Permasalahan Metode Penelitian PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Secara lebih sederhana, paling tidak ada 2 dua persoalan mendasar yang relatif sulit diselesaikan berkenaan dengan penyelenggaraan otonomi daerah di bidang pengelolaan lingkungan hidup, yakni : Pertama, menguatnya “Ego Sektoral“ yang bertalian dengan kewenangannya mengelola lingkungan hidupnya telah membawa serta adanya eksploitasi terhadap sumber daya lingkungan hidup tanpa dilandasi pemikiran yang rasional, holistik dan berkelanjutan. Hal ini disebabkan begitu kuatnya kepentingan Pemerintah Daerah untuk membiayai urusan-urusan pemerintahannya; Kedua, dengan “Euforia Otonomi Daerah” seluas-luasnya memandang wewenang pengelolaan lingkungan hidup secara distorsif. Lingkungan hidup bukan dipandang sebagai barang mewah, namun lebih dipandang sebagai sumber pendapatan yang dapat dieksploitasi tanpa memikirkan keterbatasannya. Menyimak kondisi seperti di atas, menjadi suatu kepentingan yang cukup mendesak dan sangat bermanfaat bagi masyarakat maupun pemerintah bilamana dilakukan suatu pengkajian yang mendalam terhadap persoalan pengelolaan lingkungan hidup yang mendukung peningkatan Pendapatan Asli Daerah dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan hidup itu sendiri beserta fungsinya.

1.2. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, jika otonomi dikaitkan dengan pengelolaan lingkungan hidup secara berkelanjutan maka ada satu pertanyaan mendasar yang memerlukan sorotan kritis secara normatif yakni, bagaimanakah Hukum Lingkungan mengendalikan kegiatan pengelolaan lingkungan hidup agar berkelanjutan dengan tetap dapat mendukung peningkatan pendapatan asli daerah ?

1.3. Metode Penelitian

Penelitian ini diklasifikasikan dalam penelitian hukum normatif yang difokuskan pada bahan-bahan hukum terkait. Mengenai pendekatan yang akan diterapkan dalam penelitian ini dilakukan melalui pendekatan konseptual conceptual approach dan pendekatan undang-undang statuta approach. Pendekatan konseptual diterapkan untuk menemukan beberapa pengertian yang dibutuhkan terkait penelitian yang dilakukan. 4 Selanjutnya pendekatan perundang-undangan diterapkan untuk mendapat ketentuan hukum yang melandasi penelitian yang dilakukan. Sebagai bahan hukum primer dari penelitian ini berasal dari penelitian terhadap berbagai peraturan perundang-undangan terkait. Peraturan perundang-undangan yang dimaksudkan, seperti UU No. 32 Tahun 2009 serta UU No. 23 Tahun 2014. Bahan hukum sekunder yang digunakan antara lain diperoleh dari bahan pustaka di bidang Hukum Administrasi Negara, Hukum Pemerintahan Daerah, Hukum Lingkungan yang berkaitan dengan teknis dan substansi penelitian. Sementara itu, tehnik yang diterapkan dalam pengumpulan bahan hukum yang diperlukan dalam penyusunan naskah akademik ini adalah melalui tehnik telaahan kepustakaan study document. Telaahan kepustakaan dilakukan dengan dengan cara mencatat dan memahami isi dari masing-masing informasi yang diperoleh dari bahan hukum primer dan sekunder. Dalam penerapan tehnik telaahan kepustakaan itu didukung pula oleh tehnik bola salju dengan menemukan bahan hukum sebanyak mungkin dari informasi yang awalnya sedikit sehingga bahan hukum yang diperoleh dapat selengkap dan seobyektif mungkin untuk selanjutnya dilakukan interpretasi, sistematisasi, evaluasi serta dianalisis isinya content analysis. 5

II. PEMBAHASAN 2.1. Konsepsi Otonomi Daerah