Karakterisitik Partisipan Teknik Pengambilan Partisipan Jumlah Partisipan

36 b. Tidak ditentukan kaku sejak awal, namun dapat berubah dalam hal jumlah maupun karakteristik sampel, sesuai pemahaman konseptual yang berkembang dalam penelitian c. Tidak diarahkan dalam keterwakilan dalam artian jumlah atau peristiwa acak, melainkan pada kecocokan konteks. Dari beberapa prosedur di atas, maka berikut merupakan karakteristik partisipan, teknik pengambilan partisipan dan jumlah partisipan yang peneliti gunakan dalam penelitian ini.

3.3.1 Karakterisitik Partisipan

Berikut merupakan beberapa karakteristik yang peneliti gunakan untuk menentukan partisipan yang akan menjadi subjek dalam penelitian ini. Karakteristik tersebut antara lain partisipan tercatat sebagai guru aktif yang mengajar dalam dunia pendidikan anak usia dini, tercatat sebagai guru tetap dan mengabdi dalam lembaga TK Kristen 03 Eben Haezer Salatiga di atas lima tahun dan memiliki pengalaman dalam mengembangkan moral anak serta partisipan memiliki kualifikasi pendidikan Sarjana S1.

3.3.2 Teknik Pengambilan Partisipan

Menurut Patton dalam Poerwandari, 2005 teknik pengambilan sampel dalam penelitian kualitatif harus disesuaikan dalam masalah dan tujuan penelitian. Untuk itu berdasarkan masalah dan tujuan dari penelitian ini maka partisipan yang diambil perlu untuk memenuhi kriteria partisipan yang telah dipaparkan sebelumnya. Oleh karena itu, teknik pengambilan partisipan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling atau teknik sampling bertujuan. Teknik purposive sampling atau teknik sampling dicirikan dengan adanya usaha untuk memperoleh sampel yang representatif atau sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan Kerlinger Lee, 2000. Dalam penentuan ini, sample penelitian tidak diambil secara acak tetapi dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta ditanyakan kesediaanya untuk berpartisipasi sebagai subjek penelitian Poerwandari, 2005. Berdasarkan hal tersebut peneliti kemudian 37 melakukannya dengan menemui kepala sekolah yang notabene mempunyai dan mengetahui mengenai informasi guru yang ada. Kemudian peneliti menentukan partisipan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam memahami peran guru dalam pembentukan moral anak.

3.3.3 Jumlah Partisipan

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dalam penelitian kualitatif tidak diarahkan pada jumlah sampel yang besar, namun pada kasus tipikal sesuai dengan kekhususan masalah Sarantoks dalam Poerwandari 2005. Untuk itu, dalam penelitian ini, peneliti tidak mengambil sampel dalam jumlah yang besar namun lebih mengarahkan pada kedalaman informasi yang didapatkan dari partisipan sehingga dapat menjawab rumusan masalah yang ada. Dalam penelitian ini, peneliti membagi partisipan kedalam dua kategori yaitu partisipan inti dan partisipan tambahan. a. Partisipan Inti Partisipan dalam penelitian ini adalah para guru dari anak-anak usia dini AUD atau anak-anak prasekolah yang tergabung dalam TK Kristen 03 Eben Heazer, Salatiga. Jumlah partisipan dalam penelitian ini sebanyak 3 orang guru dan semuanya akan diberikan pertanyaan-pertanyaan yang sama diwawancarai untuk mengetahui cara dan tindakan peran yang dilakukan serta pendapat mereka tentang pentingnya cara atau tidakan peran tersebut dalam membentuk moral anak pada masa prasekolah untuk mempersiapkan mereka memasuki masa sekolah. b. Partisipan Tambahan sumber informasi Selain partisipan inti, ada subjek lain yang menjadi sumber informasi dalam proses pengumpulan data. Kehadiran sumber informasi tersebut bukan sekedar untuk mengecek kebenaran atau kesalahan informasi yang diberikan oleh partisipan inti tetapi juga meningkatkan pemahaman peneliti tentang data yang telah dikumpulkan. Subjek yang menjadi sumber informasi dalam penelitian ini adalah kepala sekolah. Sebagaimana kita ketahui bahwa kepala sekolah menjadi pemimpin sekaligus mengawasi proses belajar mengajar 38 yang di lakukan oleh guru. Kepala sekolah juga mempunyai wewenang dalam menilai dan memberi pengarahan kepada guru dalam proses pemberian ilmu didalam maupun diluar kelas dalam lingkup sekolah. Oleh karena itu, informasi dari kepala sekolah akan sangat membantu memperkuat data atau informasi yang ada.

3.4 Teknik Pengumpulan Data