 2 Tanggap darurat Sulawesi Utara Jawa Tengah Sumatera

Selatan 3 Pasca bencana Kalimantan Barat Jawa Tengah Jambi 4 Logistik/ Peralatan Jawa barat Sumatera

Selatan NTB

5 Akuntabilitas Jawa Timur Sumatera Barat Sulawesi Selatan 6

Perencanaan, Keuangan & Kelembagaan

Jambi Sulawesi Utara Kalimantan Barat (sumber : www.indonesia.go.id )

Berdasarkan hasil penilaian kinerja yang dilakukan BNPB tersebut, BPBD Sumatera Utara tampaknya belum termasuk yang memiliki prestasi dari kategori yang


(24)

Âà ÄÅ ÄÆÇÈ ÆÉÊ Ë ÆÌÍ É ÂÅ Ìà Èà ÆÉÎ ÏÆÐÃ Ñ ÇÅÉÃ Ñ Æà ÆÉ ÈÃÉÅÒÓ Æ ÔÕ ÔÖ ×Í Ì ÆÄÅÒ Æ Ø ÄÆÒ Æ ÙÅÑÍ Ì Â ÆÇ ÆÄ ÂÃÈ ÆÄÆÈ ÆÉ ÙÍÒÍÈ Æ ÄÆÍ ÄàÆÈ ÙÆÃ È ÏÆÉ ÚÆ ÈÆÒÅ ÉÆ ÇÒ ÅÐÄÆÐ Ã ÉÚÆ ÙÅÑÍÌ ÌÅ ÉÂÆÇ ÆÄ ÇÅÒÃÉÛÈÆÄÄÅÒ Ù ÆÃÈ Ê

ÕÒÜÝà ÉÐ Ã ×Í Ì ÆÄÅÒÆ ØÄÆÒ Æ ÄÅÑ ÆÏ ÌÅ ÌÙÅ ÉÄÍÈ ÔÕ ÔÖ ÙÅ Ò ÆÐÆÒÈ ÆÉ ÕÅÒÆÄÍ Ò ÆÉ ÖÆÅÒÆÏ ÕÒÜÝÃÉÐà ×Í ÌÆÄÅ Ò Æ Ø Ä ÆÒÆ Ë Ü Ê Þ Ä ÆÏÍ É ß ààáÊ âÅ ÉÛà ÉÛ ÆÄ ÇÜ ÄÅÉÐ Ã ÙÅ ÉãÆÉ Æ Âà  ÆÅÒ ÆÏ Ã ÉÃÚÆ ÉÛãÍÈÍÇ ÙÅÐ ÆÒÎÈÅÙÅÒÆÂÆÆÉ ÔÕ Ô Ö ×Í ÌÆÄÅÒ ÆØ Ä ÆÒÆÄÅ ÉÄÍ ÉÚÆÂÃÏÆÒ ÆÇÈ Æ É Â ÆÇ ÆÄ ÌÅÉÓ ÆÂà ÌÜ ÄÜÒ ÇÅÉÛÛÅ ÒÆÈ Â ÆÑÆÌ Ì Å ÉÛÜÜÒ ÂÃÉÆÐ Ã ÈÆÉ ÇÅ É ÆÉÛÛÍÑ ÆÉÛ ÆÉ ÙÅ Éã ÆÉÆÎ ÙÆÃÈ Â ÆÑ ÆÌ Ä ÆÏÆÇ ÇÒ Æ ÙÅ Éã ÆÉ ÆÎ ÐÆÆÄ ÙÅ ÉãÆÉ ÆÎ Â ÆÉ Ç ÆÐ ã Æ ÙÅÉãÆÉÆÊ Õ ÅÉÆ ÉÛÛÍÑ ÆÉÛ ÆÉ ÙÅ ÉãÆÉ Æ Ð ÅÐ ÍÆà ÂÅ ÉÛÆÉ ÇÅ ÉÛÅÒ Äà ÆÉ ÚÆÉ Û ÄÅ Ò ÆÇ Æ Ä Â ÆÑ ÆÌ ØØ ËÜ Ê ßäå ßà àæ Æ ÆÑ ÆÏ Ð ÅÒÆÉÛÈ ÆÃÆÉ ÍÇ ÆÚÆ ÚÆ É Û ÌÅÑ ÃÇÍ Äà ÇÅ ÉÅÄ ÆÇÆÉ ÈÅ ÙÃÓÆÈ ÆÉ ÇÅ ÌÙÆÉÛÍ É ÆÉ ÚÆÉÛ ÙÅÒà Ðà ÈÜ ÄÃÌÙÍÑÉ ÚÆÙÅ ÉãÆÉÆÎÈ Å Ûà ÆÄ ÆÉÇÅ Éã Å ÛÆÏ ÆÉÙÅ Éã ÆÉÆÎ ÄÆÉÛÛ ÆÇ ÆÒÍ Ò ÆÄΠÆÉÒÅ Ï ÆÙÃÑ Ã Ä ÆÐÃÊ

×Åã ÆÒ Æ ÄÅÜÒà ÄÃÐ Î ÈÃÉÅÒÓ Æ Ü ÒÛÆÉà РÆÐ Ã Â ÆÇ ÆÄ ÂÃÇÅ ÉÛ ÆÒÍ Ïà ÜÑ Å Ï ÐÄÒÍÈ ÄÍÒ ÜÒÛ ÆÉà ÐÆÐ Ã Â ÆÉ ÓÍÛ Æ çÆÈ ÄÜÒ ÈÅÇÅ ÌÃÌÇà ÉÆÉÊ èÆÐ ÃÑéÏÆÐÃ Ñ ÇÅ ÉÅÑÃÄÃÆÉ ÌÅÉÍ ÉÓÍÈÈ ÆÉ ÙÆ Ïê Æ ÈÅÂÍÆ ç ÆÈ ÄÜÒ ÄÅ ÒÐÅ ÙÍ Ä ÌÅ ÒÍÇ ÆÈÆÉ çÆÈ ÄÜÒ ÚÆ ÉÛ ÌÅ ÌÙÅ Òà ÈÜ ÉÄÒÃÙÍÐ Ã ÄÅÒ ÏÆÂÆÇ Èà ÉÅÒ ÓÆÎ ÐÅÑ ÆÃ É ç ÆÈ ÄÜÒ éçÆÈ ÄÜÒÑ Æà ÉÉÚÆÊ

Tabel 1.2. Hasil Penelitian Struktur Organisasi, Kepemimpinan, dan Kinerja Organisasi

No Tahun Judul Kesimpulan

ë ßààÁ

ÕÅ ÉÛÆÒÍ Ï × ÄÒÍÈ ÄÍÒ ìÒÛ ÆÉÃÐÆÐÃ Î

ÔÍÂ ÆÚÆ ìÒÛ ÆÉÃÐÆÐ ÃÎ

íÅÇÅ ÌÃÌÇÃÉÆÉÎ îÑ Ã ÆÉÐà ×ÄÒ ÆÄÅÛÃÐ ïÅÒ ÏÆÂÆÇ ðÉÜÝÆÐ Ã ñ íÃÉÅÒÓ Æ ìÒ ÛÆÉÃÐÆÐà èÜ ÄÅÑ Ôà ÉÄ ÆÉÛ ïà ÛÆ Âà òÆê Æïà ÌÍÒó ×Í ÆÅÂÃÎßààÁô

î ÆÇÅÉÛÆÒÍ ÏÚÆÉÛÐ ÃÛÉÃçÃ È ÆÉ ÐÄÒÍÈ ÄÍÒ ÜÒÛÆÉÃÐÆÐ ÃÎ ÙÍÂ Æ ÚÆ ÜÒÛ ÆÉà ÐÆÐ Ã ÎÈÅÇÅ ÌÃÌÇÃÉÆÉÎ ÆÑÃÆÉÐÃÐ ÄÒ ÆÄÅ ÛÃÐÄÅÒ ÏÆÂÆÇ ÈÃÉÅÒ ÓÆÜÒÛÆÉÃÐÆÐ Ã


(25)

Tabel 1.2. (lanjutanö

÷ ÷øø ù

ú ûüýþ ÿ þþ ÿ ýþü þ ûÿ þþ ü ûÿþ ÿ ýþü þ þü

û þ þü ûÿ þ þÿþþü úþ þ

ûÿüþ ú ûü þüý

ÿþþþ û ü÷ø ø ùö

þ ûü ýþÿ þüý ýü þü

þÿ þþ ÿ ýþü þ

ûÿ þ þ üûÿþ ÿ ýþ üþ

þüû þ þüûÿ þþÿþþü

÷øø

ú ûüýþ ÿ þþ ÿýþü þ

û û üþü þü ÿ ýþüþ

ú û ûþ þÿ ûÿ þ þ ü ûÿþ

ÿ ýþü þ úþ þ ÿûÿþ

ü þ þüþ þÿ þ þü

û þþ þü ûÿ ÿ ýþüÿ þÿû ÿ

ú ÿö ûÿ þü ÷ øøö

þ ûü ýþ ÿ þ þ

ÿýþüþ û û üþü

þü ÿýþü þ ûûþ þÿ

ûÿ þ þ ü ûÿ þÿ ýþü þ

÷øø!

