penerima pesan mencari informasi yang mendukung pilihan yang dibuatnya dan menghindari informasi yang tidak mendukung keputusan untuk membeli yang dilakukannya.
3. Hirarki yang melibatkan keterlibatan yang rendah Low-involvement hierarchy — Hirarki
keterlibatan yang rendah ditujukan untuk menjelaskan situasi di mana keterlibatan konsumen amat sedikit dalam proses pembelian. Hirarki respons pada keterlibatan yang rendah ini
mencakup rangkaian : “belajar learn Æ melakukan tindakan do Æ merasakan feel”, dan
penerima pesan dipandang terlibat dalam proses “belajar pasif passive learning” dan “menangkap informasi acak random information catching” dan bukan mencari informasi
secara aktif.
V. IMPLIKASI DARI MODEL RESPONS
Berbagai model respons menawarkan beberapa perspektif yang berbeda tentang respons konsumen terhadap iklan dan berbagai bentuk komunikasi pemasaran lainnya. Dari sudut pandang perencanaan
IMC, adalah penting untuk pemasar menganalisis situasi komunikasi bagi produk atau jasa yang mereka tawarkan dan menentukan tipe mana dari proses respons yang ada yang lebih sering muncul. Konsep
keterlibatan involvement telah memperoleh perhatian yang besar dalam bidang perilaku konsumen dan peneliti-peneliti pemasaran dan hal itu dipandang sebagai variabel yang dapat menjelaskan bagaimana
konsumen memproses informasi dan membuat keputusan membeli. Sejumlah model perencanaan periklanan atau “grids” penjejangan informasi telah dikembangkan guna menyerap konsep keterlibatan
seperti juga terhadap factor-faktor lain selain keterlibatan. Model-model ini dapat menjadi sesuatu yang berharga bagi para manajer jika mereka membangun strategi bagi iklan dan elemen-elemen lainnya dari
program IMC mereka. Model Perencanaan FCB menjadi salah satu model yang paling baik dikenal oleh kalangan manajer pemasaran.
VI. PERENCANAAN KOMUNIKASI MODEL FOOTE, CONE BELDING FCB
Model perencanaan iklan yang dikembangkan oleh Richard Vaughn dan asosiasinya di biro iklan Foote, Cone Belding FCB memperlihatkan cara yang menarik dan bermanfaat untuk menganalisis situasi
komunikasi yang mungkin dihadapi oleh pembuat iklan. Model ini dibangun berdasar pada teori-teori respons tradisional seperti model efek hirarkis dan turunan-turunan model tersebut, penelitian terhadap
keterlibatan tinggi dan rendah, dan teori-teori kerja dengan berdasarkan pemikiran versus perasaan dari otak kanankiri. Model Jenjang grid FCB, memperlihatkan adanya 4 empat strategi perencanaan
periklanan, yaitu : informatif informative, afektif affective, kebiasaan habitual, dan kepuasan satisfaction. Model Jenjang FCB memberikan cara yang memudahkan mereka yang terlibat dalam
proses perencanaan iklan untuk menganalisis keterkaitan konsumen-produk dan juga dalam membangun strategi promosi yang tepat guna.
VII. PROSES KOGNITIF dalam KOMUNIKASI