Hasil Analisis Korespondensi HASIL DAN PEMBAHASAN

sedangkan untuk pekerjaan orang tua sebagai wiraswasta dan petani, masih ada yang gagal walaupun presentasenya lebih kecil atau sebanyak 3 orang. Jadi untuk mahasiswa dengan latar belakang pekerjaan orang tua sebagai petani dan wiraswasta, rata-rata penghasilan 1 sampai 3 juta didorong untuk mengakses beasiswa, agar aktifitas berorganisasi bisa terbantu, diharapkan melalui pendanaan beasiswa tersebut dapat meningkatkan kemungkinan keberhasilan pada mahasiswa STEI SEBI. Faktor yang mempengaruhi mahasiswa yang tidak aktif organisasi tidak terlihat dalam struktur CHAID, hal ini dikarenakan data yang terdapat pada kategori tidak aktif sangat kecil sehingga data tidak dapat dijelaskan oleh metode CHAID. Peubah penjelas yang memiliki keterkaitan atau asosiasi terhadap keberhasilan, yaitu: 1. Peubah penjelas organisasi dengan kategori aktif Nilai IPK merupakan peubah penjelas yang memiliki keterkaitan dengan mahasiswa berkategori organisasi aktif, dari 43 mahasiswa diperoleh 35 orang yang sukses dan hanya 8 orang yang gagal. Mahasiswa berkategori organisasi aktif pada umumnya mendapatkan nilai IPK lebih besar sama dengan 2.5 37 orang dan hanya sebagian kecil dibawah IPK 2.5 6 orang. Aktifitas interaksi antar mahasiswa menyebabkan kemungkinan mahasiswa sukses lebih besar, hal ini dapat di lihat dari faktor dalam mengatasi kesulitan kuliah sebanyak 39 orang 40.32 dari 62 mahasiswa cenderung mengatasi kesulitan kuliah dengan bertanya ke pada teman. Pekerjaan orang tua merupakan faktor yang berpengaruh pada nilai IPK lebih besar sama dengan 2.5. Pekerjaan orang tua sebagai PNS dan karyawan swasta 26 orang yang berhasil lulus sebesar 100 dan pekerjaan orang tua sebagai petani dan wiraswasta 11 orang yang berhasil lulus hanya 72.7 8 orang. 2. Peubah penjelas organisasi dengan kategori tidak aktif

4.3. Hasil Analisis Korespondensi

Peubah penjelas yang diperoleh melalui metode CHAID di analisis menggunakan analisis korespondensi untuk mendapatkan profil keberhasilan mahasiswa STEI SEBI. Hasil analisis korespondensi terdapat pada Gambar 4, profil gagal di kuadran kiri dan profil sukses di kuadran kanan. Keaktifan organisasi terlihat sekali menjadi faktor yang paling dekat dengan peubah keberhasilan, dimana aktif organisasi dekat dengan sukses dan tidak aktif berorganisasi dekat dengan gagal. Keaktifan organisasi menjadi catatan penting walaupun berbeda dengan kaidah umum yang menjadikan organisasi sebagai penghambat keberhasilan studi, pada STEI SEBI organisasi digunakan sebagai sarana diskusi dan interaksi mahasiswa dalam mengatasi kesulitan sebagaiamana terlihat pada Tabel 13 bahwa mahasiswa dalam mengatasi kesulitan mayoritas bertanya kepada teman. Nilai IPK juga merupakan faktor penting dalam keberhasilan studi, untuk nilai IPK 1 berdekatan dengan pekerjaan orang tua sebagai petani dijelaskan pada Tabel 6 bahwa mahasiswa dengan latar belakang orang tuanya sebagai petani seluruhnya gagal dan pada umumnya nilai IPK dibawah 2. Latar belakang orang tua mahasiswa sebagai petani dan IPK 3 pemberian beasiswa memungkinkan meningkatkan angka keberhasilan studi. Gambar 4 Hasil Analisis Korespondensi Pada mahasiswa dengan latar belakang orang tua tanpa pekerjaan dan wiraswasta memiliki kedekatan dengan IPK 2 dan tidak aktif organisasi. Mahasiswa dengan latar belakang ini sebaiknya diarahkan aktif berorganisasi agar 2 1 -1 -2 -3 2 1 -1 -2 -3 Komponen 1 K o m p o n e n 2 I PK 4 I PK 3 I PK 2 I PK 1 Tidak Ak tif Ak tif Pek erj aan Lainny a Petani W irasw asta Sw asta PNS Suk ses Gagal Gagal Sukses PNS Swasta Aktif Petani Wiraswasta IPK1 Pekerjaan lainnya IPK2 IPK3 IPK4 Tidak Aktif Keterangan IPK 1 = IPK semester 2 1.5 IPK2 = IPK semester 2 antara 1.5 – 2.49 IPK 3 = IPK semester 2 antara 2.5 – 3.49 IPK 4= IPK semester 2 = 3.5 memungkinkan mereka berhasil dalam menyelesaikan studi pada STEI SEBI. Pada mahasiswa dengan pekerjaan orang tuanya sebagai PNS dan karyawan swasta berdekatan dengan IPK 3, IPK 4, dan keaktifan berorganisasi. Mahasiswa dengan latar belakang seperti ini sebaiknya menjadi prioritas penerimaan mahasiswa. Hasil analisis korespondensi dapat di kelompokkan menjadi 2 yaitu : 1. Mahasiswa sukses memiliki kategori aktif berorganisasi, IPK lebih besar sama dengan 2.5 dan pekerjaan orang tua mahasiswa PNS atau karyawan swasta. 2. Mahasiswa gagal memiliki kategori tidak aktif berorganisasi, IPK kurang dari 2.5 dan memiliki latar belakang pekerjaan orang tua sebagai petani, wiraswasta, pekerjaan lainnya.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN