Pada hari ketiga pembentukan plak, jumlah organisme dalam plak terus meningkat. Bakteri anaerob, bakteri kokus dan bakteri batang negatif Gram terdapat dalam jumlah yang
besar. Fase akhir dari maturasi plak terjadi pada hari ketujuh. Pada fase ini terjadi penurunan jumlah bakteri kokus dan batang positif Gram. Sedangkan bakteri kokus negatif Gram golongan
basilus, spirilia, spirocheta, fusiform bacili dan vibrious ditemukan dalam jumlah yang besar. Plak subgingiva terbentuk dari perkembangan plak supragingiva. Lingkungan plak subgingiva
bersifat anaerob, dan sumber nutrisi bakteri berasal dari cairan krevikular.
12
2.2 Kontrol Plak
Kontrol plak adalah usaha pengurangan dan pencegahan akumulasi plak mikroba pada permukaan gigi. Kontrol plak juga merupakan cara yang sangat efektif dalam merawat dan
mencegah gingivitis, dan merupakan hal yang sangat penting dalam perawatan dan pencegahan penyakit gigi dan mulut.
13
Kontrol plak dapat dilakukan secara mekanis dan kimiawi. Kontrol plak secara kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan obat kumur.
Kontrol plak secara kimiawi bekerja dengan cara:
2
1. Mengurangi jumlah flora pada gigi dan mulut.
2. Menghambat kolonisasi bakteri pada permukaan gigi.
3. Menghambat faktor pembentukan dan perkembangan plak.
4. Mencegah mineralisasi plak.
2.3 Obat Kumur
Jumlah plak yang terdapat pada tiap individu berbeda berdasarkan tingkat kesehatan dan kondisi rongga mulutnya. Dari sudut pandang terapeutik, manfaat utama dari penggunaan obat
kumur adalah untuk mengurangi jumlah plak dan gingivitis, sehingga, penggunaan obat kumur setelah menyikat gigi memiliki efek yang baik dalam meningkatkan kesehatan gigi dan mulut.
2,11
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1. Obat kumur
14
Obat kumur sebaiknya digunakan selama 30 detik dalam dua kali sehari, sebelum atau setelah menyikat gigi, dimana manfaat obat kumur sangat banyak, yaitu dapat menyegarkan
nafas, mengontrol pembentukan kalkulus, dan mencegah masalah gigi dan mulut seperti karies, gingivitis kronis, dan menghambat pembentukan plak.
9,15
2.3.1 Komposisi Obat Kumur
Obat kumur memiliki banyak manfaat akibat adanya kandungan senyawa aktif didalamnya. Dalam beberapa tahun terakhir komposisi obat kumur terus mengalami
perkembangan.
5
Secara umum, kandungan yang terdapat dalam obat kumur adalah:
2
1. Bahan antibakteri.
Senyawa yang sering digunakan sebagai bahan antibakteri dalam obat kumur adalah Garam ammonium quartenary seperti cetyl piridinium.
2. Alkohol.
Alkohol digunakan untuk menambah aktivitas antibakteri dan menjaga agar rasa yang terkandung dalam larutan obat kumur tidak mengalami perubahan.
3. Humektan.
Sorbitol merupakan salah satu zat humektan, dan digunakan untuk mencegah larutan obat kumur mengering.
4. Surfaktan.
Surfaktan digunakan untuk menjaga struktur zat yang terkandung dalam larutan obat kumur.
Universitas Sumatera Utara
5. Beberapa zat tambahan seperti perasa, pewarna, pengawet, dan air digunakan dalam
larutan obat kumur. Komposisi obat kumur terus mengalami perkembangan, seperti adanya penambahan
ekstrak bahan herbal atau tanaman obat ke dalam larutan obat kumur. Obat kumur yang mengandung ekstrak tanaman seperti teh hijau, minyak daun teh, minyak cengkeh, dan sirih
dapat dengan mudah ditemukan dipasaran.
3
2.3.2 Jenis obat kumur
Berdasarkan bahan aktif yang dikandungnya, obat kumur dapat dibedakan atas beberapa golongan, yaitu bisguanida, minyak esensial, campuran ammonia kuarternari, dan bahan
alamiah.
5,15
1.
Bisguanida
Obat kumur golongan ini bekerja dengan mengadakan ikatan dengan lapisan polisakarida yang menyelubungi bakteri sehingga absorbsi bakteri ke permukaan gigi terhambat.
