Taksonomi Daun Salam Kandungan Daun Salam

Daun salam berbentuk lonjong dan elips, memiliki panjang tangkai 0,5-1 cm, bentuk pangkal dan ujungnya meruncing, memiliki tepi yang rata, panjang daun 5-15 cm, lebar 3-8cm, permukaan atas daun berwarna hijau tua dan permukaan bawah daun berwarna hijau muda. 19

2.4.1 Taksonomi Daun Salam

Taksonomi daun salam Syzygium polyanthum diklasifikasikan sebagai berikut: 20 Kingdom : Plantae Sub kingdom : Tracheobionta Divisio : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Myrtales Famili : Myrtaceae Genus : Syzygium Spesies : Syzygium polyanthum Daun salam memiliki nama ilmiah lain yaitu Eugenia polyantha Wight. dan E. lucidula Miq. dan memiliki beberapa sebutan, antara lain ubar serai Malaysia, Indian bay leaf, Indonesian laurel, Indonesia bay leaf Inggris, Salamblatt Jerman Indonesische lorbeerlatt Belanda, manting Jawa, dan meselangan Sumatera. 19

2.4.2 Kandungan Daun Salam

Daun salam memiliki kandungan aktif seperti minyak atsiri yang terdiri dari sitral, seskuiterpen, lakton, eugenol, dan fenol. Senyawa lain yang terkandung pada daun salam adalah tannin, fenol, flavonoid, polifenol, dan volatile oil. 19 Senyawa yang terkandung di dalam daun salam menunjukkan bahwa tanaman ini memiliki potensi untuk dikembangkan manfaatnya. Daun salam memiliki banyak khasiat yaitu dapat digunakan sebagai perawatan dalam penyakit diabetes, hipertensi, dan kolesterol tinggi. Selain itu daun salam juga memiliki efek anti-inflamasi, antioksidan, antifungal, serta antibakteri. 19,21 1. Fenol dan flavonoid Senyawa fenol dan flavonoid pada daun salam memberikan sifat antioksidan pada daun salam didapat. Senyawa fenol merupakan komponen antioksidan utama yang terkandung didalam ekstrak daun salam dan terkandung dalam jumlah yang besar 333.75±1.92mg GAE g - Universitas Sumatera Utara 1 . 22 Flavonoid pada daun salam juga berperan sebagai antibakteri karena mempunyai kemampuan berinteraksi dengan DNA bakteri. Hasil interaksi tersebut menyebabkan rusaknya permeabilitas dinding sel bakteri. 5 2. Tannin Kandungan senyawa aktif seperti tannin, flavonoid, dan minyak atsiri yang terdiri dari eugenol dan sitral memberikan sifat antibakteri pada daun salam. Kandungan senyawa aktif tersebut dapat menghambat pertumbuhan streptococcus sp. dalam rongga mulut, serta dapat menghambat pertumbuhan candida albicans. 23 Tanin yang merupakan senyawa fenol bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan bakteri dengan mengadakan denaturasi protein dan menurunkan tegangan permukaan, sehingga terjadi peningkatan permeabilitas bakteri. Proses tersebut menyebabkan pertumbuhan sel terhambat dan dapat menyebabkan kematian sel bakteri. 5 3. Volatile oil Kandungan volatile oil pada daun salam menyebabkan tanaman ini memiliki sifat antifungal. Infusa dari daun salam secara in vitro terbukti dapat menghambat pertumbuhan jamur Aspergillus sp. pada Kadar Hambat Minimum KHM 12.5. 10 Universitas Sumatera Utara

2.5 Kerangka Teori