Hukum Lambert – Beer Penyimpangan Hukum Lambert – Beer Rentang pembacaan absorbansi dan transmitansi

dari sumber spektrum tampak yang kontinyu, monokromator, sel pengabsorpsi untuk larutan sample atau blanko dan suatu alat untuk mengukur perbedaan absorpsi antara sampel dan blanko ataupun pembanding. Sudarmaji, Slamer, “Teknik Analisa Biokimia” Spektrum yang diabsorpsi atau tepatnya jumlah absolut spektrum sinar yang terserap oleh suatu senyawa adalah sejumlah sinar yang diserap atau hilang oleh suatu senyawa pada panjang gelombang tertentu. Untuk senyawa berwarna akan memiliki satu atau lebih penyerapan spektrum yang tertinggi exitinction maximum di daerah spektrum tampak 400 – 700 nm . Untuk mendapatkan spektrum serapan, angka serapan extinction suatu bahan harus diukur pada panjang gelombang tertentu yang diketahui. Serapan pada daerah tampak dapat dikenali dengan mata telanjang, tetapi teknik yang dipakai pada alat spektrofotometer menggunakan prinsip tegangan listrik yang terbentuk pada sel fotoelektron setara dengan jumlah radiasi yang mengenainya Brink, O.G., Flink,R.J., Aobandi, 1984 Pengukuran memakai spektrofotometer bertujuan untuk menentukan absorpsi atau transmisikan suatu zat tertentu. Zat ini biasanya adalah dalam larutan dan waktu dilakukan pengukuran, absorpsi oleh zat pelarutpun ikut terukur. Oleh karena itu, kita harus melakukan percobaan blanko guna membandingkan absorpsi oleh pelarut murni dan absorpsi oleh pelarut murni dan absorpsi oleh larutan. Spektrofotometer harus distel begitu rupa sehingga transmisi blanko menjadi 100 dengan mengatur celah keluar monokromator dan kepekaan dari amplifator. Penurunan intensitas cahaya yang diakibatkan oleh penempatan larutan dalam jalur cahaya sudah tentu hanya diakibatkan oleh penempatan larutan dalam jalur cahaya sudah tentu hanya diakibatkan oleh zat yang ada dalam larutan. Kalau dari zat contoh sudah diketahui beberapa ekstingsinya, maka konsentrasi dapat pula di cari dengan menggunakan grafik Miessler, Gary L, Tarr, Donald A,. 1991

2.3.2. Hukum Lambert – Beer

Jika intensitas cahaya I o pada panjang gelombang tertentu dilewatkan melalui larutan yang mengandung bahan yang mengabsorpsi cahaya dapat diukur dengan Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara detektor. Hukum Lambert – Beer digunakan untuk menggambarkan absorpsi cahaya pada panjang gelombang tertentu yang diberikan oleh absorpsi spesi dalam larutan : 1c A log ∈ = = I I o Dengan A adalah absorbansi; ∈ adalah absorptivitas molar L mol -1 cm -1 ; 1 adalah panjang laluan sinar melalui larutan cm; c adalah konsentrasi spesi molal Basset, J., Penny,R.C., Jeffrey.G.H., 1994

2.3.3. Penyimpangan Hukum Lambert – Beer

Umumnya hukum Lambert – Beer berlaku dalam jangka konsentrasi yang lebar jika struktur ion berwarna ataupun nonelektrolit berwarna dalam keadaan terlarut tidak berubah dengan berubahnya konsentrasi. Elektrolit dalam jumlah kecil, yang tidak bereaksi kimia dengan komponen berwarna, biasanya tidak mempengaruhi penyerapan cahaya; elektrolit dalam jumlah besar dapat mengakibatkan bergesernya absorpsi maksimum, dan dapat juga mengubah nilai absorptivitas molar. Penyimpangan biasanya terjadi bila zat terlarut berwarna mengion, berdisosiasi, atau berasosiasi dalam larutan, karena sifat dasar spesies dalam larutan akan berubah-ubah dengan berubahnya konsentrasi. Juga penyimpangan dapat terjadi bila tidak digunakan cahaya monokromatik. Perilaku suatu zat dapat selalu diuji dengan mengalurkan log I o I t ataupun log terhadap konsentrasi : Suatu garis lurus yang melewati titik 0,0 menyatakan kesesuaian dengan hukum itu. Untuk larutan yang tidak mematuhi hukum Lambert – Beer, paling baik adalah dengan membuat suatu kurva kalibrasi dengan menggunakan sederetan standar yang konsentrasinya diketahui dengan tepat Mulja, M., Suharman, 1995

