Berdasarkan uraian serta permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya
maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”Analisis Pengaruh Return on Equity ROE, Return on Assets ROA dan Net Profit
Margin NPM Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Retail di Bursa Efek Indonesia”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan maka dirumuskan
masalah sebagai berikut: ”Apakah Return on Equity ROE, Return on Assets ROA dan Net Profit Margin NPM memilki pengaruh terhadap Harga
Saham Perusahaan Retail di Bursa Efek Indonesia BEI?” C. Kerangka Konseptual
Dalam investasi saham di pasar modal unsur yang penting yang perlu diperhatikan adalah resiko dan hasil. Sehingga diperlukan kemampuan untuk
menganalisis saham-saham mana yang memberikan keuntungan dan juga resiko yang besar. Tandelilin 2010:372 menyatakan bahwa dalam melakukan analisis
perusahaan, biasanya digunakan dua rasio profitabilitas utama yaitu Return on Equity ROE dan Return on Assets ROA perusahaan, serta rasio profitabilitas
yang penting lainnya dalam menganalisis harga saham adalah Net Profit Margin NPM.
Menurut Mardiyanto 2009: 196 ROE adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba bagi para pemegang
saham. ROE dianggap sebagai representasi dari kekayaan pemegang saham atau nilai perusahaan. Menurut Riyadi 2006: 155 Return On Equity ROE adalah
perbandingan antara laba bersih dengan modal modal inti perusahaan. Rasio ini menunjukkan tingkat persentase yang dapat dihasilkan. ROE sangat penting bagi
para pemegang saham dan calon investor, karena ROE yang tinggi berarti para pemegang saham akan memperoleh dividen yang tinggi pula dan kenaikan ROE
akan menyebabkan kenaikan harga saham. ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba yang berasal dari aktivitas investasi Mardiyanto,2009:196. Menurut Harahap 2008:305 semakin besar ROA maka
semakin baik,karena hal ini menunjukkan bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba. Menurut Dendawijaya 2003: 120 rasio ini digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen dalam memperoleh keuntungan laba secara keseluruhan. Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang
dicapai oleh perusahaan tersebut dan semakin baik pula posisi perusahaan dari segi penggunaan asset.
Walsh 2004 : 64 menyatakan bahwa ROA menyediakan dasar – dasar yang diperlukan oleh satu perusahaan untuk menghasilkan ROE yang baik.
Perusahaan yang tidak memiliki ROA yang baik hampir tidak mungkin menghasilkan ROE yang memuaskan, artinya apabila ROE meningkat harga
saham meningkat. Peningkatan yang terjadi pada ROE mengindikasikan bahwa ROA yang dihasilkan perusahaan tersebut juga meningkat, ROA yang meningkat
selanjutnya akan berpengaruh pada kenaikan harga saham.
Net Profit Margin NPM digunakan untuk mengukur laba bersih setelah pajak dibandingkan dengan total aktiva. Menurut Bastian dan Suhardjono 2006:
299 Net Profit Margin adalah perbandingan antara laba bersih dengan penjualan. Semakin besar NPM, maka kinerja perusahaan akan semakin produktif, sehingga
akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase laba bersih
yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini, maka dianggap semakin baik kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba. Para investor pasar
modal perlu mengetahui kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Dengan mengetahui hal tersebut investor dapat menilai apakah perusahaan itu
profitable atau tidak. Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah
dikemukakan, maka model kerangka konseptual yang digunakan adalah sebagai berikut:
Gambar 1.1: Kerangka Konseptual Sumber : Tandelilin2001,Rinati 2009, Leonardo 2009, Diolah
RETURN ON EQUITY ROE
RETURN ON ASSETS ROA
HARGA SAHAM
PERUSAHAAN RETAIL
NET PROFIT MARGIN NPM
D. Hipotesis