Instrumen Preventif PEMBAHASAN 2.1. Konsepsi Otonomi Daerah

dapat terjadi pada semua sumber daya dari lingkungan hidup. Pemanasan global, hujan asam, pelubangan ozon, abrasi pantai, intrusi air laut merupakan beberapa contoh akibat laten tersembunyi yang sewaktu-waktu dapat muncul yang ditimbulkan oleh pencemaran danatau perusakan kelestarian lingkungan hidup beserta fungsinya. Mengenai instrumen Hukum Lingkungan yang dapat dipergunakan untuk mencegah atau mengendalikan perusakan danatau pencemaran terhadap lingkungan hidup dapat dibedakan atas instrumen yang bersifat preventif dan represif. Adapun kedua pembidangan instrumen tersebut dapat disimak uraian berikut ini.

3.1. Instrumen Preventif

Mengingat akan akibat yang dapat terjadi dalam perusakan danatau pencemaran lingkungan hidup, maka berbagai upaya yang bersifat preventif dapat dikembangkan oleh pihak Pemerintah, masyarakat maupun pengusaha. Upaya preventif yang dimaksudkan antara lain berupa kegiatan penaatan compliance berupa pembinaan, pemberian insentif, disinsentif, pemberian penghargaan, penetapan baku mutu lingkungan, persyaratan AMDAL, perizinan dan penerapan sanksi hukum administrasi ringan bagi rencana kegiatan yang diduga menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan hidup. a. Pembinaan dilakukan terhadap pengusaha, masyarakat luas maupun aparat penegak hukum untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran hukumnya di bidang lingkungan hidup; b. Insentif dapat dilakukan antara lain dalam bentuk penetapan produk hukum yang mengatur tentang subsidi, pinjaman dengan bunga khusus, penyaluran kredit berwawasan lingkungan, keringanan atau pembebasan pajak serta retribusi terhadap alat-alat pencegah pencemaran danatau perusakan lingkungan; c. Disinsentif dapat dilakukan melalui penetapan produk hukum yang menentukan pungutan pencemaran atau biaya pemulihan lingkungan hidup terhadap sejumlah zat pencemar yang dibuangnya; d. Penghargaan sebagai perintis lingkungan, pengabdi lingkungan, penyelamat lingkungan terbaik, ataupun sebagai pembina lingkungan diberikan kepada setiap orang yang sangat berjasa dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup 12 ; 12 Harun M. Husein, Lingkungan Hidup, Masalah dan Penegakan Hukumnya, Bumi Aksara, Jakarta, 1993, hlm. 79. 11 e. Penetapan produk hukum tentang baku mutu lingkungan oleh Pemerintah di tingkat Daerah untuk masing-masing sumber daya lingkungan hidup, sebagai dasar hukum didalam melakukan penilaian suatu dugaan sumber daya tertentu tercemar danatau dirusakkan. Untuk wilayah ekologis Bali, ketentuan tentang Baku Mutu Lingkungan Propinsi Bali dapat dijumpai pada Keputusan Gubernur Bali No. 515 Tahun 2000. f. Persyaratan AMDAL Analisis Mengenai Dampak Lingkungan bagi setiap rencana kegiatan yang diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap kelestarian fungsi lingkungan hidup. AMDAL sebagai instrumen prediksi secara ilmiah yang terdiri atas 4 dokumen yakni Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KA ANDAL, ANDAL, Rencana Pengelolaan Lingkungan RKL dan Rencana Pemantauan Lingkungan RPL; g. Persyaratan perizinan bagi suatu kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan hidup. Melalui lembaga perizinan, Pemerintah dapat mengawasi, mengarahkan atau mengendalikan suatu kegiatan agar ramah lingkungan atau tetap mengupayakan pelestarian fungsi lingkungan hidup. Didalam izin bersangkutan dapat dirumuskan secara jelas mengenai kewajiban pemegang izin untuk mengolah limbah, syarat mutu limbah yang dapat dibuang ke media lingkungan, dan lain sebagainya; h. Penerapan sanksi hukum administratif yang ringan berupa peringatan baik lisan maupun tertulis kepada pihak-pihak yang diduga kegiatannya akan menimbulkan pencemaran danatau kerusakan lingkungan hidup.

3.2. Instrumen Represif