ú ûüýþ ÿ ÿ ÿ ÿýþü þ

û û üþü " ûþ þü

# ûÿþ þ $ û þ

ú ûþ þ üþü ú ûü ûÿ þ þü %þ

þ þü þ úþ þ þü ÿ

ú ûÿ þ þüþü þ þ ûü ûü þ

úÿþ ûþüüý÷øø!ö

þ ü ýþü þü

ýüþü þü þ ÿþ þÿ þ û

ûþ ÿ ÿ ÿ ýþü þ

û û üþü þü

ûþ þü ûÿ þ þ

ûû þ ûþþ üþü

û ÿ ÿ þþ þü ûÿ þþ þü þ ûÿ þ þü þ ÿþ ûÿ

þ ü ý ûþ ü& þ ûüû û ûþþÿ ÿ ýþü þ þüý ü þ

'ü ÷øøõö( ûþü û þ þü ýþ þ þ ûÿ ) þ ÿ þü *+,- Goal

Theoryö þ ü ý ûþü ýþü û ' ûÿ % û þ þ ÿ ûü ûÿ þü ü&

÷øø ùö ûüþ þ þü þ þ û ü ûü ÿü ý üûÿþ þüý û üýý ûü ýþü

&þÿþ û ûÿþü ûýþþü.ûý þ þü þü ý û ûüýþÿ ( û û üþü þü ý

ûÿþ û&þ ÿþ ü ûÿ þ ûü ýþþü ü ýþ ü ûÿ þ þü û þ þü þ þ þü þ ü ý üýý ûþ ý ûü ü ýþ þüü ûÿþ ÿ ýþüþ (

ûÿ þþÿ þü ûüûüþ þüý û þ þü þ þ þü üý ûÿ þü


(26)

0 1213 45 4 6 1278 9:; < 59:= 5 :9 >97824 <8< 4 ?82 =16 1040 6 428 2 5 19;8?86 =4219@8 A 8?8 2 B128 277:38 278 2A 12C8 28D8 1 98;B9>E 4 2< 4F:085198G5 898H

1.2. Permasalahan

I?86 :2 6 1908 <838;82 J8 2 7 ? 4< :< :2 ?8380 6 1213 45 482 424 8?83 8; 868=8; <5 9:=5 :9 >978 24<8 <4 ?82 =16 10 406 4 282 K19612789:; 519; 8?86 =4 21 9@8 A 8? 8 2 B128 277:38 278 2A 12C 82 8D 8 198;B9>E4 2< 4F:0 85198G5 898H

1.3. Tujuan Penelitian

L:@ :8 2 6 121345 48 2 4 24 8?8 3 8; :25 := 0 12782834< 4< 6 1278 9:; <5 9:=5 :9 >978 24< 8 < 4 ?8 2=161040 6 428 25 19; 8 ?86=4 219@ 8A 8?82B128 277:38 278 2A 12C828D8198;B 9>E4 2<4 F:085198G5 898H

1.4. Hipotesis

M46 >51<4 < 61213 45 48 2 8?838; 5 19?86 85 6 12789 :; F5 9:=5 :9 >978 24< 8 < 4 ?8 2 =16 1040 6 428 2 5 19;8?86 =4219@8 A8? 8 2 B128 277:3 8278 2 A 12C8 28 D 8 198; B 9>E42< 4 F:085198G5 898H

1.5. Manfaat Penelitian

N82O885? 8 946 12134548 24248 258 983 84 2P

QH N 10K194 =82 4 2O>908 < 4= 168?8A8?82 B128 277:3 8278 2A 12C8 28 D 8 198;B 9>E42< 4 F:085198G5 898 5 1258 27 =8 @48 2 <59:=5:9 >978 24 <8 < 4 ?8 2 =1610406 4 28 2 J82 7 K19; :K:278 2 ?1278 2=42 19@8H


(27)

ST U VWXY Z[Z\[]Y ^_^ Y ` ^ a ^V^` b c ZX \[Vd[ W^`X^V Y `XeXeV _^ _^ V d W[]Y ^bW f[ Vd^V Z^V^g[ Z[ Ve X Zh[]f^_^i] d^Vbe^ebf ^c ^ZY[h[ Vj ^V^^VT


(28)

BAB k

Tl m noUAmpUSTAqA

rs rs qinerja

Kinerja adalah hasil pencapaian dari usaha yang telah dilakukan yang dapat diukur dengan indikator-indikator tertentu (Fuad, 2004). Kinerja adalah penampilan hasil karya personil, baik secara kualitas maupun kuantitas dalam suatu organisasi (Ilyas, 2001). Kinerja dapat merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja personil. Penampilan hasil karya tidak terbatas kepada personil yang memangku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga kepada keseluruhan personil di dalam organisasi.

Menurut Robbins (2006), kinerja merupakan fungsi interaksi antara kemampuan atau ability (A), motivasi atau motivation (t) dan kesempatan atau

o

pportunity (u). Gibson,et.al (1994) mengatakan, kinerja merujuk kepada tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja dinyatakan baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik.

Kinerja organisasi adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan tugas dalam suatu organisasi, dalam upaya mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi tersebut . Pendapat lain mengatakan bahwa kinerja organisasi adalah untuk melakukan suatu kegiatan dan menyempurnakan sesuai dengan tanggung jawab dengan hasil seperti yang diharapkan.


(29)

10

Kinerja merupakan sesuatu yang telah dicapai oleh organisasi dalam kurun waktu tertentu, baik yang terkait dengan inputv outputv outcov benefitv me maupun

impact (Sobandi dkk,2006).

Hasil kerja yang dicapai oleh aparatur suatu instansi dalam menjalankan tugasnya dalam kurun waktu tertentu, baik yang terkait dengan inputv outputv

o utcome

v benefitv maupun impact dengan tanggung jawab dapat mempermudah arah

penataan organisasi pemerintahan. Adanya hasil kerja yang dicapai oleh aparatur dengan penuh tanggung jawab akan tercapai peningkatan kinerja yang efektif dan efisien.

Organisasi pemerintahan menggunakan alat untuk mengukur suatu kinerja birokrasi publik, indikator yang digunakan menurut Sobandi dan para ahli lainnya dalam bukunya yang berjudul “Desentralisasi dan Tuntutan Penataan Kelembagaan Daerah” sebagai berikut:

1. Keluaran(Output)

2. Hasil

3. Kaitan Usaha dengan Pencapaian 4. Informasi Penjelas

Pertamav output adalah sesuatu yang diharapkan langsung dicapai dari suatu kegiatan yang berupa fisik (sarana dan prasarana) atau pun non fisik (pelatihan). Suatu kegiatan yang berupa fisik maupun non fisik yang diharapkan oleh suatu organisasi atau instansi dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Ukuran output


(30)

11

disini dapat dilihat dari dua sub indikator yaitu kualitas sumber daya aparatur yang ada di BPBD Sumatera Utara.

Keduaw hasil adalah mengukur pencapaian atau hasil yang terjadi karena pemberian layanan. Maka segala sesuatu kegiatan yang dilakukan atau dilaksanakan oleh suatu organisasi atau instansi harus dapat memberikan efek langsung dari kegiatan tersebut.

Ketigaw kaitan usaha dengan pencapaian adalah usaha yang dilakukan oleh BPBD Sumatera Utara dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat bisa tercapai sesuai kegiatan penanggulangan bencana di Sumatera Utara.

Keempat, informasi penjelas adalah suatu informasi yang harus disertakan dalam pelaporan kinerja yang mencakup informasi kuantitatif dan naratif. Membantu pengguna untuk memahami ukuran kinerja yang dilaporkan, menilai kinerja organisasi BPBD, dan mengevaluasi signifikansi faktor yang akan mempengaruhi kinerja yang dilaporkan.

Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap tingkat pencapaian kinerja organisasi sebagai berikut:

1. Teknologi yang meliputi peralatan kerja dan metode kerja yang digunakan untuk mengahasilkan produk atau jasa yang dihasilkan oleh organisasi. semakin berkualitas teknologi yang digunakan, maka akan semakin tinggi tingkat kinerja organisasi tersebut.