5
Penggunaan obat kumur golongan bisguanida dapat menimbulkan efek samping seperti timbulnya noda berwarna kecoklatan pada permukaan gigi, lidah, dan bahan restorasi seperti
resin komposit.
2
2.
Minyak esensial
Obat kumur dengan minyak esensial mengandung thymol, eucalyptol, menthol, dan mythyl salicilate. Thymol yang merupakan senyawa aktif dalam obat kumur ini memiliki efek
menghancurkan dan mengendapkan dinding sel bakteri, sedangkan eucalyptol dapat menghambat perlekatan bakteri ke permukaan gigi.
2
3.
Campuran ammonia kuarternari
Obat kumur golongan ini mengandung setilpridin yang memiliki sifat antibakteri namun tidak memiliki efek penghambat plak. Setilpridin bekerja dengan cara mengikat dan
mendesorbsi bakteri.
9
4. Bahan herbal
Efek samping dari beberapa senyawa kimia yang terkandung di dalam obat kumur menyebabkan timbulnya berbagai penelitian untuk mencari agen lain sebagai alternatif.
Penggunaan tanaman obat bahan herbal mengalami perkembangan yang cukup baik. Kelebihan penggunaan tanaman herbal adalah memiliki efek samping yang rendah, dan
dalam satu ramuan herbal dengan komponen berbeda memiliki efek saling mendukung dan
Universitas Sumatera Utara
memiliki lebih dari satu efek farmakologi. Untuk meningkatkan manfaat tanaman herbal diupayakan dengan ekstrak terpurifikasi-selektif yaitu mencari senyawa-senyawa berkhasiat dan
membatasi senyawa lain yang kurang baik untuk dimanfaatkan.
26
Gambar 2. Obat kumur herbal
17
Dari aspek ekonomi dan efek samping, penggunaan bahan herbal dalam kedokteran gigi mempunyai prospek yang cukup baik, tetapi harus diperhatikan bahwa pemakaian bahan herbal
disesuaikan dengan takaran, ketepatan waktu pemakaian, ketepatan cara penggunaan serta pemilihan bahan herbal yang sesuai indikasi.
16
2.4 Tanaman Daun Salam
Daun salam Syzygium polyanthum merupakan daun yang berasal dari Indonesia dan telah lama digunakan sebagai penambah cita rasa dalam masakan. Pohon dari daun salam
umumnya tumbuh di dalam hutan dan dapat ditemukan pada daratan dengan ketinggian 1400 meter di atas laut. Tinggi pohon dapat mencapai 25 meter dengan akar yang lurus dan besar
serta bunga yang berukuran kecil, berwarna putih, dan harum.
18
Gambar 3. Daun salam
19
Universitas Sumatera Utara
Daun salam berbentuk lonjong dan elips, memiliki panjang tangkai 0,5-1 cm, bentuk pangkal dan ujungnya meruncing, memiliki tepi yang rata, panjang daun 5-15 cm, lebar 3-8cm,
permukaan atas daun berwarna hijau tua dan permukaan bawah daun berwarna hijau muda.
19
2.4.1 Taksonomi Daun Salam
Taksonomi daun salam Syzygium polyanthum diklasifikasikan sebagai berikut:
20
Kingdom : Plantae
Sub kingdom : Tracheobionta Divisio
: Magnoliophyta Kelas
: Magnoliopsida Ordo
: Myrtales Famili
: Myrtaceae Genus
: Syzygium Spesies
: Syzygium polyanthum Daun salam memiliki nama ilmiah lain yaitu Eugenia polyantha Wight. dan E. lucidula
Miq. dan memiliki beberapa sebutan, antara lain ubar serai Malaysia, Indian bay leaf, Indonesian laurel, Indonesia bay leaf Inggris, Salamblatt Jerman Indonesische lorbeerlatt
Belanda, manting Jawa, dan meselangan Sumatera.
19
2.4.2 Kandungan Daun Salam
Daun salam memiliki kandungan aktif seperti minyak atsiri yang terdiri dari sitral, seskuiterpen, lakton, eugenol, dan fenol. Senyawa lain yang terkandung pada daun salam adalah
tannin, fenol, flavonoid, polifenol, dan volatile oil.
19
Senyawa yang terkandung di dalam daun salam menunjukkan bahwa tanaman ini memiliki potensi untuk dikembangkan manfaatnya. Daun salam memiliki banyak khasiat yaitu
dapat digunakan sebagai perawatan dalam penyakit diabetes, hipertensi, dan kolesterol tinggi. Selain itu daun salam juga memiliki efek anti-inflamasi, antioksidan, antifungal, serta
antibakteri.
