BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kertas
Kertas adalah bahan berbentuk lembaran tipis dari suspensi air yang berasal dari serat dan tidak sedikit produksi kertas berasal dari penambahan bukan serat.
Kertas digunakan untuk menulis, mencetak, membungkus, serta menyebarkan informasi dan pengetahuan Smook 1994.
2.1.1 Sejarah Kertas
Kertas pertama kali diciptakan oleh bangsa Cina dan ditemukan oleh Tsai Lun pada tahun 105 Masehi. Penemuan ini kemudian menyebar ke Jepang dan
Korea seiring dengan menyebarnya bangsa Cina ke timur dan berkembangnya peradaban di kawasan tersebut pada 610 Masehi.
Teknik pembuatan kertas jatuh ke tangan orang-orang Arab pada masa pertarungan Cina dan Arab pada tahun 751 Masehi. Para tawanan perang
mengajarkan cara pembuatan kertas kepada orang-orang arab, sehingga kemudian industri kertas mulai berkembang disana. Teknik pembuatan kertas kemudian juga
menyebar di Spanyol dan dibangun mill pertama pada tahun 1144 di kota Xativa. Berkembangnya perusahaan kertas di Italia pada akhir abad 13 memberikan
pemasukan terhadap Eropa sampai pertengahan abad 14 ketika mill pertama dibangun di Prancis. Meskipun pembuatan kertas diperkenalkan di Nuremberg
Jerman pada akhir abad 14, namun Italia masih mendominasi pasar kertas Eropa pada awal abad 15. Menurut Encyclopedia Americana, pembuatan kertas
diperkenalkan di Amerika pada tahun 1575. Mill pertama didirikan di Germanytown, United States pada 1690, selanjutnya pada tahun 1803 paper mill
dibangun di Kanada Paulapuro 2000. Di Indonesia sejarah perkembangan kertas dimulai dengan didirikannya
Pabrik Kertas Padalarang yang merupakan pabrik kertas pertama sekaligus tertua di Indonesia. Pabrik Kertas Padalarang didirikan pada tahun 1922, dengan nama
NV. Papier Fabriek Padalarang yang merupakan cabang dari NV. Papier Fabriek Nijmegan di negeri Belanda.
2.1.2 Proses Pembuatan Kertas
Bowyer et al. 2003 menjelaskan proses pembuatan kertas dilakukan melalui beberapa tahapan, pembuatan pulp pulping, pelarutan serat dalam air,
beating atau refening pulp, pencampuran bahan-bahan additive filler, sizing
material, wet-strenght binders , pembentukan lembaran serat, pembuangan air,
dan pengeringan lembaran. Pulp
dihasilkan dari bahan berlignoselulosa baik kayu maupun non kayu. Pembuatan pulp dapat menggunakan metode mekanis, semi mekanis, kimia,
maupun semikimia. Sifat dan karakteristik pulp yang dihasilkan dari setiap metodepun berbeda, metode yang umum digunakan dalam industri pulp dan
kertas adalah metode kimia dengan proses kraft. Proses kraft adalah proses pembuatan pulp dimana kayu atau bahan berlignoselulosa lainnya dimasak
menggunakan bahan kimia Na
2
S dan NaOH dengan suhu ± 170°.
Sumber: Bowyer et al. 2003
Gambar 1 Tahapan pembuatan kertas. Pulp
yang telah terbentuk wet pulp dan dry pulp mengalami pelarutan kembali dengan menggunakan air untuk memisahkan serat-serat pada pulp.
Konsistensi pulp sangat diperhatikan pada tahap ini. Pulp berada pada konsistensi rendah sekitar 4-5. Tahap ini merupakan tahapan proses produksi kertas yang
banyak membutuhkan air.
Pada proses beating dan refining, pulp serat dipipihkan dan diuraikan. Sebagian bear kekuatan kertas terjadi akibat dari ikatan-ikatan hydrogen molekul-
molekul selulosa yang menyusun serat-serat secara berdampingan. Untuk memberikan potensi ikatan maksimum, serat ditumbuk atau digiling untuk
memipihkan dan menguraikann mikrofibril dari dinding-dinding sel serta memperluas permukaan serat. Kemudian serat kembali dicampur dengan air
hingga konsistensi mencapai 1 serat per berat. Pencampuran bahan-bahan tambahan yang diperlukan seperti bahan kimia,
bahan additive dan lain-lain. Penambahan bahan ini diperlukan untuk meningkatkan sifat dan mutu kertas. Namun jumlah yang ditambahkan dalam
jumlah sedikit. Bahan-bahan kimia yang ditambahkanpun bervariasi tergantung kertas yang dihasilkan. Pulp yang telah dicampurkan bahan additive kemudian
dibentuk menjadi lembaran serat. Stock dialirkan untuk membentuk kertas pada silinder kasa yang berputar. Mesin yang biasa digunakan yaitu fourdriner.
Setelah lembaran serat terbentuk dan dialirkan pada silinder kasa. Pulp mengalir di atas saringan, air keluar dengan bantuan kotak penghisap atau alat
yang mempercepat pengurasan air. Pengurasan air ini menggunakan fourdriner. Lembaran serat tersebut mengalami pengepresan basah dan dilanjutkan dengan
proses penguapan yang bertujuan mengurangi kadar air pada lembaran serat. setelah itu dilakukan pengepresan kembali untuk mendapatkan ketebalan kertas
yang dikehendaki. Kertas lalu digulung kedalam gulungan-gulungan besar yang selanjutnya dapat diproses sesuai dengan kebutuhan menjadi lembaran-lembaran
kecil.
2.1.3 Macam dan Kegunaan Kertas