Konsekuensi Multikolinearitas Pendeteksian Multikolinearitas

2.5. Konsekuensi Multikolinearitas

Jika asumsi model regresi linear klasik dipenuhi, penaksir kuadrat-terkecil biasa OLS dari koefisien regresi adalah linear, tak bias, dan mempunyai varians minimum, ringkasnya penaksir tadi adalah penaksir tak bias kolinear terbaik Best Linear Unbiased EstimatorBLUE. Jika sekarang dapat ditunjukkan bahwa multikolinearitas sangat tinggi, penaksir OLS masih tetap memiliki sifat BLUE. Ketidakbiasan adalah sifat multi sampel atau penyampelan berulang. Jika seseorang mendapatkan sampel berulang dan menghitung penaksir OLS untuk tiap sampel ini, maka rata-rata nilai sampel akan menuju ke nilai populasi yang sebenarnya dari penaksir, dengan meningkatnya jumlah sampel. Tetapi hal ini tidak mengatakan sesuatu mengenai sifat penaksir dalam sampel. Dalam kasus multikolinearitas sempurna penaksir OLS tak tertentu dan varians atau kesalahan standarnya tak tertentu. Jika kolinearitas tajam tetapi tidak sempurna, maka dapat terjadi konsekuensi berikut ini: 1 Meskipun penaksir OLS mungkin bisa diperoleh, kesalahan standarnya cenderung semakin besar dengan meningkatnya tingkat korelasi antara peningkatan variabel. 2. Karena besarnya kesalahan standar, selang keyakinan untuk parameter populasi yang relevan cenderung untuk lebih besar. 3. Dalam kasus multikolinearitas yang tinggi, data sampel mungkin sesuai dengan sekelompok hipotesis yang berbeda-beda. Jadi probabilitas untuk menerima hipotesis yang salah meningkat. 4. Selama multikolinearitas tidak sempurna, penaksiran koefisien regresi adalah mungkin tetapi taksiran dan kesalahan standarnya menjadi sangat sensitif terhadap sedikit perubahan dalam data. 5. Jika multikolinearitas tinggi, seseorang mungkin memperoleh R 2 yang tinggi tetapi tidak satu pun atau sangat sedikit koefisien yang ditaksir yang penting secara statistik. Universitas Sumatera Utara

2.6. Pendeteksian Multikolinearitas

Menurut Gujarati 1978 ada beberapa cara untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas diantaranya yaitu : 1. Menghitung koefisien korelasi sederhana simple correlation antara sesama variabel bebas, jika terdapat koefisien korelasi sederhana yang mencapai atau melebihi 0.8 maka hal tersebut menunjukkan terjadinya masalah multikolinearitas dalam regresi. 2. Menghitung nilai Toleransi atau VIF Variance Inflation Factor, jika nilai Toleransi kurang dari 0.1 atau nilai VIF melebihi 10 maka hal tersebut menunjukkan bahwa multikolinearitas adalah masalah yang pasti terjadi antar variabel bebas. 3. Lakukan regresi antar variabel bebas dan menghitung masing-masing 2 R , kemudian melakukan uji–F dan bandingkan dengan F tabel. Jika nilai F hitung melebihi nilai F tabel berarti dapat dinyatakan bahwa i X kolinier dengan X yang lain.

2.7. Regresi Linear Berganda

Dokumen yang terkait

Perbandingan Penggunaan Metode Analisis Regresi Ridge dan Metode Analisis Regresi Komponen Utama dalam Menyelesaikan Masalah Multikolinieritas (Studi Kasus Data PDRB Propinsi Sumatera Utara)

12 128 69

ANALISIS METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (KOMPONEN UTAMA) DAN REGRESI RIDGE DALAM MENGATASI DAMPAK MULTIKOLINEARITAS DALAM ANALISIS REGRESI LINEAR BERGANDA

13 88 144

Analisis penerapan metode kuadrat terkecil dan regresi komponen utama dalam multikolinearitas

1 8 78

METODE ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA DALAM MENGATASI MASALAH MULTIKOLINIERITAS.

0 0 6

(ABSTRAK) ANALISIS METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (KOMPONEN UTAMA) DAN REGRESI RIDGE DALAM MENGATASI DAMPAK MULTIKOLINEARITAS DALAM ANALISIS REGRESI LINEAR BERGANDA.

0 1 2

Penerapan Metode Generalized Ridge Regression dalam Mengatasi Masalah Multikolinearitas.

0 0 7

Regresi Komponen Utama, Regresi Ridge, dan Regresi Akar Laten dalam Mengatasi Masalah Multikolinieritas.

1 7 8

PERBANDINGAN REGRESI KOMPONEN UTAMA DENGAN REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI MASALAH MULTIKOLINIERITAS -

1 0 74

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Aljabar Matriks - Perbandingan Penggunaan Metode Analisis Regresi Ridge dan Metode Analisis Regresi Komponen Utama dalam Menyelesaikan Masalah Multikolinieritas (Studi Kasus Data PDRB Propinsi Sumatera Utara)

0 0 18

Perbandingan Regresi Ridge (Regresi Gulud) dan Principal Component Analysis (Analisis Komponen Utama) dalam Mengatasi Masalah Multikolinearitas - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 1 115