19,21
1. Fenol dan flavonoid
Senyawa fenol dan flavonoid pada daun salam memberikan sifat antioksidan pada daun salam didapat. Senyawa fenol merupakan komponen antioksidan utama yang terkandung
didalam ekstrak daun salam dan terkandung dalam jumlah yang besar 333.75±1.92mg GAE g
-
Universitas Sumatera Utara
1
.
22
Flavonoid pada daun salam juga berperan sebagai antibakteri karena mempunyai kemampuan berinteraksi dengan DNA bakteri. Hasil interaksi tersebut menyebabkan rusaknya
permeabilitas dinding sel bakteri.
5
2. Tannin
Kandungan senyawa aktif seperti tannin, flavonoid, dan minyak atsiri yang terdiri dari eugenol dan sitral memberikan sifat antibakteri pada daun salam. Kandungan senyawa aktif
tersebut dapat menghambat pertumbuhan streptococcus sp. dalam rongga mulut, serta dapat menghambat pertumbuhan candida albicans.
23
Tanin yang merupakan senyawa fenol bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan bakteri dengan mengadakan denaturasi protein dan
menurunkan tegangan permukaan, sehingga terjadi peningkatan permeabilitas bakteri. Proses tersebut menyebabkan pertumbuhan sel terhambat dan dapat menyebabkan kematian sel bakteri.
5
3. Volatile oil
Kandungan volatile oil pada daun salam menyebabkan tanaman ini memiliki sifat antifungal. Infusa dari daun salam secara in vitro terbukti dapat menghambat pertumbuhan
jamur Aspergillus sp. pada Kadar Hambat Minimum KHM 12.5.
10
Universitas Sumatera Utara
2.5 Kerangka Teori
Berinteraksi dengan DNA
bakteri dan menyebabkan
kerusakan permeabilitas
dinding sel bakteri,
mikrosom, dan lisosom
Flavonoid Menghambat
pertumbuhan bakteri dengan
mengadakan denaturasi
protein dan menurunkan
tegangan permukaan
bakteri Dapat merusak
membran plasma bakteri
dan berperan sebagai
antioksidan Bersifat
antifungal karena dapat
menghambat pertumbuhan
jamur Aspergillus sp.
Menghambat dan mengurangi perlekatan mikroorganisme plak terhadap permukaan
gigi Tannin
Polifenol Volatile oil
Plak Kontrol Plak
Mekanis Kimiawi
Sikat Gigi Pembersih interdental
Obat kumur
Pasta Gigi
Ekstrak daun salam
Universitas Sumatera Utara
2.6 Kerangka Konsep
Berkumur dengan larutan ekstrak daun
salam pada konsentrasi 1.25,
2.5, dan 5. Indeks plak Loe
dan Silness.
1. Frekuensi menyikat
gigi. 2.
Waktu berkumur. 3.
Lama berkumur. 4.
Volume obat kumur yang digunakan.
5. Jenis sikat gigi.
6. Jenis pasta gigi.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian eksperimental pre and post test with control group design. Dalam rancangan penelitian ini subjek dibagi dalam dua kelompok, perlakuan diberikan pada
satu kelompok dan kelompok lain tidak diberi perlakuan. Metode penelitian yang digunakan adalah double-blinded study yaitu baik peneliti dan
subjek penelitian tidak mengetahui perlakuan mana yang diberikan kepada subjek penelitian.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di klinik departemen Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara dan Laboratorium Obat Tradisional Fakultas Farmasi Universitas
Sumatera Utara. Penelitian dimulai pada bulan Januari tahun 2014.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara angkatan 2010.
3.3.2 Sampel
Besar sampel pada penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Federer, yaitu: n-1 r-1
≥ 15 n = jumlah sampel yang dibutuhkan.
r = jumlah perlakuan terhadap sampel. Perlakuan yang dilakukan pada penelitian ini berjumlah 4 kelompok perlakuan, yaitu
kelompok kontrol, berkumur dengan obat kumur ekstrak daun salam 1,25, berkumur dengan obat kumur ekstrak daun salam 2,5 dan berkumur dengan obat kumur ekstrak daun salam 5.
Maka jumlah sampel yang dibutuhkan untuk satu kelompok perlakuan adalah: n-1 r-1
≥ 15 n-1 4-1
≥ 15 3n
≥ 18 n
≥ 6
Universitas Sumatera Utara