(31)

12

3. Kualitas lingkungan fisik yang meliputi keselamatan kerja, penataan ruangan, dan kebersihan.

4. Budaya organisasi sebagai pola tingkah laku dan pola kerja yang ada dalam organisasi yang bersangkutan.

5. Kepemimpinan sebagai upaya untuk mengendalikan anggota organisasi agar bekerja sesuai dengan standar dan tujuan organisasi.

2. Pengelolaan sumber daya manusia yang meliputi aspek kompensasi, imbalan, promosi dan lainnya (Ruki, 2001).

xyzyzy {enilaian kinerja

Kinerja organisasi atau kinerja perusahaan merupakan indikator tingkatan prestasi yang dapat dicapai dan mencerminkan keberhasilan manajer/pengusaha. Kinerja merupakan hasil yang dicapai dari perilaku anggota organisasi demikian Gibson dalam Soedjono (2005)

Menurut para ahli (Robbins, 2006), penilaian kinerja dapat dilaksanakan oleh berbagai pihak, yaitu:

1. Atasan langsung. 2. Rekan kerja. 3. Diri sendiri.

4. Bawahan langsungy 5. Penilaian 360 derajat.

Penilaian dan evaluasi terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sangat penting dan harus dilaksanakan oleh evaluator secara profesional dan penuh


(32)

13

tanggungjawab. Hal tersebut diharapkan dapat memberikan stimulasi bagi para pejabat instansi pemerintah untuk terus berusaha menyempurnakan praktik-praktik penyelenggaraan pemerintahan yang baik berdasarkan prinsip-prinsip go od governance dan fungsi-fungsi manajemen yang berbasis kinerja secara taat azas dan berkelanjutan.

Perbaikan governance dan sistem manajemen merupakan agenda penting dalam reformasi pemerintahan yang sedang dijalankan oleh pemerintah. Sistem manajemen pemerintahan yang berfokus pada peningkatan akuntabilitas dan sekaligus peningkatan kinerja berorientasi pada hasil (outcome) dikenal sebagai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Sistem AKIP). Sistem AKIP diimplementasikan secara “self assesment” oleh masing-masing instansi pemerintah. Ini berarti instansi pemerintah seperti halnya BPBD Provinsi Sumatera Utara dapat merencanakan sendiri, melaksanakan, mengukur dan memantau kinerjanya sendiri serta melaporkannya sendiri kepada instansi yang lebih tinggi (KepMenPAN&RB,2010).

|}|} ~epemimpinan

|}|}} €engertian~epemimpinan

Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk pencapaian tujuan. Bentuk pengaruh tersebut dapat secara formal seperti tingkat manajerial pada suatu organisasi. Karena posisi manajemen terdiri atas tingkatan yang biasanya menggambarkan otoritas, seorang individu bisa


(33)

14

mengasumsikan suatu peran kepemimpinan sebagai akibat dari posisi yang ia pegang pada organisasi tersebut (Robbins, 2006).

Bagaimana seorang pimpinan memimpin terutama akan dipengaruhi oleh hal – hal sebagai berikut :

a. Gaya kepemimpinan : Kenyataan bahwa kepribadian atau pengalaman masa lampau seorang pimpinan membantu membentuk gaya kepemimpinannya tidak berarti bahwa gaya tersebut tidak dapat diubah. Pimpinan belajar bahwa gaya tertentu memberikan hasil lebih baik bagi mereka dari pada gaya lainnya. Akan tetapi, perlu diingat bahwa pimpinan yang mencoba memilih gaya yang sangat tidak sesuai dengan kepribadian dasarnya mustahil menggunakan gaya tersebut secara efektif

b. Karakteristik bawahan : Bawahan memainkan peranan penting dalam mempengaruhi gaya kepemimpinan. Tanggapan bawahan terhadap kepemimpinan menentukan seberapa jauh pimpinan yang bersangkutan akan efektif

Suatu organisasi yang berhasil dalam mencapai tujuannya serta mampu memenuhi tanggung jawab sosialnya akan sangat tergantung pada para manajernya (pimpinannya). Apabila manajer mampu melaksanakan fungsi-fungsinya dengan baik, sangat mungkin organisasi tersebut akan dapat mencapai sasarannya. Sebab itu organisasi membutuhkan pemimpin yang efektif, yang mempunyai kemampuan mempengaruhi perilaku anggotanya atau anak buahnya. Jadi, seorang kepala suatu organisasi akan diakui sebagai seorang pemimpin apabila ia dapat mempunyai


(34)

15

pengaruh dan mampu mengarahkan bawahannya ke arah pencapaian tujuan organisasi.

Dalam Siagian (2002), kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain dalam hal ini para bawahannya sedemikian rupa sehingga orang lain itu mau melakukan kehendak pemimpin meskipun secara pribadi hal itu mungkin tidak disenangi.

Dalam memelihara komitmen organisasi, peran seorang pemimpin sangat dibutuhkan dan kepemimpinan yang efektif menjadi syarat utama. Kepemimpinan yang efektif dapat membantu organisasi untuk bertahan dalam situasi ketidakpastian di masa datang (Katz dan Khan; Koh et al; Mowday et al, dalam Desianty, 2005).

Selain itu,Gibson et.al (1996) mengatakan bahwa kepemimpinan(leadership ) merupakan suatu usaha menggunakan pengaruh untuk memotivasi individu dalam mencapai beberapa tujuan.

‚‚‚ ƒenilaian „epemimpinan

Dalam menjalankan tugas pemimpin memiliki tiga pola dasar gaya kepemimpinan yaitu yang mementingkan pelaksanaan tugas, yang mementingkan hubungan kerjasama, dan yang mementingkan hasil yang dapat dicapai.

Dalam Teori Jalur Tujuan (Path…oal Theory ) yang dikembangkan oleh Robert House dalam Kreitner dan Kinicki (2005) menyatakan bahwa pemimpin mendorong kinerja yang lebih tinggi dengan cara memberikan kegiatan-kegiatan yang mempengaruhi bawahannya agar percaya bahwa hasil yang berharga bisa dicapai


(35)

16

dengan usaha yang serius. Kepemimpinan yang berlaku secara universal menghasilkan tingkat kinerja dan kepuasan bawahan yang tinggi. Teori ini juga menggambarkan bagaimana persepsi harapan dipengaruhi oleh hubungan kontijensi diantara gaya kepemimpinan dan berbagai sikap dan perilaku karyawan. Perilaku pemimpin memberikan motivasi sampai tingkat (1) mengurangi halangan jalan yang mengganggu pencapaian tujuan, (2) memberikan panduan dan dukungan yang dibutuhkan oleh para karyawan, dan (3) mengaitkan penghargaan yang berarti terhadap pencapaian tujuan.

Reddin dalam Sutarto (2001) seorang profesor dan konsultan dari Kanada memperkenalkan tiga dimensi kepemimpinan. Dimana selain efektivitas, Reddin juga melihat gaya kepemimpinan selalu dipulangkan pada dua hal mendasar, yakni

Gambar †‡† ˆ‰oses Šepemimpinan ‹Œur Tujuan Pemimpin mengidentifikasi kebutuhan pegawai

Penetapan tujuan yang tepat

Pemimpin mengaitkan imbalan dengan tujuan

Pemimpin membantu pegawai dengan memperjelas jalur pencapaian tujuan Pegawai merasa puas dan termotivasi, dan mereka menerima pemimpin

Timbul prestasi yang efektif


(36)

17

hubungan pemimpin dengan tugas dan hubugan kerja. Model yang dibangunnya adalah gaya kepemimpinan yang cocok dan yang mempunyai pengaruh terhadap lingkungannya.

Dari gambar tersebut, kotak di tengah merupakan gaya dasar kepemimpinan seoarang manajer, seterusnya bisa ditarik ke atas dan ke bawah, menjadi gaya yang efektif dan tidak efektif.

Ž ‘rganisasi

Menurut Gibson (1996), Organisasi adalah kesatuan yang memungkinkan masyarakat mencapai suatu tujuan yang tidak dapat dicapai individu secara perorangan. Tujuan dan sasaran organisasi dapat dicapai lebih efesien dan efektif

’eefektifan

Gaya Efektif

Pengemba ng

Ekesekutif

Birokrat Otokrat yg baik hati

Gaya Dasar

Hubungan Terpadu

Terpisah Task

“rientasi

hubungan

”rientasi Tugas

Gaya Tidak Efektif Misionari Kompro

mi Lari dari

tugas

Otokratis


(37)

18

melalui tindakan-tindakan dan kelompok yang diselenggarakan dengan persetujuan bersama.

Menurut Robbins (2006), dinyatakan bahwa organisasi adalah satuan sosial yang terkordinasi secara sadar, terdiri dari dua orang atau lebih yang berfungsi atas dasar yang relatif kontiniu untuk mencapai suatu tujuan atau serangkaian tujuan bersama.

