Proliferasi Limfosit dan Sistem Imun

6 polar sehingga dapat diekstraksi dengan pelarut polar. Beberapa pelarut yang bersifat polar diantaranya etanol, air, etil asetat dan methanol. Jenis pelarut yang aman digunakan adalah pelarut etanol dan air. Pelarut etanol memiliki tingkat kepolaran yang baik. Air juga memiliki tingkat kepolaran yang baik. Penelitian ekstraksi ubi ungu telah dilakukan seperti Ina, et al.2013 yang menyatakan waktu ekstraksi selama 18 jam dapat menghasilkan karakteristik fungsional ekstrak terbaik dan menyatakan jenis enkapsulan gum aram dengan konsentrasi 20 dapat menghasilkan karakteristik fugsional ekstrak ubi ungu. Pada hasil penelitiannya tersebut belum optimal, karena ampas dari poses ekstraksi masih mengandung warna merah yang masih bias diekstrak, dan bentuk ekstrak terenkapsulai belum menghasilkan tekstur yang optimal. Pemanfaat ekstrak ubi ungu sebagai bahan pangan fungsional belum banyak diteliti sampai saat ini.

1.3. Proliferasi Limfosit dan Sistem Imun

Limfosit adalah bagian dari sel darah putih leucocytes yang tidak memiliki granula dalam sitoplasma. Limfosit merupakan sel berukuran kecil, memiliki bentuk bulat dengan diameter 7-15 µm. Limfosit selain di darah terdapat juga dalam organ limfoid misalnya limpa, kelenjar limpa dan timus. Limfosit merupakan sel kunci dalam proses imun spesifik meliputi respon imun seluler dan humoral untuk mengenali antigen melalui reseptor antigen Kuby, 2007 Proliferasi limfosit adalah suatu fungsi biologis, yaitu proses perbanyakan sel melalui pembelahan sel atau mitosis sebagai respon terhadap antigen atau mitogen. Pada proses tersebut dihasilkan sel-sel efektor atau sel plasma yang berperan dalam respon spesifik dan non spesifik. Respon proliferasi limfosit digunakan untuk menggambarkan fungsi limfosit dan status imun individu Zakaria et al. 2003. Tizar 1988 menyebutkan proliferasi sel limfosit dapat diinduksi oleh suatu senyawa yang disebut mitogen. Mitogen yang sering digunakan dalam proliferasi limfosit dapat berupa senyawa lektin yang memiliki afinitas terhadap gula pada permukaan sel limfosit seperti PHA Phytohaemagglutinin, PWM pokeweed, senyawa non lektin seperti Concanavalin A Con A dan lipopolisakarida LPS. Senyawa Con A ini berasal dari ekstrak tanaman kacang jaks Conavalin ensiformis. LPS berasal dari suatu bakteri Gram negatif seperti E. coli dan Steptococus thyphymurium. Menurut Lao et al. 2001 aktivitas mitogen bersifat spesifik seperti Con A umumnya menginduksi proliferasi sel 7 limfosit T, LPS menginduksi sel B, sedangkan PWM yang diekstrak dari tanaman pokeweed Phytolacca americana menginduksi sel limfosit T dan B. Pengujian proliferasi sel dapat dilakukan dengan menggunakan pewarna MTT 3- [4,5-Dimethythiazol-2-yl]-2,5-diphenyltetrazolium bromide. MTT adalah suatu garam tetrazolium yang direduksi pada sel metabolik hidup. Prinsip dari metode ini adalah perubahan dari garam tetrazolium yang berwarna kuning menjadi kristal formazan yang berwarna biruungu purple akibat adanya aktivitas enzim suksinat dehidrogenase pada bagian mitokondria. Senyawa yang terbentuk dihitung absorbansinya dengan alat spektrofotometer pada λ 500 -600 nm seperti microplate reader atau ELISA Reader dengan λ 570 nm Anon, 2007 Perhitungan jumlah sel hidup dilakukan dengan menggunakan metode perwarnaan biru trifan. Biru trifan merupakan larutan buffer isotonik. Prinsip metode ini adalah penyerapan zat warna melalui membran sel, biru trifan hanya dapat mewarnai jika sel itu rusak, sehingga digunakan untuk membedakan sel matirusak dan sel hidup. Sel hidup memiliki bentuk bulat dan berwarnaterang, sedangkan sel matirusak memiliki bentuk mengkerut dan berwarna biru. Shaper 1998. Menurut Albert et.al 1994 dan Tejasari 2007 komponen fenolik seperti asam fenolik dan flavonoid dapat berikatan dengan reseptor sel limfosit karena komponen fenolik dapat berikatan dengan protein sehingga dapat mengaktivasi protein yang akhirnya memberi kontribusi peningkatan pH dan aktivasi protein kinase C yang berperanan meningkatkan aktivitas interlukin-2 yang akan mengaktivasi sel B untuk berproliferasi. Sel B merupakan sel yang berperanan dalam pengaturan sistem imun imunomodulator. Senyawa lain yang dapat sebagai imunomodulator adalah β-glukan.

2.4. Soft Candy Imunomodulator