Latar Belakang Masalah Analisis Pengaruh Return On Equity, Return On Assets Dan Net Profit Margin Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Retail Di Bursa Efek Indonesia

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pasar modal memiliki peran yang strategis didalam pembangunan nasional sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi dunia usaha dan wahana investasi bagi masyarakat. Pasar modal merupakan salah satu alternatif yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dananya. Perusahaan juga dapat memenuhi kebutuhan dananya melalui lembaga perbankan, namun karena terbatasnya leverage, suatu perusahaan tidak dapat memperoleh pinjaman dari bank. Oleh karena itu, pasar modal merupakan pelengkap di sektor keuangan terhadap dua lembaga lainnya, yaitu bank dan lembaga pembiayaan Usman dalam Anoraga,2001:5. Dalam Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995 tentang pasar modal, dinyatakan bahwa laporan keuangan tahunan harus disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada Bapepam 120 hari setelah tanggal tutup buku perusahaan. Hal ini berarti bahwa laporan keuangan maksimum disampaikan pada bulan april Hendi dan Darmadji : 2001 dan karena para pelaku pasar terus menanti munculnya informasi positif baru di Bursa Efek Indonesia maka pada saat ini investor akan bereaksi setelah laporan keuangan yang telah diaudit diumumkan atau lebih dikenal dengan sebutan april effect. Investor membeli sejumlah saham dengan harapan memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham atau pembayaran sejumlah deviden oleh perusahaan sebagai imbalan atas waktu dan resiko didalam berinvestasi. Investor memiliki kepentingan terhadap laba saat ini , laba di masa yang akan datang serta adanya stabilitas laba, sehingga investor lebih tertarik dengan perusahaaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi karena dianggap memberikan return yang tinggi. Semakin tinggi minat investor maka permintaan akan saham perusahaan semakin tinggi. Permintaan saham yang semakin tinggi akan meningkatkan harga saham perusahaaan tersebut. Bolten dan Weigand 1998: 77-84, dalam Mulyono 2000: 100 mengatakan bahwa ekspektasi untuk memperoleh pendapatan yang lebih besar di masa mendatang berpengaruh positif terhadap harga saham. Variasi harga saham ditentukan oleh banyak faktor, baik yang berasal dari lingkungan eksternal maupun internal perusahaan. Investasi yang aman memerlukan analisis yang cermat, teliti dan didukung dengan data-data yang yang akurat, sehingga dapat mengurangi resiko bagi investor yang berinvestasi. Ada banyak teknik analisis dalam melakukan penilaian investasi, tetapi yang sering digunakan adalah analisis yang bersifat fundamental, analisis teknikal, analisis ekonomi dan analisis rasio keuangan Anoraga dan Pakarti, 2001:108. Secara garis besar ada 4 jenis rasio keuangan yang dapat digunakan untuk menilai kinerja suatu perusahaan, yaitu rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas. Profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah 1 kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan Brigham dan Houston,2001:107. Dari sudut pandang investor, salah satu indikator penting untuk menilai prospek perusahaan di masa datang adalah dengan melihat sejauh mana pertumbuhan profitabilitas perusahaan. Indikator ini sangat penting diperhatikan untuk mengetahui sejauh mana investasi yang akan dilakukan investor di suatu perusahaan mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat yang disyaratkan investor Tandelilin,2010:372. Artinya di dalam berinvestasi, seorang investor melakukan analisis terhadap kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba, sehingga investor memerlukan informasi yang berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan. Terdapat dua jenis rasio dalam menilai profitabilitas, yang pertama yaitu rasio yang menunjukkan laba dalam hubungannya dengan investasi. Rasio yang termasuk didalammnya antara lain Return on Equity ROE atau sering disebut rentabilitas modal sendiri yang bertujuan untuk mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri Martono dan harito,2001:60. Rasio ini bisa dikatakan sebagai rasio yang paling penting dalam keuangan