Aspek struktur, budaya dan sumber-daya manusia merupakan karakteristik yang selalu muncul bila peneliti mempelajari organisasi yang inovatif (Robbins,2006). Apa yang dikatakan Robbins ternyata didukung oleh suatu tinjauan menyeluruh atas persoalan inovasi yaitu struktur organik secara positif mempengaruhi inovasi (Damanpour,1991). Struktur organik ini lebih rendah dalam diferensiasi vertikal, formalisasi dan sentralisasi, organisasi organik mempermudah fleksibilitas, penyesuaian dan interaksi silang yang membuat penerapan inovasi lebih mudah. Dalam struktur organik juga mendorong terjadinya komunikasi antar unit tinggi, misalnya saja ada komite, satuan tugas, tim silang - fungsional dan mekanisme lain yang mempermudah interaksi melintasi garis-garis departemental (Monge, et al:1992).

Keberhasilan organisasi pada umumnya diukur dengan konsep efektivitas. Menurut Sutrisno (2011)— ada empat kelompok variabel yang berpengaruh terhadap efektivitas organisasi ialah : Karakteristik organisasi, termasuk struktur dan tehnologi, Karakteristik lingkungan, termasuk lingkungan intern dan lingkungan ekstern, Karakteristik karyawan dan Kebijakan praktik manajemen (kepemimpinan).


(38)

19

˜™š™›™ Struktur œrganisasi

Menurut Sule dan Saefullah (2006)Dalam proses pengorganisasian, manajer mengalokasikan keseluruhan sumber daya organisasi sesuai dengan rencana yang telah dibuat berdasarkan suatu kerangka kerja organisasi tertentu. Kerangka kerja organisasi tersebut disebut sebagai disain organisasi (organizational design). Bentuk spesifik dari kerangka kerja organisasi dinamakan dengan Struktur Organisasi (OrgažŸnizaructure).tional

Struktur organisasi menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda. Struktur ini mengandung unsur sosialisasi kerja, standarisasi, koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan (Handoko, 1999)™

Pendapat Stoner,et al dalam Sule & saefullah (2006), ada empat pilar ( ¡¢lding  £ocks) yang menjadi dasar untuk melakukan proses pengorganisasian. Keempat pilar tersebut adalah (1) pembagian kerja (divisio¤ n of work) (2)

Pengelompokkan pekerjaan (¥epa¤rtementalization) (3) Penentuan relasi antar-bagian dalam organisasi (Hiera¤rchy) serta (4) Penentuan mekanisme untuk

mengintegerasikan aktivitas antar-bagian dalam organisasi atau koordinasi

(Coordination) .

Robbins dalam Sutrisno (2011) mengemukakan bahwa teori organisasi memberikan jawaban lain terhadap pertanyaan : Apa yang membuat organisasi efektif ? Jawabnya adalah struktur organisasi yang tepat. Dalam perspektif historis, perkembangan studi tentang struktur organisasi dapat ditarik dua pendekatan utama,


(39)

20

yaitu struktur organisasi birokratis dan sturktur organisasi fleksibel sebagai pendekatan modern-kontemporer.

¦§¨§ Badan ©enanggulangan Bencana Daerah

Dalam Pasal 5 UU No. 24/2007 disebutkan pemerintah dan pemerintah daerah menjadi penanggung jawab dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana. Pasal 8 UU no. 24 /2007 dijelaskan bahwa tanggung jawab pemerintah daerah dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana meliputi:

1. Penjaminan pemenuhan hak masyarakat dan pengungsi yang terkena bencana sesuai dengan standar pelayanan minimum.

2. Pelindungan masyarakat dari dampak bencana.

3. Pengurangan risiko bencana dan pemaduan pengurangan risiko bencana dengan program pembangunan, dan

4. pengalokasian dana penanggulangan bencana dalam anggaran pendapatan belanja daerah yang memadai.

Dalam Peraturan Mendagri No. 46 tahun 2008, dijelaskan tentang struktur, kedudukan, tugas dan fungsi BPBD propinsi.

1. BPBD provinsi mempunyai tugas:

a. menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan bencana yang mencakup pencegahan bencana, penanganan darurat, rehabilitasi, serta rekonstruksi secara adil dan setara;


(40)

21

bencana berdasarkan peraturan perundang-undangan;

c. menyusun, menetapkan, dan menginformasikan peta rawan bencana; d. menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana;

e. melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Kepala Daerah setiap bulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana;

f. mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang;

g. mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari anggaran pendapatan dan belanja daerah; dan

h. melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 2. BPBD provinsi mempunyai fungsi:

a. Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi dengan bertindak cepat, tepat, efektif dan efisien; dan b. pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara

terencana, terpadu dan menyeluruh.

ª«¬«­« Struktur B®BD

Untuk menyelenggarakan penanggulangan bencana di propinsi , pemerintah daerah membentuk badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) . Dalam membentuk BPBD, pemerintah provinsi berkoordinasi dengan BNPB.

Dalam Peraturan Kepala BNPB No. 3 tahun 2008 dan KepMendagri No. 48 tahun 2008 dan diimplementasikan dalam Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Utara (Perda Sumut) No 6 tahun 2009, dimana dijelaskan bahwa struktur organisasi BPBD


(41)

22

propinsi memliki keunikan sendiri dibanding instansi yang terbentuk berdasarkan Perda Sumut No 6 tahun 2009 tersebut yang terdiri dari : kepala BPBD yang dijabat secara rangkap (ex-officio) oleh sekretaris daerah (pejabat eselon I) dan memiliki perangkat 2 buah yaitu unsur pengarah dan unsur pelaksana penanggulangan bencana. Kepala BPBD propinsi bertanggungjawab langsung kepada gubernur. 1. Tugas dan fungsi unsur pengarah

i.Unsur pengarah mempunyai tugas memberikan masukan dan saran kepada kepala BPBD dalam penanggulangan bencana.

ii.Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud butir i, unsur pengarah menyelenggarakan fungsi :

1. perumusan kebijakan penanggulangan bencana daerah. 2. Pemantauan.

3. evaluasi dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana. 2. Unsur pelaksana penanggulangan bencana

Unsur pelaksana penanggulangan bencana yang selanjutnya disebut dengan unsur pelaksana berada di bawah dan bertanggungjawab kepada kepala BPBD. Unsur pelaksana mempunyai tugas melaksanakan penanggulangan bencana yang meliputi prabencana, saat tanggap darurat, dan pascabencana secara terintegrasi.

a. Unsur pelaksana dipimpin oleh seorang kepala pelaksana (eselon II) yang membantu kepala BPBD dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi unsur pelaksana dan menjalankan tugas kepala BPBD sehari-hari.


(42)

23

1. Kepala pelaksana

2. Sekretariat unsur pelaksana

3. Bidang pencegahan dan kesiapsiagaan 4. Bidang kedaruratan dan logistik, dan 5. Bidang rehabilitasi dan rekonstruksi.

c. Tugas dan fungsi masing-masing unit di lingkungan unsur pelaksana BPBD sebagai berikut:

1. Sekretariat unsur pelaksana dipimpin oleh kepala sekretariat yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada kepala pelaksana.

a. Kepala sekretariat mempunyai tugas membantu kepala pelaksana dalam mengkoordinasikan perencanaan, pembinaan dan pengendalian terhadap program, administrasi dan sumberdaya serta kerjasama.

b. Dalam melaksanakan tugas kepala sekretariat mempunyai fungsi membantu kepala pelaksana dalam:

I. Pengkoordinasian, sinkronisasi, dan integrasi program perencanaan, dan perumusan kebijakan di lingkungan BPBD

II. Pembinaan dan pelayanan administrasi ketatausahaan, hukum dan peraturan perundang-undangan, organisasi, tatalaksana, peningkatan kapasitas sumberdaya manusia, keuangan, perlengkapan, dan rumah tangga.


(43)

24

IV. Fasilitasi pelaksanaan tugas dan fungsi unsur pengarah penanggulangan bencana.

V. pengumpulan data dan informasi kebencanaan di wilayahnya, dan VI. pengkoordinasian dalam penyusunan laporan penanggulangan bencana. 2. Bidang pencegahan dan kesiapsiagaan dipimpin oleh kepala bidang berada di

bawah dan bertanggungjawab kepala pelaksana.

a. Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan mempunyai tugas membantu kepala pelaksana dalam mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan di bidang pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat.

b. Dalam melaksanakan tugas bidang pencegahan dan kesiapsiagaan mempunyai fungsi membantu kepala pelaksana dalam:

i. Perumusan kebijakan di bidang pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat.

ii. pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat.

iii. pelaksanaan hubungan kerja dengan instansi atau lembaga terkait di bidang pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat, dan

iv. Pemantauan, evaluasi, dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan , mitigasi dan kesiapsiagaan pada


(44)

25

prabencana serta pemberdayaan masyarakat.

