15
4. Aspek Sikap
Sikap-sikap akan sains berperan penting dalam pengambilan keputusan peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan sains lebih lanjut, mengejar
karir dalam sains, menggunakan konsep, dan metode ilmiah dalam kehidupan mereka. PISA memandang bahwa kemampuan sians peserta didik tidak hanya
kecakapan dalam sains, tetapi juga bagaimana sifat mereka akan sains. Kemampuan sains seseorang di dalamnya memuat sikap-sikap tertentu, seperti
kepercayaan, termotivasi, pemahaman diri, dan nilai-nilai Zuriyani, 2012.
c. Literasi Sains Kimia
Literasi sains merupakan konsep yang luas, mengajarkan pelajaran khusus dalam pendidikan sains yang harus berkontribusi pada tujuan peserta didik secara
ilmiah. Kimia berkontribusi pada literasi kimia pada khususnya dan pada literasi sains pada umumnya Shwartz et al dalam Celik, 2014. Tsaparlis dalam Celik,
2014 mendefinisikan literasi kimia sebagai kemampuan memahami kimia dan kemampuan untuk menerapkan pemahaman yang dimilikinya untuk diaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari.
Penelitian yang dilakukan ini menggunakan instrumen yang mengacu pada apa yang disampaikan oleh Shwartz, Ben-zvi, dan Hofstein 2006 dan sebagian
mengacu pada PISA, yaitu :
1. Saintifik dan pengetahnuan konten kimia
Orang yang berpengetahuan tentang kimia paham akan beberapa ide, dibawah ini:
16 a.
Ide santifik umum 1
Kimia adalah ilmu eksperimental. Kimiawan membuat rumusan masalah saintifik, membuat hipotesis, dan menyarankan teori-teori untuk menjelaskan
dunia. 2
Kimia menyediakan ilmu untuk menjelaskan fenomena di ilmu lain seperti ilmu kebumian dan ilmu kehidupan.
Di dalam komponen ini, ilmu yang dimaksud adalah ranah pengetahuan yang terdiri dari pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan epistemik.
a Pengetahuan Faktual
Kuswana 2012 mendefinisikan pengetahuan faktual sebagai pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri tampak lebih nyata dan operasional, serta bersifat
penjelasan singkat atau bersifat kebendaan yang mudah diobservasi. Pengetahuan ini meliputi pengetahuan tentang terminologi pengetahuan khusus label-label
atau simbol-simbol verbal dan nonverbal dan pengetahuan tentang pokok-pokok dan bagian-bagiannya berkenaan dengan pengetahuan berbagai peristiwa, lokasi,
orang, tanggal, sumber, informasi dan informasi yang spesifik dan tepat. b
Pengetahuan Konseptual Pengetahuan yang menunjukkan hubungan saling keterkaitan antara unsur-
unsur dasar dalam struktur yang lebih besar dan semuanya berfungsi bersama- sama. Pengetahuan konseptual mencakup skema, model pemikiran, dan teori baik
yang implisit maupun eksplisit. Pengetahuan konseptual ini terbagi menjadi tiga kategori, yaitu pengetahaun tentang kelasifikasi dan kategori, pengetahuan tentang
17 prinsip dan generalisasi, dan pengetahuan tentang teori, model, dan sruktur
Widodo, 2006. c
Pengetahuan Prosedural Pengetahuan prosedural adalah pengetahaun tentang bagaimana melakukan
sesuatu, baik yang bersifat rutin maupun baru. Menurut Kuswana 2012 pengetahuan ini meliputi pengetahuan tentang keterampilan umum-khusus dan
algoritma, pengetahuan tentang metode dan teknik khusus, dan pengetahuan tentang kriteria untuk menentukan penggunaan prosedur yang tepat.
d Pengetahuan Epistemik
Pengetahuan epistemik menurut Duschl dalam OECD, 2013 diartikan sebagai pengetahuan membangun dan mendefinisikan fitur esensial untuk
membangun proses pengetahuan dalam sains dan aturan mereka dalam menjastifikasi pembentukan pengetahuan. Pengetahuan ini memiliki peran dalam
menjastifikasi pembentukan pengetahuan sains dalam mengontrol, mengambil keputusan, dan menentukan tingkat kepercayaan berdasarkan fakta-fakta dan bukti
empiris dalam penyelidikan ilmiah. Justifikasi dari fitur-fitur saintifik tersebut digunakan dalam kehidupan nyata sebagai bentuk individu yang mencerminkan
melek terhadap sains. b.
Karakteristik kimia ide pokok 1
Kimia mencoba menjelaskan fenomena makro dalam bentuk struktur molekul dari sebuah hal
2 Kimia menginvestigasi dinamika proses dan reaksi
3 Kimia menginvestigasi perubahan energi selama reaksi kimia
18 4
Kimia bertujuan dalam hal memahami dan menjelaskan kehidupan dalam hal struktur-struktur kimia dan proses-proses dari sistem kehidupan
5 Kimia menggunakan bahasa yang spesifik. Orang yang berpengetahuan tidak
harus menggunakan bahasa ini, tetapi harus mengapresiasi kontribusinya dalam peningkatan disiplin ilmu.
