BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN MATERI PRAKTIKUM
1. Acara 1 : Hubungan Desa – Kota
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah
sama sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar di antara keduanya terdapat hubungan yang erat. Bersifat ketergantungan, karena di antara mereka saling
membutuhkan. Kota tergantung pada dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan bahan pangan seperti beras sayur, daging dan ikan. Desa juga merupakan sumber
tenaga kasar bagi bagi jenis jenis pekerjaan tertentu di kota. Misalnya saja buruh bangunan dalam proyek proyek perumahan. Proyek pembangunan atau perbaikan jalan
raya atau jembatan dan tukang becak. Mereka ini biasanya adalah pekerja pekerja musiman. Pada saat musim tanam mereka, sibuk bekerja di sawah. Bila pekerjaan di
bidang pertanian mulai menyurut, sementara menunggu masa panen mereka merantau ke kota terdekat untuk melakukan pekerjaan apa saja yang tersedia
.
Hubungan kota - desa cenderung terjadi secara alami yaitu yang kuat akan menang, karena itu dalam hubungan desa - kota, makin besar suatu kota makin
berpengaruh dan makin menentukan kehidupan perdesaan
.
Secara teoristik, kota merubah atau paling mempengaruhi desa melalui beberapa cara seperti :
Ekspansi kota ke desa, atau boleh dibilang perluasan kawasan perkotaan dengan
merubah atau mengambil kawasan perdesaan. Ini terjadi di semua kawasan perkotaan dengan besaran dan kecepatan yang beraneka ragam.
Invasi kota , pembangunan kota baru seperti misalnya Batam dan banyak kota baru
sekitar Jakarta merubah perdesaan menjadi perkotaan. Sifat kedesaan lenyap atau hilang dan sepenuhnya diganti dengan perkotaan.
Penetrasi kota ke desa, masuknya produk, prilaku dan nilai kekotaan ke desa. Proses
ini yang sesungguhnya banyak terjadi.
Ko-operasi kota - desa, pada umumnya berupa pengangkatan produk yang bersifat
kedesaan ke kota.
Dari keempat hubungan desa - kota tersebut kesemuanya diprakarsai pihak dan orang kota. Proses sebaliknya hampir tidak pernah terjadi, oleh karena itulah berbagai
permasalahan dan gagasan yang dikembangkan pada umumnya dikaitkan dalam kehidupan dunia yang memang akan mengkota.
Hubungan desa - kota di desa Patikraja dapat dilihat melalui proses pemasaran hasil pertanian. Dalam pemasaran hasil – hasil pertanian ke kota, di desa ini belum ada
distributornya, jadi para petani hanya menjualnya ke tengkulak. Sehingga mempengaruhi nilai jual hasil pertanian itu sendiri. Sebaliknya pada hasil pemasaran
untuk mendapatkan keuntungan bergantung pada kondisi produksinya. Kadang untung kadang juga rugi. Mayoritas yang di pasarkan di desa Patikraja juga berupa padi.
Masuknya barang konsumsi ke desa juga sangat mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat desa Patikraja. Contoh saja Teknologi, Teknologi yang masuk ke Desa pasti
akan sangat berpengaruh seperti : Hp dan Kendaraan bermotor. Dampak yang muncul akibat teknologi ini salah satunya adalah baik itu anak – anak, ataupun remaja sangat
terobsesi untuk mengikuti kemajuan teknologi yang ada. Sehingga mereka melupakan kondisi keluarga, baik secara segi ekonominya ataupun antara lain yang pada intinya
dapat memenuhi keinginan anaknya. Anak para petanipun begitu. Contoh kecilnya adalah sepeda motor, biasanya remaja lelaki yang sudah di belikan motor langsung
merombak sepeda motornya semuanya sehingga saat di jalan bermasalah degan polisi. Anak – anak ini justru tidak membantu kedua orang tuanya dam memenuhi
keinginannya namun sebaliknya. Tertariknya tenaga kerja dari desa ke kota, Sebenarnya mencari tenaga kerja di
desa Patikraja tidak begitu sulit, hanya saja yang di butuhkan untuk mengelola sawah, bekerja sebagai petani itu sangat sulit. Petani di desa ini sudah sepuh semua sudah
seharusnya di gantikan oleh yang lebih muda, harus di adakan regenerasi. Begitupun dengan para pemuda di desa ini kebanyakan alih profesi. Banyak yang lebih memilih
berpindah ke kota untuk menjadi tenaga batu bagi yang berpendidikan kurang, bagi yang berpendidikan tinggi mereka para pemuda lebih memilih bekerja di satu
perusahaan atau perkantoran. Memang sebagian besar masyarakat di desa ini bekerja sebagai petani, namun anak mereka tidak semuanya meneruskan pekerjaan orang tua
mereka. Berkaitan dengan pendidikan masyarakat desa di Patikraja kebanyakan
menyekolahkan anak – anaknya di desa ini. Karena pendidikan di desa ini sudah banyak di bantu oleh pemerintahan sehingga pendidikannya sudah bagus. Jadi tidak
harus jauh menyekolahkan anaknya ke kota. Di sini fasilitas pendidikan sudah mencukupi dan sudah bagus sekali. Menyekolahkan di desa ini juga untuk efisiensi
anggaran, biaya sekolahnya lebih murah. Tetapi, buat dampak pendidikannya yang negatif pengaruhnya lebih besar di desa ketimbang di kota. Faktornya antara lain adalah
lingkungan, teman pergaulannya misalnya. Di desa Patikraja sendiri juga memiliki organisasi modern seperti contohnya
adalah Kelompok Tani yang prosedur kerjanya cukup bagus. Selain itu karang taruna di desa ini juga masih dilaksanakan. Ada juga organisasi yang merupakan bagian dari
karang taruna yang bergerak di bidang Olah raga. Hanya saja organisasi ini berjalan tanpa pernah memberikan laporan pada pengurus karang tarunanya, jadi cenderung
berjalan sendiri – sendiri. Seakan – akan tidak ada koordinasi antara pengurus karang taruna dengan cabangnya tersebut.
Kembali lagi kepada teknologi modern yang masuk ke desa ini, tetapi teknologi modern yang masuk yaitu berapa alat yang berhubungan dengan pertanian yaitu Traktor
dan Traser yang sudah ada di desa ini. Dan alat teknologi tersebut tentunya sangat mendapatkan perawatan yang baik dari masing – masing kelompok tani. Respon dari
petani sendiri dengan masuknya teknologi modern ini tentunya sangat senang sekali dan mendapatkan respons positif, karena dengan masuknya teknologi modern ke desa
ini dapat meningkatkan tingkat produksi pertanian. Dan pastinya akan memberikan keuntungan yang lebih besar bagi petani. Pentingnya lagi di desa Patikraja ini juga
sering di adakan pertemuan rutin setiap tanggal 6.
2. Acara 2 : Bentuk-bentuk Kerjasama