0.46 0.83 Interpretasi pola pita isozim

50 Nilai koefisien kemiripan tertinggi yaitu 0.83 diperoleh pada genotipe Lombok Timur dan Lombok Tengah. Nilai koefisien kemiripan terendah diperoleh genotipe IP-2P dengan Lombok Barat dan IP-2P dengan Bima yaitu 0.00. Hasil analisis data dari karakter kuantitatif berdasarkan koefisien kemiripan yang diukur dengan menggunakan analisis pengelompokan jarak genetik menghasilkan suatu dendrogram. Kedelapan genotipe jarak pagar memiliki kemiripan berkisar antara 9-83 atau terdapat keragaman morfologi sebesar 17-81 Gambar 13. Koefisien kemiripan 0.09

0.27 0.46

0.65 0.83

IP-1A IP-1M Lotim Loteng Bima Lobar Sumbawa IP-2P Gambar 13. Dendrogram 8 genotipe jarak pagar Jatropha curcas L. berdasarkan karakter kuantitatif Delapan genotipe jarak pagar pada koefisien kemiripan 0.46 dikelompokkan menjadi tiga kelompok. Kelompok A hanya terdiri atas genotipe IP-1A. Kelompok B terdiri atas genotipe IP-1M, Lombok Timur, Lombok Tengah, Bima, Lombok Barat dan Sumbawa. Genotipe IP-2P berdasarkan karakter kuantitatif termasuk dalam kelompok C Gambar 13. Nilai korelasi matrik kesamaan MxComp sebesar r = 0.975, artinya dendrogram yang dihasilkan dengan goodness of fit sangat sesuai menggambarkan pengelompokan delapan genotipe jarak pagar tersebut. C A B 51 Analisis Kekerabatan Berdasarkan Isozim Kelima isozim peroksidase, esterase, alkohol dehidrogenase, aspartat aminotransferase dan malat dehidrogenase yang dicobakan memberikan polimorfisme pada pola pitanya. Wendel dan Weeden 1989 mengemukakan bahwa pola pita isozim yang polimorfik dapat diinterpretasikan sebagai susunan genetik dari individu, karena enzim adalah produk langsung dari gen. Oleh karena itu tidak setiap enzim akan cocok untuk suatu tanaman atau akan terjadi keragaman polimorfisme dari setiap enzim yang diuji. Hasil lima macam isozim yang digunakan menunjukkan jumlah variasi pola pita yang terbentuk setiap enzim berbeda, kecuali untuk enzim aspartat aminotransferase AAT dan malat dehidrogenase MDH memiliki jumlah pola pita yang sama yaitu dua variasi pola pita. Pengamatan terhadap analisis isozim dengan enzim peroksidase PER menunjukkan adanya dua daerah aktif. Pada delapan genotipe yang diuji pada penelitian ini variasi pola pita yang terbanyak ditunjukkan oleh enzim peroksidase PER Gambar 14-15. Sistem enzim peroksidase PER menunjukkan tujuh variasi pola pita. Genotipe IP-1A, IP-1M, IP-2P, Lombok Barat, Sumbawa dan Bima memiliki pola pita yang saling berbeda satu dengan yang lain, sementara itu untuk genotipe Lombok Timur dan Lombok Tengah memiliki variasi pola pita yang sama yaitu pola pita keempat. Gambar 14. Variasi pola pita isozim PER pada 8 genotipe jarak pagar IP-1A IP-1M IP-2P Lotim Lobar Loteng Smbw Bima + - 52 Gambar 15. Interpretasi pola pita PER dari 8 genotipe jarak pagar Enzim esterase EST menghasilkan jumlah pola pita sebanyak 4 variasi pola pita yang berada dalam satu daerah aktif Gambar 16-17. Genotipe IP-1A, IP-2P, Lombok Tengah, Sumbawa dan Bima mempunyai variasi pola pita yang sama yaitu pola pita pertama. Variasi pola pita kedua dimiliki oleh genotipe IP- 1M, variasi pola pita ketiga dimiliki oleh genotipe Lombok Timur dan variasi pola pita keempat dimiliki oleh genotipe Lombok Barat. Gambar 16. Variasi pola pita isozim EST pada 8 genotipe jarak pagar Gambar 17. Interpretasi pola pita EST dari 8 genotipe jarak pagar + IP-1A IP-1M IP-2P Lotim Lobar Loteng Smbw Bima Pola pita 1 2 3 4 5 4 6 7 Pola pita 1 2 1 3 4 1 1 1 53 Enzim alkohol dehidrogenase ADH membedakan genotipe ke dalam tiga variasi pola pita yang berada dalam satu daerah aktif dengan satu sampai tiga alel. Genotipe Bima, Sumbawa, Lombok Tengah, Lombok Timur, IP-2P dan IP-1M memiliki variasi pola pita yang sama yaitu pola pita kesatu yang terdiri atas tiga alel. Genotipe Lombok Barat memiliki variasi pola pita kedua yang hanya terdiri dari satu alel. Variasi pola pita ketiga dimiliki oleh genotipe IP-1A dengan dua alel. Hasil analisis isozim genotipe jarak pagar dengan enzim alkohol dehidrogenase ADH disajikan pada Gambar 18-19. Gambar 18. Variasi pola pita isozim ADH pada 8 genotipe jarak pagar Gambar 19. Interpretasi pola pita ADH dari 8 genotipe jarak pagar Pada enzim malat dehidrogenase MDH delapan genotipe jarak pagar yang diamati hanya dibedakan menjadi dua pola pita yang berada dalam satu daerah aktif dengan dua sampai tiga alel. Genotipe IP-1A, IP-1M, IP-2P, Lombok Timur, Lombok Tengah, Sumbawa dan Bima memiliki kesamaan variasi pola pita yaitu pola pita pertama dengan masing masing genotipe memiliki tiga alel. Hanya genotipe Lombok Barat yang mempunyai pola pita kedua dan memiliki dua alel Gambar 20-21. Bima Smbw Loteng Lobar Lotim IP-2P IP-1M IP-1A + Pola pita 1 1 1 2 1 1 1 3 54 Gambar 20. Variasi pola pita isozim MDH pada 8 genotipe jarak pagar Gambar 21. Interpretasi pola pita MDH dari 8 genotipe jarak pagar Seperti halnya enzim malat dehidrogenase MDH, enzim aspartat aminotransferase AAT membedakan genotipe jarak pagar yang diamati ke dalam dua variasi pola pita dengan satu daerah aktif dan memiliki dua sampai tiga alel. Genotipe IP-1A, IP-1M, IP-2P, Lombok Barat dan Bima memiliki variasi pola pita yang sama yaitu pola pita kesatu dengan masing masing genotipe memiliki dua alel. Genotipe Lombok Timur, Lombok Tengah dan Sumbawa memiliki variasi pola pita kedua dengan masing-masing tiga alel. Hasil analisis isozim genotipe jarak pagar dengan enzim aspartat aminotransferase AAT disajikan pada Gambar 22-23. Gambar 22. Variasi pola pita isozim AAT pada 8 genotipe jarak pagar + IP-1A IP-1M IP-2P Lotim Lobar Loteng Smbw Bima IP-1A IP-1M IP-2P Lotim Lobar Loteng Smbw Bima + Pola pita 1 1 1 1 2 1 1 1 55 IP-1A IP-1M IP-2P Lotim Lobar Loteng Sumbawa Bima + Rf

0.20 0.50