Kerangka Berpikir KAJIAN PUSTAKA

23 menjadikan nilai tersebut sebagai miliknya commitmen. Kemampuan yang diharapkan akan muncul dari peserta didik adalah konsistensi yang mantap terhadap nilai-nilai yang telah diterimanya sehingga sangat berkaitan dengan pembentukan sikap attitide dan apresiasi appreciation. d. Sikap mengorganisasi organization Mengorganisasikan menunjukkan sikap yang dapat mengorganisasikan nilai- nilai dari berbagai nilai yang berbeda, bahkan yang bertolak belakang satu dengan yang lainnya. Kemampuan yang diharapkan terbentuk adalah pembentukan konsep nilai dan pengorganisasian sistem nilai pada diri peserta didik dalam proses pembelajaran digunakan untuk mengajarkan perkembangan filsafat hidup. e. Sikap mau menyatakan characterization Sikap mau menyatakan berarti individu telah memiliki sistem nilai yang dapat mengontrol perilakunya dalam kehidupan sehari-hari sehingga berkembang menjadi gaya hidup. Perilaku yang diharapkan yang akan muncul dalam proses pembelajaran berada pada rentang yang luas dengan tekanan utamanya adalah kenyataan bahwa peserta didik telah mempunyai perilaku khusus sebagai karakteristiknya serta mempunya pola tersendiri dalam penyesuaian pribadi, sosial, dan emosional Joesmani, 1988.

B. Kerangka Berpikir

Hasil survai literasi sains peserta didik Indonesia yang dilakukan oleh PISA Programme of International Students Assesment masih tergolong rendah dan bahkan masih berada dibawah rata-rata skor internasional yang ditetapkan oleh OECD Organisation for Economic Co-operation Development dan Unesco 24 Institute for Statistics . Hasil yang diperoleh ini, seharusnya menjadi kritikan tersendiri bagi sistem pendidikan dan menjadi tantangan baru didunia pendidikan dalam rangka memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia. Indonesia sendiri tidak pernah absen dari ajang tes literasi sains sejak awal diselenggarakan tes tersebut. Hingga keikutsertaanya pada tahun 2015 ini, skor literasi sains yang diperoleh peserta didik Indonesia masih rendah dan bahkan masih berada dibawah skor rata-rata yang telah ditetapkan. Hal ini dikarenakan kemampuan sains peserta didik Indonesia masih sebatas pada mengenali sejumlah fakta dasar, mereka belum mampu mengkomunikasikan dan mengkaitkan kemampuan yang dimilikinya dengan berbagai permasalahan sains. Kegagalan yang diperoleh ini, tidak serta merta disebabkan oleh rendahnya kemampuan yang dimiliki setiap peserta didik. Bentuk dan jenis soal yang diberikan kepada peserta didik di sekolah juga menjadi faktor lain rendahnya hasil tes literasi sains yang diperoleh. Bentuk dan jenis soal yang diberikan ini akan sangat mempengaruhi cara berfikir peserta didik kita. Soal-soal yang didalam penyampaiannya dikaitkan dengan fenomena sains terutama yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, akan mengubah cara berfikir peserta didik menjadi lebih berkembang. Peserta didik akan menjadi lebih kritis karena soal-soal yang diberikan terkait dengan permasalahan yang sering mereka jumpai dikehidupan mereka. Tentunya diharapkan dapat membawa dampak besar pada hasil capaian tes literasi sains pada tahun berikutnya. Soal yang mengandung literasi sains, didalam penyelesaiannya membutuhkan kemampuan untuk mengidentifikasi 25 pertanyaan-pertanyaan ilmiah dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti yang ada. Penelitian ini akan menganalisis profil literasi sains pada soal Ujian Nasional dan Olimpiade Kimia SMA Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016 dengan tujuan untuk mengetahui komponen profil literasi sains pada soal Ujian Nasional dan Olimpiade Kimia Tingkat Provinsi Tahun 2014-2016. Analisis ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi setiap butir soal, didasarkan pada kriteria dimensi literasi sains kimia yang terdiri dari 17 indikator.

C. Pertanyaan Penelitian