3. Bidang kedaruratan dan logistik dipimpin oleh kepala bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada kepala pelaksana.

a. Bidang kedaruratan dan logistik mempunyai tugas membantu kepala pelaksana dalam mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat dan dukungan logistik. b. Dalam menjalankan tugas bidang kedaruratan dan logistik mempunyai fungsi

membantu kepala pelaksana dalam:

i.Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat, penanganan pengungsi dan dukungan logistik.

ii.Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat, penanganan pengungsi dan dukungan logistik.

iii.Komando pelaksanaan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat. iv.Pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada saat

tanggap darurat, penanganan pengungsi dan dukungan logistik, dan

v.Pemantauan, evaluasi, dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat, penanganan pengungsi dan dukungan logistik.

4. Bidang rehabilitasi dan rekonstruksi dipimpin oleh kepala bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepala pelaksana:


(45)

26

a. bidang rehabiliasi dan rekonstruksi mempunyai tugas membantu kepala pelaksana dalam mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada pascabencana.

b. dalam melaksanakan tugas bidang rehabilitasi dan rekonstruksi mempunyai fungsi membantu kepala pelaksana dalam:

i.Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada pascabencana. ii.Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan

bencana pada pascabencana.

iii.Pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada pasca-bencana, dan

iv.Pemantauan, evaluasi dan anlisis pelaporan tentang pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada pascabencana.

Dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana, BPBD mempunyai fungsi koordinasi, komando dan pelaksana, yaitu :

A. Koordinasi

1. Koordinasi BPBD dengan instansi atau lembaga dinas/badan secara horisontal pada tahap pra-bencana, saat tanggap darurat dan pasca-bencana, dilakukan dalam bentuk penyusunan kebijakan dan strategi penanggulangan bencana; penyusunan perencanaan penanggulangan bencana; penentuan standar kebutuhan minimun; pembuatan prosedur tanggap darurat bencana; pengurangan resiko bencana; pembuatan peta rawan bencana; penyusunan anggaran penanggulangan bencana; penyediaan sumberdaya/logistik


(46)

27

penanggulangan bencana;dan pendidikan dan pelatihan, penyelenggaraan gladi/simulasi penanggulangan bencana.

2. Koordinasi penyelenggaraan penanggulangan bencana dapat dilakukan melalui kerjasama dengan lembaga/organisasi dan pihak-pihak lain yang terkait sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3. Kerjasama yang melibatkan peran serta negara lain, lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah dilakukan melalui koordinasi BNPB sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

B. Komando

1. Dalam hal status keadaan darurat bencana, gubernur menunjuk seorang komandan penanganan darurat bencana atas usulan kepala BPBD.

2. Komandan penanganan darurat bencana sebagaimana butir 1 mengendalikan kegiatan operasional penanggulangan bencana dan bertanggung-jawab kepada kepala daerah.

3. Komandan penanganan darurat bencana memiliki kewenangan komando memerintahkan instansi/lembaga terkait meliputi: pengerahan sumber daya manusia; pengerahan peralatan; pengerahan logistik; dan penyelamatan; 4. Komandan penanganan darurat bencana berwenang mengaktifkan dan

meningkatkan pusat pengendalian operasi menjadi pos komando. C. Pengendalian


(47)

28

1. Penggunaan teknologi yang secara tiba-tiba dan/atau berangsur menjadi sumber ancaman bahaya bencana.

2. Penguasaan dan pengelolaan sumberdaya alam yang berpotensi yang secara tiba-tiba dan/atau berangsur berpotensi menjadi sumber bahaya bencana. 3. Pengurasan sumberdaya alam yang melebihi daya dukungnya yang

menyebabkan ancaman timbulnya bencana.

4. Perencanaan dan penegakan rencana tata ruang wilayah dalam kaitan penanggulangan bencana.

5. Kegiatan penanggulangan bencana yang dilakukan oleh lembaga/organisasi pemerintah dan non-pemerintah.

6. Penetapan kebijakan pembangunan yang berpotensi menimbulkan bencana. 7. Pengumpulan dan penyaluran bantuan berupa uang dan/atau barang serta jasa

lain (misalnya relawan) yang diperuntukan untuk penanggulangan bencana diwilayahnya, termasuk pemberian ijin pengumpulan sumbangan di wilayahnya.

¯°±°¯° ²engukuran ³inerja dalam B²BD

Pengukuran kinerja BPBD Provinsi Sumatera Utara dilakukan dengan menggunakan metode pembandingan antara Rencana Kinerja(Performance Plan)

yang diinginkan dengan Realisasi Kinerja( Performance resulut) yang dicapai. Pengukuran kinerja tersebut difokuskan kepada pencapaian sasaran strategis sesuai dengan penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) BPBD Provinsi Sumatera


(48)

29

Utara dalam Peraturan Gubernur Sumatera Utara No. 48 tahun 2011, bahwa sasaran strategis utama BPBD adalah terdiri dari :

1) ´enurunkan Ancaman Bencanaµdengan indikator kinerja, yaitu : a) Persentase tingkat kordinasi dengan instansi terkait.

b) Frekwensi pelatihan tehnis tentang antisipasi dini terhadap bencana. c) Persentase tingkat pelayanan informasi bencana kepada masyarakat.

d) Frekwensi pelaksanaan survey dalam rangka pendataan terhadap daerah rawan bencana.

2) ´enurunkan Angka erentanan · ¸esiko Bencana, dengan indikator kinerja yaitu :

a) Persentase tingkat pelayanan pasca bencana . b) Jumlah jenis bantuan kepada korban bencana.

c) Frekwensi pelaksanaan sosialisasi dan penyuluhan tentang kebencanaan kepada masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana.

d) Frekwensi pembinaan dan pembekalan terhadap Tim Reaksi Cepat (TRC) Penanggulangan Bencana.

3) ´eningkatkan apasitas ´asyarakat dan Sumber Daya Aparatur dalam ¹enanggulangan Bencana, dengan indikator kinerja yaitu :

a) Frekwensi pelaksanaan rapat/pertemuan dalam rangka penanggulangan bencana.

b) Persentase kwalitas SDM aparatur yang memiliki keahlian teknis dibidang penanggulangan bencana.


(49)

30

c) Jumlah kebijakan tehnis dibidang penanggulangan bencana.

Indikator kinerja yang disusun dan dilaksanakan ini didasarkan pada Sistem manajemen pemerintahan yang berfokus pada peningkatan akuntabilitas dan sekaligus peningkatan kinerja berorientasi pada hasil (outcome) dikenal sebagai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Sistem AKIP), dimana Sistem AKIP diimplementasikan secara “self assesment” (KepMenPAN&RB,2010)

Gambar º»¼»½truktur ¾rganisasi B¿BD ¿ropinsi


(50)

31

ÌÍÎÍ Ïandasan Teori

Berdasarkan rumusan masalah dan tinjauan pustaka yang dijabarkan, variabel yang dikemukakan adalah kinerja, kepemimpinan dan struktur organisasi BPBD.

Kinerja dilandaskan pada pencapaian sasaran strategis sesuai dengan penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) BPBD Provinsi Sumatera Utara dalam Peraturan Gubernur Sumatera Utara No. 48 tahun 2011, dan pada pembahasan penelitian ini ditekankan pada variabel kepemimpinan dan struktur organisasi.

Dalam Teori Jalur Tujuan (PathÐoal Theory ) yang dikembangkan oleh Robert House dalam Kreitner dan Kinicki (2005) menyatakan bahwa pemimpin mendorong kinerja yang lebih tinggi dengan cara memberikan kegiatan-kegiatan yang mempengaruhi bawahannya agar percaya bahwa hasil yang berharga bisa dicapai dengan usaha yang serius. Teori ini juga menggambarkan bagaimana persepsi harapan dipengaruhi oleh hubungan kontijensi diantara empat gaya kepemimpinan dan berbagai sikap dan perilaku karyawan. Perilaku pemimpin memberikan motivasi sampai tingkat (1) mengurangi halangan jalan yang mengganggu pencapaian tujuan, (2) memberikan panduan dan dukungan yang dibutuhkan oleh para karyawan, dan (3) mengaitkan penghargaan yang berarti terhadap pencapaian tujuan.

Pendapat Stoner,et al dalam Sule dan Saefullah (2006), disebutkan ada empat pilar (ÑÒÓlding Ñ Ôocks) yang menjadi dasar untuk melakukan proses pengorganisasian. Keempat pilar tersebut adalah pembagian kerja (divisioÕ n of work)


(51)

32

dalam organisasi (hieraÖrchy) serta penentuan mekanisme untuk mengintegerasikan

aktivitas antar-bagian dalam organisasi atau koordinasi(c oordination) .

