Keikutsertaan Akseptor KB Pria

2014, masyarakat selama ini menganggap bahwa vasektomi adalah metode KB pria yang membutuhkan biaya yang tinggi, sehingga bagi pria dengan status ekonomi menengah hal tersebut menjadi salah satu alasan mereka untuk tidak melakukan vasektomi.

B. Dukungan Keluarga

Berdasarkan hasil penelitian yang ditunjukkan pada tabel 4 mengenai distribusi frekuensi responden berdasarkan dukungan keluarga, mayoritas responden memiliki keluarga yang tidak mendukung pria untuk menjadi akseptor KB yaitu sebanyak 30 responden 55,6, sedangkan yang keluarganya mendukung sebanyak 24 responden 44,4. Berdasarkan hasil wawancara dengan keluarga yang tidak mendukung keikutsertaan pria dalam ber-KB, keluarga terutama istri tidak mendukung pria untuk ber-KB karena masih adanya anggapan bahwa KB adalah urusan wanita, alasan lain nya adalah apabila suami melakukan vasektomi istri merasa takut jika digunakan suaminya untuk melakukan free sex. Berdasarkan hasil wawancara dengan keluarga responden yang mendukung 44,4, suami juga perlu untuk ikut berpartisipasi menjadi akseptor KB. Keluarga terutama istri berkeinginan terdapat pembagian peran dalam hal kesehatan reproduksi dan KB antara suami-istri. Apabila istri sudah lama menggunakan metode KB tertentu, istri berharap agar suami yang kemudian menjadi akseptor KB. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni 2012 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan partisipasi dalam vasektomi, dimana pria dengan keluarga yang mendukung memiliki kemungkinan untuk ikut berpartisipasi dalam vasektomi 2,647 kali lebih besar daripada yang tidak mendapat dukungan keluarga. Berdasarkan hasil wawancara dengan keluarga responden, bentuk dukungan yang diberikan pada priasuami bermacam-macam, diantaranya berupa pemberian informasi yang didapatkan dari tenaga kesehatan ataupun dari media massa mengenai KB pria, pemberian semangat dan motivasi bahwa pria juga perlu ikut serta dalam program KB, menyiapkan persediaan kondom di rumah, menyempatkan waktu untuk berdiskusi tentang KB pria, pemberian pujian apabila telah bersedia menjadi akseptor KB. Menurut BKKBN 2004, salah satu faktor yang mempengaruhi keikutsertaan pria dalam program KB adalah dukungan keluarga. Dengan adanya dukungan keluarga, akan menciptakan kesadaran dan minat priasuami untuk mencari informasi lebih mengenai metode KB pria. Setelah memperoleh informasi yang cukup, akan timbul respon serta sikap yang positif untuk ikut berpartisipasi aktif dalam program KB dan pada akhirnya bersedia untuk menjadi akseptor KB.

C. Keikutsertaan Akseptor KB Pria

Berdasarkan hasil penelitian yang ditunjukkan pada tabel 5 mengenai distribusi frekuensi responden berdasarkan keikutsertaan KB pria, mayoritas responden tidak ikut serta menjadi akseptor KB pria yaitu sebanyak 49 responden 90,7, sedangkan yang ikut serta menjadi akseptor KB pria hanya sebanyak 5 responden 9,3. Rendahnya keikutsertaan pria dalam program KB karena selama ini wanita yang dititikberatkan sebagai sasaran program serta metode KB yang didominasi dengan metode untuk wanita sehingga membentuk pola pikir para pelaksana program dan masyarakat bahwa karena yang mengalami kehamilan adalah wanita, maka wanita pula yang memiliki kewajiban untuk ber-KB sedangkan metode KB wanita lebih banyak menimbulkan efek samping negatif dari pada metode KB pria Ekarini, 2008. Berdasarkan hasil wawancara, responden yang bersedia ikut serta menjadi akseptor KB pria memiliki alasan karena istri sudah cukup lama menggunakan metode KB tertentu sehingga responden bersedia untuk ber-KB. Ada pula responden yang ikut serta menjadi akseptor KB karena istrinya memiliki penyakit tertentu dan disarankan oleh dokter untuk tidak menggunakan KB. Responden yang tidak bersedia menjadi akseptor KB pria memiliki alasan karena anggapan bahwa penggunaan kondom akan menimbulkan ketidaknyamanan saat berhubungan seksual dan takut untuk melakukan vasektomi karena harus melalui proses operasi. Selain itu adanya persepsi bahwa vasektomi sama dengan dikebiri serta dapat menyebabkan impotensi. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Nurazizah 2004 yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah faktor psikologis atau persepsi. Kurangnya partisipasi pria dalam program KB karena adanya persepsi bahwa kondom dianggap mengurangi kenikmatan dalam hubungan seksual, takut kondom bocor, merepotkan, dan persepsi bahwa kondom hanya untuk penderita atau mencegah HIVAIDS.

D. Hubungan Dukungan Keluarga

Dokumen yang terkait

Karakteristik Akseptor KB Di Kelurahan Setia Negara Pematangsiantar Tahun 2009

4 62 169

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Akseptor KB dengan Pemakaian Alat Kontrasepsi Mantap di Desa Tebing Tanjung Selamat Kecamatan Padang Tualang Kabupaten Langkat 2009

1 66 69

Perilaku Akseptor Kb Pria Terhadap Metode Medis Operasi Pria (MOP) Di Medan Labuhan Tahun 2009

0 26 87

Hubungan dukungan keluarga dengan keikutsertaan wanita usia subur resiko tinggi pada program KB dilingkungan V Kelurahan Dwikora Kecamatan Helvetia Kota Medan Tahun 2015

0 19 96

TINGKAT KETANGGUHAN PEMERINTAH KELURAHAN JAGALAN KECAMATAN JEBRES SURAKARTA DALAM Tingkat Ketangguhan Pemerintah Kelurahan Jagalan Kecamatan Jebres Surakarta Dalam Mengahadapi Bencana Banjir.

0 2 13

TINGKAT KETANGGUHAN PEMERINTAH KELURAHAN JAGALAN KECAMATAN JEBRES SURAKARTA DALAM Tingkat Ketangguhan Pemerintah Kelurahan Jagalan Kecamatan Jebres Surakarta Dalam Mengahadapi Bencana Banjir.

0 0 10

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEIKUTSERTAAN PRIA PUS SEBAGAI AKSEPTOR KB DI KECAMATAN LEMBAH SEGAR KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2009.

0 0 10

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP AKSEPTOR KB PRIA TENTANG VASEKTOMI SERTA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM VASEKTOMI (DI KECAMATAN TEJAKULA KABUPATEN BULELENG).

0 0 12

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Keikutsertaan Akseptor Kb Pria di Kelurahan Jagalan Kecamatan Jebres cover 1

0 0 12

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR DENGAN KEIKUTSERTAAN SEBAGAI AKSEPTOR KB DI RW.I KELURAHAN PANJER KECAMATAN KEBUMEN TAHUN 2011 - DIGILIB UNISAYOGYA

0 0 5