V-11
dikarenakan wilayah ini berbatasan langsung dengan pusat pemerintahan kabupaten Kebumen.
2.2 Teori Lokasi S
alah seorang staf pengajar di Universitas Borneo Kalimantan Timur, menuliskan teori-teori lokasi dari beberapa tokoh di dalam sebuah blognya
http:massofa.wordpress.com20080308teorilokasi . Teori-teori lokasi tersebut
beliau rangkum dari Buku Ekonomi Regional karya D.S. Priyarsono. Berikut ini
isi dari rangkuman yang ditulis :
1. Teori lokasi Tarigan, 2006:77 adalah ilmu yang menyelidiki tata ruang spatial order kegiatan ekonomi, atau ilmu yang menyelidiki lokasi geografis
dari sumber-sumber yang potensial, serta hubungannya terhadap keberadaan berbagai macam usaha atau kegiatan lain baik ekonomi maupun sosial.
2. Teori lokasi Hoover dan Giarratani, 2007 dapat didefinisikan sebagai ilmu yang menyelidiki tata ruang spatial order kegiatan ekonomi. Atau dapat
juga diartikan sebagai ilmu tentang alokasi secara geografis dari sumber daya yang langka, serta hubungannya atau pengaruhnya terhadap lokasi berbagai
macam usaha atau kegiatan lain activity. Secara umum, pemilihan lokasi oleh suatu unit aktivitas ditentukan oleh beberapa faktor seperti: bahan baku
lokal local input, permintaan lokal local demand, bahan baku yang dapat dipindahkan transferred input, dan permintaan luar outside demand.
3. Weber 1909 mendasarkan teorinya bahwa pemilihan lokasi industri didasarkan atas prinsip minimisasi biaya. Weber menyatakan lokasi setiap
industri tergantung pada total biaya transportasi dan tenaga kerja, dimana penjumlahan keduanya harus minimum. Tempat dimana total biaya
transportasi dan tenaga kerja yang minimum adalah identik dengan tingkat keuntungan yang maksimum.
4. Menurut Isard 1956, Masalah lokasi merupakan penyeimbangan antara biaya dengan pendapatan yang dihadapkan pada suatu situasi ketidakpastian
yang berbeda-beda. Isard menekankan pada faktor-faktor jarak, aksesibilitas, dan keuntungan aglomerasi sebagai hal yang utama dalam pengambilan
keputusan lokasi.
V-12
5. Richardson 1969 mengemukakan bahwa aktivitas ekonomi atau perusahaan cenderung untuk berlokasi pada pusat kegiatan sebagai usaha untuk
mengurangi ketidakpastian
dalam keputusan
yang diambil
guna meminimumkan risiko. Dalam hal ini, baik kenyamanan amenity maupun
keuntungan aglomerasi merupakan faktor penentu lokasi yang penting, yang menjadi daya tarik lokasi karena aglomerasi bagaimanapun juga
menghasilkan konsentrasi industri dan aktivitas lainnya. Menurut Christaller 1977 pusat-pusat pelayanan cenderung tersebar di
dalam wilayah menurut pola berbentuk heksagon segi enam. Keadaan seperti itu akan terlihat dengan jelas di wilayah yang mempunyai dua syarat Jayadinata,
1999 : 1. Topografi yang seragam sehingga tidak ada bagian wilayah yang
mendapat pengaruh dari lereng dan pengaruh alam lain. 2. Kehidupan ekonomi yang homogen dan tidak memungkinkan adanya
produksi primer.
2.3 Klasifikasi Taksonomi Model Lokasi