dalam keberlangsungan operasional perusahaan, seperti pembayaran gaji karyawan.
Administrasi klaim terdiri dari beberapa kegiatan yang pada dasarnya sama untuk sebagian besar pertanggungan. Umumnya, seseorang atau sistem yang
menangani klaim akan menentukan apakah informasi yang diserahkan atas suatu klaim telah sesuai dengan pertanggungan yang tercantum dalam suatu polis yang
inforce atau tidak, sehingga orang atau sistem tersebut dapat mengambil keputusan untuk menyetujui atau menolak klaim.
Dalam melakukan verifikasi bahwa kerugian yang termasuk di dalam pertanggungan terjadi pada saat kontrak asuransi dalam keadaan inforce, Claim
analyst akan menetapkan tanggal dimulainya pertanggungan. Jika pertanggungan sudah tidak dalam keadaan inforce lagi, maka Claim analyst akan menetapkan
tanggal berakhirnya pertanggungan. Claim analyst yang menerima klaim untuk asuransi kumpulan akan
melakukan verifikasi bahwa kerugian terjadi pada saat pertanggungan dalam kondisi inforce. Dan orang-orang yang menderita kerugian tersebut adalah orang
yang dipertanggungkan dalam polis kumpulan. Analyst juga melakukan verifikasi bahwa semua persyaratan ketenagakerjaan yang diberlakukan dalam polis tersebut
telah dipenuhi, yaitu bahwa masa kerja karyawan yang mengajukan klaim sesuai dengan yang dipersyaratkan dan bekerja di lokasi kkerja yang telah ditentukan.
2.7.3. Hasil Investasi
Premi yang terkumpul pada setiap perusahaan asuransi jiwa mencapai jumlah milyaran rupiah. Oleh karena itu menjadi sangat penting bagi perusahaan asuransi
untuk melakukan investasi atas aset-aset yang ada untuk mencukupi kebutuhan akan dana yang dikelola. Sebagian besar perusahaan asuransi mengandalkan hasil
investasinya untuk menutupi kekurangan akan tarif premi yang diberikan kepada tertanggung.
Perusahaan asuransi jiwa melakukan strategi investasinya melalui berbagai instrumen portofolio yang dianggap dapat memberikan return on investment yang
paling baik dan tetap tunduk pada aturan serta batasan yang telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor 424 tahun 2003
tentang kesehatan keuangan perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi.
Perusahaan asuransi harus menyeimbangkan strategi investasinya dengan regulasi yang telah ada.
2.7.4. Hasil Underwriting
Hasil underwriting adalah nilai yang didapat dengan menghitung selisih antara pendapatan underwriting
dan beban underwriting. Pendapatan underwriting perusahaan asuransi dapat diperoleh dari pendapatan premi bruto,
premi reasuransi dan kenaikan atau penurunan premi yang belum menjadi pendapatan. Sedangkan beban underwriting dapat diperoleh perusahaan asuransi
dari pengeluaran klaim atau manfaat asuransi, klaim reasuransi, kenaikan atau
penurunan kewajiban manfaat polis masa depan dan kenaikan atau penurunan estimasi klaim.
Tingginya hasil underwriting secara umum menunjukan baiknya proses underwriting yang telah dilakukan. Sedangkan penurunana hasil underwriting
menunjukan semakin memburuknya kinerja underwriting selama periode tertentu, yang biasanya diukur dalam jangka waktu tahunan. Baik buruknya kinerja
underwriting bergantung seberapa tepat underwriter membuat keputusan yang objektif terhadap calon tertanggung. Beberapa keputusan yang dapat diambil
diantaranya berikut ini : 1. Menyetujui pertanggungan asuransi sebagaimana yang diminta.
2. Menyetujui ke dalam kelompok substandar. 3. Menolak surat permintaan asuransi
Obyektifitas membantu memastikan bahwa keputusan underwriting konsisten dari surat permintaan asuransi yang satu ke surat permintaan asuransi yang lain di
suatu perusahaan asuransi. Obyektifitas dalam underwriting juga membantu memastikan bahwa setiap tertanggung dikenakan premi yang wajar untuk
pertanggunganasuransi yang diberikan. Untuk membantu underwriter dalam membuat keputusan yang objektif dan
konsisten, perusahaan asuransi jiwa mengembangkan underwriting manual petunjuk underwriting, yaitu suatu dokumen yang berisi informasi deskriptif
mengenai berbagai gangguan terkait kondisi calon tertanggung dan berfungsi sebagai panduan dalam pengambilan keputusan underwriting. Namun demikian
tidak ada underwriting manual yang sepenuhnya mencukupi sebagai panduan
underwriting, dan dengan demikian pengalaman underwriter sangat penting dalam melakukan seleksi risiko yang akurat.
2.8. Data Berkala