×ØÙØ Úerangka Úonsep

Berkaitan dengan pentingnya kepemimpinan , struktur organisasi, terhadap kinerja organisasi, sebagaimana telah diketahui , maka dikembangkanlah kerangka konsep dalam gambar berikut ini :

Gambar ×Ø ÛØ Úerangka ÚonsepÜÝnelitian Struktur Þrganisasi

Úepemimpinan


(52)

ß à ß á

âã ä åæã çã èã é êä êà è áëìë íîï ð ñçîï îòð óð ôï

Jenis penelitian ini adalah survei eksplanatori yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan kausal antara variabel struktur organisasi dan kepeminpinan terhadap kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera Utara.. Menurut Singarimbun dan Sofian (1989), penelitian eksplanatori adalah penelitian yang bermaksud menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis.

áëõë éö÷ô ñðøôïùô÷óúçîï îòð óð ôï

Penelitian berlangsung di kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera Utara di Jl. Jend. Gatot Subroto Km 9 Kampung Lalang, Medan.

Proses penelitian dilaksanakan sejak Februari 2012 sampai dengan Juli 2012. Yang dapat dirincikan dalam lampiran tabel. 3.1

áë áë çöûúò ô ñðøôïü ôýû îò áë áëìë

çöûúò ô ñð

Populasi adalah seluruh karyawan selain dari pada unsur pimpinan yang terdapat di Kantor BPBD Propinsi Sumatera Utara berjumlah 54 orang.

áë áëõë ü ôýû îò


(53)

34

1. Data primer, dikumpulkan melalui wawancara langsung kepada responden dengan menggunakan kuesioner. Untuk mengukur kinerja BPBD , dilakukan self-assesment oleh karyawan BPBD sendiri.

2. Data sekunder, diperoleh dari dokumen-dokumen tertulis dari kantor BPBD Provinsi Sumatera Utara.

3. Uji Validitas dan Reliabilitas

Singarimbun (1987) menyatakan bahwa alat ukur dikatakan sahih apabila Alat ukur tersebut dapat mengukur konsep yang sebenarnya ingin diukur. Apabila peneliti menggunakan kuesioner sebagai instrumen untuk pengumpul data, maka kuesioner tersebut harus dapat mengukur konsep yang hendak diukur. Untuk menguji keterandalan instrumen, dilakukan uji ketepatan (validitas) dan uji ketelitian (reliabilitas).

a. Uji validitas yang digunakan adalah dengan melakukan korelasi bivariat antara masing-masing skor indikator variabel dengan total skor variabel. Suatu indikator pertanyaan dikatakan v d (sah) apabila korelasi antara masing-masing indikator menunjukkan hasil yang signifikan. Digunakan tehnik korelasi eo dengan taraf

signifikan 0,05.

Dari hasil Uji validitas (lampiran 2: Uji Validitas) ternyata 23 item pertanyaan nilai signifikansi lebih besar dari nilai tabel korelasi Pearson (0,361)


(54)

35

b. Uji reliabilitas dilakukan dengan bantuan SPSS dengan uji statistik

!o"#$%h’& $' ()$ . Dimana dikatakan !el*$#'e (diandalkan) jika

memiliki nilai !o"#$%h’&$' ()$ > 0,6 (Priyatno,2011).

Dari hasil uji reliabilitas ( lampiran 3: Uji Relliabilitas) tersebut terhadap 23 item pertanyaan, ternyata semuanya lebih besar dari 0,6. Dengan demikian maka semua item pertanyaan sebagai alat ukut dikatakan reliabel/handal.

+,-, ./01 /2 345/6738 16191:; 30/91<6/4

Adapun definisi operasional variabel bebas dalam penelitian ini adalah : 1. Kinerja BPBD : Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikatnya adalah

kinerja BPBD . Adapun definisi operasional dari kinerja BPBD adalah hasil kerja kantor atau organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera Utara yang telah ditetapkan berdasarkan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Pengukuran kinerja BPBD digunakan 11 indikator pertanyaan

2. Struktur organisasi : adalah struktur orgnisasi BPBD yang dibentuk di provinsi Sumatera Utara. Dilakukan pengukuran dengan 6 indikator pertanyaan.

3. Kepemimpinan : yang diukur adalah tata kerja kepemimpinan yang diharapkan diperhatikan oleh seluruh karyawan dalam pencapaian tujuan ataupun Kinerja BPBD. Pengukuran variabel kepemimpinan dilakukan dengan menjawab 6 indikator pertanyaan.


(55)

36

=>?> @ABCDAEA F GH I H JKF

Dalam Tabel 3.2 diuraikan cara mengukur masing- masing variabel, termasuk hasil ukur dan skala ukurnya, yakni skala ukur ordinal. Masing-masing pertanyaan yang diberikan diberi skor dalam Skala Likert untuk rentang jawaban :

L KM AN=> O>EA FPNKP KFD KN KQR I KNKS P IAJ B

T C UKVKMKF R I CJ

1 Sangat Baik 5

2 Baik 4

3 Cukup 3

4 Kurang 2

5 Sangat Kurang 1

Hasil pengukuran selanjutnya adalah menentukan skor dan persentase masing-masing variabel dengan rumus :

Skor = Frekwensi jawaban total (f) x Nilai Skor

Persentase =

Untuk menentukan kriteria dari rekapitulasi jawaban total pertanyaan dari setiap variabel, digunakan asumsi bahwa :

0 - 25,0 % = kriteria sangat buruk

25,1 – 50,0 % = kriteria buruk

50,1 - 75,0 % = kriteria sedang

75,1 – 100,0 % = kriteria baik Skor Variabel

x 100 % Skor Maximal


(56)

37

WXYX Z[\]^[_ ` ab cd cdea \a

Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda pada α = 0,05 bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas kepada Variabel terikat yakni Kinerja organisasi BPBD.

Metode analisis data selanjutnya dalam penelitian ini mencakup :

a. Analisis univariat, yaitu analisis variabel independen dalam bentuk distribusi frekuensi dan dihitung persentasenya.

b. Analisis bivariat, yaitu analisis hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen secara parsial untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat . Dalam analisis ini digunakan jenis uji yang sesuai. c. Analisis multivariat, yaitu analisis yang digunakan untuk menganalisis variabel

independen secara simultan terhadap variabel dependen dengan menggunakan uji regresi linier berganda pada taraf kepercayaan 95%.

d. Dalam analisis uji regresi, juga dilakukan uji-uji asumsi klasik dalam melihat normalitas, heteroskedastisitas dan multikolinearitas dari variabel yang terlibat.


(57)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 6 tahun 2009 tentang Organisasi dan tata Kerja Lembaga Lain Provinsi Sumatera Utara, yang mengatur tentang tugas dan fungsi beserta struktur organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Utara, struktur organisasi BPBD Provinsi Sumatera Utara dipimpin oleh kepala yang dijabat dengan status ex-officio oleh Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara dengan membawahi unsur pengarah dan unsur pelaksana.

Untuk unsur pelaksana dipimpin oleh kepala dengan jabatan setingkat eselon II dan membawahi 3 (tiga) kepala bidang dan satu sekretaris beserta perangkat organisasi lainnya. Namun untuk unsur pengarah sampai saat ini belum ditunjuk.

Didalam pelaksanaan kegiatan organisasi BPBD Provinsi Sumatera Utara, saat ini kepemimpinan masih bersifar sementara, karena kepala BPBD yang lama sudah purnabakti namun pengganti defenitif belum ditetapkan.

Tugas dan fungsi organisasi BPBD Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut :

1. Tugas

Membantu dan memberikan dukungan teknis administrasi dan operasional di bidang pencegahan, kesiapsiagaan, tanggap darurat, pra-bencana, pasca-bencana


(58)

39

restrukturisasi, penanggulangan serta hubungan antar lembaga. 2. Fungsi

a. Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat, efektif dan efesien b. Pengkordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara

terencana, terpadu dan menyeluruh.

c. Pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan penanggulangan bencana daerah. d. Pelaksanaan pelayanan administrasi internal dan eksternal.

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala badan provinsi, sesuai dengan tugas dan fungsinya

Untuk melaksanakan kegiatan operasionalnya, BPBD Provinsi Sumatera Utara Gedung berkantor di Jl. Jen. Gatot Subroto KM 9 No. 8 Kampung Lalang Sunggal Medan, yang memiliki luas tanah ± 2 ha dan Luas bangunan ± 2000 m² dengan status kantor pinjaman eks Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara.