Di dalam aspek ini, karakteristik kimia yang dimaksud berkaitan dengan representasi yang terdiri dari representasi makroskopik, sub-mikroskopik dan
simbolik. a
Representasi Makroskopik Representasi makroskopik merupakan tingkatan yang konkret, pada level ini
peserta didik mengamati fenomena yang terjadi, baik melalui percobaan yang dilakukan atau fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Menurut
Indrayani 2013, fenomena yang diamati dapat berupa timbulnya bau, terjadinya perubahan warna, pembentukan gas dan terbentuknya endapan dalam reaksi
kimia. b
Representasi Sub-mikroskopik Representasi sub-mikroskopik merupakan representasi yang memiliki
tingkatan untuk menjelaskan dan menerangkan fenomena yang diamati sehingga menjadi sesuatu yang dapat dipahami. Pada tingkat sub-mikroskopik ini lebih
menekankan pada partikel dan sifatnya. Representasi ini memberikan penjelasan pada tingkat partikel, materi digambarkan sebagai susunan dari atom-atom,
molekul-molekul dan ion-ion Johnstone 1982 dalam Chandrasegaran, Treagust, Mocerino 2007.
19 c
Representasi Simbolik Representasi simbolik digunakan untuk merepresentasikan fenomena
makroskopik dengan menggunakan persamaan kimia, persamaan matematika, grafik, mekanisme reaksi, dan analogi-analogi Johnstone 1982 dalam
Chandrasegaran, Treagust, Mocerino 2007. Dalam mempelajari ilmu kimia, huruf alfabet dapat menjadi suatu simbol
unsur kimia, suatu kata dapat menjadi simbol dari rumus kimia suatu zat. Bahasa simbol tersebut perlu dipahami ketika mempelajari kimia. Kurangnya pemahaman
mengenai hal itu dapat menyebabkan terjadinya kesalahpahaman konsep Markic Childsb, 2016.
2. Kimia dalam konteks
Orang yang berpengetahuan tentang kimia akan bisa untuk: a.
Mengetahui peran penting pengetahuan kimia untuk menjelaskan fenomena sehari-hari
b. Menggunakan pemahaman kimianya dalam kehidupan kesehariannya, sebagai
konsumen produk dan teknologi baru, pengambilan keputusan dan partisipasi dalam debat sosial yang berhubungan dengan isu-isu kimia
c. Mengerti mengenai hubungan antara inovasi kimia dan proses social
Konteks kimia berdasarkan PISA 2006 lebih berfokus pada situasi yang terikat pada diri individu, keluarga, dan kelompok individu personal, terkait pada
komunitas social, serta terikat pada kehidupan lintas negara global, yang meliputi a Kesehatan; b sumber daya alam; c lingkungan; d bahaya; serta e
perkembangan sains dan teknologi.
20 Feinstein dalam Ogunseemi 2015 berpendapat bahwa pendidikan sains
harus fokus pada “aspek kegunaan” literasi ilmiah, yaitu sejauh mana pendidikan sains ini dapat membantu orang dalam memecahkan permasalahan pribadi,
masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, dan juga membuat keputusan terkait dengan ilmu penting.
3. Keterampilan berfikir tingkat tinggi High Order Thinking
Orang yang berpengetahuan tentang kimia akan bisa untuk membuat pertanyaan, mencari informasi, dan menyambungkannya, saat dibutuhkan. Dia
akan bisa menganalisis kerugian atau keuntungan disetiap debat sederet keterampilan dan konteks kimia yang berkaitan diberikan didokumen lengkap
mengenai “ pengetahuan kimia”. Keterampilan berfikir tingkat tinggi High Order Thinking ini merujuk pada
domain proses kognitif yang terdiri dari C4 analisis, C5 evaluasi, dan C6 mencipta.
a. Jenjang Kemampuan Analisis C4
Di tingkat kemampuan analisis, Basuki dan Hariyanto 2016 menyatakan bahwa seorang peserta didik akan mampu menganalisis informasi yang masuk dan
membagi-bagi atau menstrukturkan informasi tersebut ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannnya, dan mampu mengenali serta
membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah skenario yang rumit. Peserta didik juga akan mampu membedakan antara fakta dan simpulan.
21 b.
