Hasil Analisis dengan Metode CHAID

dan gagal 12.90; untuk responden yang menyatakan tidak, sukses sebesar 38.71 dan gagal sebesar 24.19. Nilai χ 2 hitung Tabel 36 Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan alasan prospek karir sebesar 0.08 menunjuukan bahwa tidak ada keterkaitan antara alasan responden masuk kuliah karena ketokohan pengelola dengan keberhasilan studi pada STEI SEBI, artinya ketokohan pengelola tidak dapat menjadikan keberhasilan studi mahasiswa lebih baik. Keberhasilan studi Alasan Prospek Karir Total Ya Tidak Gagal 18 29.03 5 8.06 23 Sukses 28 45.16 11 17.75 39 Total 46 74.19 16 25.81 62 Keterangan : χ 2 hitung = 0.32 dan χ 2 0.051 = 3.84 Tabel 37. Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan alasan ketokohan pengelola Keberhasilan studi Alasan Ketokohan Pengelola Total Ya Tidak Gagal 8 12.90 15 24.19 23 Sukses 15 24.20 24 38.71 39 Total 23 37.10 39 62.90 62 Keterangan : χ 2 hitung = 0.08 dan χ 2 0.051 Berdasarkan Tabel 1 sampai dengan Tabel 37 kelompok peubah – peubah yang memiliki keterkaitan dengan keberhasilan studi berdasarkan perbandingan nilai khi-kuadrat hitung dank hi-kuadrat tabel yakni Jenis Kelamin, NEMUN, pekerjaan orang tua, tempat kost, organisasi, IPK dan lingkungan islami Lampiran 4. = 3.84

