BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pola sebaran spasial suatu jenis tumbuhan merupakan salah satu karakteristik penting dalam sebuah komunitas ekologi. Analisis pola sebaran
spasial jenis tertentu merupakan hal yang sangat mendasar dalam kehidupan organisme Connel 1963, diacu dalam Ludwig Reynolds 1988. Menurut
Susanti et al. 2000 pengetahuan tentang pola sebaran spasial suatu jenis dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam perencanaan strategi pengelolaan
hutan produksi yang memperhatikan kelestarian aspek ekologi. Merbau merupakan jenis kayu komersial bernilai ekonomi tinggi dan telah
dikenal dengan baik dalam perdagangan kayu dunia. Jenis ini termasuk dalam famili Fabaceae yang menyebar mulai dari Sumatera sampai Papua. Karena
intensitas penebangan yang cukup tinggi, maka populasinya kini hanya tersisa di Papua dan sebagian Maluku dengan jumlah yang terus menurun Rimbawanto
Widyatmoko 2006. Sebagian besar kayu merbau yang diperdagangkan di dunia berasal dari
New Guinea, yaitu Papua New Guinea serta Provinsi Papua dan Papua Barat, Indonesia Newman Lawson 2005. Tong et al. 2009 menyatakan bahwa
sebanyak 84,4 produksi merbau Indonesia berasal dari Papua. Produksi kayu bulat merbau asal Papua pada tahun 2003-2005 mencapai angka 203.336,78
m
3
tahun Tokede et al. 2006 Maraknya penebangan merbau secara besar-besaran menyebabkan
timbulnya kecemasan dari berbagai pihak akan kelestarian jenis ini. Beberapa pihak mengusulkan untuk memasukkan merbau ke dalam Appendix III CITES
sehingga perdagangan merbau dapat terkontrol dengan baik. IUCN sendiri sejak tahun 1998 telah memasukkan jenis Intsia bijuga dan I. acuminata ke dalam
kategori rentan vulnerable. Berdasarkan beberapa hal di atas, maka penelitian tentang pola sebaran
merbau di Papua perlu dilakukan. Penelitian ini dilakukan pada hutan primer dan
hutan bekas tebangan sehingga dapat diidentifikasi pola sebaran merbau pada berbagai kondisi hutan tersebut serta dapat diketahui perlakuan yang tepat dalam
pengelolaan jenis ini.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah: 1.
Mengidentifikasi pola sebaran spasial jenis merbau pada hutan primer dan hutan bekas tebangan.
2. Mengidentifikasi kesamaan komunitas antara hutan primer dan hutan bekas
tebangan. 3.
Mengidentifikasi hubungan asosiasi antar jenis merbau dan jenis merbau dengan beberapa jenis dominan di areal IUPHHK-HA PT Mamberamo
Alasmandiri. 4.
Membandingkan struktur tegakan antara hutan primer dan hutan bekas tebangan.
1.3 Manfaat