Jenjang Kemampuan Evaluasi C5 Pada jenjang kemampuan ini berhubungan dengan kemampuan untuk
mempertimbangkan nilai suatu materi pernyataan, sejarah kimia, laporan penelitian untuk tujuan-tujuan yang ditentukan. Peserta didik harus dapat
menentukan dan mengambil keputusan berdasarkan kesesuaian suatu pernyataan dengan kriteria yang berlaku Arifin, Sudja, Ismail, HAM, Wahyu, 2005.
c. Jenjang kemampuan Mencipta C6
Jenjang ini dikenali dari kemampuan untuk menempatkan unsur-unsur bersama-sama untuk membentuk suatu keseluruhan yang koheren dan berfngsi,
mengorganisasikan kembali unsur-unsur menjadi suatu pola baru atau struktur baru melalui membangkitkan, merencanakan, atau menghasilkan sesuatu Basuki
Hariyanto, 2016. 4.
Aspek afektif Orang yang pengetahuan kimia mempunyai pandangan kimia yang
menyeluruh dan realistis dan aplikasinya. Terlebih lagi, dia menunjukkan ketertarikan dalam isu-isu kimia khususnya dalam gagasan yang nonformal
seperti program TV. Aspek afektif ini merujuk pada domain afektif yang digunakan dalam
pengukuran penampilan khusus. Domain afektif ini menurut Joesmani 1988 berkaiatan dengan sikap, perasaan apresiasi, dan minat. Aspek afektif ini berkaitan
dengan perilaku yang dimunculkan seseorang sebagai tanda kecenderungannya untuk membuat pilihan atau keputusan untuk beraksi di dalam lingkungan tertentu
Siregar Nara, 2011.
22 Sikap attitude dalam literasi sains merujuk pada adanya ketertarikan
terhadap sains, adanya dukungan terhadap penelitian ilmiah, dan adanya dorongan untuk bertanggung jawab terhadap setiap tindakan yang dilakukan, sebagai contoh
dalam sumber daya alam dan lingkungan tempat tinggal OECD, 2006. Joesmani 1998 mengkategorikan sikap-sikap yang termasuk domain afektif, yaitu :
a. Sikap mau menerima receving Menerima merupakan suatu sifat yang menunjukkan kesediaan atau kesiapan
seseorang dalam menerima suatu fenomena khusus atau sebuah rangsangan tertentu. Kemauan untuk menerima adanya suatu eksistensi dapat menimbulkan
minat untuk memperhatikan, hal tersebut akan membangkitkan kesadaran peserta didik terhadap materi pelajaran yang akan dipelajari di kelas.
b. Sikap mau meresponi responding
Merespon menunjukkan sikap partisipasi yang aktif dari diri peserta didik. Merespon tidak hanya sekedar memperhatikan tetapi juga ikut terlibat secara aktif
dalam situasi tersebut. Kemampuan yang diharapkan muncul adalah timbulnya kesadaran diri untuk mengikutsertakan diri secara suka rela terhadap suatu
kegiatan sehingga dapat memberi kepuasan bagi dirinya sendiri. c.
Sikap menghargai valuing Menilai merupakan suatu sikap yang menunjukkan adanya penghargaan atau
penilaian peserta didik terhadap suatu objek, fenomena ataupun perilaku tertentu. Penilaian yang dimaksud adalah dimulai dari tingkat rendah, yaitu ketersediaan
menerima suatu fenomena acceptance of a value sampai dengan tingkat
23 menjadikan nilai tersebut sebagai miliknya commitmen. Kemampuan yang
diharapkan akan muncul dari peserta didik adalah konsistensi yang mantap terhadap nilai-nilai yang telah diterimanya sehingga sangat berkaitan dengan
pembentukan sikap attitide dan apresiasi appreciation. d.
Sikap mengorganisasi organization Mengorganisasikan menunjukkan sikap yang dapat mengorganisasikan nilai-
nilai dari berbagai nilai yang berbeda, bahkan yang bertolak belakang satu dengan yang lainnya. Kemampuan yang diharapkan terbentuk adalah pembentukan
konsep nilai dan pengorganisasian sistem nilai pada diri peserta didik dalam proses pembelajaran digunakan untuk mengajarkan perkembangan filsafat hidup.
e. Sikap mau menyatakan characterization Sikap mau menyatakan berarti individu telah memiliki sistem nilai yang dapat
mengontrol perilakunya dalam kehidupan sehari-hari sehingga berkembang menjadi gaya hidup. Perilaku yang diharapkan yang akan muncul dalam proses
pembelajaran berada pada rentang yang luas dengan tekanan utamanya adalah kenyataan bahwa peserta didik telah mempunyai perilaku khusus sebagai
karakteristiknya serta mempunya pola tersendiri dalam penyesuaian pribadi, sosial, dan emosional Joesmani, 1988.
B. Kerangka Berpikir
Hasil survai literasi sains peserta didik Indonesia yang dilakukan oleh PISA Programme of International Students Assesment masih tergolong rendah dan
bahkan masih berada dibawah rata-rata skor internasional yang ditetapkan oleh OECD Organisation for Economic Co-operation Development dan Unesco