Balsa Ochroma bicolor Rowlee Akasia Acacia mangium Willd.

penggergajian dengan cara menggergaji arah membujur secara teratur. Istilah kusen adalah kayu gergajian untuk bahan kusen yang ukurannya biasanya 6x12 cm; 8x12 cm; 6x15 cm; 8x15 cm, sementara balok merupakan sortimen kayu bangunan dengan tebal 6 cm atau lebih dan lebar 8 cm atau lebih.

2.10 Balsa Ochroma bicolor Rowlee

Balsa dengan nama latin Ochroma bicolor Rowlee berasal dari Famili Bombaceae. Tinggi pohon dapat mencapai 20 – 30 m dan diameter 50 - 200 cm atau lebih. Di tempat tumbuh terbaik, beberapa pohon balsa dapat mencapai ketinggian 23 m dan diameter 50 cm dalam waktu 30 bulan. Daerah penyebaran meliputi Jawa dan Sumatera. Berasal dari Amerika Latin Amerika Tengah dan Amerika Selatan, tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi atau pada ketinggian 0 – 1000 mdpl. Warna kayu teras berwarna putih sampai putih keabu-abuan dan tidak terlihat jelas pembatas dengan kayu gubalnya. Serat kayu lurus dengan tekstur sangat halus sampai agak kasar dan merata. Kayu memiliki kilauan seperti sutera dan bagian kayu teras rata-rata 75 , serta lingkaran tumbuh tidak terlihat jelas. Kayu balsa merupakan kayu yang bersifat diffuse-porous. Pada umumnya diameter pori besar sampai sangat besar, frekuensinya sangat sedikit atau jarang, baur, dan sebagian besar soliter. Dinding sel sangat tipis dengan rongga sel yang besar Wahyudi dan Rahayu 2005 Kayu balsa memiliki kelas awet V, kelas kuat III – IV, memiliki sifat pengerjaan tergolong mudah dikerjakan, dan memiliki BJ kering udara minimal 0,09 dan maksimal 0,31 Yap 1984.

2.11 Akasia Acacia mangium Willd.

Akasia dengan nama latin Acacia mangium Willd. termasuk Famili Leguminosae. Kayu mangium adalah tanaman asli yang banyak tumbuh di wilayah Papua Nugini, Papua Barat dan Maluku. Cepat tumbuh, pohon selalu hijau, diameter dapat mencapai lebih dari 90 cm, dan tingginya mencapai 30 m. Warna kayu teras dan gubal dapat dilihat dengan jelas. Bagian teras berwarna lebih gelap, sedangkan gubalnya berwarna putih dan lebih tipis. Warna kayu teras agak kecokelatan, hampir mendekati kayu jati. Arah serat lurus sampai terpadu. Pori soliter dan bergabung 2-3 dalam arah radial diameter pori 100-200 mikron, frekuensi 30-65 per mm 2 , berisi deposit, bidang perforasi sederhana. Parenkim terminal merupakan pita-pita panjang pada kayu akhir dalam lingkaran tumbuh, jari-jari multiserat, lebar 30-50 mikron, heteroselular, panjang serat 930- 950 mikron dengan diameter 27 mikron, tebal dinding 2,3-3,19 mikron dan diameter lumen 16-16,2 mikron. Kayu akasia memiliki BJ rata-rata 0,61 0,43-0,66, kelas awet II-III, kelas kuat II-III. Di Asia kayu akasia banyak digunakan untuk pulp dan kertas. Pemanfaatan lainnya meliputi bahan konstruksi ringan sampai berat, rangka pintu dan jendela, perabot rumah tangga, lantai, papan dinding, kayu tiang, papan partikel, papan serat, vinir dan kayu lapis, selain itu baik juga untuk kayu bakar dan arang Pandit dan Kurniawan 2008.

BAB III METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Pengujian sifat fisis dan anatomi dilakukan di Laboratorium Sifat-Sifat Dasar Bagian Teknologi Peningkatan Mutu Kayu Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, sedangkan pengujian sifat mekanis dilakukan di Bagian Rekayasa dan Desain Bangunan Kayu Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Proses pengawetan kayu dilaksanakan di PT. Star Group Jl. Danau Sekawi Blok II3 Pejompongan 10210, Jakarta Selatan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2010 – Januari 2011 .

3.2 Bahan dan Alat

Kayu yang digunakan dalam penelitian ini adalah kayu balsa Ochroma bicolor Rowlee dan akasia Acacia mangium Willd. yang didapat di sekitar kampus, Fakultas Kehutanan IPB. Bahan pengawet yang digunakan adalah bahan pengawet yang aman bagi lingkungan yaitu Diffusol-CB dengan konsentrasi 2,5 . Pereaksi berupa curcuma, alkohol, HCl, dan asam salisilat untuk mengetahui penetrasi bahan pengawet. Alat yang digunakan untuk aplikasi adalah wood injector, yang terdiri dari dua bagian yaitu mesin injector dengan tekanan 50-170 bar dan pentil atau katup valve. Mesin injector berfungsi untuk menginjeksikan bahan pengawet ke dalam contoh uji sedangkan pentil anti karat berfungsi untuk menyebarkan masuknya bahan pengawet ke dalam kayu. Pengujian sifat fisis menggunakan alat caliper, oven, timbangan elektrik, desikator, dan amplas. Pengujian mekanis menggunkana alat berupa mesin UTM Universal Testing Machine merk Instron dan Amsler. Pengamatan struktur anatomi secara makroskopis menggunkan alat berupa cutter, amplas, lup, miskroskop dan Stereoscopic Microscope With Digital Camera model DC2- 456H. Selain itu juga digunakan alat berupa mesin gergaji belah, mesin gergaji potong, mesin serut, mesin bor, gelas ukur, gelas piala, pengaduk, kertas saring, sprayer, pita ukur, kipas angin, dan moisture meter.