2.3.4 Rentang pembacaan absorbansi dan transmitansi

Untuk pembacaan absorbansi A atau transmitansi T pada daerah uang terbatas, kesalahan penentuan kadar hasil analisa dinyatakan sebagai : T T T log 0,4343 ∆ • = ∆ C C ∆T adalah harga rentang skala transmitan terkecil dari alat yang masih dapat terbaca pada analisis dengan metode spektrofotometri. Harga ∆T untuk setiap spektrofotometer biasanya bervariasi antara 0,2 – 1 dan selalu dicantumkan sebagai Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara spesifikasi instrumen. Dari rumus tersebut di atas dapat diperhitungkan kesalahan pembacaan A atau T pada analisis dengan metode spektrofotometri. Pembacaan A 0,2 – 0,8 atau T 15 - 65 akan memberikan persentase kesalahan analisis yang dapat diterima 0,5 – 1 , untuk ∆T = 1 Denney,R.C., Sinclair.R., 1991

2.3.5. Perangkat Instrumentasi

Dokumen yang terkait

Penentuan Kadar Iodium Serta Pengaruh Kenaikan Suhu Terhadap Kadar Iodium Di Dalam Garam Konsumsi Yang Diperoleh Dari Pasar Kota Medan Dengan Menggunakan Titrasi Iodometri

0 5 64

Surat Bahan Seminar Hasil

0 0 1

Penentuan Kadar Iodium Serta Pengaruh Kenaikan Suhu Terhadap Kadar Iodium Di Dalam Garam Konsumsi Yang Diperoleh Dari Pasar Kota Medan Dengan Menggunakan Titrasi Iodometri

1 1 8

Penentuan Kadar Iodium Serta Pengaruh Kenaikan Suhu Terhadap Kadar Iodium Di Dalam Garam Konsumsi Yang Diperoleh Dari Pasar Kota Medan Dengan Menggunakan Titrasi Iodometri

0 0 2

Penentuan Kadar Iodium Serta Pengaruh Kenaikan Suhu Terhadap Kadar Iodium Di Dalam Garam Konsumsi Yang Diperoleh Dari Pasar Kota Medan Dengan Menggunakan Titrasi Iodometri

2 7 5

Penentuan Kadar Iodium Serta Pengaruh Kenaikan Suhu Terhadap Kadar Iodium Di Dalam Garam Konsumsi Yang Diperoleh Dari Pasar Kota Medan Dengan Menggunakan Titrasi Iodometri

1 1 2

Penentuan Kadar Iodium Serta Pengaruh Kenaikan Suhu Terhadap Kadar Iodium Di Dalam Garam Konsumsi Yang Diperoleh Dari Pasar Kota Medan Dengan Menggunakan Titrasi Iodometri

0 0 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air - Studi Perbandingan Kandungan Besi (Fe) dan Aluminium Didalam Air Minum yang Diproduksi Oleh PDAM Tirtanadi Pada Unit Cabang Produksi Cabang Sei Agul, Medan Labuhan dan Sunggal Medan

0 0 20

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kiambang (Azolla pinnata) - Pengaruh lama waktu pengomposan kiambang (Azolla Pinnata) terhadap kadar C-Organik, N, P, dan K

0 1 24

PENGARUH LAMA WAKTU PENGOMPOSAN KIAMBANG (Azolla Pinnata) TERHADAP KADAR C-Organik, N, P, DAN K SKRIPSI JUDIKA MEYLISZA SINAGA 060802028

0 0 12