besar dari nilai-p penyekatan, maka tidak ada lagi yang bisa dilakukan dan simpul tersebut merupakan simpul akhir.
Apabila pada dalam proses penggabungan terjadi penggabungan kategori dalam suatu peubah atau pengurangan jumlah kategori dari c kategori menjadi
r kategori c r, maka nilai-p khi-kuadrat hitung yang digunakan dikalikan dengan pengganda Bonferroni B yang kemudian digunakan sebagai nilai-p
terkendali. Persamaan pengganda Bonferroni adalah sebagai berikut:
a. Peubah Nominal
b. Peubah Ordinal
Hasil akhir dari metode CHAID berupa dendogram yang menggambarkan hubungan dan interaksi berstruktur antara peubah respon dengan peubah penjelas,
serta penggabungan peubah yang tidak nyata ke dalam kategori baru.
2.3. Metode Korespondensi
Analisis Korespondensi merupakan salah satu teknik penyajian baris dan kolom pada matrik data sebagai titik-titik pada ruang vektor berdimensi dua.
Analisis ini merupakan teknik untuk menganalisis peubah-peubah kategorik yang disajikan dalam tabel kontingensi tabulasi silang dan berskala nominal. Pada
dasarnya konsep yang digunakan merupakan penguraian dari nilai singular Singular Value DecompositionSVD dan menggunakan matriks berpangkat
rendah Greenacre 1984. Analisis korespondensi merupakan teknik analisis eksplorasi data multivariat yang mengkonversikan data tabel frekuensi ke dalam
tampilan grafik dengan baris dan kolom sehingga menggambarkan kedekatan relatif peubah-peubah kategori yang menunjukkan jarak antar titik. Konsep jarak
khi-kuadrat digunakan pada perhitungan jarak titik-titik yang ada. Penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan analisis korespondensi
diantaranya Lesmana dan Raharjo. Lesmana1998 menggunakan analisis
korespondensi untuk menggambarkan keterkaitan antar peubah secara keseluruhan dalam kasus analisis persepsi produk OTC Obat bebastanpa resep.
Raharjo2001 menyatakan analisi korespondensi mampu mendeskripsikan dalam dua dimensi citra merk beberapa produk sabun mandi berdasarkan iklan yang
dikenal kosumen. Prosedur pengolahan data dengan Analisis Korespondensi adalah sebagai berikut Greenacre, 2007 :
1. Menentukan tabel kontingensi dua arah dengan analisis tabulasi silang baik
kategori baris maupun kategori kolom. 2.
Menentukan inisialisasi data meliputi matriks korespondensi, massa baris dan massa kolom
a. Matriks data: b. Jumlah elemen matriks data:
c. Matriks korespondensi : d. Massa baris:
e. Massa kolom: 3.
Menentukan GSVD Generalized Singular Value Decomposition GSVD matriks residual :
dengan : matriks singular kiri berukuran I × J hasil SVD
: matriks singular kanan berukuran I × J hasil SVD : matriks diagonal hasil SVD
4. Menentukan koordinat profil baris dan profil kolom
a. Matriks koordinat profil baris:
b. Matriks koordinat profil kolom:
5. Menentukan kontribusi baris dan kolom
a. Total inersia profil baris dan kolom
b. Inersia profil baris dan kolom Inersia profil baris:
Inersia profil kolom:
c. Inersia relatif Inersia relatif profil baris:
dengan adalah jarak antara kategori variabel baris dengan titik origin.
Inersia relatif profil kolom:
dengan adalah jarak antara kategori variabel kolom dengan titik
origin. d. Kontribusi relatif
Kontribusi relatif profil baris:
Kontribusi relatif profil kolom:
6. Membentuk plot dua dimensi berdasarkan matriks koordinat profil baris dan
koordinat profil kolom. Secara umum pengembangan analisis korespondensi menjadi analisis korespondensi berganda digambarkan pada Lampiran 1.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN