73
Gambar 5.2.3.1. Kemitraan Pola Keagenan
Keuntungan yang diperoleh oleh pelaku usaha mikro dan kecil dalam pola keagenan yaitu memperoleh komisi atau fee dari hasil pemasaran produk dan jasa
dari perusahaan menengah atau besar. Kelompok usaha mikro dan kecil sebagai agen dapat menjadi tulang punggung dan ujung tombak pemasaran usaha
menengah dan besar.
5.2.4. Kemitraan Pola Dagang Umum
Pola dagang umum merupakan bentuk kemitraan usaha dalam pemasaran hasil antara pihak perusahaan menengah atau besar selaku perusahaan mitra dengan pihak
usaha mikro dan kecil selaku pemasok kebutuhan yang diperlukan oleh perusahaan mitra.
Gambar 5.2.4. Kemitraan Pola Dagang Umum
Kelompok Usaha Mikro
Kecil Perusahaan
Besar Menengah
KONSUMEN MASYARAKAT
memasok
memasarkan
Usaha Mikro Kecil
PERUSAHAAN Menengah
Besar
KONSUMEN INDUSTRI
memasok
memasarkan produk pelaku usaha mikro kecil
74 Pola kemitraan ini memerlukan dukungan pendanaan yang kuat dari pihak yang
bermitra, baik pengusaha menengah atau besar dan pelaku usaha mikro dan kecil. Sifat dari kemitraan dagang umum ini adalah adanya jaminan harga atau produk yang
dihasilkan dan kualitas sesuai dengan yang telah ditentukan atau disepakati. Kelemahan pola ini adalah pengusaha besar menentukan dengan sepihak harga dan volume yang
sering merugikan pelaku usaha mikro dan kecil. Selain itu, seringkali produk usaha mikro dan kecil berbentuk konsinyasi pada perusahaan menengah dan besar seperti departemen
store dan hyper super market dengan pembayaran yang tertunda. Kondisi ini sangat merugikan perputaran uang pelaku usaha mikro dan kecil yang terbatas. Sehingga
akhirnya pertumbuhan usaha mikro dan kecil menjadi tidak optimal bahkan terhambat.
5.2.5. Kemitraan Pola Waralaba
Pola waralaba merupakan pola hubungan kemitraan antara kelompok usaha mikro dan kecil selaku mitra usaha dengan perusahaan menengah dan besar yang memberikan
hak lisensi, merk dagang, saluran distribusi disertai dengan bantuan bimbingan manajemen. Perusahaan mitra usaha sebagai pemilik waralaba bertanggungjawab
terhadap sistem operasi, pelatihan, program pemasaran, merk dagang, dan hal-hal lain kepada pelaku usaha mikro dan kecil sebagai pemegang usaha yang diwaralabakan.
Pemegang usaha waralaba hanya mengikuti pola yang telah ditetapkan oleh pemilik waralaba, serta memberikan sebagian dari pendapatannya berupa royalty dan biaya
lainnya yang terkait dengan kegiatan usaha tersebut.
75
Gambar. 5.2.5.1. Kemitraan Pola Waralaba
Kekuatan pola waralaba adalah perusahaan menengah atau besar selaku terwaralaba dengan pelaku usaha mikro dan kecil selaku pewaralaba sama -sama
mendapatkan keuntungan sesuai dengan hak dan kewajibannya. Pola waralaba dapat membuka kesempatan kerja yang sangat luas. Sedangkan kelemahan pola ini adalah
adanya ketergantungan yang sangat besar dari pewaralaba dalam teknis dan aturan atau petunjuk yang mengikat dari terwaralaba. Sebaliknya pewaralaba tidak mampu secara
bebas mengontrol atau mengendalikan perusahaan terwaralaba terutama dalam hal penjualan.
Sebagai dampak globalisasi, perkembangan usaha waralaba cukup pesat dan dianggap mempunyai prospek masa depan. Salah satu keberhasilan pola waralaba adalah
adanya konsistensi mutu atas produk yang diberikan kepada masyarakat dan pelayanan yang baik. Usaha dengan pola waralaba memberikan kemudahan bagi konsumen yang
tidak mempunyai banyak waktu dan membuat mereka cenderung tidak mencoba produk baru yang tidak diketahuinya.
Pelaku Usaha
Mikro Kecil
Perusahaan Besar
Menengah
- LAHAN - SARANA
- TENAGA - MODAL
KERJA - Teknologi
- Manajemen - Merk Dagang
- Program
Pemasaran - Pelatihan
Perjanjian Waralaba
76
5.3. Ikhtisar Pengalaman Berdasarkan Pengembangan Kemitraan