Penyusunan Model Struktur Tegakan

Keterangan: a = frekuensi ditemukan kedua spesies dalam unit contoh b = frekuensi ditemukan spesies A namun tidak terdapat spesies B dalam unit contoh c = frekuensi ditemukan spesies B namun tidak terdapat spesies A dalam unit contoh d = frekuensi dimana tidak ditemukan kedua spesies dalam unit contoh b. Pernyataan hipotesis. Hipotesis nol dinyatakan bahwa masing-masing spesies bersifat independen tidak ada hubungan korelasi. c. Perhitungan statistik χ 2 = | | Nilai χ 2 tabel pada derajat bebas 1 dan taraf nyata 5 adalah 3,84 sehingga: Jika χ 2 3,84, maka tolak Ho Jika χ 2 ≤ 3,84, maka terima Ho d. Menganalisis pola hubungan asosiasi. Jika a Ea, maka hubungan asosiasinya adalah positif. Jika a ≤ Ea, maka hubungan asosiasinya adalah negatif, dimana Ea adalah nilai harapan munculnya kejadian a. Ea = e. Perhitungan indeks asosiasi Indeks Ochiai : OI = √ √ Indeks Ochiai di atas bernilai 0 hingga 1, semakin mendekati 1 maka asosiasinya maksimum.

3.4.5 Penyusunan Model Struktur Tegakan

Model struktur tegakan yang digunakan adalah model eksponensial negatif yang dinyatakan oleh Meyer 1953, diacu dalam Husch et al. 2003 sebagai berikut: N = k e –aD Keterangan : N = jumlah pohon menurut kelas diameter pohon Nha k = konstanta yang menyatakan jumlah pohon pada kelas diameter pohon rendah e = 2,7183 a = konstanta yang menyatakan kemiringan garis kurva, menunjukkan laju pengurangan jumlah pohon setiap meningkatnya kelas diameter. D = kelas diameter pohon mulai 10 cm ke atas Bentuk linear model tersebut adalah: Ln N = Ln k – aD Persamaan ini identik dengan persamaan umum regresi linear sederhana yaitu Y = b + b i X, sehingga diperoleh: Y = Ln N b = ln k b i = -a X = D

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Sejarah Perusahaan

PT Mamberamo Alasmandiri merupakan perusahaan PMDN yang tergabung dalam KODECO GROUP. Izin Pemanfaatan Hutan PT Mamberamo Alasmandiri didasarkan pada keputusan Menteri Kehutanan No. 1071Kpts- II1992 tanggal 19 November 1992 seluas 691.700 ha yang kemudian diperbarui berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 910Kpts- IV1999 tanggal 14 Oktober 1999 dengan luas 677.310 ha. Perubahan areal tersebut berkaitan dengan diberlakukannya Perda No.3 Th. 1993 yang berisi pelepasan areal habitat buaya seluas 83.890 ha dan hutan lindung seluas 25.000 ha, serta penambahan areal seluas 94.500 ha yang berasal dari areal enclave.

4.2 Letak dan Luas Areal IUPHHK-HA

Areal kerja IUPHHK PT Mamberamo Alasmandiri terletak di dalam wilayah distrik Mamberamo Hulu, Mamberamo Tengah, dan Mamberamo Hilir, serta distrik Waropen Atas, Kabupaten Mamberamo Raya, Provinsi Papua. Menurut pembagian wilayah pemangkuan hutan, termasuk ke dalam Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan BKPHRanting Dinas Kehutanan Waropen Atas, Kesatuan Pemangkuan Hutan KPHCabang Dinas Kehutanan Serui, dan Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan MamberamoCabang Dinas Kehutanan Sarmi, Dinas Kehutanan Provinsi Papua. Batas areal kerja IUPHHK-HA PT Mamberamo Alasmandiri berdasarkan RKUPHHK-HA periode 2008-2017 adalah sebagai berikut: Sebelah Utara : Batas buatan. Sebelah Timur : Sungai Mamberamo, Suaka Margasatwa Pegunungan Foja dan Hutan Lindung. Sebelah Selatan : Suaka Margasatwa Pegunungan Foja, Habitat Buaya. Sebelah Barat : IUPHHK PT Semey Matoa Timber, IUPHHK PT Kayu Ekaria dan hutan lindung.