4.2. Hasil Analisis dengan Metode CHAID

Analisis CHAID menghasilkan suatu dendogram yang memetakan penggabungan berdasarkan hubungan terstruktur peubah respon dengan peubah- peubah penjelasnya. Proses penggabungan dan penyekatan dengan metode CHAID pada kasus ini menggunakan standar batas taraf nyata sebesar 0.05, titik induk 20 dan titik cabang 5. Penetapan induk 20 dan cabang 5 mengacu pada pernyataan dalam persyaratan pengolahan data menggunakan metode chi-square, untuk menghindari uji fisher-irwin data contoh harus berukuran besar sekurang- kurangnya memiliki frekuensi harapan 5-10 pada setiap sel atau titik induk 20 dan cabang 5 Walpole 1982. Dendogram hasil metode CHAID di sajikan pada Gambar 3. Gambar 3 Dendogram Hasil Analisis CHAID Dari 37 peubah penjelas yang diolah dengan CHAID, hanya 3 peubah penjelas yang memiliki keterkaitan atau asosiasi dengan keberhasilan mahasiswa, yaitu : 1. Keaktifan organisasi 2. Nilai IPK 3. Pekerjaan orang tua Faktor utama yang memiliki keterkaitan dengan keberhasilan adalah peubah keaktifan organisasi. Keaktifan organisasi dikategorikan menjadi aktif dan tidak aktif. Nilai IPK terjadi penggabungan menjadi 2 kategori yaitu; 1 Kategori IPK 1.5 dan 1.5 – 2.49, 2 Kategori IPK 2.49-3.5, dan 3.5. Pekerjaan orang tua mahasiswa juga terjadi penggabungan menjadi 2 kategori yaitu ; 1 PNS dan karyawan swasta, 2 Petani dan wiraswasta. Faktor utama yang memiliki keterkaitan dengan keberhasilan pada mahasiswa STEI SEBI adalah keaktifan organisasi. Pada umumnyadi STEI SEBI, Mahasiswa yang aktif berorganisasi dapat menyelesaikan studi sukses, sedangkan mahasiswa yang tidak aktif tidak dapat menyelesaikan studi gagal. Keaktifan organisasi menjadi faktor penting, tapi hal ini menjadi berbeda dengan kaidah umum kebanyakan, hal ini ternyata pada respon keberhasilan sebagaimana disajikan pada Tabel 13 kecenderungan mahasiswa mengatasi kesulitan kuliah dengan cara bertanya pada teman. Hal ini mengindikasikan adanya interaksi dan diskusi antar mahasiswa yang menjadi pendorong keberhasilan mahasiswa pada STEI SEBI. Jadi diharapkan keterlibatan mahasiswa untuk aktif berorganisasi difasilitasi oleh STEI SEBI. Faktor selanjutnya yang memiliki keterkaitan dengan keberhasilan pada mahasiswa yang aktif berorganisasi adalah nilai IPK lebih besar dari 2.5. Bagi mahasiswa yang memiliki nilai IPK lebih besar sama dengan 2.5 dan aktif berorganisasi pada umumnya sukses, sedangkan IPK kurang dari 2.5 cenderung gagal. Jadi diharapkan pihak STEI SEBI dapat mengarahkan secara khusus mahasiswa yang aktif tetapi IPK kurang dari 2.5 untuk fokus kedalam perkuliahan tanpa meninggalkan interaksi antar mahasiswa dan untuk mahasiswa yang memiliki IPK lebih besar sama dengan 2.5 dapat diprioritaskan terlibat sebagai panitia dan bertanggung jawab dalam acara-acara kegiatan. Faktor lainnya yang memiliki keterkaitan dengan keberhasilan mahasiswa selain mendapatkan nilai IPK lebih besar sama dengan 2.5 dan mampu aktif berorganisasi adalah latar belakang pekerjaan orang tua. Pekerjaan orang tua sebagai PNS dan karyawan swasta, seluruh responden tergolong sukses; sedangkan untuk pekerjaan orang tua sebagai wiraswasta dan petani, masih ada yang gagal walaupun presentasenya lebih kecil atau sebanyak 3 orang. Jadi untuk mahasiswa dengan latar belakang pekerjaan orang tua sebagai petani dan wiraswasta, rata-rata penghasilan 1 sampai 3 juta didorong untuk mengakses beasiswa, agar aktifitas berorganisasi bisa terbantu, diharapkan melalui pendanaan beasiswa tersebut dapat meningkatkan kemungkinan keberhasilan pada mahasiswa STEI SEBI. Faktor yang mempengaruhi mahasiswa yang tidak aktif organisasi tidak terlihat dalam struktur CHAID, hal ini dikarenakan data yang terdapat pada kategori tidak aktif sangat kecil sehingga data tidak dapat dijelaskan oleh metode CHAID. Peubah penjelas yang memiliki keterkaitan atau asosiasi terhadap keberhasilan, yaitu: 1. Peubah penjelas organisasi dengan kategori aktif Nilai IPK merupakan peubah penjelas yang memiliki keterkaitan dengan mahasiswa berkategori organisasi aktif, dari 43 mahasiswa diperoleh 35 orang yang sukses dan hanya 8 orang yang gagal. Mahasiswa berkategori organisasi aktif pada umumnya mendapatkan nilai IPK lebih besar sama dengan 2.5 37 orang dan hanya sebagian kecil dibawah IPK 2.5 6 orang. Aktifitas interaksi antar mahasiswa menyebabkan kemungkinan mahasiswa sukses lebih besar, hal ini dapat di lihat dari faktor dalam mengatasi kesulitan kuliah sebanyak 39 orang 40.32 dari 62 mahasiswa cenderung mengatasi kesulitan kuliah dengan bertanya ke pada teman. Pekerjaan orang tua merupakan faktor yang berpengaruh pada nilai IPK lebih besar sama dengan 2.5. Pekerjaan orang tua sebagai PNS dan karyawan swasta 26 orang yang berhasil lulus sebesar 100 dan pekerjaan orang tua sebagai petani dan wiraswasta 11 orang yang berhasil lulus hanya 72.7 8 orang. 2. Peubah penjelas organisasi dengan kategori tidak aktif

4.3. Hasil Analisis Korespondensi