kemungkinan kerugian yang bersifat katastrofis dan untuk memastikan kerugian kerugian yang terjadi tidak saling berkaitan, perusahaan asuransi
menyebarkan risiko-risiko yang dipilih untuk diasuransikan.
2.5. Underwriting Asuransi Jiwa
Underwriting adalah proses 1 penilaian dan penggolongan tingkat risiko yang dimiliki oleh seorang calon tertanggung atau sekelompok orang dalam
pertanggungan sehubungan dengan produk asuransi tertentu dan 2 pengambilan keputusan untuk mengambil dan menolak risiko tersebut. Keputusan-keputusan
underwriting yang bijaksana sangat penting untuk memastikan bahwa suatu perusahaan asuransi tetap memiliki kemampuan keuangan yang sehat dan mampu
untuk memenuhi tanggung jawabnya untuk membayar menfaat klaim yang sah. Apabila suatu perusahaan asuransi menerima begitu banyak risiko yang
meragukan tanpa melakukan penyesuaian premi yang memadai, maka perusahaan asuransi harus membayar klaim lebih banyak daripada yang seharusnya. Jika
suatu perusahaan asuransi tidak bisa menerima risiko yang cukup layak dengan tingkat premi yang layak pula, maka perusahaan asuransi tersebut tidak akan
memperoleh keuntungan. Underwriting philosophy falsafah underwriting, juga disebut underwritng
objektives adalah falsafah yang memandu prosedur seleksi risiko dan klasifikasi risiko suatu perusahaan asuransi. Falsafah underwriting pada umumnya
mencerminkan tujuan-tujuan bisnis strategis perusahaan asuransi, termasuk asumsi-asumsi penetapan premi produk-produk asuransi. Falsafah underwriting
sangat berpengaruh dalam pembuatan panduan umum underwritng perusahaan asuransi.
Underwiritng guidelines panduan umum underwriting adalah standar umum yang menetapkan parameter-parameter yang akan digunakan untuk
menggolongakan calon tertanggung ke dalam kelas risiko yang telah ditentukan untuk masing-masing produk asuransi. Panduan umum untuk asuransi perorangan
biasanya mencakup sejumlah karakteristik, termasuk tinggi dan berat badan, tekanan darah, kadar kolesterol dan adanya kondisi kesehatan khusus.
2.6. Laba Perusahaan Asuransi Jiwa
Profitabilitas adalah selisih antara pendapatan yang lebih besar atas pengeluaran. Suatu perusahaan yang secara konsisten menghasilkan laba dapat
terus berbisnis, tumbuh dan meningkatkan kesejahteraan atau meningkatkan nilai perusahaan. Kenaikan nilai perusahaan diindikasikan oleh ukuran-ukuran
kenaikan harga saham perusahaan dan pertambahan akun modal dan surplus di dalam neraca perusahaan. Sebaliknya, perusahaan yang terus mengalami kerugian
akhirnya akan hilang dari dunia bisnis. Walaupun profitabilitas dapat diperoleh dan diukur dalam jangka waktu yang
pendek, perusahaan asuransi biasanya berusaha untuk mendapatkan profitabilitas jangka panjang. Profitabilitas jangka panjang memungkinkan perusahaan asuransi
untuk : 1. Menyediakan dana untuk investasi
2. Membayar dividen polis atau participating policy 3. Membayar dividen tunai kepada para pemegang saham dan meningkatkan
daya tarik saham perusahaan kepada para investor 4. Membuat pemeringkatan yang bermutu tinggi dari lembaga pemeringkat
asuransi 5. Menyedaikan dana untuk mengembangkan produk, lini produk dan jalur
distribusi 6. Menyediakan dana untuk ekspansi dan akuisisi
Laporan laba rugi memberikan beberapa pengertian mendalam terhadap profitabilitas suatu perusahaan asuransi, paling tidak untuk jangka pendek karena
laporan laba rugi tersebut menunjukkan pendapatan bersih atau rugi bersih selama suatu jangka waktu tertentu. Tetapi laporan laba rugi tidak dapat memberikan
pengertian mendalam terhadap profitabilitas perusahaan untuk jangka waktu yang lama.
Return on capital ratio adalah rasio yang digunakan untuk
memperbandingkan beberapa ukuran dari penghasilan suatu perusahaan asuransi selama jangka waktu yang ditentukan dengan beberapa ukuran dari modal dan
surplusnya. Hasil dari rasio penghasilan modal menunjukkan efektifitas suatu perusahaan asuransi dalam menggunakan modal dan surplusnya untuk
menghasilkan laba. Umumnya, semakin tinggi rasio penghasilan modal, semakin efektif perusahaan menggunakan sumberdayanya untuk memperoleh laba.
Mengingat tingkat risiko yang dimiliki perusahaan asuransi, penghasilan modal dapat tak tertimbang atau tertimbang. Rasio tak tertimbang menujukkan bahwa
rasio tersebut tidak menunjukan tingkat risiko yang menjadi ciri operasi perusahaan asuransi. Jika suatu rasio tak tertimbang disesuaikan untuk
membentuk keterpaparaan tingkat risiko suatu perusahaan asuransi, maka rasio tersebut menjadi tertimbang. Dalam melakukan kegiatan bisnis secara normal,
suatu perusahaan asuransi menghadapi kemungkinan risiko serius yang dapat mengancam solvency. Solvency soolvabilitas menurut istilah umum adalah
keadaan dimana suatu perusahaan mampu untuk memenuhi kewajiban keuangannya secara tepat waktu. Risiko-risiko tersebut dapat dikelompokan
dalam empat kategori risiko yang luas, yang dikenal sebagai contingency risks. 1. C-1 risks asset risk
Adalah risiko rugi pada suatu investasi untuk alasan selain daripada perubahan suku bunga pasar. Perusahaan asuransi mengelola risiko aset
dengan mengevaluasi kemungkinan investasi secara hati-hati, menginvestasikan aset mereka dengan jumlah yang besar di dalam
investasi bermutu tinggi, serta mengalokasikan dana untuk seluruh katagori investasi yang berbeda.
2. C-2 risks pricing risk Disebut juga insurance risk yaitu risiko dimana pengalaman nyata
perusahaan asuransi dalam tingkat kematian atau biaya-biaya akan sangat berbeda dari perkiraan, menyebabkan perusahaan asuransi tersebut
menderita kerugian material atas produk tersebut. 3. C-3 risks interest rate risk
Adalah risiko kerugian yang disebabkan oleh perubahan suku bunga pasar. Perusahaan asuransi mengelola risiko ini melalui asset liability
management. 4. C-4 risks general business risk
Yaitu risiko kerugian yang diakibatkan oleh praktek-praktek bisnis umum yang tidak efektif atau faktor-faktor lingkungan yang di luar kendali
perusahaan. Perusahaan mengendalikan risiko ini dengan menugaskan tim manajemen yang bermutu tinggi dan berpengalaman untuk mengendalikan
biaya usaha, melaksanakan pertimbangan manajerial yang sesuai, mendukung perilaku etis, memantau hasil-hasil keuangan serta melakukan
audit internal dan eksternal secara teratur.
2.7. Pendapatan Premi, Beban Klaim, Hasil Investasi dan Hasil Undewriting