Berdasarkan tabel
4, menunjukkan bahwa mayoritas
responden memiliki
keluarga yang tidak mendukung yaitu
sebanyak 30 responden 55,6, sedangkan
yang keluarganya
mendukung sebanyak
24 responden 44,4.
5. Keikutsertaan Akseptor KB
Pria Tabel 5. Distribusi Frekuensi
Responden Berdasarkan
Keikutsertaan Akseptor KB Pria di RW VII Kelurahan Jagalan
Kecamatan Jebres
Keikutsertaan Akseptor
KB Pria f
Ya 5
9,3 Tidak
49 90,7
Jumlah 54
100 Berdasarkan
tabel 5,
menunjukkan bahwa mayoritas responden
tidak ikut
serta menjadi akseptor KB pria yaitu
sebanyak 49 responden 90,7, sedangkan
yang ikut
serta menjadi akseptor KB pria hanya
sebanyak 5 responden 9,3.
B. Analisis Bivariat
Tabel 6. Distribusi Keikutsertaan Akseptor KB Pria Berdasarkan
Dukungan Keluarga di Kelurahan Jagalan Kecamatan Jebres
Dukungan Keluarga
Keikutsertaan Akseptor KB Pria
Jumlah
Ya Tidak
f f
Mendukung 5
20,8 19
79,2 24
Tidak Mendukung
30 100
30
Jumlah 5
9,3 49
90,7 54
r p
0.336 0.009
Berdasarkan tabel
6, menunjukkan bahwa sebanyak 30
responden 100 tidak ikut serta menjadi akseptor KB pria dan
berada pada kelompok responden yang
keluarganya tidak
mendukung, sedangkan hanya 5 responden 20,8 yang ikut
serta menjadi akseptor KB pria dan
berada pada
kelompok responden
yang keluarganya
mendukung. Hasil analisis dengan uji
koefisien kontingensi didapatkan nilai r = 0.336 dan nilai p =
0.009. Nilai p 0.009 0.05 maka H
ditolak ada hubungan. Hal
tersebut menunjukkan
adanya hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan
keikutsertaan akseptor KB pria. Hasil
uji kekuatan
korelasi menunjukkan nilai r = 0.336,
sehingga dapat
disimpulkan kekuatan
korelasi antara
dukungan keluarga
dengan keikutsertaan akseptor KB pria
lemah.
PEMBAHASAN A.
Karakteristik Responden 1.
Tingkat Pendidikan
Berdasarkan hasil
penelitian yang ditunjukkan pada tabel
1 mengenai
distribusi frekuensi responden berdasarkan
tingkat pendidikan didapatkan bahwa
mayoritas responden
berpendidikan terakhir tingkat menengah SMASMK yaitu
sebanyak 25 responden 46,3, sedangkan
responden yang
berpendidikan terakhir tingkat
tinggi diploma dan sarjana sebanyak 9 responden 16,7.
Berdasarkan hasil
penelitian yang ditunjukkan pada tabel 1, mayoritas responden
berpendidikan terakhir tingkat menengah SMASMK yaitu
sebanyak 25 responden 46,3, 4 diantaranya ikut serta menjadi
akseptor
KB pria.
Menurut Indrilia 2013, seseorang dengan
pendidikan terakhir
tingkat menengah
memiliki daya
penerimaan informasi baru yang cukup baik, hal tersebut dapat
memudahkan seseorang untuk memahami informasi tersebut
yang
nantinya dapat
mempengaruhi sikap
dan perilakunya dalam hal ini yang
berkaitan dengan KB pria. Berdasarkan
hasil penelitian yang ditunjukkan pada
tabel 1, sebanyak 9 responden 16,7 berpendidikan terakhir
tingkat tinggi diploma dan sarjana, namum tidak ada yang
menjadi
akseptor KB
pria. Menurut Fortuna 2014, materi
tentang keluarga berencana tidak diajarkan
dalam pendidikan
formal kecuali pada institusi pendidikan
program studi
kesehatan. Maka seseorang yang menjalani
pendidikan non-
kesehatan lebih
banyak memperoleh informasi tentang
keluarga berencana dari media massa, media elektronik, teman,
dan saudara. Keinginan untuk memperoleh informasi mendalam
tentang KB pria juga kecil, sehingga
hal tersebut
mempengaruhi pria
dalam pengambilan keputusan untuk
berpartisipasi dalam
program KB.
2. Pekerjaan