perusahaan. Suatu angka ROE yang bagus akan membawa keberhasilan bagi perusaahan, yang mengakibatkan tingginya harga saham dan membuat perusahaan dapat dengan mudah menarik dana baru. Hal tersebut dapat menciptakan nilai yang tinggi dan pertumbuhan yang berkelanjutan atas kekayaan para pemiliknya Walsh,2004 : 56. Bagi perusahaan secara individu, ROE yang baik akan mempertahankan kerangka kerja keuangan pada tempatnya untuk perusahaan yang sedang tumbuh dan berkembang. Untuk ekonomi secara keseluruhan ROE dapat menggerakkan investasi dibidang industri, pertumbuhan produk nasional bruto, lowongan atau kesempatan kerja, penerimaan pajak pemerintah, dan sebagainya. Oleh karena itu, ROE merupakan suatu fitur penting dari ekonomi pasar modern secara keseluruhan maupun bagi setiap perusahaan Walsh,2004 : 56. Rasio berikutnya adalah Return on Assets ROA yang menggambarkan sejauh mana kemampuan asset-asset yang dimiliki perusahaan bisa menghasilkan laba Tandelilin,2010:372. ROA diperoleh dengan membagi laba bersih dengan total aktiva Mardiyanto,2009:62. Rasio ini adalah ukuran kinerja terbaik kedua dan signifikansinya tidak dapat dibantah lagi, adapun signifikansi tersebut adalah ROA merupakan satu – satunya penggerak ROE yang terbaik, ROA merupakan ukuran efisiensi operasi yang utama dan ROA merupakan rasio yang paling dapat dikendalikan oleh manajemen perusahaan Walsh,2004 : 64. Jenis rasio yang kedua adalah rasio profitabilitas yang menunjukkan hubungan antara penjualan dengan laba. Net Profit Margin merupakan salah satu rasio yang termasuk didalamnya, yang mengukur efisiensi keseluruhan perusahaan dengan membandingkan laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih Martono dan Harito,2001:59. Net Profit Margin NPM merupakan ukuran yang baik dan digunakan hampir secara universal dalam memantau profitabilitas perusahaan Walsh,2004 : 67. Didalam menilai profitabilitas perusahaan ROE, ROA dan NPM merupakan rasio profitabilitas yang sudah cukup mewakili rasio lain didalam menilai profitabilitas perusahaan, karena didalam mengukur profitabilitas suatu perusahaan ketiga rasio ini telah memperhitungkan ekuitas, asset serta penjualan. Menurut Tandelilin 2010:386, semakin besar ROE, ROA, dan NPM yang dihasilkan maka kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba akan semakin baik, sehingga kepercayaan investor untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut juga akan meningkat. Investasi yang meningkat pada akhirnya akan mempengaruhi harga saham serta nilai perusahaan tersebut. Retail merupakan tahap akhir proses distribusi dengan dilakukannya penjualan langsung pada konsumen akhir. Bisnis Retail didefinisikan sebagai mata rantai terakhir dalam melakukan kegiatan penjualan barang dan jasa dari produsen sampai kepada konsumen akhir Sopiah dan Syihabudhin, 2008:7. Seiring bangkitnya perekonomian global dan minat belanja konsumen, maka bisnis di sektor retail dipercaya masih menjanjikan. Bisnis Retail memegang peranan yang sangat penting karena memberikan banyak kontribusi dalam menyerap tenaga kerja, sehingga bisa mengurangi angka pengangguran Sopiah dan Syihabudhin, 2008:110. Berdasarkan data yang didapat dari Kompas pada bulan Mei 2010 bahwa perkembangan retail di Indonesia dari tahun ke tahun menuju ke arah yang lebih baik. Hal ini terlihat dari penjualan retail yang sempat jatuh hingga minus 26,3 pada November 2008 mengalami peningkatan hingga 40 pada Februari 2010 . Tahun 2008 dan tahun 2009, akibat dari resesi global dan lemahnya daya beli konsumen, mengakibatkan lambatnya laju pertumbuhan sektor perdagangan. Jika pada tahun 2007 sektor perdagangan mampu tumbuh hingga 9,41, maka pada tahun 2009 sektor ini hanya tumbuh sebesar 0,02. Investasi langsung di sektor perdagangan juga mengalami peningkatan yang tajam. Hal ini terlihat dari realisasi investasi domestik pada tahun 2009, di sektor perdagangan mencapai Rp 1,4 triliun atau meningkat sebesar 142,4 dari tahun 2008, sedangkan investasi luar negeri tahun 2009 mencapai 706 juta dollar AS atau meningkat sebesar 21,3 dari tahun 2008. Meningkatnya angka investasi tersebut berpengaruh positif bagi perekonomian indonesia karena dapat menyerap tenaga kerja yang tidak sedikit, hal ini terlihat dari sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang mampu menyerap 20,9 jumlah tenaga kerja nasional. Oleh sebab itu bisnis di sektor retail dipercaya masih menjanjikan Kompas,Mei 2010. Tabel 1.1 menunjukkan pertumbuhan penjualan bersih perusahaan retail yang terdaftar di bursa efek indonesia pada tahun 2009. Tabel 1.1 Pertumbuhan Penjualan Bersih perusahaan Retail yang Terdaftar di BEI Tahun 2009 Perusahaan Retail Penjualan bersih tahun 2008 Penjualan bersih tahun 2009 Pertumbuhan penjualan bersih tahun 2009 persen ALFA 1.661.343 1.567.550 5,6 HERO 5.863.988 6.653.396 11,8 LPPF 11.400 617.432 98,1 MAPI 3.468.035 4.112.215 15,7 MPPA 9.027.620 10.280.460 12,1 MTSM 23.344.789 23.141.990 0,87 RALS 4.407.554 4.310.395 2,25 RIMO 138.672.232 70.544.943 96,5 SONA 550.313.997 524.565.432 4,91 Sumber : Kompas: Thiono, Mei 2010 diolah Tabel 1.1 menunjukkan bahwa pada tahun 2009, 4 dari 9 perusahaan retail di pasar modal mengalami pertumbuhan penjualan bersih yang positif, sedangkan 5 perusahaaan lainnya ALFA, MTSM, RALS, RIMO dan SONA mengalami pertumbuhan penjualan bersih yang negatif. Secara garis besar perusahaan retail lebih banyak mengalami pertumbuhan penjualan bersih yang negatif, hal ini dipengaruhi karena krisis keuangan global yang terjadi pada tahun 2008 dan 2009, yang berdampak pada sektor riel indonesia. Dampak yang ditimbulkan oleh krisis keuangan global tersebut adalah melemahnya daya beli masyarakat karena melemahnya mata uang Rupiah. Pertumbuhan penjualan bersih tahun 2009 diperoleh dengan rumus perbandingan penjualan bersih tahun 2008 dikurang penjualan bersih tahun 2008 dibagi penjualan bersih tahun 2009. Untuk menunjukkan besarnya ROE, ROA, dan NPM perusahaan retail serta kaitannya terhadap naik turunnya harga saham maka dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1.2 Return On Equity, Return On Assets, dan Net Profit Margin serta Harga Saham perusahaan Retail yang terdaftar di BEI tahun 2008 dan 2009 Perusahaan Retail Return On Equity Return on Assets Net Profit Margin Harga Saham rata-rata bulan April RP 2008 2009 2008 2009 2008 2009 2008 2009 ALFA 4,2 24,3 2,7 0,11 0,98 4,8 2200 2755 HERO 12,8 18,5 4,5 5,8 1,65 2,58 4000 5714 LPPF 8,4 7,7 6,24 1,2 32,4 2,96 235 235 MAPI 6,2 12,7 1,85 4,85 2,01 3,99 282,2 695,2 MPPA 0,34 3,54 0,11 10,8 0,09 2,92 569 1267 MTSM 1,4 1,2 1,16 0,98 4,74 4,18 500 1200 RALS 18,5 13,5 14,3 10,4 7,78 7,77 471,5 931,4 RIMO 9,4 211,2 1,98 1,71 1,02 40,3 190 58,4 SONA 13,8 14,2 3,74 5,3 4,03 5,09 1550 1600 Sumber : www.idx.com Tabel 1.2 menunjukkan bahwa perusahaan retail HERO, MAPI, MPPA, MTSM dan SONA mengalami kenaikan harga saham sebagai akibat dari naiknya jumlah ROE, ROA, dan NPM pada tahun 2008 ke tahun 2009. Hal ini sesuai dengan teori yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa kenaikan ROE, ROA, dan NPM akan meningkatkan harga saham perusahaan. Hal ini berbanding terbalik di beberapa perusahaan seperti ALFA dan RALS yang justru mengalami kenaikan harga saham ketika jumlah ROE,ROA, dan NPM perusahaan tersebut menurun. Penelitian yang dilakukan oleh Rinati 2009 mengenai Pengaruh Net Profit Margin NPM, Return on Assets ROA dan Return on Equity ROE terhadap harga saham pada Perusahaan yang tercantum dalam Indeks LQ45. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serempak variabel Net Profit Margin NPM, Return on Assets ROA dan Return on Equity ROE memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham, sedangkan secara parsial hanya Return on Assets ROA yang memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Penelitian yang dilakukan Leonardo 2009 mengenai analisis pengaruh PER, ROE dan NPM terhadap harga saham industri rokok yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian menunjukan bahwa ketiga variabel memiliki pengaruh terhadap harga saham, namun secara parsial hanya variabel NPM dan PER yang berpengaruh terhadap harga saham sedangkan variabel ROE tidak berpengaruh. Berdasarkan uraian serta permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”Analisis Pengaruh Return on Equity ROE, Return on Assets ROA dan Net Profit Margin NPM Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Retail di Bursa Efek Indonesia”

B. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Net Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE), Price Book Value (PBV) dan Earnings Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham Pada Peusahaan Perbankan yang Teraftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) (2009-2011)

2 39 104

Analisis Hubungan Rasio Leverage Dengan Return On Investment (ROI) Pada PT Wahana Ottomitra Multiartha,Tbk

7 93 71

Analisis pengaruh Return On Asset (ROA), Debt To Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM) dan Current Ratio (CR) terhadap harga saham: studi empiris pada perusahaan tambang yang terdaftar di bursa efek Indonesia Tahun 2011-2013

3 51 102

PENGARUH RETURN ON ASSETS (ROA) , RETURN ON EQUITY (ROE) DAN NET PROFIT MARGIN (NPM) TERHADAP HARGA SAHAM PADA Pengaruh Return On Assets (Roa), Return On Equity(Roe) Dan Net Profit Margin(Npm) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Food And Beve

0 4 13

PENGARUH RETURN ON ASSETS (ROA), RETURN ON EQUITY (ROE) DAN NET PROFIT MARGIN (NPM) TERHADAP HARGA SAHAM PADA Pengaruh Return On Assets (Roa), Return On Equity(Roe) Dan Net Profit Margin(Npm) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Food And Bever

0 3 13

PENGARUH RETURN ON ASSETS (ROA), RETURN ON EQUITY (ROE) DAN NET PROFIT MARGIN (NPM) TERHADAP HARGA SAHAM Pengaruh Return On Assets (Roa), Return On Equity (ROE) Dan Net Profit Margin (Npm) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di

0 1 15

PENGARUH RETURN ON ASSETS (ROA), RETURN ON EQUITY (ROE) DAN NET PROFIT MARGIN (NPM) TERHADAP HARGA SAHAM Pengaruh Return On Assets (Roa), Return On Equity (ROE) Dan Net Profit Margin (Npm) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di

0 2 15

PENGARUH RETURN ON ASSETS (ROA), RETURN ON EQUITY (ROE) DAN NET PROFIT MARGIN (NPM) TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN FOOD & BEVERAGES PERIODE 2009-2012 DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 113

RETURN ON EQUITY, RETURN ON ASSETS, NET PROFIT MARGIN, DAN TOTAL ASSETS TURNOVER TERHADAP

0 0 10

PENGARUH RETURN ON EQUITY, RETURN ON ASSETS, DAN NET PROFIT MARGIN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN YANG TERGABUNG DALAM INDEKS LQ 45

0 0 14