III. METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Peneliltian lapang dilaksanakan di Desa Curugbarang Kecamatan Cipeucang, Kabupaten Pandeglang, pada Bulan April sampai dengan Agustus
2009, sedangkan analisis sifat kimia tanah dilaksanakan di Laboratorium Pengembangan Sumberdaya Fisik Lahan, Departemen Ilmu Tanah dan
Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan terdiri dari contoh tanah, pereaksi untuk analisis kimia, dan bahan organik. Contoh tanah yang digunakan berasal dari Desa
Curugbarang Kec. Cipeucang, Kab Banten yang merupakan salah satu lokasi
Program Percepatan Difusi dan Pemanfaatan IPTEK Kementrian Riset dan
Teknologi. Tanah Alat-alat yang digunakan untuk analisis kimia diantaranya yaitu alat-alat gelas, Eh dan pH-meter, kertas saring, dan AAS.
3.3 Metode penelitian
Pada penelitian ini dibandingkan 4 sistem pertanian padi yaitu konvensional, S.R.I. System of Rice Intensification anoganik, S.R.I.-organik dan
S.R.I.-semi organik. Contoh tanah diambil dari tiap-tiap sistem pertanian lalu di ukur Eh dan pH tanahnya dan dianalisis untuk mendapatkan nilai Fe dan Mn.
Nilai Eh digunakan untuk mengetahui apakah tanah tersebut dalam keadaan reduktif atau oksidatif, sedangkan nilai pH sebagai indikator keasaman tanah.
Nilai Fe dan Mn digunakan untuk menentukan kandungan Fe dan Mn terlarut dalam tanah.
3.3.1. Sistem pertanian padi
Penelitian terdiri dari empat jenis sistem budidaya padi, yaitu konvensional, S.R.I. System of Rice Intensification anorganik, S.R.I. organik,
dan S.R.I. semi-organik. Ukuran petak yang digunakan adalah 4 × 5 m dengan 4 kali ulangan untuk masing-masing sistem penanaman padi Gambar Lampiran 2.
Keempat macam budidaya padi tersebut adalah: 1.
Budidaya padi konvensional dilakukan dengan menanam bibit berumur 30 hari setelah semai, menanam 8 bibit dalam satu lubang dengan jarak 20 cm,
penggenangan dilakukan secara kontinu dengan ketinggian air sekitar 5 cm. Pemupukan dengan dosis 250 kg ureaha, 100 kg SP-36ha, dan 100 kg KClha.
2. Budidaya padi S.R.I. anorganik dilakukan dengan cara menanam bibit berumur
8 hari setelah semai, menanam satu bibit per lubang dengan jarak 30 cm. Transplantasi bibit dari persemaian ke lahan yang disiapkan dilakukan dengan
cara hati-hati dan cepat kurang dari 30 menit. Bibit ditanam pada kedalaman 2 cm dengan posisi akar horizontal. Pengairan diatur sampai tanah mencapai
kondisi lembab tapi tidak tergenang. Pupuk yang digunakan sama dengan budidaya padi konvensional.
3. Budidaya Padi S.R.I. organik, seperti S.R.I. anorganik tetapi pupuk yang
diberikan 100 organik berupa takaran kompos 5 tonha. Pemakaian kompos 5 tonha mengikuti petani setempat.
4. Budidaya padi semi-organik perlakuannya sama dengan S.R.I. anorganik,
tetapi takaran pupuk anorganikmya 50 dan diberi bio-organik fertilizer pupuk organik hayati Fertismart sebanyak 300 kgha.
5.
3.3.2 . Pengukuran Eh dan pH tanah
Pengukuran Eh dan pH tanah dilakukan di lapang dengan cara memasukkan alat Eh dan pH meter kedalam tanah dengan kedalaman sekitar 20
cm, lalu dibiarkan beberapa saat sehingga angka yang tertera pada layar menjadi konstan. Pengukuran Eh dan pH tanah dilakukan pada 0 HST, 55HST, dan 108
HST.
3.3.3. Analisis Fe dan Mn
Untuk pengukuran Fe dan Mn, contoh tanah diambil dari tiap plot. Pengambilan dilakukan pada saat 0 HST, 55 HST, dan 108 HST. Analisis Fe dan
Mn dilakukan dengan cara menimbang 5 gram sampel tanah, lalu ditambahkan 50 mL HCl 0.1 N, dan dishaker sekitar 30 menit, lalu disaring dan diukur dengan
menggunakan AAS Atomic Absorption Spectophotometry 3.3.4. Analisis Statistik
Analisis statistik yang digunakan adalah uji DMRT Duncan Multiple Range Test
dengan selang kepercayaan 5 dimana uji ini digunakan untuk mengukur perbedaan parameter tinggi tanaman, jumlah batang per rumpun dan
hasil panen dari empat jenis sistem budidaya padi.
IV .HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Kondisi Tanah 4.1.1. Sifat Kimia dan Fisik Tanah