4.1.1. Sumber Daya Manusia

Jumlah Karyawan BPBD Sumatera Utara 58 orang yang terdiri dari :

Tabel 4.1. Rekapitulasi Karyawan Berdasarkan Pendidikan

No Uraian Jumlah

1 s/d SLTA 17

2 D 3 4

3 S 1 32

4 S 2 / S 3 5


(59)

40

Tabel 4.2. Rekapitulasi Karyawan Berdasarkan Golongan

No Uraian Jumlah

1 Golongan I 0

2 Golongan II 15

3 Golongan III 38

4 Golongan IV 5

T o t a l 58

Tabel 4.3. Rekapitulasi Karyawan Berdasarkan Unit / Bidang Tugas

No Uraian Jumlah

1 Sekretariat 14

2 Pra Bencana dan Kesiapsiagaan 15

3 Tanggap darurat dan Logistik 17

4 Rekonstruksi dan rehabilitasi 12

T o t a l 58

4.2. Visi, Misi, Tujuan,Sasaran dan Strategi

4.2.1. Visi

Visi adalah pandangan ideal yang menggambarkan arah dan apa yang ingin dilaksanakan. Oleh karena itu visi bukanlah fakta saat ini tetapi gambaran masa depan yang realistis.Visi dapat memberikan arah serta dorongan bagi anggota organisasi untuk menunjukkan kinerja yang baik,dapat menimbulkan inspirasi serta siap menghadapi tantangan yang dihadapi. Oleh karena itu visi sifatnya sementara dan tidak abadi, sehingga dimungkinkan pada saat visi akan berubah atau disesuaikan.

Visi BPBD provinsi Sumatera Utara adalah:

“ Badan Penanggulangan Bencana Daerah Yang Siaga, Tanggap dan Terampil Dalam Penanggulangan Bencana “


(60)

41

4.2.2. Misi

Misi merupakan pernyataan mengenai hal-hal yang harus dicapai organisasi di masa mendatang yang bermanfaat bagi masyarakat. Misi dapat mengundang partisipasi masyarakat terhadap kegiatan yang dilakukan organisasi . Adapun misi BPBD Provinsi Sumatera Utara adalah :

1. Melindungi masyarakat dari ancaman bencana melalui pengurangan resiko bencana.

2. Mewujudkan penanggulangan bencana yang handal dan terampil.

3. Menyelenggarakan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, terkordinir, menyeluruh dan berbasis masyarakat.

4.2.3. Tujuan

Adapun tujuan adalah untuk mencapai pelaksanaan Misi BPBD provinsi Sumatera Utara, yaitu :

1. Memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana. 2. Menyelaraskan peraturan perundang-undangan yang ada.

3. Menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, terkordinasi, meyeluruh dan berbasis masyarakat.

4. Menghargai budaya kearifan lokal.

5. Membangun partisipasi dan kemitraan publik serta swasta.

6. Mendorong semangat gotong-royong, kesetiakawanan dan kedermawanan.

4.2.4. Sasaran


(61)

42

1. Meningkatkan perencanaan program dan kegiatan kebencanaan, pemaduan pengurangan resiko bencana dalam pembangunan, pengembangan pendidikan dan pelatihan, pengendalian dan pelaporan kebencanaan, pengembangan data dan informasi kebencanaan serta sinkronisasi bidang kebencanaan.

2. Meningkatkan upaya pencegahan, kesiapsiagaan dan pengurangan resiko bencana.

3. Meningkatkan penyelamatan dan evakuasi korban bencana, penanganan pengungsi dan pemulihan sarana vital untuk aktivitas masyarakat.

4. Meningkatkan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana melalui perbaikan, pemulihan, peningkatan dan pembangunan lebih baik.

5. Berkurangnya korban dan kerugian akibat bencana.

6. Meningkatnya hubungan kerjasama anatara masyarakat dengan dunia usaha dalam pemulihan ekonomi pasca bencana.

4.2.5. Strategi

Strategi pencapaian tujuan dan sasaran menentukan keberhasilan organisasi. Strategi tersebut dirumuskan dalam kebijakan yang menentukan bagaimana program dan kegiatan organisasi harus dilaksanakan.

Adapun kebijakan yang diambil dalam melaksanakan program antara lain : 1. Peningkatan kwalitas penaggulangan bencana secara terencana, terkordinasi,


(62)

43

2. Penanggulangan bencana dilaksanakan dengan melibatkan unsur pemerintah, swasta, dunia usaha dan masyarakat termasuk media pada tahap pra-bencana, saat-bencana dan pasca-bencana.

3. Mengutamakan pengurangan resiko bencana dengan tetap melakukan penaganan darurat yang cepat, tepat, tanggap dan proporsional.

4.3. Gambaran Umum Responden

Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti mengumpulkan 44 sampel data dari total populasi sebanyak 54 orang. Jumlah ini diproleh setelah dikurangi 5 (lima) orang yaitu 1 (satu) pejabat kepala pelaksana dan 4 (empat) kepala bidang/sekretaris dan beberapa pegawai yang tidak dapat di konfirmasi karena sebagian berada di lapangan oleh karena tugas luar dan kejadian bencana di beberapa daerah provinsi Sumatera Utara.

Pembahasan hasil penelitian dimulai dari uraian tentang karakteristik responden yang dipergunakan sebagai obyek penelitian. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data yang dapat memberikan informasi berkaitan dengan karakteristik responden yaitu karyawan atau pegawai BPBD Provinsi Sumatera Utara.

Berdasarkan daftar pertanyaan yang telah diisi oleh responden, diperoleh informasi data identitas responden. Penyajian data mengenai identitas responden disini, yaitu untuk memberikan gambaran tentang keadaan data individu dari responden, yang meliputi jenis kelamin, umur dan pendidikan terakhir, dapat dijelaskan pada tabel-tabel berikut :


(63)

44

4.3.1. Pendidikan Terakhir

Berdasarkan pendidikan terakhir responden dapat dijelaskan bahwa responden pegawai kantor BPBD propinsi Sumatera Utara sebagian besar adalah responden yang berpendidikan Sarjana ( S1 ) yaitu sebesar 22 responden (50 % ), berpendidikan

SLTA yaitu sebesar 14 responden (31,8 %) , responden yang berpendidikan

Diploma sebanyak 7 responden ( 15,9 % ) dan responden yang berpendidikan Sarjana ( S2 ) yaitu sebesar 1 responden ( 2,3 % ) . Untuk lebih jelasnya, profil responden pegawai berdasarkan pendidikan terakhir, dapat dijelaskan pada tabel berikut:

Tabel 4.4. Pendidikan Terakhir Responden

Umur Jumlah Persen ( %)

SLTA 14 31,8

Diploma 7 15,9

S 1 22 50,0

S2 / S3 1 2,3

Total 44 100

4.3.2. Umur Responden

Kelompok umur responden pegawai kantor BPBD Provinsi Sumatera Utara yaitu sebagian besar adalah kelompok yang berumur antara 41 – 50 tahun yaitu sebesar 16 responden ( 36,4 % ) , kelompok umur antara 31 – 40 tahun yaitu 15 responden ( 31,4 % ), kelompok yang berumur > 50 tahun yaitu sebesar 11 responden (25 %) kelompok yang berumur antara 20 – 30 tahun yaitu 2 responden (4,58 %), untuk lebih jelasnya profil kelompok umur responden dapat dijelaskan pada tabel berikut :


(64)

45

Tabel 4.5. Umur Responden

Umur Jumlah Persen ( %)

< 20 0 0

20 – 30 2 4.5

31 – 40 15 34.1

41 – 50 16 36.4

> 50 11 25.0

Total 44 100

4.3.3. Jenis Kelamin Responden

Berdasarkan jenis kelamin responden pegawai kantor BPBD Provinsi Sumatera Utara sebagian besar adalah kelompok berjenis kelamin laki-laki yaitu sebesar 28 responden (63,6 %) dan sebesar 17 responden (36,4 % ) pada kelompok berjenis kelamin perempuan, secara lengkap kelompok jenis kelamin dapat dijelaskan pada tabel berikut:

Tabel 4.6. Jenis Kelamin Responden

Jawaban Jumlah (Responden) Persen ( %)

Pria 28 63,6

Wanita 16 36,4

Total 44 100,0

4.4. Struktur Organisasi ( X1 )

Pendapat responden tentang struktur organisasi dapat dijelaskan pada tabel di bawah ini.


