Pendahuluan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peningkatan Kualitas Pendidikan Penutup

b. Integrasi Keilmuan

Dilihat dari segi pengembangan Pendidikan Islam ke depan ada masalah- masalah yang bersifat epistimologi keilmuan, yakni bagaimana merancangkan terintegrasinya ilmu-ilmu yang selam ini digolongkan kepada perennial knowledge dan acquired knowledge. Upaya ini telah dilakukan langkah-langkahnya. Pertama, memasukkan mata pelajaran agama ke sekolah-sekolah umum. Kedua, sekolah umum plus madrasah diniyah. Ketiga, memasukkan mata pelajaran umum ke madrasah dan pesantren. Keempat, Madrasah SKB Tiga Menteri tahun 1975. Kelima, program IDI Islam untuk Disiplin Ilmu. Keenam, madrasah sebgai sekolah yang berciri khas agama Islam. Langkah-langkah yang belum selesai adalah soal Islamisasi ilmu atau setidaknya ilmu yang berwawasan Islam. Pada tingkat perguruan tinggi melahirkan Universita Islam Negri. Sebagai sebuah universitas maka ilmu yang dikembangkan adalah meliputi ilmu eksakta, sosial, humaniora dan ilmu-ilmu keagamaan, yang selanjutnya akan dirancang integrated di antara ilmu-ilmu yang bersumber dari wahyu dengan ilmu yang bersumberdari nonwahyu. Pendidikan Islam semakin kukuh kedudukam]nnya setelah masuk dan inklusif dalam sistem Pendidikan Nasional yang diatur dalam UU No. 2 Tahun 1989 yang selanjutnya diatur pula serangkaian, peraturan pemerintah yang berkenaan dengan pendidikan yang relevan dengan UU No. 20 Tahu n 2003. Untuk mengkukuhkan eksistensi pendidikan Islam di Indonesia, maka usaha ke depan ialah bagaimana memperdayakannya dan mengembangkannya.

C. Relevansi Peningkatan dana Pendidikan dengan Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Pendidikan

1. Pendahuluan

Salah satu perubahan yang besar setelah reformasi ialah meningkatnya perhatian terhadap pendidikan, salah satu indikasinya ialah meningkatnya dana pendidikan yang bersumber dari APBN dan APBD. Banyak faktor penyebab meningkatnya kuantitas dan kualitas pendidikan, salah satu diantaranya, bahkan boleh jadi banyak orang berpendapat merupakan faktor utama, yakni masalah yang berkenaan dengan alokasi anggaran pendidikan, baik APBN maupun APBD. Selama ini terutama sebelum reformasi anggaran pendidikan sanagat kecil, hanya beberapa persen saja dari anggaran APBN. Hal ini selalu menjadi alasan utama penyebab rendahanya mutu pendidikan di Indonesia. Berdasarkan alur pikiran logis sangat mendukung pendapat bahwa dana pendidikan sangat berpengaruh bagi meningkatkan kuantitas dan kualitas pendidikan, sebab dengan anggaran yang cukup akan bisa dibenahi berbagai permasalah pendidikan yang menyangkut dana, seperti melengkapi berbagai sarana dan fasilitas pembelajaran, mulai dari ruang belajar, media pembelajaran, laboratorium, perpustakaan dan lain sebagainya.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peningkatan Kualitas Pendidikan

Menurut teori pendidikan ada beberapa faktor utama yang mendukung lahirnya output yang berkualitas. Pertama, input masukan. Peserta didik, pendidik, sarana prasarana, kurikulum dan sumber sana. Kedua, proses yang mencakup tata pamong governance, kepemimpinan, pengelolaan program, proses pembelajaran, suasana akademik. Ketiga, lingkungan environment, mencakup, lingkungan sosial dan alam. Berkenaan dengan itu perlu dilakukan analisis. Lewat anaslis dapat diklasifikasikan pada tiga hal. Pertama, faktor yang memerlukan dana yang banyak. Kedua, faktor yang memerlukan dana sedikit. Ketiga, faktor yang tidak memerlukan pendanaan

3. Penutup

Tidak bisa dipungkiri bahwa dana pendidikan adalah salah satu yang amat penting dalam meperdayakan pendidikan, dan merupakan salah satu dari intrumen input pendidikan. Menyikapi dana pendidikan, kebutuhan dana prendidikan ini bisa saja tak terbatas, artinya sebanyak mana pun masih juga akan terasa kurang, tetapi disinilah diperlukan sebuah kebijakan yang mengatur priorita. Prioritas yang terlihat saat sekarang ini berkisar di sekitar pendidik, peserta didik, serta sarana dan fasilitas pendidikan. Prioritas ini pun bisa berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya, untuk itu perlu dilakukan kajian yang mendalam terus menerus, dengan asumsi bahwa mungkin sifat keburuhan berkembang dan tergantung pada situasi, kondisi, tempat dan waktu.

D. Pendidikan Islam dan Tantangan Masa Depan dalam Menghadapi Modernisasi dan Globalisasi