(65)

46

Tabel 4.7. Distribusi Frekwensi Variabel Struktur Organisasi

Indikator SK K C B SB Tot

F % F % F % F % F %

Variabel Struktur Organisasi

1. Cara melaksanakan kordinasi

antar petugas 0 0 3 6,8 7 15,9 18 40,9 16 36,4 2. Jumlah Pegawai/karyawan yang

menerima tugas sesuai tupoksi 0 0 3 6,8 9 20,4 20 45,5 12 27,3 3. Kejelasan dalam menjalankan

tugas sesuai Tupoksi 0 0 4 9,1 5 11,4 19 43,2 16 36,3 4. Kejelasan tugas terkait dengan

antar bidang sesuai kewenangan 0 0 2 4,5 6 13,6 23 52,2 13 29,5 5. Kejelasan memberikan perintah

terhadap bawahan 0 0 4 9,1 5 11,4 18 40,9 17 38,6 6. Peminatan pegawai/karyawan

terhadap bidang kerjanya 0 0 4 9,1 8 18,1 20 45,5 12 27,3

Jumlah jawaban responden 0 20 40 118 86

Total skor 0 40 120 472 430 1062

Skor maksimal 1320

Persentase 80,45 %

Keterangan : SK=sangat kurang; K=kurang; C=cukup; B=baik; SB=sangat baik

Berdasarkan tabel 4.7. dapat dijelaskan bahwa sebagian besar responden yaitu 18 responden (40,9 %) memberi jawaban bahwa cara melaksanakan koordinasi antar petugas / pegawai relatif baik dan yang memberikan jawaban sangat baik sebesar 16 responden (36,4 %) .

Pertanyaan kedua dapat dijelaskan bahwa sebagian besar responden yaitu 20 responden (45,5 %) memberi jawaban baik, bahwa petugas atau pegawai yang menerima tugas sesuai tupoksi dan 12 responden (27,3 %) memberi jawaban sangat baikf


(66)

47

Pada pertanyaan ketiga dapat dijelaskan bahwa sebagian besar responden

yaitu 19 responden (43,2 %) memberi jawaban bahwa kejelasan dalam menjalankan tugas sesuai tupoksi baik dan 16 responden (36,3 %) memberi jawaban sangat baik. Untuk pertanyaan keempat dapat dijelaskan bahwa sebagian besar responden yaitu 23 responden (52,2 %) memberi jawaban bahwa kejelasan tugas terkait dengan antar seksi sesuai kewenangan relative baik dan 13 responden (29,5 %) memberi jawaban sangat baik.

Pertanyan kelima dapat dijelaskan bahwa sebagian besar responden yaitu 18 responden (40,9 %) memberi jawaban bahwa kejelasan dalam memberikan perintah terhadap bawahan relative baik, 17 responden (38,6 %) memberikan jawaban sangat baik .

Pada pertanyaan keenam dapat dijelaskan bahwa sebagian besar responden yaitu 20 responden (45,5 %) memberi jawaban bahwa keminatan pegawai terhadap bidang kerjanya relative baik dan 12 responden (27,3 %) memberi jawaban sangat baik.

4.5. Kepemimpinan (X2)

Pendapat responden tentang kepemimpinan dapat dijelaskan pada tabel berikut dibawah ini.


(1)

‚ ƒ „ … ƒ †„ …ƒ†„ ‡ˆ†ƒ

… ‰‚ „‰†ˆ „‰†ˆ ‰ ŠŠ†Š

‹ ŒŽ  ‚‚ ‰ Š Š†Š ‰ Š Š†Š

‘’

“” •– —• ˜™š › •”™ •˜ œŽ   ž›•” ™•˜  Ÿ—  —Ž¡•› •”™•˜ 

œŽ  ž ƒ ‚ ¢†‰ ¢†‰ ¢†‰

„ ‡ ‰„†‡ ‰„ †‡ ƒ ƒ†£

‚ ‰¢ ‚ „†ƒ ‚„ †ƒ ‡…†¢

… ‰… „ ‚†‰ „‚ †‰ ‰ ŠŠ†Š

‹ ŒŽ  ‚‚ ‰ Š Š†Š ‰ Š Š†Š

‘¤

“” •– —• ˜™š › •”™ •˜ œŽ   ž›•” ™•˜  Ÿ—  —Ž¡•› •”™•˜ 

œŽ  ž ƒ ‚ ¢†‰ ¢†‰ ¢†‰

„ ‡ ‰„†‡ ‰„ †‡ ƒ ƒ†£

‚ ƒŠ ‚… †… ‚…†… ‡ˆ†ƒ

… ‰‚ „‰†ˆ „‰†ˆ ‰ ŠŠ†Š

‹ ŒŽ  ‚‚ ‰ Š Š†Š ‰ Š Š†Š

‘¥

“” •– —• ˜™š › •”™ •˜ œŽ   ž›•” ™•˜  Ÿ—  —Ž¡•› •”™•˜ 

œŽ  ž ƒ „ ‡ †ˆ ‡ †ˆ ‡†ˆ

„ £ ‰… †¢ ‰…†¢ ƒ ƒ†£

‚ ƒ‰ ‚£†£ ‚£†£ £Š†…

… ‰„ ƒ¢†… ƒ¢†… ‰ ŠŠ†Š


(2)

§ ¨ © ª ¨ «© ª¨«© ª ¬«­

ª ® ¯ § ©«¨ §© «¨ ® °°«°

± ²³´ µ §§ ® ° °«° ® ° °«°

¶·¸

¹º »¼ ½» ¾¿À Á »º¿ »¾³ ´ µ à ÄÁ»º ¿»¾ ³ Ž ƽµ´³ÃÇ»Á »º¿»¾ ³

´ µ ÃÄ ¨ ¨ § «ª § «ª §«ª

© ¬ ®©«¬ ®© «¬ ®­ «¨

§ ¨ § ª§«ª ª § «ª Ȩ«È

ª ®¨ ¨È«© ¨ È «© ® °°«°

± ²³´ µ §§ ® ° °«° ® ° °«°

¶·ÉÊ

¹º »¼ ½» ¾¿À Á »º¿ »¾³ ´ µ à ÄÁ»º ¿»¾ ³ Ž ƽµ´³ÃÇ»Á »º¿»¾ ³

´ µ ÃÄ ¨ § ¯«® ¯«® ¯«®

© È ®ª «¯ ®ª«¯ ¨ ª«°

§ ® ¯ § ©«¨ §© «¨ ¬­ «¨

ª ®§ ©®«­ ©®«­ ® °°«°

± ²³´ µ §§ ® ° °«° ® ° °«°

¶·ÉÉ

¹º »¼ ½» ¾¿À Á »º¿ »¾³ ´ µ à ÄÁ»º ¿»¾ ³ Ž ƽµ´³ÃÇ»Á »º¿»¾ ³

´ µ ÃÄ ¨ § ¯«® ¯«® ¯«®

© ¬ ®©«¬ ®© «¬ ¨ ¨«È

§ ¨° §ª «ª §ª«ª ¬­ «¨

ª ®§ ©®«­ ©®«­ ® °°«°


(3)

Ë ÌÍÎ

p

r

ÌÏÐ Ñ

ÒÓ ÎÔÎ

su

s

m

Õ

l

ÌÖ Î×ØÙÚÛÙ

s

Î

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 44

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 2.70215877

Most Extreme Differences Absolute .110

Positive .110


(4)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardize d Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 8.063 3.939 2.047 .047

TS 1.660 .113 .910 14.721 .000 .998 1.002

TK -.157 .111 -.088 -1.420 .163 .998 1.002


(5)

Ü ÝÞ

p

ß

r

Ýàáâãä ßå ß

p

o

t

æ

s

ß

s

çæèéæ

s

ßÜß

n

ßæ

r

êæ

r

èÝàë Ý

Regression

Notes

Output Created 08-Aug-2012 08:55:20

Comments

Input Data D:\folder (1)\folder S2\FKM usu\Kuliah FKMUSU\Folder sem

III\Kolokium\Kolokiumku\Kolo ok\Kolo naibaho\Perbaikan\perbaikan 97\Spss lit\data base bpbd 44p.sav

Active Dataset DataSet7

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File

44

Missing Value Handling

Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.

Cases Used Statistics are based on cases with no missing values for any variable

used.

Syntax REGRESSION

/MISSING LISTWISE

/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA /CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10) /NOORIGIN

/DEPENDENT TKi /METHOD=ENTER TS TK.

Resources Processor Time 0:00:00.015

Elapsed Time 0:00:00.982

Memory Required 2212 bytes

Additional Memory Required for Residual


(6)

Variables Entered/Removed

Model Variables Entered Variables Removed Method

1 TK, TSa . Enter

a. All requested variables entered.

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .918a .844 .836 2.767

a. Predictors: (Constant), TK, TS

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1693.574 2 846.787 110.578 .000a

Residual 313.971 41 7.658

Total 2007.545 43

a. Predictors: (Constant), TK, TS b. Dependent Variable: TKi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 8.063 3.939 2.047 .047

TS 1.660 .113 .910 14.721 .000

TK -.157 .111 -.088 -1.420 .163